Anda di halaman 1dari 9

Jenis tanah di Kabupaten Landak antara lain:

Podsolik merah kuning (batuan endapan), terbentuk


dari bahan induk endapan, terdapat di kecamatan:
Sengah Temila
Mempawah Hulu
Ngabang
Menyuke
Air Besar
Kuala Behe
Keadaan alami kesuburan tanah hanya terbatas pada
lapisan berbahan organik, tetapi bila digunakan kurang
seksama kesuburannya akan cepat menurun.

Podsolik merah kuning (batuan beku dan endapan),


terbentuk dari bahan induk batuan beku, banyak
dijumpai di kecamatan:
Mempawah Hulu
Mandor
Menjalin
Ngabang
Podsolik merah kuning (batuan beku dan endapan),
banyak terdapat di daerah berbukit dan pegunungan
lipatan, seperti di pegunungan Niut, Kecamatan Meranti
dan Ngabang
Podsol (batuan endapan), sebagian besar terdapat di
Kecamatan Mandor dan Menjalin. Tanah jenis ini
merupakan tanah bermineral yang mempunyai
perkembangan profil dengan tekstur pasir kuarsa,
sangat masam dan sangat kurus di mana kemampuan
pertukaran kation sangat rendah
Latosol, terdapat bagian utara Kecamatan Menyuke
yang terbentuk dari fisiografi vulkan yang berasal dari
bahan induk batuan beku, warna tanahnya coklat
kehitaman, terdrainase baik dan umumnya berstruktur
halus di lapisan atas dan sedang di lapisan bawah
Organosol dan glei humus (bahan aluvial), terdapat di
kecamatan:
Mandor
Menjalin
Sebagian Sengah Temila
Sebangki
Jenis tanah ini mempunyai karakteristik yang tersusun
dari bahan organik atau campuran bahan mineral dan
bahan ketebalan minimum 50 cm serta mengandung
paling sedikit 30% dari bahan organik (bila liat) atau
20% bila berpasir, kepadatan tanahnya kurang dari 0,6
dan selalu jenuh air, mudah mengerut dan tak balik,
bila kering peka erosi dan mudah terbakar.
Kaya potensi
Kabupaten Landak sangat strategis secara geografis dan sumber
daya alam. Secara geografis, posisinya merupakan lintasan antar
negara khususnya Malaysia dan Brunei Darussalam selain itu
lintasan antar kabupaten di Propinsi Kalimantan Barat. Landak
kaya akan sumber daya alam. Bahan tambang golongan A yang
terdapat di wilayah Kabupaten Landak adalah timah hitam dan
galena (di wilayah Mandor). Tambang golongan B adalah mineral
kolkopirit, kakosi, Azurit dan native (Mandor); emas (Mandor,
Ngabang, Air Besar, Menjalin dan Mempawah Hulu); air raksa
(Menyuke dan Air Besar); intan (Air Besar, Kuala Behe dan
Ngabang); bismuth (Menyuke dan Ngabang); biji antimoni (di
Kecamatan Menyuke); molibdonit (Ngabang dan Mandor); gambut di
Sengah Temila. Bahan galian golongan C adalah pasir kuarsa,
kaolin, granit, andesitic, dan pasir (http://distamben-
landak.blogspot.com). Produksi emas terbanyak di Kec.Air Besar,
yakni 596,95 gram/hari dan Kec.Kuala Behe 580,55 gram/hari.

Sampai bulan Januari 2010 terdapat 52 izin usaha pertambangan


(IUP)yang sudah eksplorasi; 7 izin IUP operasi produksi. Beberapa
izin masih menunggu koordinasi dengan Departemen ESDM untuk
penyesuaian dari kuasa pertambangan ke IUP sehubungan dengan
penerapan UU Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara.

Izin-izin lain yang sudah dikeluarkan namun sebagian besar belum


beroperasi adalah bauksit, dengan jumlah 34 izin; zircon dengan
jumlah 8 izin; besi dengan jumlah 1 izin; molibdenit dengan jumlah
3 izin; emas dengan jumlah 10 izi; intan dengan jumlah 3 izin.

Pemkab Landak mendukung sektor pertambangan ini dengan


merencanakan pembukaan kawasan industri yang terletak di
Kecamatan Mandor (Mandor Industrial Estate) dengan berbagai
insentif yang diberikan kepada investor. Pemkab bersama PT. Aneka
Tambang, Tbk. sedang melakukan studi kelayakan untuk
membangun pabrik Smelter Grade Alumina (SGA) yang
direncanakan akan dibangun pada Kawasan Industri Mandor.

Penggerak Utama
Potensi yang paling besar adalah dari sektor pertanian. Pertanian
menjadi penggerak utama dan ujung tombak kegiatan ekonomi
Landak. Setiap tahun lebih dari separuh total kegiatan ekonomi
dihasilkan sektor ini. Menurut data BPS Kabupaten Landak, pada
2003, nilai kegiatan ekonomi pertanian sudah mencapai Rp.275,74
miliar. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan angka 2001 yang
meraup Rp.255,13 miliar.

Menurut Ir. Padu Limbong, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten


Landak, salah satu variabel utama untuk mengukur keberhasilan
pembangunan ekonomi Landak bisa dilihat dari perolehan Produksi
Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada 2001, PDRB Landak baru
Rp.492,62 miliar. Tahun 2003 menjadi Rp.534,91 miliar atau rata-
rata naik 3,16% per tahun. Dari jumlah itu, pertanianlah
penyumbang terbesar. Tahun lalu, sektor pertanian menyumbang
56% terhadap PDRB, papar Limbong.

Sampai akhir tahun 2009 tercatat luas sawah 71.329 hektar (7,20%)
dan tanaman kering 919.581 hektar (92,80%). Total produksi padi
tahun 2008 adalah 198.101 ton; ubi kayu 88.055 ton; jagung 5.539
ton. Terdapat 51 gabungan kelompk tani dan 701 kelompok tani.
Sektor pertanian memiliki multi effects yang sangat besar terhadap
pertumbuhan ekonomi daerah. Antara lain meningkatkan
pendapatan daerah & pusat dari sektor pajak dan retribusi daerah;
meningkatkan penerimaan daerah melalui dana perimbangan;
membuka peluang & kesempatan kerja bagi masayarakat;
berputarnya roda perekonomian daerah secara lebih cepat; tumbuh
dan berkembangnya sektor keuangan dan perbankan (termasuk
koperasi); tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian
masyarakat dari sektor perdagangan dan jasa; terserapnya produk-
produk pertanian masyarakat; terjadinya transfer of knowledge,
technology and skill kepada masyarakat dan berkembangnya sektor
informal.

Dalam membangun perekonomian kabupaten Landak menurut


Bupati Landak Adrianus Asia, masih djumpai sejumlah persoalan.
Setidaknya ada delapan masalah.Pertama, struktur perekonomian
masyarakat masih didominasi oleh sektor primer yakni ekonomi
pertanian, subsistem yang ditandai dengan produktivitas dan
kualitas produksi pertanian rakyat yang rendah.Kedua, usaha Kecil
dan Menengah (UKM) belum berkembang sebagai pilar utama kedua
ekonomi kerakyatan di Kabupaten Landak.Ketiga, industri-industri
pengolahan, utamanya pengolahan hasil-hasil pertanian rakyat
belum berkembang secara kompetitif. Keempat, sektor
perdagangan dan jasa belum berperan sebagai daya ungkit
perekonomian daerah. Kelima, pembangunan infrasuktruktur
wilayah belum berfungsi sebagai penunjang utama pembangunan
dan pengembangan perekonomian daerah. Keenam, perkoperasian
belum berfungsi sebagai tulang punggung ekonomi kerakyatan.
Ketujuh, potensi pertambangan belum digarap secara optimal.
Kedelapan, terjadi kerusakan sumber daya alam terutama kawasan
hutan yang berakibat pada musnahnya keragaman sumber daya
hayati, musnahnya plasma nutfah, dan perubahan ekosistem.

Untuk mengatasi permasalahan di bidang ekonomi tersebut,


Pemkab Landak menerapkan sejumlah strategi. Yakni membangun
sistem perekonomian kerakyatan yg ditujukan sebesar-besarnya
untuk kepentingan rakyat; mengembangkan Perindustrian,
Perdagangan dan Jasa melalui Pembinaan dan Pengembangan
Usaha/ Pelaklu ekonomi; mewujudkan pemanfaatan potensi sumber
daya alam secara efisien & sinergis sehingga mampu
mengembangkan perekonomian daerah; mengembangkan
perindustrian, perdagangan dan jasa melalui pembinaan dan
pengembangan usaha/pelaku ekonomi dan melakukan kerjasama
dengan organisasi non pemerintah maupun lembaga swasta dalam
dan luar negeri.

Landak siap menerima investor. Daya dukung infrastruktur di


Kabupaten Landak adalah tersedianya transportasi darat dan
sungai. Semua kecamatan dapat di lewati dengan transportasi
darat yang kondisi jalannya baik dan ada beberapa kecamatan
yang dapat dilewati baik dengan transportasi darat dan sungai.
Panjang jalan level kabupaten di Landak adalah 982,78 km dan
jalan desa 860,54 km. Sebagian sudah diaspal, sebagian berupa
kerikil dan tanah.

Permaslahan

Dalam membangun perekonomian kabupaten Landak menurut


Bupati Landak Adrianus Asia, masih djumpai sejumlah persoalan.
Setidaknya ada delapan masalah.Pertama, struktur perekonomian
masyarakat masih didominasi oleh sektor primer yakni ekonomi
pertanian, subsistem yang ditandai dengan produktivitas dan
kualitas produksi pertanian rakyat yang rendah.Kedua, usaha Kecil
dan Menengah (UKM) belum berkembang sebagai pilar utama kedua
ekonomi kerakyatan di Kabupaten Landak.Ketiga, industri-industri
pengolahan, utamanya pengolahan hasil-hasil pertanian rakyat
belum berkembang secara kompetitif. Keempat, sektor
perdagangan dan jasa belum berperan sebagai daya ungkit
perekonomian daerah. Kelima, pembangunan infrasuktruktur
wilayah belum berfungsi sebagai penunjang utama pembangunan
dan pengembangan perekonomian daerah. Keenam, perkoperasian
belum berfungsi sebagai tulang punggung ekonomi kerakyatan.
Ketujuh, potensi pertambangan belum digarap secara optimal.
Kedelapan, terjadi kerusakan sumber daya alam terutama kawasan
hutan yang berakibat pada musnahnya keragaman sumber daya
hayati, musnahnya plasma nutfah, dan perubahan ekosistem.

1.TanahGambut(Organosol)
Ciricirinya:a.Tanahnyakurangsubur

b.Terbentukdaribahanbahanorganik
c.Tdkberasaldrpelapukanbatuan
2.TanahLaterit
Ciricirinya:a.Warnanyakekuningkuningansampaimerah
b.Tanahnyatidaksubur
c.Tanahnyatandus
KESIMPULANP.KALIMANTAN:Tanahnyakurang
subur,kecualidaerah
Dekataliransungaiditepipantai
(Yangterdiridaritanahaluvial)

Geografis
Wilayah Kabupaten Landak terletak pada batas
koordinat 001Lintang Selatan 102 Lintang
Utara dan 1095- 11010 Bujur Timur,
sedangkan batas-batas wilayah administrasi
Kabupaten Landak adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kab.
Bengkayang dan Kab. Sanggau
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab.
Sanggau dan Kab. Kubu Raya
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Pontianak
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Sanggau
Kabupaten Landak dapat dikategorikan sebagai
daerah hujan dengan intensitas tinggi. Secara
umum curah hujan rata-rata sebesar 160 mm
per bulan. Intensitas curah hujan yang cukup
tinggi kemungkinan dipengaruhi oleh daerah
yang berhutan tropis. Berdasarkan peta
topografi skala 1:250.000 seri AMS, morfologi
Kabupaten Landak umumnya
merupakan pegunungan bergelombang hingga
tinggi dengan puncak-puncak pegunungan
hingga lebih dari 1000 m di atas permukaan air
laut, terutama ada dibagian utara, sedangkan
dibagian selatan, terutama disekitar
kota Ngabang ke arah selatan memperlihatkan
morfologi dataran setempat yang berawa-rawa
dengan ketinggian 50 m di atas permukaan air
laut. Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten
Landak antara lain :
Podsolik merah kuning (batuan endapan),
terbentuk dari bahan induk endapan, terdapat di
kecamatan: Sengah Temila, Mempawah
Hulu, Ngabang, Menyuke, Air Besar, dan Kuala
Behe
Podsolik merah kuning (batuan beku dan
endapan), terbentuk dari bahan induk batuan
beku, banyak dijumpai di kecamatan :
Mempawah Hulu, Mandor, Menjalin, dan
Ngabang
Podsol (batuan endapan), sebagian besar
terdapat di Kecamatan Mandor dan Menjalin.
Latosol, terdapat dibagian utara Kecamatan
Menyuke yang terbentuk dari fisiografi vulkan
yang bersal dari bahan induk batuan beku,
warna tanahnya coklat kehitaman, terdrainase
baik dan umumnya berstruktur halus di lapisan
atas dan sedang di lapisan bawah.
Organosol dan glei humus (bahan aluvial), Jenis
tanah ini mempunyai karateristik yang tersusun
dari bahan organik atau campuran bahan
mineral dan bahan ketebalan minimum 50 cm
serta mengandung paling sedikit 30% dari bahan
organik (bila liat) atau 20% bila berpasir,
kepadatan tanahnya kurang dari 0,6 dan selalu
jenuh air, mudah mengerut dan tak balik,
bila kering peka erosi dan mudah terbakar. Tanah
jenis ini terdapat di kecamatan : Mandor,
Menjalin, Sebangki, dan sebagian Sengah Temila.

Anda mungkin juga menyukai