Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS GENERALISAI FUNGSI KAWASAN

SEBAGIAN WILAYAH KABUPATEN SRAGEN

Di susun Oleh:
Yetti Anita Sari
16/402666/PGE/01253

PROGRAM MAGISTER GEOGRAFI


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

1
A. Pendahuluan
Menurut Mutaali (2013) dalam penentuan fungsi ruang untuk suatu kawasan
tertentu dapat dua terminologi yang harus dipahami yaitu kegiatan dan fungsi:
a. Kegiatan adalah berupa unit aktivitas yang memanfaatkan ruang untuk tujuan
tertentu. Sebagai contoh pada kawasan wisata terdapat beragam unit aktivitas
kegiatan seperti lokasi wisata, hotel, penginapan, pertokoan, hutan, dan lain
lain.
b. Fungsi adalah kumpulan dari unit aktivitas yang memiliki keterkaitan
fungsional dan membentuk suatu fungsi tertentu yang dominan dalam suatu
kawasan. Penetapan pola ruang kawasan lindung dan budidaya pada
hakekatnya berdasarkan fungsi kawasan, sebagai contoh adalah kawasan hutan
lindung, kawasan resapan air, dan sebagainya.
Berdasarkan dua pengertian diatas, maka teknik generalisasi adalah metode
penentuan fungsi ruang dengan menggunakan logika induktif (dari khusus ke
umum), berasal dari beragam kegiatan untuk dicari keterkaitan fungsional dan
dominasi yang selanjutnya ditentukan fungsi ruangnya.

Permukima Hutan

Kawasan
Sa - Pariwisata Pariwisata
wah

Gambar 1. Metode Penentuan Fungsi Ruang Dengan Logika Deduktf

Dalam teknik generalisasi terdapat dua pertimbangan utama yaitu efek keterkaitan
fungsional dan dominasi kegiatan.
a. Keterkaitan fungsional antar kegiatan dapat berupa keterkaitan fisik
(transportasi), keterkaitan sosial, keterkaiatan ekonomi, keterkaitan
lingkungan, dan sebagainya. Keterkaitan fungsional dapat diindetifikasi
dari arus pergerakan (flow) input output dari penduduk, barang,
transportasi, modal, jasa, pelayanan. Semakin kuat keterkaitan fungsional

2
terhadap kegiatan tertentu, maka kegiatan tersebut dapat diterapkan
menjadi fungsi kawasan. Berdasarkan gambar 1, semua kegiatan memiliki
keterkaitan dengan kegiatan pariwisata sehingga dapat ditetapkan sebagai
fungsi pariwisata.
b. Dominasi kegiatan dapat diidentifikasikan dari jumlah kegiatan dan luas
pemanfaatan ruang oleh kegiatan tersebut. Gambar 1, menunjukkan bahwa
kegiatan yang paling luas adalah areal pariwisata sehingga pariwisata
dijadikan sebagai fungsi kawasan.

B. Hasil dan Pembahasan


1. Kawasan Permukiman (Sebagian Kecamatan Sragen)

Gambar 1.Kawasan Permukiman di sebagian kecamatan Sragen

Keterangan:

Kecamatan Sragen merupakan ibukota kabupaten Sragen, sehingga


menjadi pusat kegiatan pemerintahan di kabupaten Sragen. Fungsi kawasan di
kecamatan Sragen adalah kawasan permukiman. Didalam fungsi kawasan
permukiman tersebut terdapat berbagai jenis kegiatan, meliputi sekolah,

3
perkantoran, rekreasi dan olahraga, dan lain lain. Berbagai jenis kegiatan
tersebut dapat dilihat dari jenis penggunaan lahan yang terdapat pada gambar 1.
Berkembangnya kecamatan Sragen sebagai kawasan permukiman dikarenakan
adanya pusat kegiatan pemerintahan kabupaten Sragen di wilayah tersebut.
Sehingga mobilitas penduduk yang menuju ke kecamatan Sragen tinggi dan
mengakibatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan sektor ekonomi.
Munculnya beraneka ragam jenis kegiatan ekonomi, mendorong perkembangan
pembangunan permukiman di kecamatan Sragen.
Dalam Peraturan Daerah RTRW Kabupaten Sragen, kecamatan Sragen
ditetapkan sebagai pusat kegiatan lokal (PKL), yaitu kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.
Melayani kegiatan berskala kabupaten yang didukung dengan fasilitas dan
infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya,
dengan penetapan batas perkotaan sebagai pusat kegiatan kabupaten
2. Kawasan Hutan di Kecamatan Sambirejo

Gambar 2.Kawasan Hutan di kecamatan Sambirejo

Keterangan:

4
Hasil dari delineasi dari google earth, sebagian wilayah kecamatan Sambirejo
terdapat fungsi kawasan hutan. Berdasarkan kenampakan google earth dalam
fungsi kawasan hutan tersebut terdapat penggunaan lahan permukiman dan sawah,
sehingga pada fungsi kawasan tersebut terdapat kegiatan pertanian dan
permukiman. Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sragen pada peta Pola Ruang,
hutan di kecamatan Sambirejo dijadikan sebagai kawasan lindung dengan luas
kurang lebih 581 (lima ratus delapan puluh satu) hektar. Fungsi kawasan hutan
tersebut sebaiknya dijaga, dan membatasi adanya kegiatan dalam kawasan
tersebut seperti pertanian dan permukiman.
Karena fungsi kawasan hutan akan mengalami penurunan akibat adanya
kegiatan yang terkait dengan fungsional, khususnya dalam hal keterkaitan
ekonomi dan lingkungan. Keterkaitan ekonomi dan lingkungan ini, misalnya
penambahan jumlah permukiman yang diakibatkan pertambahan penduduk. Harga
lahan kecamatan Sambirejo yang relatif masih terjangkau dan luas lahan yang
tersedia, maka warga masyarakat mempertimbangkan untuk memilih untuk
tinggal di daerah tersebut, sehingga semakin bertambah pula kegiatan di wilayah
tersebut dan mengakibatkan lahan kritis pada kawasan tersebut.

3. Kawasan Pertanian di Kecamatan Tangen

Keterangan: Gambar 3.Kawasan Pertanian di kecamatan Tangen

5
Berdasarkan generalisasi pada google earth, kecamatan Tangen merupakan
fungsi kawasan pertanian. Dalam kenampakan di google earth, areal pertanian,
ukurannya lebih luas dibandingkan dengan obyek lainnya seperti permukiman.
Pada Peraturan Daerah RTRW Kabupaten Sragen, kecamatan Tangen
diperuntukan sebagai kawasan pertanian lahan kering. Kecamatan Tangen
merupakan daerah dataran rendah yang memiliki ketinggian 84 96 mpdal.
Komoditas pertanian lahan kering yang terdapat di kecamatan Tangen dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai Komponen Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa
Wilayah Komoditi Pertanian Basis di Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen
Tahun 2004-2008.

Sumber: Laporan Skripsi Pembangunan Wilayah Kecamatan Berbasis Komiditi Pertanian di


Kabupaten Sragen, 2010
Berdasarkan keterkaitan fungsional antar kegiatan terdapat keterkaitan
ekonomi. Keterkaitan ekonomi disini dapat dilihat dari tabel 1, yaitu kecamatan
Tangen memiliki dua komiditas pertanian sebagai basis. Pertanian basis tersebut
meliputi tomat dan pisang. Menurut penelitian Yeni (2010) Komoditi pisang
mempunyai nilai PPW (Pertumbuhan Pangsa Wilayah) sebesar 123,33 persen.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa komoditi pisang di Kecamatan Tangen
berdaya saing dibandingkan dengan pisang di kecamatan lain. Produksi pisang

6
pada tahun 2008 sebesar 11.023 kuintal.Selai sebagai konsumsi, pisang juga
digunakan sebagai bahan baku industri keripik pisang. Sebanyak 36 unit industri
kecil keripik pisang membutuhkan 4.200 tundun pisang dalam setahun. Industri
keripik pisang ini bersentra di Kecamatan Sragen.

4. Kawasan Industri

Gambar 4.Kawasan Industri di kecamatan Sambung Macan, sumber Google Earth

Keterangan:

Gambar 5.PT Delta Merlin Sandang Tekstil 1, kecamatan Sambung Macan, sumber Google Map

7
Fungsi kawasan yang terdapat di kecamatan Sambung Macan adalah industri.
Pemerintah daerah kabupaten Sragen menetapkan kecamatan Sambung Macan
sebagai kawasan industri karena lokasi wilayah tersebut yang strategis.
Kecamatan Sambungmacan berbatasan langsung dengan Kecamatan Mantingan,
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Di Kecamatan Mantingan, juga dilintasi
interchange atau pintu keluar masuk jalan Tol Solo-Kertosono (Soker), yakni
Simpang Susun (SS) Ngawi . Kecamatan Sambung Macan terdiri atas sembilan
desa ini juga sudah terdapat banyak pabrik, khususnya yang berada di sepanjang
jalur jalan raya Solo-Surabaya.

C. Kesimpulan
Dalam fungsi kawasan terdapat berbagai unit kegiatan, di sebagian wilayah
Kabupaten Sragen terdapat beberapa fungsi kawasan diantaranya:
a. Kawasan permukiman terdapat di wilayah kecamatan Sragen.
b. Kawasan hutan terdapat di kecamatan Sambirejo.
c. Kawasan pertanian terdapat di kecamatan Tangen.
d. Kawasan industri terdapat di kecamatan Sambung Macan.

Daftar Pustaka
Hastutiningsih, Yeni. 2010. Pembangunan Wilayah Kecamatan Berbasis Komiditi
Pertanian di Kabupaten Sragen. Skripsi S1. Surakarta: Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret
Mutaali. 2013. Penataan Ruang Wilayah dan Kota (Tinjauan Normatif-Teknis).
Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Peraturan Daerah Kabupaten Sragen
Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sragen
Tahun 2011 2031.

Anda mungkin juga menyukai