Anda di halaman 1dari 10

MODUL 8

KEBUTUHAN DAN CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI


UNTUK TANAMAN PADI SAWAH METODE SRI

A. TUJUAN
Tujuan pembelajaran modul ini adalah :
1. Agar peserta dapat mengerti dan memahami tentang kebutuhan dan cara
pemberian air Irigasi untuk tanaman padi sawah metode SRI berikut prinsip
dasar cara-cara pemberian airnya (hemat air, berselang, antara macak-macak
dan jenuh, jadi tidak perlu penggenangan seperti halnya pada padi sawah
konvensional).
2. Sebagai bahan acuan untuk pembinaan kepada pengurus P3A/ para petani
diwilayah kerjanya.

B. KELOMPOK SASARAN
Kelompok sasaran pembelajaran ini adalah peserta pelatihan meliputi para Kepala
Desa, Juru Pengairan dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).

C. WAKTU PEMBELAJARAN
Pembelajaran dikelas selama 2 (dua) jam pelajaran @ 45 menit yang meliputi:
penjelasan ringkas oleh instruktur, diskusi dan laporan instruktur tentang
pelaksanaan pelatihan dan saran-saran pemberdayaan P3A lebih lanjut.

D. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran pelatihan secara partisipatif, dilakukan di dalam kelas dan
instruktur memaparkan secara ringkas tentang materi ini kemudian dilanjutkan

KEBUTUHAN DAN CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI UNTUK TANAMAN PADI SAWAH METODE SRI
MODUL PELATIHAN KPL – P3A/GP3A/IP3A TAHAP III. 2011-2012 1
Strengthening of Irrigation Water Management CS-2
Proyek Irigasi Komering Tahap II, Fase-2 (JICA Loan No. IP-523)
diskusi secara aktif. Tempat duduk dibuat sedekat mungkin, kedudukan sama
serta mencerminkan suasana kebersamaan dan kesetaraan. Pembelajaran dimulai
dengan penjelaskan secara singkat tentang tugas dan tanggung jawab P3A dalam
pengelolaan jaringan tersier, pengertian organisasi, struktur organisasi, bagaimana
memperoleh sumber dana, keanggotaan, pembentukan pengurus, Anggaran Dasar
serta Anggaran Rumah Tangga. Dalam diskusi hendaknya digali tentang:
Seberapa jauh pelaksanaan pelaksanaan pemberian air irigasi untuk SRI :
1) Kecukupan pasokan air
2) Interval pemberian air
3) Garansi kontinuitas pasokan air sesuai interval pemberian air SRI

E. PROSES PEMBELAJARAN
Pembelajaran dilakukan dengan cara:
1. Instruktur memaparkan secara ringkas materi ini kepada peserta tentang
Kebutuhan dan cara pemberian air irigasi untuk tanaman padi sawah metode
SRI, dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi untuk memantapkan dan atau
menegaskan kembali tentang materi pokok yang disampaikan oleh instruktur;
dan
2. Peserta dapat duduk di kursi atau lesehan dengan posisi duduk melingkar
disekeliling instruktur (pemandu diklat) atau membentuk huruf ”U” dengan
tidak terlalu menekankan sistem pembelajaran klasikal secara kaku agar peserta
dapat menerima informasi dengan santai tanpa merasa sedang dalam proses
pembelajaran.

KEBUTUHAN DAN CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI UNTUK TANAMAN PADI SAWAH METODE SRI
MODUL PELATIHAN KPL – P3A/GP3A/IP3A TAHAP III. 2011-2012 2
Strengthening of Irrigation Water Management CS-2
Proyek Irigasi Komering Tahap II, Fase-2 (JICA Loan No. IP-523)
F. MATERI PEMBELAJARAN

1. Pengertian Kelompok Pemandu Lapangan (KPL)


Kelompok Pemandu Lapangan (KPL) adalah tenaga dari pemerintah
atau pemerintah daerah yang bertugas di lapangan yang terdiri atas unsur
pertanian, unsur pengairan/ sumber daya air, dan unsur lain dari kecamatan/
desa yang mempunyai tugas pokok memfasilitasi program pemberdayaan P3A/
GP3A/ IP3A. (Peraturan Menteri PU NO: 33/PRT M /2007 Tentang Pedoman
Pemberdayaan P3A/ GP3A/ IP3A )

2. Kebutuhan Air untuk Tanaman Padi Sawah


Kebutuhan air untuk tanaman adalah jumlah air yang dibutuhkan oleh
tanaman untuk proses pertumbuhannya sehingga diperoleh tambahan berat
kering tanaman. Kebutuhan air tanaman dapat diukur dari perbandingan berat
air yang dibutuhkan untuk setiap pertambahan berat kering tanaman. Dari
sudut pandang irigasi, kebutuhan air untuk tanaman ditentukan oleh dua proses
kehilangan air selama pertumbuhan tanaman, yaitu Evaporasi dan Transpirasi.
Evaporasi adalah kehilangan air karena penguapan dari permukaan tanah dan
badan air atau permukaan tanaman tanpa memasuki sistem tanaman. Air yang
berasal dari embun, hujan atau irigasi siraman yang kemudian menguap tanpa
memasuki tubuh tanaman termasuk dalam air yang hilang karena Evaporasi
ini. Transpirasi adalah kehilangan air karena penguapan melalui bagian dalam
tubuh tanaman, yaitu air yang diserap oleh akar-akar tanaman, dipergunakan
untuk membentuk jaringan tanaman dan kemudian dilepaskan melalui daun ke
atmosfir. Kedua proses kehilangan air tersebut kemudian sering disebut sebagai
Evapotranspirasi.

KEBUTUHAN DAN CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI UNTUK TANAMAN PADI SAWAH METODE SRI
MODUL PELATIHAN KPL – P3A/GP3A/IP3A TAHAP III. 2011-2012 3
Strengthening of Irrigation Water Management CS-2
Proyek Irigasi Komering Tahap II, Fase-2 (JICA Loan No. IP-523)
Kebutuhan air tanaman perlu diketahui agar air irigasi dapat diberikan
sesuai dengan kebutuhannya. Jumlah air yang diberikan secara tepat,
disamping akan merangsang pertumbuhan tanaman, juga akan meningkatkan
efisiensi penggunaan air sehingga dapat meningkatkan luas areal tanaman yang
bisa diairi. Kebutuhan air untuk tanaman merupakan salah satu komponen
kebutuhan air yang diperhitungkan dalam perancangan sistem irigasi. Berbagai
metode telah dikembangkan guna mengukur kebutuhan air untuk tanaman.
Dalam perancangan sistem irigasi, kebutuhan air untuk tanaman dihitung
dengan menggunakan metode prakira empiris berdasar rumus tertentu. Secara
diagramatis kebutuhan air untuk tanaman digambarkan pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Dua komponen utama yang mempengaruhi kebutuhan air tanaman.

KEBUTUHAN DAN CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI UNTUK TANAMAN PADI SAWAH METODE SRI
MODUL PELATIHAN KPL – P3A/GP3A/IP3A TAHAP III. 2011-2012 4
Strengthening of Irrigation Water Management CS-2
Proyek Irigasi Komering Tahap II, Fase-2 (JICA Loan No. IP-523)
2.1 Komponen Kebutuhan Air Irigasi Padi Sawah
Komponen kebutuhan air irigasi yang utama adalah kebutuhan air
tanaman ditambah dengan komponen lain yaitu: perkolasi atau rembesan ke
bawah dan ke samping; penguapan muka air bebas; dan bocoran-bocoran di
sepanjang saluran. Karena cara pemberian air antara tanaman satu dengan
lainnya berbeda-beda, maka kebutuhan air irigasi juga tidak sama. Oleh karena
itu, kebutuhan air irigasi harus dihitung secara teliti. Secara diagramatis
komponen kebutuhan air irigasi digambarkan pada Gambar 2 sebagai berikut :

Gambar 2. Komponen kebutuhan air irigasi

3.1 Kebutuhan Air Irigasi Untuk Tanaman Padi Sesuai Tahapannya


Ada 2 (dua) varietas padi yang umumnya ditanam di Indonesia yaitu:
varietas lokal dan varietas unggul. Varietas lokal umurnya relatif lebih panjang
dan kebutuhan airnya juga lebih besar dibanding dengan varietas unggul,

KEBUTUHAN DAN CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI UNTUK TANAMAN PADI SAWAH METODE SRI
MODUL PELATIHAN KPL – P3A/GP3A/IP3A TAHAP III. 2011-2012 5
Strengthening of Irrigation Water Management CS-2
Proyek Irigasi Komering Tahap II, Fase-2 (JICA Loan No. IP-523)
namun dari segi rasa, masyarakat menilai bahwa varietas lokal lebih enak
dibanding dengan varietas unggul. Perbandingan kebutuhan air 2 varietas
tersebut disajikan pada Tabel 1.

Varietas lokal Varietas unggul


Tahap Pertumbuhan Periode Periode
mm/hari l/det/ha mm/hari l/det/ha
(hari) (hari)
Pengolahan Tanah 12,7 1,5 - 12,7 1,5 -

Pembibitan 3,0 0,4 20 3,0 0,4 20

Tanam s/d Primordial 7,5 0,9 40 6,4 0,75 35

Primordial s/d Bunga 8,8 1,0 25 7,7 0,9 20

Bunga 10 % s/d 8,8 1,0 20 9,0 1,0 20


Penuh
Bunga Penuh s/d 8,4 1,0 20 7,8 0,9 20
Pemasakan
Pemasakan s/d Panen 0 0 15 0 0 15

Tabel 1. Kebutuhan Air Tanaman Padi Sesuai Tahap pertumbuhannya

Cara Pemberian Air Irigasi


Ada 3 (tiga) macam cara pemberian air irigasi untuk padi, yaitu: penggenangan air
terus menerus, pengaliran air terus menerus dan pengaliran air terputus-putus.

1) Pemberian Air Secara Penggenangan Terus Menerus


Penggenangan air irigasi dapat dilakukan secara terus menerus dengan
ketinggian yang sama sepanjang pertumbuhan tanaman. Keadaan ini bisa
dilakukan apabila jumlah air yang tersedia dalam kondisi yang cukup. Dengan
tinggi genangan kurang dari 5 cm maka diperoleh produksi yang tinggi dan air

KEBUTUHAN DAN CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI UNTUK TANAMAN PADI SAWAH METODE SRI
MODUL PELATIHAN KPL – P3A/GP3A/IP3A TAHAP III. 2011-2012 6
Strengthening of Irrigation Water Management CS-2
Proyek Irigasi Komering Tahap II, Fase-2 (JICA Loan No. IP-523)
lebih efisien (hemat). Pada Gambar 3 dapat dilihat ilustrasi pemberian air secara
penggenangan terus menerus.

Gambar 3. Pemberian air dengan cara penggenangan terus-menerus.

2) Pemberian Air Secara Pengaliran Menerus


Cara pemberian ini dilakukan bila air terdapat dalam jumlah yang melimpah.
Air dialirkan dari petak sawah ke petak lainnya melalui batang bambu atau
lubang di pematang sepanjang masa pertumbuhan tanaman. Cara ini dinilai
boros air serta pemakaian pupuk maupun pestisida tidak efisien.

Gambar 4. Pemberian air secara terus menerus.

KEBUTUHAN DAN CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI UNTUK TANAMAN PADI SAWAH METODE SRI
MODUL PELATIHAN KPL – P3A/GP3A/IP3A TAHAP III. 2011-2012 7
Strengthening of Irrigation Water Management CS-2
Proyek Irigasi Komering Tahap II, Fase-2 (JICA Loan No. IP-523)
3) Pemberian Air Secara Terputus-putus
Pemberian air secara terputus-putus adalah cara memberikan dengan
penggenangan yang diselingi dengan pengeringan (pengatusan) pada jangka
waktu tertentu, yaitu saat pemupukan dan penyiangan. Cara ini disarankan
karena dapat meningkatkan produksi dan menghemat penggunaan air.

Gambar 5. Pemberian air secara terputus-putus

Metode Pemberian air irigasi untuk padi sawah metode SRI di daerah
irigasi komering telah di lakukan oleh Konsultan CS 3, dengan cara berselang/
intermitten. Pemberian air pada kegiatan pra tanam atau pengolahan tanah/
pengenagan berkisar 5 cm, untuk penyiangan tinggi genangan 2 cm, sedangkan
untuk pertumbuhan pemberian air dikendalikan antara kapasitas lapang (80%)
jenuh sampai macak-macak (Jenuh 100%).
Oleh karena itu metode SRI benar-benar dapat menghemat air kurang lebih 40
% dari padi konvensional. Dari segi produktivitas dapat meningkatkan produksi
dari sekitar 5 ton/ ha menjadi sekitar 7-8 Ton/ ha. Dan produksi ini masih dapat
ditingkatkan seiring dengan peningkatan teknis budidaya terutama upaya

KEBUTUHAN DAN CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI UNTUK TANAMAN PADI SAWAH METODE SRI
MODUL PELATIHAN KPL – P3A/GP3A/IP3A TAHAP III. 2011-2012 8
Strengthening of Irrigation Water Management CS-2
Proyek Irigasi Komering Tahap II, Fase-2 (JICA Loan No. IP-523)
peningkatan anakan produktif. Berikut adalah pola pemberian air yang telah
dilaksanakan oleh Konsultan CS 3:
1) Tanaman Muda (0-20 HST)
Pola 1:
Pemberian air setinggi 2 cm kemudian 2-3 hari tanah akan lembab
selanjutnya 5-7 hari tanah akan lembab 80%.
Pola 2:
Pemberian air setinggi 2 cm kemudian 2-3 hari tanah akan lembab
selanjutnya 10 hari tanah akan kering/ retak-retak.
2) Tanaman Umur 21-45 HST
Pola 1:
Pemberian air setinggi 2 cm kemudian 2-3 hari tanah akan lembab
selanjutnya 10-12 hari tanah akan kering/retak-retak.
Pola 2:
Pemberian air setinggi 2 cm kemudian 2-3 hari tanah akan lembab
selanjutnya 10-12 hari tanah akan kering/retak halus.
3) Tanaman Umur 46-65 HST
Pola 1:
Pemberian air setinggi 2 cm kemudian 2-3 hari tanah akan lembab
selanjutnya 10-12 hari tanah akan kering/retak halus. Selanjutnya 15-20 hari
tanah akan kering/retak-retak. Pola 1 : 2/10 ; Pola II : 2/10 ; Pola 2/15-20.

KEBUTUHAN DAN CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI UNTUK TANAMAN PADI SAWAH METODE SRI
MODUL PELATIHAN KPL – P3A/GP3A/IP3A TAHAP III. 2011-2012 9
Strengthening of Irrigation Water Management CS-2
Proyek Irigasi Komering Tahap II, Fase-2 (JICA Loan No. IP-523)
KEBUTUHAN DAN CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI UNTUK TANAMAN PADI SAWAH METODE SRI
MODUL PELATIHAN KPL – P3A/GP3A/IP3A TAHAP III. 2011-2012 10
Strengthening of Irrigation Water Management CS-2
Proyek Irigasi Komering Tahap II, Fase-2 (JICA Loan No. IP-523)

Anda mungkin juga menyukai