Anda di halaman 1dari 48

IDENTIFIKASI MASALAH LINGKUNGAN DAN PENILAIAN RISIKO

BAHAYA DALAM PROSES PEMBUATAN PLAKAT


DI INDUSTRI SEKTOR INFORMAL
Disusun Untuk Mencapai Kompetensi Mata Kuliah Kesehatan Lingkungan
Sektor Informal

Dosen Pengampu: Andik Setiyono., S.K.M., M.Kes.

Oleh:
Rofiya Dienulhaq Ratnasari 174101081
Ilham Ardiansyah Isnandar 174101085
Mahendra Aikal Fikri 174101109
Elin Herliani Solihat 174101113
Khilwa Maulidah 174101120

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia dan rahmat-Nya kepada penyusun sehingga laporan “Identifikasi Masalah
Lingkungan Dan Penilaian Risiko Bahaya Dalam Proses Pembuatan Plakat” ini
dapat diselesaikan. Kami yakin tanpa ridha dan izin-Nya tidak mungkin laporan ini
dapat terwujud.
Laporan ini tidak akan terwujud tanpa kerjasama yang baik antar anggota
kelompok, pihak pemilik usaha Toko Shinzara Advertising yang bersedia menjadi
sasaran kegiatan kami, dan juga dosen pembimbing yang telah dengan sabar dan
penuh pengertian memberikan kesempatan, dorongan, kritik serta saran yang
membangun kepada kami untuk menyusun dan menyelesaikan laporan ini. Sekali
lagi kami hanya mampu berdoa semoga amal baik semua pihak yang telah diberikan
kepada penyusu mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin.
Akhir kata kami berharap semoga kehadiran laporan ini dapat menjadi
wawasan baru bagi pembaca khususnya tentang kesehatan lingkungan di sektor
informal. Amiin.

Tasikmalaya, 20 April 2019


Salam hormat,

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Dekripsi Produk ......................................................................................... 2

BAB II PROFIL USAHA ..................................................................................... 4

A. Profil Usaha ............................................................................................... 4

B. Bahan-Bahan Produk ................................................................................. 5

C. Proses Produksi .......................................................................................... 9

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH .............................................................. 12

A. Identifikasi Masalah Kesehatan Lingkungan ........................................... 12

B. Aplikasi Produksi Bersih ......................................................................... 19

C. Identifikasi Masalah K3 ........................................................................... 20

BAB IV PENANGANAN MASALAH .............................................................. 22

A. Penanganan Masalah Kesehatan Lingkungan .......................................... 22

B. Produksi Bersih ........................................................................................ 25

C. Penanganan Masalah K3 .......................................................................... 26

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 29

A. Simpulan .................................................................................................. 29

B. Saran ........................................................................................................ 29

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah Pekerja Beserta Bagian Pekerjaannya ........................................ 5
Tabel 2.2 Perbedaan Antara Resin Polyester Dan Resin Epoxy ............................. 6
Tabel 2.3 Peralatan Pada Proses Produksi ............................................................ 11
Tabel 3.1 Lembar Observasi Suhu Udara ............................................................. 12
Tabel 3.2 Lembar Observasi Pencahayaan ........................................................... 14
Tabel 3.3 Lembar Observasi Kebisingan .............................................................. 15
Tabel 3.4 Lembar Observasi Faktor Biologi ......................................................... 18

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Proses ...................................................................................... 9

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan dunia pada era globalisasi memberikan
dampak terhadap tatanan kehidupan global. Dunia usaha diwarnai oleh
kompetisi usaha yang semakin ketat dalam persaingan dengan menekankan
faktor-faktor kualitas dan kuantitas hasil produk, serta kepatuhan terhadap
standar keselamatan dan kesehatan kerja.
Di Indonesia, banyak industri-industri kecil dan menengah yang
salah satunya adalah industri reklame dan percetakan. Industri-industri kecil
di bidang reklame dan percetakan cukup banyak jumlahnya, tetapi cara
pengelolaan industri ini pada umumnya masih dikerjakan secara tradisional
dengan keterbatasan kemampuan. Kelemahan dalam memperoleh
penguasaan teknologi, tenaga kerja yang lokal umumnya masih kurang atau
bahkan tidak memiliki keterampilan. Sehingga memerlukan kemampuan
tenaga secara intensif dari para pekerja.
Pekerjaan yang dilakukan secara tradisional oleh tenaga kerja pada
industri kecil sering kali tidak memperhatikan faktor-faktor bahaya kerja
seperti faktor lingkungan fisik, kimia, biologi dan sosial yang dapat
menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan dan bahaya kecelakaan kerja.
Mengingat potensi bahaya terdapat hampir diseluruh tempat kerja,
maka upaya untuk mencegah dan mengurangi risiko yang mungkin timbul
akibat proses pekerjaan perlu segera dilakukan. Melalui hazard
management process, risiko yang mungkin timbul dapat diidentifikasi,
dinilai dan dikendalikan sedini mungkin melalui pendekatan preventif,
inovatif dan partisipatif (Tarwaka, 2008).
Reklame adalah benda, alat atau perbuatan, yang menurut bentuk
susunan dan corak ragamnya dengan maksud untuk mencari keuntungan
dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu
barang, jasa atau seseorang ataupun untuk menarik perhatian umum kepada
suatu barang, jasa atau seseorang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat,

1
2

dibaca dan didengar dari suatu tempat oleh umum (Burton, 1998). Reklame
dapat ditampilkan dengan berbagai macam tipe, bentuk dan beraneka ragam
seperti papan nama, stempel, lencana, logo/pin, plakat, vandel dan medali.
Salah satu industri kecil yang berada di Kota Tasikmalaya yaitu
“Shinzara Advertising” pembuatan reklame di bidang percetakan. Usaha
reklame ini telah berdiri sejak lama pada tahun 1998 hingga sekarang masih
beroperasi, yang didirikan oleh Bapak Dadang K. Jauhari yang saat itu
usianya 26 tahun. Shinzara Advertising berkembang sangat pesat dapat
terlihat masih bertahan hingga sekarang dengan jumlah pekerja sebanyak 5
orang, 4 diantaranya pekerja tetap dan 1 pekerja tambahan.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk
mengidentifikasi sumber-sumber bahaya dan usaha pengendalian yang ada
melalui laporan dengan judul “Identifikasi Masalah Lingkungan dan
Penilaian Risiko Bahaya dalam Proses Pembuatan Plakat di Industri Sektor
Informal”

B. Deskripsi Produk
1. Pengertian Reklame
Produk memiliki arti yang luas yaitu segala sesuatu yang
ditawarkan, dimiliki, dipergunakan atau dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan termasuk didalamnya fisik, jasa,
orang, tempat organisasi dan gagasan (Kotler).
Reklame adalah kegiatan yang bertujuan memberikan informasi
atau memberikan suatu ide, barang atau jasa, dengan maksud untuk
menarik perhatian orang-orang terhadap ide, barang atau jasa yang di
informasikan tersebut. (Menurut Barata 1988:210)
Reklame adalah setiap kegiatan yang bertujuan untuk
memperkenalkan suatu barang atau jasa atau hal lainnya dengan
maksud untuk menarik perhatian khalayak ramai. (Panji 1990:120)
3

Menurut medianya, reklame dibedakan menjadi 2 yaitu:


a. Reklame Audio adalah reklame yang diwujudkan melalui suara baik
secara langsung maupun tidak langsung.
b. Reklame Visual adalah reklame yang diwujudkan dalam bentuk
gambar. Beberapa contoh reklame visual diantaranya adalah:
1) Plakat adalah ragam gambar reklame yang berupa gambar
bentuk barang atau jasa dari gambar huruf yang dibuat pada
sebuah media.
2. Bahan Baku Pembuatan Plakat
a. Akrilik
1) Bahan Baku Utama: Akrilik.
2) Bahan Pembantu/Penolong: Kertas vinil, pewarna, lem, duplex,
batu langsol, desain plakat, minyak tanah.
3) Energi: Listrik.
b. Resin
1) Bahan Baku Utama: Resin
2) Bahan Pembantu/Penolong: Kertas vinil, pewarna, lem, duplex,
batu langsol, desain plakat, minyak tanah, dan katalis (hardener)
3) Energi: Listrik.
3. Proses Produksi
Plakat dibuat terdiri atas berbagai model disesuaikan dengan
permintaan konsumen/pelanggan. Tahapan proses produksi plakat
terdiri dari:
a. Tahapan awal pola produk
b. Tahap kedua pengamplasan
c. Tahap ketiga desain untuk produk
d. Tahap keempat pencetakan resin
e. Finishing (pengamplasan kembali dan pengkilapan)
BAB II
PROFIL USAHA

A. Profil Usaha

1. Sejarah dan Perkembangan Usaha


a. Nama Usaha: Shinzara Advertising
b. Tahun Berdiri: 1998
c. Nama Pendiri: Dadang K. Jauhari
d. Visi:
“Kualitas produk nomor satu”
Misi:
 Kepuasaan konsumen No. 1
 Mengutamakan yang DP diatas 70%.
 Mengutamakan waktu.
e. Pekerja Tetap (4 Orang): Dadang, Nurdin, Yurian, Aos
Pekerja tambahan (1 Orang): Ayi
f. Jenis Produk: Produk Industri berupa reklame dan sejenisnya (papan
nama, stempel, lencana, logo/pin, plakat, dan medali).
g. Hari dan Jam Kerja:
1) Senin-Sabtu (pukul 08.00-18.00).
2) Minggu (fleksibel bila ada orderan).
2. Manajemen
Pimpinan tertinggi pabrik “Shinzara Advertising” adalah pemilik
toko sekaligus menjabat sebagai Manajer Umum dan Bendahara. Dimana
bertanggungjawab dalam seluruh aktivitas, pesanan yang diterima
percetakan dan mengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan.
Dalam bidang produksi dapat dibagi menjadi dua, bidang percetakan
atau produksi sebanyak 3 orang, bidang operasi komputer/design untuk
1 orang dan 1 orang pekerja tambahan bekerja apabila pesanan dalam
jumlah banyak dan perlu tambahan pekerja. Hal penting yang dikerjakan
di dalam bidang percetakan yaitu pembuatan pola, penghamplasan, dan

4
5

pencetakan produk menggunakan resin. Kegiatan itu dilakukan secara


bergantian oleh 3 pekerja. Sedangkan untuk di bidang komputer/design
dilakukan pembuatan design dan mencetak dari hasil design.
Percetakan Shinzara Advertising memiliki kekurangan dalam bidang
administrasi dalam hal pengurusan pesanan yang masuk dikarenakan
tidak adanya sistem memo untuk menulis segala hal yang perlu dibuat
terlebih dahulu. Selain itu, ada faktor lainnya, yaitu kurangnya pekerja
dan lebih mengandalkan ingatan pemilik toko dalam urusan pesanan dari
pembeli.
3. Sumber Daya Manusia
Karyawan Percetakan Shinzara Advertising keseluruhannya
berjumlah 5 orang dengan berbagai jenjang pendidikan mulai tingkat SD
sampai SMA.
Tabel 2.1
Jumlah pekerja beserta bagian pekerjaannya.
Nama Bagian
Dadang K. Jauhari Manajer Umum (Pemilik Toko)
Nuryadi Nusahuddin Komputer/Design
Aos Percetakan
Yurian Percetakan
Ayi Percetakan (Freelance)

B. Bahan-Bahan Produk
Dalam pembuatan plakat dibutuhkan bahan baku, seperti akrilik,
resin, kertas vinil, desain plakat, pewarna, lem, duplex, batu langsol, minyak
tanah, dan katalis (hardener).
1. Plakat
a. Jenis Produk: Plakat
b. Bahan Baku Pembuatan Produk
Bahan baku merupakan bahan yang memebentuk bagian
menyeluruh. Menurut Masiyal Kholmi (2003:29):
6

1) Akrilik
a) Plastik yang menyerupai kaca, namun memiliki sifat
kelenturan dari akrilik (Acrylic) itu sendiri.
b) Dahulu merek kelas tinggi akrilik (Acrylic) dinamakan
polycast, Lucite dan Plexiglas.
c) Tidak mudah pecah, bahan ringan dan juga mudah untuk
dipotong, dikikir, dibor, dihaluskan, dikilapkan dan dicat.
d) Dibutuhkan suhu dari 250 derajat farenheit hingga 300 derajat
farenheit (dari 121 derajat celcius sampai 149 derajat celcius)
untuk membengkokkan dan membentuk plastik akrilik
(Acrylic).
e) Plastik akrilik sangat transparan dan mentransmisikan 92
persen cahaya putih. Hal ini sama dengan transparansi kaca
optik terbaik.
f) Ketahanan atas Cuaca: Plastik akrilik sangat tahan terhadap
variasi suhu dan kelembaban, membuatnya berguna dalam
aplikasi luar ruangan.
g) Ketahanan atas Bahan Kimia: Plastik akrilik sangat tahan
terhadap asam dan basa anorganik, tetapi dapat dilarutkan oleh
zat organik, terutama produk minyak bumi.
2) Resin
Tabel 2.2
Perbedaan antara Resin Polyester dan Resin epoxy.
Resin Polyester (UPR) Resin Epoxy
Rp. 50.000/kg Rp. 150.000/kg
Kering dalam 2 jam Kering dalam 9 jam
Merah, putih kekuning- Bening kekuningan
kuningan dan hijau yang akan
telihat sedikit transparan
apabila diaplikasikan dalam
lapisan yang relatif tipis.
Memerlukan lapisan akhir Tidak akan memerlukan lapisan
(finishing) seperti talek (mirip akhir (finishing) tidak seperti
bedak bayi) dan serat kaca (mat resin polyester.
fiberglass) karena tanpa bahan
7

tambahan ini lapisan resin


polyester hanya akan mudah
retak atau terkelupas.
Berbau tajam. Tidak berbau tajam seperti resin
polyester membuatnya lebih
aman dan nyaman digunakan
dalam ruangan.

c. Bahan Pembantu/Penolong
Bahan pembantu merupakan bahan pelengkap dalam proses
pengolahan untuk mencapai produk yang diinginkan.
1) Kertas Vinil
Jenis kertas vinyl merupakan jenis kertas yang sangat baik
dalam pembuatan cetak stiker, hal ini dikarenakan jenis kertas ini
tahan air, memiliki permukaan yang glossy dan bertekstur plastik
yang lentur serta mempunyai daya tahan yang baik terhadap panas
dan air.
2) Desain Plakat
Pola bentuk yang sudah dibuat sebelumnya sebagai dasar
pembuatan plakat untuk akrilik atau bisa menggunakan pola yang
sudah ada dari plastik bila ingin menggunakan resin.
3) Pewarna
Zat pewarna sintesis merupakan zat warna yang berasal dari
zat kimia, yang sebagian besar tidak dapat digunakan sebagai
pewarna makanan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan
terutama fungsi hati di dalam tubuh. Proses pembuatan zat warna
sintesis biasanya melalui penambahan asam sulfat atau asam nitrat
yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain
yang bersifat racun. Pewarnaan tidak bisa sembarang tentu harus
berbahan dasar minyak atau alcohol.
4) Lem
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Jeannita Sri A Purba,
mengatakan bahan perekat atau lem tidak boleh dihisap karena
8

mengandung zat "Lysergik Acid Diethyilamide" (LSD) yang amat


berbahaya bagi kesehatan. Ia menjelaskan bahan yang ada dalam
lem itu adalah zat kimia yang bisa merusak sel-sel otak dan
membuat manusia menjadi tidak normal, sakit bahkan bisa
meninggal karena mengandung salah satu zat LSD tersebut.
5) Duplex
Kertas duplex ini adalah salah satu jenis karton. Kertas ini
biasanya terdiri dari dua warna yakni putih pada bagian depan dan
abu.abu pada bagian belakang. Kegunaan kertas duplex sangatlah
beragam. Banyak orang memakainya untuk membuat kotak tempat
nasi atau mungkin berbagai barang kecil seperti souvenir.
Seringpula dimanfaatkan untuk kotak garmen.
6) Batu Langsol
Batu poles hijau merek langsol ini umumnya dipergunakan
untuk menggosok metal. Metal yang paling sering dan mungkin
paling cocok adalah metal jenis stainless steel. Batu poles ini
memiliki kemampuan mengikis yang rendah. Salah satu dampak
dari kemampuan yang rendah/ringan dalam mengikis,
menyebabkan obyek menjadi terlihat mengkilap/mengkilat bahkan
memantulkan cahaya hampir sempurna, sehingga mirip cermin.
7) Minyak Tanah
Minyak tanah disebut juga dengan kerosene merupakan bahan
bakar jenis distilat yang tidak berwarna (jernih). Penggunaan
minyak tanah pada umumnya adalah untuk keperluan industri
(seperti solvent) dan sebagian masih digunakan sebagai bahan
bakar di rumah tangga (memasak, penerangan, dll).
8) Katalis (hardener)
Katalis bisa dibilang pendamping setia resin, cairan ini
biasanya berwarna bening dan berbau agak sengak. Cairan ini
berfungsi untuk mempercepat proses pengerasan adonan, semakin
banyak katalis maka akan semakin cepat adonan mengeras tetapi
9

hasilnya kurang bagus. Cairan ini jika mengenai kulit akan terasa
panas.
d. Kegunaan Utama: Sebagai ucapan ulang tahun, ucapan pernikahan,
ucapan terima kasih, piala penghargaan, trofi wisuda dan trofi
perlombaan. Kegunaan Tambahan: Souvenir/hadiah yang diberikan
kepada seseorang pada momen spesial tertentu.
e. Keunggulan:
1) Plakat dapat dibuat banyak bahan seperti akrilik, kayu, marmer,
fiber glass, dan kaca.
2) Diperhatikan saat proses designnya, agar tercipta hasil design
yang sesuai antara plakat dan acaranya.
3) Barang tahan lama.
f. Keunikan: Bisa bentuk sesuai keinginan.

C. Proses Produksi

Pembuatan pola

Pemotongan pola Potongan


sisa akrilik

Pengamplasan Limbah
serbuk akrilik
Akrilik
Desain untuk produk Limbah
kertas vinil
Resin : Katalis
100 ml: 1 ml Percetakan resin
Limbah resin

Resin
Finishing (pengamplasan
kembali dan pengkilapan Limbah
Gambar 2.1 Skema Proses serbuk akrilik

Limbah
serbuk resin
10

1. Tahap Awal Pola Produk


Pemulaan bentuk gambar pola plakat disesuaikan dengan bentuk
aslinya, tergantung gimana pesanan. Untuk bentuk bisa tebal, tipis, atau
sangat tebal tergantung harga jual. Alat bantu untuk pembuatan plakat
menggunakan meja kecil dan gergaji.
2. Tahap Kedua Pengamplasan
Memperhalus menggunakan alat penghamplasan (gerinda)
terdengar sangat bising. Ketika melakukan penghamplasan, lem yang
seharusnya di tempelkan pada disc pemutar jika tubuh mesinnya kurang
kuat pada alat penghamplasan dapat mengakibatkan terlepas dan
mengakibatkan luka pada jari dan tangan pekerja.
3. Tahap Ketiga Desain untuk Produk
Pada proses pembuatan plakat bahan akrilik setting gambar
menggunakan laptop, sebelum fiksasi gambar print out, perlu lihat
kembali apakah konsepnya sudah benar apakah belum. Untuk
mengeluarkan gambarnya menggunakan printer dengan kualitas HD
dengan bahan kertas vinil.
4. Tahap Keempat Percetakan Resin
Hasil campuran resin dan katalis dengan perbandingan 100 ml:1 ml
diletakkan di atas plakat yang tadi sudah di desain. Lalu, menunggu
minimal 2 jam/9 jam sesuai bahan resin agar keringnya total. Sambil
menunggu resin kering total, biasanya membuat box tempat plakat
dengan menggunakan duplex, caranya sama saja seperti membuat nasi
box. Ada ketentuan dalam pembuatan box plakat, dimana Polri biasanya
menggunakan warna merah dan TNI menggunakan bahan beludru hijau
army. Bila ada tambahan permintaan warna maka tinggal campurkan
resin dengan pewarna tersebut.
5. Tahap Kelima Finishing (pengamplasan kembali dan pengkilapan)
Penghamplasan kembali menggunakan tangan manual dan digosok
dengan lap, kemudian plakat dipoles dengan alat penghamplas yang
sangat bising dengan cara yang pertama, batu langsol dilapisin ke alat
11

bising terlebih dahulu. Kedua, pilih bagian mana yang mau terlihat
mengkilap. Ketiga, tinggal pakai lap kering, atau dioles tambahan dengan
minyak tanah.
Tabel 2.3
Peralatan pada Proses Produksi

Alat/Mesin Spesifikasi Fungsi

Mesin Pengamplas Digerakan oleh energi istrik Mengamplas


(Gerinda) akrilik dan
resin agar halus

Mesin Pengkilap Digerakan oleh energi listrik Membuat resin


(Gerinda) terlihat
mengkilap

Gergaji Besi Kecil Besi Memotong


pola
Lap Kain Kain Mengelap
bagian yang
ingin terlihat
mengkilap
Kuas Kayu Pewarnaan

Tongkat kayu kecil Kayu Meratakan


campuran
Resin dan
Katalis
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH

A. Identifikasi Masalah Kesehatan Lingkungan (Fisik, Kimia, Biologi,


dan Sosial).
Toko percetakan reklame seperti plakat banyak dicari orang dan
banyak digunakan sebagai benda penghargaan atau hadiah kepada
seseorang. Menurut pemilik toko Shinzara Advertising minimal dalam
sehari, bila ada pesanan pembelian plakat, maka terdapat limbah resin
sebanyak seperempat kilogram yang diletakkan tanpa tempat penyimpanan
khusus resin.
Bila limbah resin tidak ditangani secepatnya dapat menimbulkan
masalah lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan toko Shinzara
Advertising. Tak hanya masalah lingkungan, tetapi bisa mengakibatkan
masalah kesehatan bagi pekerjanya. Maka, dilakukan observasi berdasarkan
aspek bahaya di lingkungan kerja yang terdiri dari faktor fisik, kimia,
biologi dan sosial.
1. Faktor Lingkungan Fisik
a. Pertukaran Udara
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405/Menkes/Sk/Xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri, bagian III udara ruangan
menyatakan bahwa pertukaran udara bila tidak menggunakan
pendinginan harus memiliki lubang ventilasi minimal 15% dari luas
lantai.
Tabel 3.1
Lembar Observasi Suhu Udara
Suhu Udara Ya Tidak
Sirkulasi udara di ruangan tempat bekerja sudah memenuhi

standar

12
13

Perlu penambahan jendela / lubang angin di ruangan



tempat bekerja
Suhu di ruangan sudah membuat nyaman √
Suhu di ruangan membuat tenang √
Udara di dalam ruangan membuat segar √
Suasana di ruangan membuat lega dan merasa lapang √
Ruangan kerja dapat bebas bergerak √
Ruangan kerja mempunyai udara segar √
Sirkulasi udara sekarang ini membuat mudah konsentrasi √
Sirkulasi udara yang kurang baik membuat kurang nyaman

dan kurang betah dalam ruang kerja
Udara di tempat kerja anda terasa panas sehingga banyak

mengeluarkan keringat

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di tempat kerja, suhu


udara di dalam setiap ruangan tempat kerja masih belum memenuhi
syarat dan perlu adanya penambahan jendela atau ventilasi agar
ruangan kerja lebih nyaman dan pekerja lebih mudah berkonsentrasi.
Lubang ventilasi tidak sesuai syarat. Kualitas lingkungan fisik seperti
suhu udara dalam ruangan kerja juga diperkirakan tidak memenuhi
standar karena pekerja menyatakan keluhannya sehingga dapat
mempengaruhi produktivitas pekerja dan berisiko terhadap kesehatan
pekerja seperti sesak nafas.
b. Pencahayaan di Ruangan
Berdasarkan KMK RI Nomor 1405/Menkes/Sk/Xi/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri,
bagian V pencahayaan di ruangan menyatakan bahwa Intensitas
cahaya di ruang kerja minimal 100 lux.
14

Tabel 3.2
Lembar Observasi Pencahayaan
Pencahayaan Ya Tidak
Sinar matahari sudah memenuhi kebutuhan penerangan

dalam ruang kerja
Penerangan lampu listrik pada saat mendung maupun

malam hari sudah memadai
Cahaya di ruangan membuat nyaman √
Cahaya yang masuk ke ruangan tidak membuat kegiatan

terganggu
Cahaya listrik yang ada di ruangan sangat membantu

penglihatan mata
Lingkungan kerja kurang mendapat cahaya sehingga

terasa gelap
Perlu penambahan penerangan dari listrik √
Saat siang hari cahaya di tempat kerja sangat

menyilaukan

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di tempat kerja,


sumber pencahayaan alami kurang dikarenakan tidak terdapat jendela
sehingga cahaya matahari tidak dapat masuk ke dalam ruangan kerja
dan pencahayaan buatan berupa penerangan lampu dalam sudut ruang
kerja hanya terdapat satu buah dan diletakkan di tengah ruangan
sehingga cahaya tidak terdistribusi ke seluruh ruang kerja. Meskipun
tidak melalukan pengukuran menggunakan lux meter tetapi
berdasarkan pencahayaan yang ada di ruangan kerja masih sangat
kurang dan membuat pekerja merasa kurang nyaman.
Menurut Rahmayanti (2015), salah satu dampak negatif dari
intensitas cahaya yang kurang adalah kelelahan mata yang disebabkan
oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan
kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama yang
biasanya disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman.
Kelelahan mata memiliki tanda-tanda serta karakteristik antara lain
mata berair, kelopak mata berwarna merah, penglihatan rangkap, sakit
15

kepala, ketajaman mata merosot, dan kekuatan konvergensi serta


akomodasi menurun.
c. Kebisingan di Ruangan
Berdasarkan KMK RI Nomor 1405/Menkes/Sk/Xi/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri,
bagian VI kebisingan di ruangan menyatakan bahwa tingkat
kebisingan di ruang kerja maksimal 85 dBA.
Tabel 3.3
Lembar Observasi Kebisingan

Suara Ya Tidak
Terganggu saat ada rekan kerja yang berbincang-bincang

di ruangan tempat bekerja
Terganggu akibat suara dari luar ruangan tempat √
bekerja
Terganggu dengan suara bising di tempat kerja √
Terganggu akibat suara dari alat-alat mesin di ruangan √
tempat bekerja
Suara Kipas Angin mengganggu telinga (pendengaran) √
anda
Suara dari luar pintu terdengar oleh anda dan √
mengganggu pekerjaan
Terganggu saat ada rekan kerja yang berbincang-bincang

di ruangan tempat bekerja
Terganggu akibat suara dari luar ruangan tempat √
bekerja

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di tempat kerja,


sumber kebisingan diperkirakan sudah melebihi dari 85 dBA
dibuktikan dengan kondisi di tempat kerja apabila sedang
mengamplas, bicara jadi tidak terdengar dan perlu berbicara dengan
suara yang keras agar terdengar. Pada saat pengamplasan terjadi,
bukan hanya bising yang keluar namun juga getaran akibat alat mesin
sehingga dapat dirasakan di sekitar tempat kerja.
16

Kebisingan bisa menggangu percakapan sehingga mempengaruhi


komunikasi yang sedang berlangsung, selain itu dapat menimbulkan
gangguan psikologis seperti kejengkela, kecemasan, serta ketakutan.
Gangguan psikologis akibat kebisingan tergantung pada intensitas,
frekuensi, periode, saat dan lama kejadian kompleksitas spectrum atau
kegaduhan dan tidak teraturnya suara kebisingan (Sasongko dalam
Dewanty dan Sudarmaji, 2015). Gangguan kesehatan yang timbul
akibat adanya kebisingan yaitu gangguan pendengaran, pencernaan,
stress, sakit kepala, peningkatan tekanan darah dan penurunan prestasi
kerja (Gunawan dalam Dewanty dan Sudarmaji, 2015).
Menurut Listaningrum dalam Dewanty dan Sudarmaji (2015),
menyatakan bahwa kebisingan juga memberikan dampak berupa
penurunan fungsi pendengaran yang dapat menyebabkan ketulian
progresif.
2. Faktor Kimia
Toko Shinzara Advertising memproduksi plakat dengan bahan baku
resin dan akrilik dengan bahan tambahan/penolong kertas vinil, lem,
desain plakat, pewarna, duplex, batu langsol, minyak tanah, katalis
(hardener). Beberapa bahan tersebut dapat menyebabkan masalah
kesehatan bagi pekerja dalam setiap proses tahap pembuatan, yaitu:
a. Pada saat proses pencetakan resin
Pada saat pencetakan plakat resin, pekerja terpapar secara
langsung dengan resin dan katalis yang digunakan sebagai campuran
untuk pengeras. Resin merupakan senyawa organik yang dapat
menguap dengan mudah dan uapnya mudah terbakar pada kondisi
kamar dan bersifat toksik pada manusia, antara lain menyebabkan
kerusakan pada hati, ginjal, jantung, sistem syaraf dan beberapa
diantaranya menjadi penyakit kanker.
Menurut artikel Britama.com (2016), jika terkena kulit luar saja
bisa mengakibatkan masalah gatal-gatal pada kulit. Pada saat
penambahan pewarna untuk resin sering kali terkontaminasi oleh
17

arsen atau logam berat lain yang bersifat racun karena proses
pembuatan zat warna sintesis biasanya melalui penambahan asam
sulfat atau asam nitrat. Berdasarkan penelitian oleh Direktorat
Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Deputi Bidang
Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM
ditemukan adanya hubungan linear antara paparan arsen secara
kumulatif dengan risiko kanker paru. Diperkirakan, paparan terhadap
50 µg/m3 arsen di udara lingkungan sekitar (Arsen(III) oksida) selama
lebih dari 25 tahun dapat menyebabkan peningkatan sebesar 3 kali
lipat terhadap risiko timbulnya kanker saluran pernafasan di usia 65
tahun.
b. Pada saat proses pengamplasan
Pada saat proses pengamplasan, resin di perhalus menggunakan
alat mesin berupa gerinda. Pekerja harus menentukan arah angin agar
serbuk resin tidak berbalik ke arah tubuh. Menurut artikel
Britama.com (2016), serbuk resin bisa sampai masuk ke dalam paru-
paru. Jika hal tersebut terjadi, kandungan kimia ini ternyata dapat
merusak paru-paru secara permanen. Salah satu tanda dari
kontaminasi dari epoxy resin pada paru-paru adalah batuk berlendir
yang berlebihan atau disebut sebagai bronkitis. Disamping itu,
beberapa masalah lain yang disebabkan oleh epoxy resin dalam
konsentrasi tinggi adalah dapat menyebabkan pusing dan mual-mual.
Selain itu, menurut informan pekerja yang sudah bekerja lama dalam
proses pengamplasan, serbuk resin memang menyebabkan iritasi mata
dengan ditandai mata yang memerah. Pada saat melakukan
wawancara, pekerja memperlihatkan matanya yang sudah terkena
iritasi dengan ditandai mata yang memerah dan iritasi kulit berupa
gatal pada bagian tangan dan tubuh.
18

3. Faktor Biologi
a. Mikrobiologi
Berdasarkan KMK RI Nomor 1405/Menkes/Sk/Xi/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri,
bagian III udara ruangan menyatakan bahwa mikrobiologi dalam
ruangan harus bebas kuman patogen dan angka kuman kurang dari
700 koloni/m3 udara.
Tabel 3.4
Lembar Observasi Faktor Biologi

Faktor Biologi Ya Tidak

Terdapat rekan kerja yang memiliki riwayat penyakit √

Tempat kerja banyak menghasilkan debu atau polutan √

Terdapat hewan peliharaan atau ungags √

Tempat bekerja selalu dibersihkan √

Tempat tidur di tempat bekerja selalu di jemur √

Bantal di tempat bekerja dipakai secara bersamaan √

Menggunakan alas kaki saat di tempat kerja √

Dinding tembok lembab √

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di tempat kerja,


pemilik toko tidak membuat jadwal kegiatan kebersihan di tempat
kerja. Tersedia tempat sampah tetapi tidak digunakan dengan baik
sehingga sisa-sisa proses produksi tercecer di tempat kerja. Kasur
yang diletakkan di ruang tengah kerja jarang dicuci dan dijemur dan
terdapat banyak debu yang berceceran di tempat kerja sehingga dapat
menyebabkan unsur-unsur kehidupan (biologi) seperti debu organik,
jamur, serangga, semut, kutu, protozoa, bakteri, virus, atau enzim
yang dapat menimbulkan reaksi alergi, luka ataupun penyakit
terhadap tubuh manusia.
19

4. Faktor Sosial
Kekeluargaan sangat dekat jadi saling memaklumi sesama. Tidak
ada tindak kekerasan atau kegaduhan sesama pekerja. Hal ini
berdasarkan kuisioner yang ditanyakan kepada pekerja tentang sopan
santun dan sikap antar pekerja.

B. Aplikasi Produksi Bersih


1. Tahapan awal pola produk
a. Identifikasi munculnya limbah: Pada tahap proses pembuatan pola
terdapat sisa potongan akrilik yang sudah dimanfaatkan secara
optimal oleh toko Shinzara Advertising.
b. Penerapan produksi bersih:
1) Memanfaatkan kembali sisa potongan akrilik dengan membuat
gantungan souvenir kecil.
2. Tahap kedua pengamplasan
a. Identifikasi munculnya limbah: Pada tahap pengamplasan ini ada
serbuk-serbuk akrilik sisa dari pengamplasan.
b. Penerapan produksi bersih:
1) Tidak ada penerapan karena serbuk akrilik diangkut langsung oleh
petugas sampah.
3. Tahap ketiga desain untuk produk
a. Identifikasi munculnya limbah: Pada tahap desain untuk produk,
terdapat sisa potongan kertas vinil.
b. Penerapan produksi bersih:
1) Memanfaatkan kembali kertas vinil yang memang masih bisa
dipakai.
2) Untuk kertas vinil yang sangat kecil langsung dibuang.
4. Tahap keempat pencetakan resin
a. Identifikasi munculnya limbah: Pada tahap ini limbah yang dihasilkan
berbentuk resin cair pada saat percetakan dikarenakan kelebihan
dalam pembuatan.
20

b. Penerapan produksi bersih:


1) Limbah cair dibiarkan mengeras sehingga mampu dibuat kembali
menjadi plakat dengan ukuran yang lebih kecil.
5. Finishing (pengamplasan kembali dan pengkilapan):
a. Identifikasi munculnya limbah: Pada tahap ini menghasilkan serbuk
campuran resin dan akrilik.
b. Penerapan produksi bersih:
1) Tidak ada penerapan produksi bersih karena serbuk campuran resin
dan akrilik langsung diangkut oleh petugas sampah.

C. Identifikasi Masalah K3
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala daya upaya
pemikiran yang dilakukan dalam rangka mencegah, menanggulangi dan
mengurangi terjadinya kecelakaan dan dampak melalui langkah-langkah
identifikasi, analisis dan pengendalian bahaya dengan menerapkan
pengendalian bahaya secara tepat dan melakukan perundang-undangan
tentang keselamatan dan kesehatan kerja (Depnakes: 2005 dalam Fauzan,
2014).
Menurut Peraturan Undang-Undang Ketenagakerjaan, setiap
pekerja/buruh berhak atas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (hukum
keselamatan kerja) meletakkan prinsip dasar pelaksanaan keselamatan
kerja. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah kecelakaan
dan ledakan; mengurangi kemungkinan kebakaran dan cara
penanggulangan kebakaran; dan langkah-langkah lainnya yang diatur
sehubungan dengan tempat kerja. Hukum juga memiliki aturan tentang
pintu darurat; pertolongan pertama pada kecelakaan, perlindungan dari
polusi seperti gas, suara dan lain-lain; perlindungan dari penyakit karena
pekerjaan; dan aturan mengenai perlengkapan keselamatan bagi
pekerja/buruh. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang ada di
Toko Shinzara Advertising ini diantaranya:
21

1. Tidak menggunakan APD


Menurut Occupational Safety And Health Administration (OSHA),
APD atau Alat Pelindung Diri didefinisikan sebagai alat yang digunakan
untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh
adanya kontak dengan bahaya (hazard) di tempat kerja, baik yang
bersifat kimia, biologis, radiasi, elektrik, mekanik dan lainnya.
Pada proses pemotongan menggunakan gergaji dan proses
pengamplasan menggunakan alat mesin gerinda, pekerja tidak
menggunakan APD sehingga mengakibatkan risiko kecelakaan kerja
meningkat seperti terlukanya tangan dan iritasi pada mata akibat percikan
serbuk dari proses pengamplasan.
2. Posisi duduk tidak ergonomis
Menurut Departemen Kesehatan RI, ergonomi adalah suatu
penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia untuk
menurunkan stress yang akan dihadapinya.
Posisi duduk yang ergonomis sangat berpengaruh terhadap
produktivitas dan kenyamanan para pekerja, apabila posisi alat atau
mesin tidak sesuai dengan bentuk tubuh, tinggi bahu, maka akan
membuat para pekerja merasa tidak nyaman dan menjadi cepat lelah.
Pada saat proses pembuatan design di depan komputer, posisi duduk
pekerja terlihat tidak nyaman karena harus sedikit membungkuk dan
kursi yang keras tidak ada bantalan bisa membuat pekerja cepat merasa
lelah dan nyeri pada bagian punggung.
Proses selanjutnya yaitu pengamplasan, posisi pada pengamplasan
ini para pekerja menggunakan kursi sebagai topangan badan saat
membungkuk, tetapi kursi yang digunakan tidak sesuai dengan bentuk
dari dimensi tubuh yakni kursi yang digunakan tidak ada bantalan dan
terlalu kecil sehingga kaki bagian lutut harus terus dilipat agar bisa
menopang tubuh saat membungkuk, apabila posisi ini terus berlanjut
maka akan membuat peredaran darah menjadi tidak lancar dan nyeri
pada bagian bahu dan punggung.
BAB IV
PENANGANAN MASALAH
A. Penanganan Masalah Kesehatan Lingkungan
Penanganan yang dapat dilakukan dari masalah kesehatan lingkungan
yang telah di identifikasi yaitu:
1. Faktor Lingkungan Fisik
a. Pertukaran Udara
Menggunakan local exhaust ventilasi/ Ventilasi pengeluaran
setempat. LEV adalah proses pengisapan dan pengeluaran udara
terkontaminasi secara serentak dari sumber pencemaran sebelum
udara berkontaminasi berada pada ketinggian zona pernapasan dan
menyebar ke seluruh ruang kerja. Umumnya ventilasi jenis ini di
tempatkan sangat dekat dengan sumber emisi. Tujuan dari sistem ini
adalah mengeluarkan udara kontaminan bahan kimia dari sumber
tanpa memberikan kesempatan kontaminan mengalami difusi dengan
udara di tempat kerja.
Dua langkah dari ventilasi lokal yang dapat dilakukan, yaitu:
1) Kontaminan ditarik melalui meja kerja sebelum zona pernapasan
pekerja.
2) Udara yang terpapar serbuk-serbuk limbah ditarik ke dalam system
pembuangan udara.
b. Pencahayaan Ruangan
Langkah-langkah pengendalian masalah pencahayaan di tempat
kerja, yaitu:
1) Modifikasi sistem pencahayaan yang sudah ada seperti:
a) Menambah jumlah lampu setiap ruangan
b) Mengganti tegangan lampu menjadi lebih terang
c) Mengganti warna lampu yang digunakan menjadi warna putih
d) Mengganti warna tembok menjadi warna yang lebih terang
2) Modifikasi pekerjaan
a) Merubah posisi kerja untuk menghindari bayangan

22
23

3) Pemeliharaan dan pembersihan lampu di tempat kerja


c. Kebisingan Ruangan
Ditempat pengampalasan dan pengkilapan, suara mesin sangat
bising. Suara bising tersebut terdengar sampai ke ruang kerja lainnya
dan masyarakat sekitar ada yang mengeluh akibat bising dari mesin.
Dengan kondisi tersebut maka dapat dilakukan pengendalian bising
sebagai berikut:
1) Pengurangan kebisingan pada sumbernya
a) Mengganti mesin peralatan pekerjaan menjadi alat yang lebih
canggih dan tidak bising.
b) Menggunakan ear plug
Penyumbat telinga atau Ear Plug digunakan untuk
melindungi alat pendengaran yaitu telinga dari intensitas suara
yang tinggi. Dengan menggunakan Ear Plug, Intensitas suara
dapat dikurangi hingga 10-15 dB. Ear Plug biasanya digunakan
oleh pekerja yang bekerja di daerah industri yang memiliki
suara mesin tinggi untuk minimisasi resiko terjadinya efek
buruk pada kesehatan bagian telinga dan pekerja yang berada di
lingkungan penghasil suara bising.
2. Faktor Kimia
Terdapat beberapa langkah-langkah cara penanggulangan bahan
kimia, yaitu:
a. Resin
1) Melakukan substitusi (pengganti) bahan baku utama resin yang
memiliki kualitas rendah menjadi resin dengan kualitas yang lebih
baik. Hal ini dilakukan karena paparan bahan kimia dari resin
dengan kualitas baik mampu minimisasi bahan toksik.
2) Dapat digunakan sebagai bahan pembuatan kampas rem dari resin
serbuk. Menurut penelitian “Penggunaan Resin Epoxy Dan Resin
Polyester Sebagai Bahan Matrik Pembuatan Kampas Rem
Abstraksi” (Shidiq Tri Maulana, 2010).
24

Kampas rem merupakan salah satu komponen kendaraan


bermotor yang berfungsi untuk memperlambat atau menghentikan
laju kendaraan, khususnya kendaraan darat. Saat kendaraan
berkecepatan tinggi kampas rem memiliki peranan yang sangat
penting, bahkan keselamatan jiwa pengendara tergantung pada
kualitas dari kampas rem tersebut.
Peneliti akan mengadakan penelitian mengenai penggunaan epoxy
dan polyester sebagai bahan matrik pengganti phenolic pada
pembuatan kampas rem, dengan bahan serat yaitu kuningan,
karbon, calsium carbonate, barite, ebonit powder, fiber glass.
Pembuatan kampas rem dipress dengan beban 1 ton selama 10
menit, di oven selama 20 menit dengan temperature 80 °C.
Dari data hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui kampas
rem yang menggunakan resin epoxy lebih tahan aus 4,35 % dari
pada kampas rem yang menggunakan resin polyester, nilai
koefisien gesek kampas rem yang menggunakan resin epoxy 15,5
% lebih tinggi daripada nilai koefisien gesek kampas rem yang
menggunakan resin polyester, berdasarkan penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa kampas rem yang menggunakan resin epoxy
lebih pakem dan lebih tahan aus dari pada kampas rem yang
menggunakan resin polyester. Nilai kekerasan kampas rem epoxy
adalah sebesar 20,4 HB sedangkan nilai kekerasan kampas rem
polyester adalah lebih rendah, yaitu sebesar 22,3 HB.
3) Penanggulangan limbah resin/akrilik dengan membuat bak
penampungan sesuai jenis limbah. Sehingga, limbah dapat
dibedakan dan diletakkan di tempat yang aman untuk upaya
penggunaan kembali bahan-bahan yang terkandung dalam limbah.
b. Katalis
1) Dapat pula dilakukan penggantian bahan pembantu berbahaya
katalis dari limbah kulit telur yang sudah dimurnikan dalam
25

laboratorium hingga halus sehingga dapat digunakan menjadi


katalis. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain :
a) Mencuci cangkang telur, dihancurkan hingga kecil-kecil.
b) Lakukan 24 jam dipanggang dalam oven.
c) Ditumbuk kembali sampai halus.
d) Masukkan dalam gelas, lalu letakkan dalam mesin untuk
melakukan proses kalsinasi. Kalsinasi adalah proses
penghilangan air, karbon dioksida atau gas lain yang
mempunyai ikatan kimia dengan bijih sehingga akan didapat
produk yang bernama kalsin (CaO). Kalsinasi adalah thermal
treatment yang dilakukan terhadap bijih dalam hal ini batu kapur
agar terjadi dekomposisi dan juga untuk mengeleminasi
senyawa yang berikatan secara kimia dengan batu kapur yaitu
karbon dioksida dan air. Proses yang dilakukan adalah
pemanggangan dengan temperatur yang bervariasi bergantung
dari jenis senyawa karbonat. Tetapi untuk kalsium karbonat
diperlukan suhu 900o C
c. Pewarnaan
1) Pewarnaan dapat diganti dengan menggunakan sisa limbah tinta
ballpoint yang tidak terpakai atau krayon pastel sisa.
3. Faktor Biologi
Menyediakan tempat sampah untuk sisa sisa potongan dan limbah
dari pengolahan bahan kimia yang sudah tidak digunakan dan membuat
jadwal piket bagi para pekerja sehingga tempat kerja tetap bersih dan
terhindar dari virus, bakteri, jamur, protozoa yang memungkinkan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja.

B. Produksi Bersih
1. Tahap kedua pengamplasan
a. Opsi produksi bersih:
26

1) Serbuk akrilik dari proses pengamplasan dapat ditransformasi dan


dikonversi menjadi produk berupa kuku akrilik. Kuku akrilik sudah
sangat lama terkenal dan digunakan oleh kalangan sosialita
bertahun-tahun, dan juga dalam industri kecantikan tentunya.
Akrilik ini terdiri dari bahan monomer cair dan polimer yang
merupakan bahan dasar bubuk yang berfungsi melapisi dan
melindungi kuku alami yang telah di warnai sehingga menjadi
keras dan awet. Tetapi dapat merusak kuku jika tidak benar-benar
dalam penerapannya. Akan tumbuh jamur dan bakteri yang
berkembang biak di bagian kuku.
2. Tahap keempat pencetakan resin
a. Opsi produksi bersih:
1) Limbah cair resin dapat digunakan menjadi mold silicone. Mold
silicone yang mampu digunakan sebagai cetakan permainan tanah
liat untuk anak-anak.
2) Resin juga dapat digunakan sebagai bahan campuran semen untuk
mengatasi dinding yang retak.

C. Penanganan Masalah K3
Menurut Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981 Pasal 4 ayat (3)
menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung diri dan
wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya untuk pencegahan
penyakit akibat kerja.
1. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)
a. Penggunaan Safety Goggles
Safety Goggles yang dirancang sesuai bentuk wajah berguna
untuk mencegah agar sumber bahaya seperti partikel berterbangan,
benda berterbangan tidak masuk ke daerah sekitar mata. Pada
beberapa proses pembuatan plakat ada kontak langsung dengan debu
dan serbuk resin yang dapat masuk ke mata yang membuat mata
menjadi iritasi, safety goggles dapat digunakan sebagai Alat
27

Pelindung Diri (APD) di Toko Shinzara Advertising untuk


meminimalisir risiko terjadinya efek kesehatan jangka panjang.
b. Sarung Tangan Karet (Rubber Gloves)
Chemical resistant gloves biasanya digunakan pada lingkup
laboratorium dan pekerjaan yang berhubungan langsung dengan
bahan atau zat kimia, seperti wet analysist dan pengecatan. Hand
gloves ini biasanya terbuat dari bahan latex, nitrile, vinyl, dan PVC.
Chemical gloves yang terbuat dari latex, nitrile, dan vinyl adalah
sarung tangan yang sering kita lihat dipakai dibidang kedokteran,
namun penggunaannya sendiri sebenarnya tidak sebatas itu, hand
gloves ini juga bisa digunakan di tempat kerja karena sifatnya yang
tidak tembus cairan. Sarung tangan ini bersifat disposable atau sekali
pakai.
Selain itu ada pula chemical gloves yang terbuat dari PVC. Jika
dilihat dari bentuknya, sarung tangan ini biasanya memiliki lengan
yang lebih panjang dan lebih tebal dibandingkan dengan chemical
resistant gloves lainnya. Sarung tangan jenis ini cocok digunakan
untuk para pekerja yang berkontak langsung dengan bahan kimia,
material panas dan dingin seperti saat percetakan, dan pencampuran
bahan-bahan kimia.
c. Sarung Tangan Bahan Katun (Fabric and Coated Fabric Gloves)
Berfungsi untuk melindungi tangan dari benda atau permukaan
yang tajam bergelombang dan kotor. Sarung Tangan Katun (Cotton
Gloves), digunakan untuk melindungi tangan dari tergores, tersayat
dan luka ringan. Bisa digunakan pada saat proses pemotongan pola
dengan gergaji yang permukaannya tajam dan bergelombang, saat
pengamplasan menggunakan mesin gerinda agar telapak tangan
terlindungi.
d. Respirator Pemurni Udara (Air Purifying Respirator)
Respirator ini hanya digunakan untuk melindungi pekerja dari
bahaya paparan tingkat rendah karena filter menangkap partikel dari
28

udara dengan metode penyaringan sehingga udara yang melewati


respirator menjadi bersih. Pekerja pada bagian pengamplasan
disarankan menggunakan masker dengan jenis seperti ini agar udara
yang masuk sudah disaring terlebih dulu dan menjadi bersih.
e. Masker Untuk Menyaring Uap dan Gas Beracun
Masker adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat
pernafasan, seperti: hidung dan mulut dari risiko bahaya seperti asap
solder, debu dan bau bahan kimia yang ringan. Masker biasanya
terbuat dari kain atau kertas.
f. Sepatu Karet (Sepatu Boot)
Sepatu Pelindung atau Safety Shoes adalah perlengkapan yang
digunakan untuk melindungi kaki dari berjatuhan benda, benda-benda
tajam seperti kaca atau potongan baja, larutan kimia dan aliran listrik.
2. Posisi duduk ergonomis
Pada proses desain di depan komputer posisi paha horizontal sejajar
dengan lantai, posisi pada bagian kaki menapak ke tanah, bantalan kursi
menopang tubuh bagian bawah sehingga punggung tetap tegak, rubahlah
posisi duduk secara berkala selama bekerja, punggung santai tapi tidak
membungkuk dan kepala tidak membungkuk atau condong ke depan.
Posisi pada bagian siku dengan meja membentuk sudut 90o pergelangan
tangan pada keadaan netral dan nyaman pada saat mengetik.
Pada saat pengamplasan usahakan para pekerja bisa menempatkan
tekanan yang seimbang pada bagian-bagian tubuh yang berbeda agar
tidak menitik beratkan pada satu bagian tubuh. Posisi pengamplasan
sebaiknya menggunakan desain meja yang besarnya sesuai dengan tubuh
pekerja agar memudahkan dan memberi kenyamanan, posisi
pengamplasan yang terus menunduk bisa memberikan efek kesehatan
yang buruk untuk itu rubahlah posisi secara berkala agar meminimalisir
resiko perubahan pada tulang dan bentuk tubuh.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil analisis yang telah kami lakukan, dapat diambil
kesimpulan tentang masalah lingkungan dan K3 yang ada di Toko Shinzara
Advertising ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor lingkungan fisik yang meliputi Pertukaran udara yang terdapat


pada setiap ruangan tempat kerja yang mengganggu kenyamanan pekerja
saat proses produksi berlangsung, Pencahayaan yang terdapat pada
tempat kerja sangat kurang dan belum terdistribusi ke seluruh ruang
proses produksi, Kebisingan pada proses pengamplasan dan pengkilapan
plakat akrilik dan resin yang mengeluarkan suara sangat bising.
2. Faktor kimia yang berasal dari proses percetakan resin dengan tambahan
katalis dan pewarna mengandung bahan kimia berbahaya bagi tubuh
pekerja apabila terpapar secara langsung dan dalam waktu paparan yang
lama.
3. Faktor biologi yang terdapat pada setiap ruangan dengan tanpa adanya
pengelolaan sampah yang baik sehingga memicu pertumbuhan
mikrobiologi yang dapat menyebabkan penyakit.
4. Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang meliputi sikap
duduk yang tidak ergonomis dan tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD).

B. Saran

1. Masalah Kesehatan Lingkungan dan K3


Pemilihan penerapan produksi bersih pada masalah kesehatan
lingkungan yang lebih disarankan kepada Toko Shinzara Advertising
adalah Good House Keeping. Karena Good House Keeping mencakup
tindakan prosedural yang akan digunakan toko dalam mengatur
kebersihan di tempat kerja.
a. Mengatur jadwal piket membersihkan lingkungan tempat kerja

29
30

b. Menyediakan tempat khusus untuk masing-masing bahan kimia dan


limbah sesuai jenisnya supaya tidak mengotori tempat yang dapat
memberikan paparan yang buruk bagi kesehatan.
Pemilihan penanganan pada masalah K3 yang lebih disarankan
kepada Toko Shinzara Advertising adalah pemilihan alat kerja yang
nyaman sesuai kaidah dan aturan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
a. Melakukan pengaturan letak meja, kursi dan komputer dengan
memperhatikan pengaturan posisi tubuh seperti posisi kepala dan
leher, posisi punggung, posisi pundak, posisi lengan dan siku, dan
posisi kaki.
2. Produksi Bersih
Pemilihan penerapan produksi bersih yang dapat disarankan kepada
Toko Shinzara Advertising adalah On-Site Reuse. On-Site Reuse
merupakan upaya penggunaan kembali bahan-bahan yang terkandung
dalam limbah, baik untuk digunakan kembali pada proses awal atau
sebagai material input dalam proses yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Adhan, Muh Firdaus. 2015. Pengertian Alat Pelindung Diri (APD) dan Jenis-
jenisnya. (Online). Tersedia:
https://www.academia.edu/30329060/Pengertian_Alat_Pelindung_Diri_
APD_dan_Jenis-jenisnya [26 April 2019]
Admin. 2017. Jenis Kertas Untuk Stiker Yang Bagus. (Online). Tersedia:
https://store.primagraphia.co.id/mengenal-jenis-kertas-cetak-stiker/. [5
Maret 2019]
Admin. 2017. Pengertian Produk dan Klasifikasi Produk. (Online). Tersedia:
https://forum.teropong.id/2017/09/19/pengertian-produk-jenis-jenis-
produk-klasifikasi-produk-ciri-ciri-produk-dan-contoh-produk/. [21
Maret 2019]
Anonim. 2018. Bagaimana Karakteristik Dari Akrilik. (Online). Tersedia:
http://acrylicgbbond.com/karakteristik-dari-plastik-akrilik/. [13 Maret
2019]
Anonim. Tanpa Tahun. Cara Menghilangkan Baret pada Motor. (Online).
Tersedia: https://www.semisena.com/2926/cara-menghilangkan-baret-
motor.html [26 April 2019]
Anonim. 2017. Karakteristik Kuningan. (Online). Tersedia:
https://www.astalog.com/10591/karakteristik-kuningan.htm. [15 Maret
2019]
Anonim. 2016. KENALI DAMPAK KESEHATAN DARI PENGGUNAAN
EPOXY. (Online). Tersedia: http://libratama.com/kenali-dampak-
kesehatan-dari-penggunaan-epoxy/ [26 April 2019]
Anonim. 2014. Perekat Melamine Formaldehyde. (Online).
http://www.information.wisno.co.id/2014/08/perekat-melamine-
formaldehyde.html [20 Maret 2019]
Arara. Tanpa Tahun. Pengertian Kalsinasi. (Online). Tersedia:
https://www.scribd.com/document/326751728/Pengertian-Kalsinasi [26
April 2019]
Badan POM, Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Deputi
Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. Tanpa
Tahun. ARSEN TRIOKSIDA [ARSENIC TRIOXIDE]. (Online). Tersedia:
http://www.kelair.bppt.go.id/sib3pop/B3/ArsenTrioksida.htm [26 April
2019]
Cahaya14design. 2017. Pengertian Akrilik Menurut Para Ahli. (Online).
Tersedia: https://cahaya14design.wordpress.com/2014/05/13/definisi-
akrilik-acrylic/. [13 Maret 2019]
Dayat, eva. 2015. Memilih Antara Kuku Gel dan Kuku Akrilik. (Online).
Tersedia:
https://www.kompasiana.com/evadayat/563c240483afbd3e05c1ade2/me
milih-antara-kuku-gel-dan-kuku-akrilik [26 April 2019]
Dianti, Frisca. 2017. Pengertian Produk dan Jenis Produk. (Online). Terseedia:
https://www.academia.edu/8178413/Pengertian_Produk_dan_Jenis_Prod
uk. [21 Maret 2019]
Fatmawati, Miftah. 2014. PENCAHAYAAN DI LINGKUNGAN KERJA.
(Online). Tersedia:
https://www.academia.edu/11401531/PENCAHAYAAN_DI_LINGKUN
GAN_KERJA [26 April 2019]
Glenn. 2018. Pengertian Ergonomi Menurut Para Ahli. (Online). Tersedia:
https://informasiana.com/pengertian-ergonomi/. [25 April 2019]
Indonesia, PT Safety Sign. 2019. Panduan Penggunaan Pemilihan APD Untuk
Pekerja. (Online). Tersedia:
https://www.safetysign.co.id/news/300/Panduan-APD-Saat-Menangani-
Bahan-Kimia-Berbahaya-Pilih-yang-Tepat. [25 April 2019]
Indrasti, Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi dan Fauzi, Dr. Ir. Anas Miftah. 2009.
Produksi Bersih. Bogor: IPB Press Kampus IPB Taman Kencana Bogor.
Klikmro. 2017. Inilah Jenis-Jenis Safety Hand Gloves (Sarung Tangan
Keamanan). (Online). Tersedia: https://blog.klikmro.com/kenali-
beragam-safety-hand-gloves-sarung-tangan-keamanan/ [26 April 2019]
Kreatif, Kerajinan. 2017. Mengenal Karakteristik Resin Polyester dan Resin
Epoxy Lebih Jauh. (Online). Tersedia:
https://www.kerajinankreatif.com/2017/10/mengenal-karakteristik-resin-
polyester.html. [27 Februari 2019]
Mandiriart. 2016. Berbagai Fungsi Plakat. (Online). Tersedia:
https://mandiriart.com/artikel/191/berbagai-fungsi-plakat. [27 Februari
2019]
Mulaksono, Sonny. 2014. Posisi Ergonomi Dalam Lingkungan Kerja. (Online).
Tersedia: http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/baru/44-
mesin-cnc/1129-sonnym. [25 April 2019]
Perkakas, Podomoro. 2016. BATU POLES HIJAU LANGSOL. (Online).
Tersedia: http://www.podomoroperkakas.com/peralatan-pembersih/batu-
poles-hijau-langsol/. [21 Mei 2019]
Putra, Yudha Manggala P. 2016. IDI: Mengisap Produk Lem Amat Berbahaya.
(Online). Tersedia:
https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/o4wenq284/idi-
mengisap-produk-lem-amat-berbahaya. [21 April 2019]
Rahmania, Elvira. Tanpa Tahun. Posisi Ergonomi Untuk Para Pekerja. (Online).
Tersedia: https://www.academia.edu/22830702/DESAIN_ERGONOMI.
[25 April 2019]
Sinta. 2015. BAB II Dasar Teori. (Online). Tersedia:
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/0804305074-3-bab2.pdf. [19
Maret 2019]
SIDIQ , TRI MAULANA. 2010 PENGGUNAAN RESIN EPOXY DAN RESIN
POLYESTER SEBAGAI BAHAN MATRIK PEMBUATAN KAMPAS REM.
Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Souvenir, Jo. 2016. Bahan Baku Yang Biasa Dipakai Sebagai Bahan Dasar
Pembuatan Medali. (Online). Tersedia:
https://josouvenir.com/produksi/bahan-baku-pembuatan-medali. [19
Maret 2019]
Wicaksono. 2012. Efek Kesehatan Jangka Panjang Dari Paparan Toulena
Dalam Thinner. (Online). Tersedia:
https://www.google.com/amp/s/www.bioindustries.co.id/efek-kesehatan-
jangka-panjang-dari-paparan-toluena-dalam-thinner-3244.html/amp [20
Maret 2019]
Tolu, Admin. 2017. Pengenalan Resin Dan Katalis Serta Takaran Tepat
Perbandingannya. (Online). Tersedia:
https://www.kerajinankreatif.com/2017/04/campuran-resin-dan-
katalis.html?m=1 [20 Maret 2019]
Tolu, Admin. 2016. Pengenalan Resin dan Katalis serta Takaran Tepat
Perbandingannya. (online).
https://www.kerajinankreatif.com/2017/04/campuran-resin-dan-
katalis.html?m=1 [21 Maret 2019]
VIVA, Tim. 2018. Uniknya Medali Asian Para Games 2018, Bisa Keluarkan
Suara. (Online). Tersedia:
https://www.viva.co.id/sport/gelanggang/1081828-uniknya-medali-asian-
para-games-2018-bisa-keluarkan-suara -Satria. [19 Maret 2019]
LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan dari Unit Usaha


SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan dibawah ini,


Nama : Dadang K Jauhari
Jabatan : Kepala Toko Shinzara Advertising
Alamat : Jl. R.E Martadinata No.336, Panyingkiran, Indihiang,
Tasikmalaya

dengan ini menerangkan bahwa,


No. Nama NPM
1. Rofiya Dienulhaq Ratnasari 174101081
2. Ilham Ardiansyah Isnandar 174101085
3. Mahendra Aikal Fikri 172101109
4. Elin Herliani Solihat 174101113
5. Khilwa Maulidah 174101120

Yang bersangkutan telah melaksanakan kegiatan observasi di Toko


Shinzara Advertising sejak tanggal 12 Februari 2019 s.d 16 April 2019.
Demikian Surat Keterangan ini diberikan untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Lampiran 2. Kuesioner

KUESIONER SHINZARA

Petunjuk Pengisian:
Mohon mengisi/menjawab pertanyaan memberikan tanda check list (√)

A. IDENTITAS RESPONDEN
 Nama:
 Umur: .......... tahun
 Jenis Kelamin:
( ) Pria ( ) Wanita
 Pendidikan Terakhir:
( ) SD ( ) SMP ( ) SMA
( ) DIII/SI ( )Lainnya,……..
 Status Kerja:
( ) Tetap ( ) Tidak Tetap
 Lama Kerja: ......... jam
 Masa Kerja: ……. tahun
 Jam Istirahat: ……
 Bagian/Bidang: ……….

B. SIKAP/POSISI KERJA
ALAT PELINDUNG DIRI
1. Apakah saudara menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) atau alat
pengaman saat bekerja?
( ) Ya ( ) Tidak
2. Jika Ya, Alat Pelindung Diri atau Alat Pengaman apa yang digunakan?
a. ( ) Sarung Tangan
b. ( ) Sepatu Bot
c. ( ) Masker
d. ( ) Kacamata
e. ( ) Celemek
f. ( ) Lain-lain, sebutkan ………..
3. Jika Iya, Apa alasan memakai APD?
( ) Alat Penngaman Diri
( ) Tuntutan
( ) Lainnya, sebutkan ………
4. Jika Tidak, Apa yang menyebabkan saudara tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri atau Alat Pengaman?
( ) Pemilik pabrik tidak menyediakan alat bantu pelindung
diri/ alat pengaman
( ) Mengganggu pekerjaan/merepotkan
( ) Lainnya, sebutkan ………
5. Apakah ditempat anda bekerja terdapat alat pemadam kebakaran?
( ) Ya ( ) Tidak
KENYAMANAN BEKERJA
6. Apakah anda merasa nyaman dengan kondisi di tempat anda bekerja?
( ) Ya ( ) Tidak
7. Apakah kursi tempat saudara duduk saat bekerja sesuai dengan ukuran
tubuh?
( ) Ya ( ) Tidak
8. Apakah saudara merasa nyaman duduk di kursi kerja?
( ) Ya ( ) Tidak
9. Apakah saudara merasa terganggu duduk berlama-lama di kursi kerja?
( ) Ya ( ) Tidak
10. Apakah saudara dapat duduk sambil beristirahat di kursi kerja?
( ) Ya ( ) Tidak
11. Apakah tinggi meja dan kursi saudara sesuai dengan ukuran tubuh?
( ) Ya ( ) Tida
C. KELUHAN PEKERJA
GANGGUAN KESEHATAN
12. Adakah rasa gatal akibat dari bahan kimia yang digunakan dalam
proses pembuatan produk?
( ) Ya ( ) Tidak
13. Adakah rasa panas akibat dari bahan kimia yang digunakan dalam
proses pembuatan produk?
( ) Ya ( ) Tidak
14. Apakah saat bekerja anda merasa sesak nafas akibat terlalu sering
menghirup bahan kimia?
( ) Ya ( ) Tidak
15. Apakah anda pernah merasa mata perih dan merah?
( ) Ya ( ) Tidak
16. Apakah anda pernah merasa pusing akibat dari menghirup bahan kimia?
( ) Ya ( ) Tidak
17. Apakah anda pernah mengalami kecelakaan saat bekerja?
( ) Ya ( ) Tidak
18. Apakah anda mempunyai kebiasaan sarapan sebelum bekerja?
( ) Ya ( ) Tidak
19. Apakah di lingkungan kerja anda sering terjadi kecelaakaan kerja?
( ) Ya ( ) Tidak
20. Apakah di tempat kerja anda terdapat toilet?
( ) Ya ( ) Tidak
PELAYANAN KESEHATAN
21. Apakah di tempat anda bekerja menyediakan tunjangan atau jaminan
kesehatan?
( ) Ya ( ) Tidak
22. Jika anda sedang sakit apakah pabrik memberikan dispensasi waktu
kepada anda untuk istirahat?
( ) Ya ( ) Tidak
LINGKUNGAN
23. Apakah anda membuang limbah bahan kimia ke sungai?
( ) Ya ( ) Tidak
24. Apakah anda membuang limbah bahan kimia disekitar tempat kerja?
( ) Ya ( ) Tidak
25. Apakah di lingkungan tempat kerja anda bersih?
( ) Ya ( ) Tidak
26. Apakah di tempat anda bekerja tersedia tempat pembuangan limbah
(sampah, minyak bekas, dll)?
( ) Ya ( ) Tidak
27. Apakah di tempat anda bekerja terdapat jadwal piket untuk
membersihkan tempat kerja?
( ) Ya ( ) Tidak
28. Apakah anda merokok saat di lingkungan kerja?
( ) Ya ( ) Tidak

D. KELUHAN MASYARAKAT
PERSEPSI TERHADAP PABRIK/USAHA
23. Apa anda mengetahui tentang pabrik “Shinzara Advertising”
( ) Ya ( ) Tidak
24. Jika Ya, bagaimana anda mengetahuinya?
( ) Pernah Beli ( ) Media Sosial ( ) Internet
( ) Perbincangan tetangga/teman/aggota keluarga
25. Jika pernah beli bagaimana hasil benda yang dibuatnya?
( ) Sangat Bagus ( ) Bagus ( ) Kurang Bagus
26. Apa pendapat anda akan adanya pabrik Shinzara ini?
( ) Tuliskan
27. Apakah anda pernah masuk ke dalam ruang kerja untuk sekedar
melihat-lihat?
( ) Ya ( ) Tidak
28. Jika Ya, bagaimana kondisi di dalam ruang kerja?
( ) Tuliskan
29. Apakah menurut anda pekerjaan membuat plakat dan sejenisnya
(medali, pin nama, dll) berbahaya?
( ) Ya ( ) Tidak
KERESAHAN MASYARAKAT TERHADAP DAMPAK
LINGKUNGAN
30. Apa anda pernah merasa terganggu dengan adanya pabrik Shinzara apa
yang membuat anda terganggu?
( ) Tuliskan
31. Apakah suara dari Home Industri ini membuat suara yang bising?
( ) Ya ( ) Tidak
32. Apakah lingkungan anda menjadi kotor karena pabrik Shinzara
(contohnya: resin)?
( ) Ya ( ) Tidak
33. Apakah limbah yang di buang dari Home Industri ini membuat anda
tidak nyaman? Seperti timbulnya bau pada saluran pembuangan air
(selokan) / tercemarnya sumber air (sumur)?
( ) Ya ( ) Tidak
34. Apakah tercium bau tidak enak dari Home Industri ini?
( ) Ya ( ) Tidak
35. Apakah anda terganggu dengan proses produksi ini?
( )Ya ( ) Tidak
36. Apakah anda terganggu dengan debu yang dihasilkan oleh perusahaan
ini?
( ) Ya ( ) Tidak
37. Apakah karyawan disini mencemari lingkungan?
( ) Ya ( ) Tidak
38. Apakah ada limbah padat/cair yang mencemari lingkungan?
( ) Ya ( ) Tidak
39. Apakah karyawan disana peduli terhadap lingkungan?
( ) Ya ( ) Tidak
40. Apakah karyawan disana ramah dan sopan terhadap masyarakat?
( ) Ya ( ) Tidak

E. LEMBAR OBSERVASI
KUALITAS LINGKUNGAN
NO. FAKTOR LINGKUNGAN FISIK YA TIDAK
SUHU UDARA
Sirkulasi udara di ruangan tempat bekerja sudah
1.
memenuhi standar
Perlu penambahan jendela / lubang angin di ruangan
2.
tempat bekerja
4. Suhu di ruangan sudah membuat nyaman
5. Suhu di ruangan membuat tenang
7. Udara di dalam ruangan membuat segar
8. Suasana di ruangan membuat lega dan merasa lapang
9. Ruangan kerja dapat bebas bergerak
10. Ruangan kerja mempunyai udara segar
Sirkulasi udara sekarang ini membuat mudah
11.
konsentrasi
Sirkulasi udara yang kurang baik membuat kurang
12.
nyaman dan kurang betah dalam ruang kerja
Udara di tempat kerja anda terasa panas sehingga
13.
banyak mengeluarkan keringat
PENCAHAYAAN
Sinar matahari sudah memenuhi kebutuhan
1.
penerangan dalam ruang kerja
Penerangan lampu listrik pada saat mendung maupun
2.
malam hari sudah memadai
3. Cahaya di ruangan membuat nyaman
Cahaya yang masuk ke ruangan tidak membuat
4.
kegiatan terganggu
Cahaya listrik yang ada di ruangan sangat membantu
5.
penglihatan mata
Lingkungan kerja kurang mendapat cahaya
6.
sehingga terasa gelap
7. Perlu penambahan penerangan dari listrik
Saat siang hari cahaya di tempat kerja sangat
8.
menyilaukan
SUARA
Terganggu saat ada rekan kerja yang berbincang-
1.
bincang di ruangan tempat bekerja
Terganggu akibat suara dari luar ruangan tempat
2.
bekerja
3. Terganggu dengan suara bising di tempat kerja
Terganggu akibat suara dari alat-alat mesin di
4.
ruangan tempat bekerja
Suara Kipas Angin mengganggu telinga
5.
(pendengaran) anda
Suara dari luar pintu terdengar oleh anda dan
6.
mengganggu pekerjaan
PENGHAWAAN RUANGAN
1. Nyaman dengan sirkulasi udara di ruangan
Ruangan kerja sesuai dengan jumlah orang yang
2.
bekerja
Sewaktu bekerja kondisi jendela di ruangan
3.
terbuka
Sinar matahari dan udara mudah masuk ke dalam
4.
ruangan kerja
5. Tersedia kipas angin di ruangan
FAKTOR BIOLOGI
Terdapat rekan kerja yang memiliki riwayat
1.
penyakit
Tempat kerja banyak menghasilkan debu atau
2.
polutan
3. Terdapat hewan peliharaan atau ungags
4. Tempat bekerja selalu dibersihkan
5. Tempat tidur di tempat bekerja selalu di jemur
Bantal di tempat bekerja dipakai secara
6.
bersamaan
7. Menggunakan alas kaki saat di tempat kerja
8. Dinding tembok lembab
FAKTOR KIMIA
1. Menggunakan bahan kimia yang mudah meledak
2. Menggunakan bahan kimia yang mudah terbakar
3. Menggunakan bahan kimia yang beracun
4. Menggunakan bahan kimia korosif
5. Menggunakan bahan kimia oksidator
6. Menggunakan bahan kimia reaktif
7. Menggunakan bahan kimia reaktif terhadap air
8. Menggunakan gas bertekanan
Lampiran 3. Foto

Kondisi lingkungan tempat kerja Tempat pemotongan pola

Alat mesin pengamplas Tempat percetakan resin

Limbah resin Alat mesin pengkilap

Anda mungkin juga menyukai