Diskripsi tentang pembagian DAS yang berbasis pada istilah hulu dan
hilir dipandang masih mempunyai beberapa kelemahan mengingat
batas-batas tersebut kurang begitu jelas dan belum dapat mewarnai
pola pikir yang kondusif dalam konteks konservasi. Oleh sebab itu,
dalam pendeskripsian pembagian wilayah suatu DAS sudah selayaknya
harus memuat pengertian ekosistem dimana penyebutan wilayah
tersebut diistilahkan. Penataan DAS terdiri dari 3 (tiga) bagian utama,
yaitu :
1. Buffer Zone (Kawasan Penyangga), sebagai pengganti istilah
daerah hulu
2. Regulator Zone (Kawasan Pengatur), sebagai pengganti istilah
daerah tengah
3. Development Zone (Kawasan Pengembangan), sebagai pengganti
istilah daerah hilir.
Konsep pengelolaan DAS yang baik perlu didukung oleh kebijakan yang
dirumuskan dengan baik pula. Dalam hal ini kebijakan yang berkaitan
dengan pengelolaan DAS harus mampu mendorong dilaksanakannya
praktik-praktik pengelolaan lahan yang kondusif terhadap pencegahan
degradasi tanah dan air.
8.1.4.3. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah hasil penjumlahan banyaknya proses
penguapan air (evaporasi) diatas permukaan tanah dan penguapan
melalui proses fisiologi tanaman (transpirasi). Evapotranspirasi
merupakan komponen yang penting di dalam neraca air sub DAS.
Penting karena pada kondisi tertentu, nilai evapotranspirasi ini dapat
miencapai nilai 85 % dari curah hujan.
Tabel 8.1 Q Rata-rata, KRA, dan C Sub DAS Jangkok Tahun 1998-2007
Tahun
No. Parameter Deviasi Status
1998 2002 2007
1. Q (m3/dt) 1,92 1,36 0,96 Penurunan 50% (5,6% -
per tahun)
2. Koefisien Rejim 11,74 16,74 20,09 Peningkatan 71% Sangat
Aliran (KRA) (7,9% per tahun) Jelek
3. Koefisien 0,23 0,28 0,41 Peningkatan 78% Jelek
Limpasan (C) (8,7% per tahun)
Sumber : Studi Analisis Hidrologis dan Perubahan Tutupan Lahan Kawasan
G. Rinjani, Th. 2008