Anda di halaman 1dari 3

Lokasi WKP Gunung Arjuno-Welirang

Kompleks Gunung api Arjuno Welirang (KGAW) terletak di Provinsi Jawa Timur
merupakan kompleks gunung api Kuarter yang tersusun oleh beberapa tubuh gunung api,
yaitu Arjuno, Welirang, Kembar, Bulak, Bakal dan Pundak. Kerucut atau tubuh gunung api
tersebut membentuk kelurusan berarah utara – selatan menunjukkan adanya kontrol struktur
geologi dalam pembentukan KGAW. Daerah ini merupakan daerah prospek panas bumi
ditandai dengan kemunculan manifestasi panas bumi seperti mata air panas Cangar dan mata
air panas Padusan dengan variasi suhu 39.50C - 46.50C, pH netral serta fumarol di puncak
Gunung Welirang.

Gambar. Lokasi Gunung Arjuno Welirang


Keberadaan gunung api ini berasosiasi dengan prospek sistem panas bumi oleh
Wahyuningsih (2005).
Arjuno Welirang juga merupakan salah satu dari sekitar 50 gunung api aktif di
pulau Jawa berumur Kuarter, di mana gunung api ini berhubungan dengan sistem
subduksi oleh Setijadji (2010).
Geografi Puncak : 7o 40' - 7o 53' LS 112o 317" - 112o 42'52" BT
Administrasi : Kab. Malang, Mojokerto dan Pasuruan
Ketinggian : G. Arjuno 3339 mdpl, G. Welirang 3156 mdpl
Tipe Gunung Api : Gunungapi Strato Type A

Struktur Geologi
Vulkanisme Kompleks Gunung Api Arjuno Welirang (KGAW) diindikasikan dengan
kehadiran batuan beku, batuan piroklastik, dan batuan vulkanik klastik yang berumur
Kuarter. Kompleks Gunung Api Arjuno Welirang berada pada tatanan tektonik jalur
magmatik Jawa Bagian Selatan dengan susunan berupa batuan vulkanik Kuarter.
Pembentukan erupsi samping yang diiringi dengan erupsi besar mengeluarkan material
vulkanik Arjuno-Welirang tua sehingga membentuk kekosongan pada produk Arjuno-
Welirang Tua, hal tersebut terlihat dengan nampaknya bentukan ring fracture berupa zona
amblesan Hadi dkk., (2010).
Morfologi Kompleks Gunung Api Arjuno-Welirang mempunyai beberapa kerucut di
puncaknya yaitu : Kerucut G. Arjuno (3339m dpl., kerucut tertua), Kerucut G. bakal (2960m
dpl), Kerucut G. Kembar II (3126m dpl), Kerucut G. Kembar I (3030m dpl), dan Kerucut G.
Welirang (3156m dpl). Kerucut-kerucut tersebut terbentuk akibat perpindahan titik erupsi
yang membentuk kelurusan berarah tenggara-barat lau dan dikontrol oleh sesar normal.
Selain kerucutkerucut tersebut terdapat pula beberapa kerucut parasit yang merupakan hasil
letusan samping pada tubuh Kompleks G. Arjuno-Welirang. Kerucut parasit tersebut adalah
G. Ringgit (2477m dpl) di bagian timur laut, G.Pundak (1544m dpl) dan G. Butak (1207m
dpl) di bagian utara, serta dua buah kerucut lainnya yaitu G. Wadon dan G. Princi yang
terdapat pada tubuh bagian timur. Batuan penyusun kompleks G. Arjuno-Welirang dihasilkan
oleh tiga buah erupsi pusat dari G. Arjuno Tua, G. Arjuno Muda dan G. Welirang berupa
aliran lava, aliran piroklastik, jatuhan piroklastik dan lahar yang sebarannya ke arah utara dan
barat.

Gambar. Peta Geologi


(Berita Berkala Vulkanologi, Edisi Khusus, 1992, G. Arjuno -Welirang).
Struktur geologi Kompleks Gunung Api Arjuno Welirang (KGAW) memiliki arah
kelurusan pola struktur yaitu arah utara-selatan, baratlaut-tenggara, baratdaya-timurlaut, dan
barat-timur. Selain itu terbentuk beberapa stuktur vulkanik seperti ring fracture dan zona
amblasan Hadi dkk., (2010)
Struktur geologi berupa sesar dapat diinterpretasikan sesar pada bagian utara KGAW
meliputi : sesar yang berarah utara-selatan (Sesar Nogosari) membentuk pola relatif lurus
dimulai dari puncak Welirang hingga kebagian utara, kemudian adanya pola timurlaut-
baratdaya (Sesar Trawas) yang dimulai dari bagian bawah morfologi gunung Penanggungan
sampai ke pola stuktur utara-selatan Welirang yang memotong gunung Pundak, dan sesar
dengan arah dan pola yang sama timurlaut-baratdaya (Sesar Prigen) terletak dibagian bawah
sesar Trawas. Sesar yang berarah tenggara-baratlaut yang berdekatan terhadap kemunculan
mata air panas Padusan (Sesar Padusan), berada pada bagian baratlaut Welirang. Sesar bagian
selatan KGAW diwakili oleh pola keluran struktur dari Welirang-Kembar I-Kembar II-
Arjuno yang membentuk pola relatif utara-selatan. Pada bagian tenggara KGAW terdapat
sesar berarah tenggara-timurlaut (Sesar Tegalrejo) yang diinterpretasikan sebagai pengontrol
adanya zona longsorang yang cukup besar pada bagian tubuh gunung api Arjuno. Verstappen
(1985)
DAFTAR PUSTAKA

Berita Berkala Vulkanologi, Edisi Khusus, 1992, G. Arjuno-Welirang.

Hadi, M.N., Kusnadi, D., Rezky, Y., 2010, Penyelidikan Terpadu Geologi dan Geokimia
Daerah Panas Bumi Arjuno-Welirang, Kabupaten Mojokerto dan Malang, Provinsi
Jawa Timur, Pusat Sumber Daya Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, pp. 405 – 412.

Setijadji, L.D., 2010, Segmented Volcanic Arc and its Association with Geothermal Fields in
Java Island, Indonesia, Proceedings World Geothermal Congress 2010, Bali,
Indonesia, 25-29 April 2010, pp. 1 – 12.

Verstappen, 1985, Geomorphological Surveys for Eviromental Development, Elsevier


Science Publishing Company Lnc, Amsterdam.

Wahyuningsih, R., 2005, Potensi dan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi Indonesia,
Kolokium Hasil Lapangan Pusat Survei Geologi, Bandung, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai