Anda di halaman 1dari 48

KULIAH BANGUNAN PERTANIAN DAN

LINGKUNGAN

PERTEMUAN 2
Lingkungan dan bangunan pertanian
Lingkungan dan bangunan pertanianadalah salah satu cabang disiplin
ilmu dalamteknik pertanianyang fokus pada pengendalianlingkungan
dalambangunan pertanian untuk pertumbuhanproduksidan
mempertahankan mutuhasil pertanian.

Pengertian dan definisi daribangunan pertaniansecara fisik adalah


semuabangunandengan berbagai macam tipe dan strukturnya, yang
digunakan untukproses produksidi bidangpertanian

Dalam arti luas, meliputi :


bangunan untuk produksi tanaman pertanian (rumah kaca,hidroponik, dan
sebagainya),
produksi ternak(kandangdan sebagainya),
bangunan untuk penyimpanan danpenanganan pasca panen(
gudang pertaniandan sebagainya),
bangunan untuk menyimpanalat dan mesin pertanian,perbengkelan, serta
bangunan pertanian lainnya.

Dalam suatu bangunan pertanian, perlu diperhatikan aspek-aspek


lingkunganmikro dan pengendaliannya yang diperlukan untuk
memaksimalkan fungsi dari bangunan tersebut sesuai dengan tujuan
dibangunnya.
Aspek lingkungan tersebut meliputi :
temperatur,
kelembapan,
yang memengaruhi
cahaya,
kenyamanan, produktivitas,
kualitas dan aliranudara, kualitas dan masa simpan
bau, suatu produk hasil pertanian.
hamadan penyakit, dan sebagainya

Dari sudut pandang keteknikan, lingkungan dapat dikendalikan secara


tertutup
Lingkungan Mikro Tanaman
Elemen lingkungan yang memengaruhi produktivitastanamanadalah
temperatur,
kelembapan relatif,
intensitas cahaya,
angin,
polutan,
konsentrasiCO2,
sertapH,
kadarnutrisi,
dankadar airmedia tanam.

Media tanam yang digunakan bervariasi, ditentukan oleh praktik menanam


yang digunakan.

Penanaman dengan cara hidroponik tentu saja memerlukan penanganan pH,


nutrisi, dan kadar air media tanam yang berbeda jika dibandingkan dengan
menggunakan mediatanah, sehingga penanganan lingkungan mikro akan
sedikit berbeda.

Penanganan faktor lingkungan dalam rumah kaca juga berbeda jika


dibandingkan dengan penanganan lingkungan mikro tanaman dalam ruangan
terbuka, mengingat bahwa dalam rumah kaca intensitaspanasdapat diatur
sesuai dengan kebutuhan dan struktur bangunan.
Cahaya
Cahayamerupakan faktor lingkungan yang paling penting bagi tanaman
karena merupakan sumberenergibagifotosintesistanaman.

Cahaya yang paling penting bagi tanaman adalahcahaya tampak, yang


memilikipanjang gelombangantara 390-700nm.

Mengendalikan intensitas cahaya agar optimum bagi tanaman merupakan


hal yang sulit.

Rekayasa lingkunganuntuk mendapatkan kondisi cahaya yang sesuai


dapat dilakukan dengan sistem perlampuan.

Hal ini umum dilakukan jika intensitas cahaya alami yang tersedia kurang
atau tidak ada.

Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua tanaman pertanian


menyukai intensitas cahaya tinggi,

Ada tanaman pertanian yang tumbuh subur dengan naungan, atau


tanaman pertanian dinaungi untuk tujuan tertentu (misalpohon tehuntuk
membuatteh putihatautembakauuntuk mendapatkan daun yang lebar
dan tipis).
Selain intensitas, durasi ketersediaan cahaya juga merupakan hal yang penting.

Sebagian tipe tanaman dipengaruhi oleh lamanya penyinaran agar berbunga atau
menghasilkan hasil yang baik, namun ada juga yang tidak; misalnya,
anggrek cattleyatidak akan berbungajika lamanya penyinaran melebihi 15 jam
sehari,bit gulatidak akan menghasilkan gulayang banyak jika tidak mendapatkan
cahaya lebih dari 8 jam sehari, dantomattidak dipengaruhi lamanya penyinaran.
Fenomena ini disebutfotoperiodisme

Temperatur
Temperaturmerupakan salah satu parameter lingkungan yang sangat penting bagi
tumbuhan.

Temperatur di sekitar tanaman, baik temperatur udara, air, ataupun tanah,


dipengaruhi oleh banyak hal seperti
a. durasi dan intensitasradiasi matahari,
b. laju pindah panas,
c. laju transpirasidanevaporasi,
d. danaktivitas biologisdi sekitar tanaman.

. Mudah mengukur temperatur udara di sekitar tanaman, namun sulit mengukur


temperatur tanaman itu sendiri.

. Biasanya temperaturdaundigunakan sebagai data yang mewakili karena


permukaan daun yang luas serta kegunaan daun sebagai organtranspirasi
menjadikannya tolok ukur pengukuran temperatur tanaman.
Selain itu, temperatur tanah juga digunakan untuk mengukur temperatur
organ perakarantanaman

Hubungan antara temperatur udara danpertumbuhan tanamansangat


kompleks, namun pada umumnya memengaruhi kinerjaenzimtanaman dan
aktivitas air.

Tanaman, selayaknyamakhluk hiduplain dibumiini, kehidupannnya


dikendalikan olehaktivitas enzimdi dalam maupun di luarsel.

Jika temperatur terlaludingin, sel tidak akan aktif dan cenderungdorman,


sedangkan ketika temperatur terlalu tinggi, enzim perlahan-lahan akan
mengalami pengurangan aktivitas hingga akhirnya mati.

Jika tidak ada aktivitas enzim, kehidupan tidak akan berlangsung dengan baik.

Selain itu, temperatur yang tinggi juga akan menyebabkan laju transpirasi
meningkat melebihi penyerapan air oleh akar sehingga sel tanaman akan
mengering dan mati.

Temperatur bersama-sama dengan kelembapan udara adalah yang paling


memengaruhi pertumbuhan dan perkembanganhama dan penyakit tanaman.
Kelembapan Udara Relatif
Kelembapan udara relatif(atau RH,Relative Humidity), adalah rasio antara
tekanan uap airaktual pada temperatur tertentu dengan tekanan uap air jenuh
pada temperatur tersebut.

Pengertian lain dari RH adalah perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung
dalam udara pada suatu waktu tertentu dengan jumlah uap air maksimal yang
dapat ditampung oleh udara tersebut pada tekanan dan temperatur yang sama.

Dalam konteksbudidaya tanaman, kelembapan udara dipengaruhi dan


memengaruhi laju transpirasi tanaman.

Tingginya laju transpirasi akan meningkatkan laju penyerapan air oleh akar hingga
pada batas tertentu, namun jika terlalu tinggi melampaui laju penyerapan dan
terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanaman mengering.

Kelembapan udara, bersama dengan temperatur paling banyak memengaruhi


pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit tanaman.

Kadar Karbon Dioksida Di Udara


Karbon dioksidaadalahgasyang diperlukan oleh tanaman sebagai bahan dasar
berlangsungnya fotosintesis.

Tanpa Karbon dioksida, tanaman tidak akan menghasilkan hasil pertanian karena
karbon dioksida bersama air dan cahaya matahari merupakan bahan dasar proses
pembentukan hasil-hasil pertanian melalui fotosintesis tanaman.
Kecepatan Angin
Yang dimaksud dengankecepatan angindalam hal ini adalah besarannya dan
tidak bergantung pada arah.

Angin memengaruhi laju transpirasi, laju evaporasi, dan ketersediaan karbon


dioksida di udara.

Tanaman akan mengalami kemudahan dalam mengambil karbon dioksida di


udara pada kecepatan udara antara 0,1 hingga 0,25 m/s.

American Society of Agricultural Engineeringmerekomendasikan kecepatan


angin dalam budidaya tanaman tidak melebihi 1 m/s.

Pengendalian kecepatan angin dapat dilakukan jika budidaya dilakukan dalam


greenhouse denganventilasiyang tidak terlalu terbuka serta dinding yang kedap
udara.

Polutan
Polutanadalah segala sesuatu yangmencemari lingkungan.

Polutan yang memengaruhi pertumbuhan tanaman dapat berupa polutan udara,


tanah, maupun air ketika dilakukan irigasi.

Kerusakan tanaman dapat terjadi ketika udara di sekitar tanaman mengandung


amoniadalam kadar 8-40ppmatauSO2sebesar 1 ppm.
Merkuri, baik dalam bentuk uap, polutan air, maupun dalam tanah, dapat menyebabkan
akumulasi merkuri pada hasil pertanian.

Keberadaan gasetilenadapat mencegah terbentuknya kuncup bunga.

Zona Perakaran

Akar yang ditanam dalam media hidroponik

Zona perakaranmerupakan tempat berdirinya tanaman dan sekaligus berfungsi sebagai


media tumbuh tanaman.

Lingkungan perakaran juga menjadi sumber air dan tempat tersimpannya nutrisi
tanaman sebelum diserap oleh tanaman.

Zona perakaran juga merupakan tempat berlangsungnya difusi oksigen ke akar. Zona
perakaran tidak hanya berupa media tanah; penanaman secara hidroponik
memungkinkan tanaman ditanam di media non tanah.

Media tersebut antara lainsabut kelapa,arang, vermiculite, rockwool,perlite, air,


dan sebagainya.

Bahkan tanaman yang ditanam secaraaeroponiktidak memerlukan media tanam


apapun; akar langsung terekspos oleh udara.
KULIAH BANGUNAN PERTANIAN DAN
LINGKUNGAN

PERTEMUAN 3
Lingkungan Mikro Hewan
Lingkungan mikrohewanadalah faktor yang memengaruhi kenyamanan
hidup hewan dan interaksinya dengan lingkungan sekitar (kandang,
padang rumput, dan sebagainya).

Dalam bangunan pertanian kandang, pengendalian kelembapan,


temperatur, intensitas cahaya, dan bau serta pengaturan jarak antara satu
hewan dengan hewan lainnya penting untuk dilakukan demi kenyamanan
dan produktivitas hewan ternak.

Hewan dikatakan nyaman jika memenuhi persyaratan sebagai


berikut:
1) Pembuluh darahtidak mengembang atau mengkerut, disebabkan
temperatur yang mengganggu kenyamanan hewan tersebut.
2) Evaporasidarikulitdansaluran napashewan minimum, dapat dilakukan
dengan mengendalikan temperatur dan kelembapan kandang.
3) Rambutdanbulutidak tegang.
4) Respon dan tingkah laku terhadap lingkungan (temperatur panas atau
dingin, bau, dan sebagainya) tidak terlihat.
Temperatur Udara
Peranan temperatur udara dalam lingkungan mikro hewan sangat penting
dalam menentukan kenyamananhewan ternak.

Temperatur yang dibutuhkan untuk setiap jenis hewan dan dalam kondisi
tertentu berbeda-beda, menyebabkan pengaturan temperatur mikro
hewan menjadi sulit.

Seperti contoh, hewan ternak besar yang baru saja dilahirkan


membutuhkan temperatur yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan
hewan ternak besar dalam kondisi biasa agar tidak mengalamihipotermia
akibat proses adaptasi yang belum terlalu lama.

Temperatur kenyamanan bagi hewan ditentukan oleh


jenis hewan ternak,
usia,
jenis kelamin,
jumlahpakan,
kondisi kesehatan
danfisiologishewan ternak.
Temperatur yang berada di luar temperatur kenyamanan hewan akan
menyebabkan hewan stress.

Jika terlalu ekstrem panas akan menyebabkan hewan mati akibat


hipertermia, dan pada kondisi tersebut hewan mengalami penyerapan
panas yang terlalu tinggi.

Sedangkan jika terlalu ekstrem dingin akan menyebabkan hewan mati


akibathipotermia, dan hewan ketika itu mengalami pengeluaran panas
yang terlau tinggi.

Semua jenis hewan ternak yang umum berada di pasaran adalah hewan
berdarah panas, yang berarti hewan tersebut dapat mempertahankan
temperatur tubuhnya dengan mengatur kecepatan alirandarah, lebar
penampangpembuluh darah,kadar gula,iontubuh, dan sebagainya.

Perilaku dan perubahan fisiologis hewan yang mungkin muncul ketika


berada dalam kondisi kedinginan yaitu:
Pembuluh darah mengkerut, rambut menjadi tegang, dan kulit menebal
diisi oleh kandunganlemakdanminyak. Kombinasi dari ketiganya
mengurangi besarnya pindah panas dari tubuh ke lingkungan
Metabolismeakan meningkat untuk meningkatkan panas tubuh. Hal ini
akan menyebabkan hewan cepatlapardan membutuhkan makanan
yang lebih banyak
Jenis dan Bangunan Pertanian
Sebagai alat produksi, bangunan pertanian digunakan dalam kegiatan-kegiatan atau
proses produksi pertanian baikpramaupunpasca panen.

Berdasarkan fungsinya, maka bangunan pertanian dapat dikelompokkan dalam


berbagai macam atau jenis bangunan sebagai berikut:
A. Bangunan Untuk Produksi Tanaman

Rumah tanaman, salah satu jenis bangunan untuk budidaya pertanian yang paling umum

. Bangunan untuk produksi tanaman umum disebutgreenhouseataurumah kacaatau


rumah tanaman; istilah terakhir muncul sejak pembangunan greenhouse tidak lagi
menggunakankaca, tetapi jugaplastikdanfiberglassdengan alasan teknis maupun
ekonomi.

. Rumah kaca umumnya dibangun di wilayahsubtropisdan wilayah dengan


empat musim.

. Bangunan ini dperlukan agar kegiatan bercocok tanamdapat dilakukan ketika


temperatur cuaca mematikan bagi tanaman pertanian.
Dengan rumah kaca, tanaman yang di dalamnya terlindungi dari
temperatur lingkungan serta mendapatkan temperatur yang cukup untuk
pertumbuhannya.

Hal ini dikarenakan cahaya matahari masih dapat menembus atap dan
dinding rumah kaca, sedangkan panas yang dihasilkan dari elemen-elemen
di dalam rumah kaca sulit keluar dan terperangkap di dalam sehingga
temperatur di dalam rumah kaca menumpuk dan mengimbangi
temperatur dingin di luar sehingga memungkinkan bagi tanaman untuk
hidup.

Tetapi,efek rumah kacatidak dapat diterapkan di wilayahtropiskarena


temperatur yang meningkat akan mematikan tanaman yang didalamnya,
mengingat bahwa temperatur lingkungan di wilayah tropis sudah cukup
untuk pertumbuhan tanaman.

Greenhouse yang dibangun di wilayah tropis umumnya tidak melindungi


tanaman dari temperatur udara luar.

Hal ini karena konstruksi tembok yang tidak kedap udara dan atap yang
berventilasi, memungkinkan udara panas naik dan keluar dari greenhouse.
Namun greenhouse ini dapat melindungi tanaman darihujandan
seranganhama
B. Bangunan Untuk Produksi Ternak

Kandang di Wisconsin, USA


. Bangunan ternak yang dimaksud adalah bangunan untuk ternak besar, ternak
kecil, dan unggas.

. Di Indonesia, pada umumnya sudah digunakan dalam skala luas kandang ayam
yang dibangun dalam skala besar untuk tujuan komersial, dilengkapi dengan
peralatan-peralatan mekanis.

. Usaha ternak sapi belum mampu berkembang sebesar usaha peternakan ayam,
karena umumnya usaha ternak sapi masih diusahakan petani baik secara individu
maupun berkelompok.

. Sistem perkandangannya pun masih sederhana dan hanya mampu menampung


dua hingga lima ekor sapi.

. Peternakan besar sudah ada, namun jumlahnya terbatas sehingga masih


berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia.
Usaha di bidangpeternakanmemerlukan fasilitas perkandangan yang baik
agar produksinya baik.

Untuk itu, diperlukan perancangan dan desain yang baik pula, dan
disesuaikan dengan jenis ternak dan skala usaha yang ada.

Yang paling utama adalah kandang tersebut berfungsi dengan baik,


menyediakan perlindungan dan lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan
dan kenyamanan hewan ternak.
KULIAH BANGUNAN PERTANIAN DAN
LINGKUNGAN

PERTEMUAN 4
C. Bangunan Untuk Penyimpanan Hasil Pertanian

. Penyimpananbahanhasil pertaniantelah dilakukan oleh manusia sejak


8000 tahun sebelum masehi pada saat manusia mulai menanam,

. sedangkan penyimpanan bahan pangan sudah dimulai sejak manusia


melakukan budayaberburudan mengumpulkan makanan untuk
mencegahkelaparanketika musim yang tidak diinginkan datang.

. Produk hasil pertanian secara luas, baik berupa hasilpertanian,perikanan,


peternakan, maupunkehutananmemerlukan fasilitas penyimpanan
sebelum diproses atau sebelum dipasarkan.

. Tujuan penyimpanan secara fisik adalah untuk mempertahankan mutu dan


mencegah kerusakan produk.

. Penyimpanan diperlukan karena berkaitan dengan tujuan pemasaran, yaitu


menunggu hingga harga pasar baik untuk menjual hasil pertanian.
Jenis-jenis bangunan penyimpanan hasil pertanian:
a) Rumah pengepakan
b) Bangunan penyimpanan hasil pertanian dalamkarung(gudang)
c) Bangunan penyimpanan hasil pertanian dalam bentuk curah (silo)
d) Bangunan penyimpanankayu
e) Rumah bekuuntuk penyimpananbuah-buahandansayuranserta
hasil peternakan

Gudangadalah suatu bangunan penyimpanan yang memiliki bagian-bagian


konstruksi yang terdiri dari atap (penutup), dinding, dan lantai, membentuk
suatu ruangan perlindungan yang cukup luas untuk menempatkan atau
menyimpan berbagai macam barang atau komoditas.

Definisi ini membedakan fasilitas penyimpanan yang lain seperti lumbung,


peti, kotak, atau perlengkapan pengemasan lainnya.

Gudang secara konstruksi tidak banyak berbeda dengan gedung yang bersifat
statis dan memerlukan pondasi untuk memantapkan dan menstabilkan
posisi dan kedudukan bangunan tersebut.
Silo yang terdapat di Port Giles, Australia Selatan, yang digunakan untuk
menampung gandum

Penyimpanan hasil tanaman berupa biji-bijian dapat dilakukan secara curah atau
karung.

Bangunan penyimpanbiji-bijiancurah umumnya berbentuk lumbung atau silo


berupa silinder tegak.

Di Indonesia, yang saat ini digunakan adalah lumbung yang berbentuk rumah
panggung persegi.

Pada penyimpanan dengan sistem karung, biji-bijian dimasukan ke dalam karung


dan disimpan di gudang secara berumpuk-tumpuk.

Sedangkan penyimpanan buah-buahan, sayur-sayuran, hasil ternak, dan hasil


pertanian lainnya yang cepat membusuk akibat seranganmikrobadanjamur,
umumnya disimpan di ruangan berpendingin.
D. Bangunan Untuk Penyimpanan Bahan, Alat, Dan Mesin Budidaya
Pertanian
. Jenis bangunan ini sangat penting dalam usaha tani skala besar dan komersial.

. Kondisi yang harus dipenuhi dalam konstruksi bangunan pertanian jenis ini
adalah faktorkeselamatan dan kesehatan kerja, mengingat bahwa bangunan ini
berguna untuk menyimpan bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan
budidaya pertanian sepertibenih,bahan-bahan kimiasepertipupuk,pestisida,
danbahan bakarsertaalat dan mesin pertaniansepertitraktor.

. Sebaiknya bangunan ini dilengkapi dengan fasilitas keselamatan seperti


pemadam kebakaransertapintu darurat.

. Konstruksi bangunan juga sebaiknyatahan apidan tidak mudah runtuh dalam


kondisi apapun.

. Kebutuhan fasilitas lainnya disesuaikan, misalnya untuk bangunan penyimpanan


traktor dan implemennya, diperlukan pintu yang besar.

E. Bangunan Pertanian Lainnya


. Dalam usaha tani komersial, biasanya ada banyak jenis bangunan pertanian
karena banyaknya kebutuhan,

. misalnyainfrastrukturjalan menuju ladang atau kandang,pagar, bendungan, dan


sebagainya.
Pengendalian Lingkungan Pada Bangunan Pertanian

Bangunan pertanian harus mampu mengatasi pengaruh buruk dari lingkungan


di luar bangunan.

Pengendalian lingkungan di dalam bangunan pertanian meliputi


a) cahaya,
b) temperatur,
c) kelembapan,
d) komposisi gas, dan sebagainya.

. Untuk mempertahankan temperatur lingkungan di dalam suatu bangunan


pertanian, harus ada keseimbangan antara input dan output sumberpanas
di dalam bangunan tersebut.

Panas dapat masuk ke dalam bangunan pertanian dari berbagai


sumber, misalnya
a) aliran udaramasuk,
b) peralatan mekanis,
c) lampu pencahayaan,
d) aktivitas manusia,
e) dan panas yang dihasilkan dari tanaman maupun hewan di dalamnya.
Sedangkan, panas dapat keluar dari bangunan pertanian melalui
a) udara keluar,
b) konduksi bangunan pertanian,
c) penyerapan panas oleh elemen-elemen dalam bangunan, dan sebagainya.

Besarnya kehilangan panas konduksi dari suatu bangunan


bergantung pada
d) resistansi aliran panas pada bangunan,
e) luas dinding dan atap,
f) serta perbedaan temperatur antara struktur bangunan dan atmosfer.
Nilai konduktivitas panas bahan
Bahan Nilai konduktivitas (W/m.K)
Udara 0,024
Hidrogen 0,17
Air 0,61
Busa poliuretan 0,026
Polistirena 0,034
Papan gabus 0,043
Kayu 0,115
Salju 0,17-0,52
Gelas 0,34-1,21
Tanah 1,04-1,73
Beton 1,73
Baja 45,00
Aluminium 212,80
Tembaga 385,80
Pengendalian lingkungan pada bangunan produksi tanaman

Faktor lingkungan yang ada dalam greenhouse adalah


a) cahaya,
b) temperatur,
c) kelembapan,
d) aliran udara,
e) komposisi udara,
f) dan media tanam.

. Sedangkan arah pengendalian faktor lingkungan tersebut bergantung pada tujuan


penggunaan greenhouse.

. Pada daerah dengan empat musim, greenhouse digunakan untuk melakukan


kegiatan bercocok tanam dimusim dinginatau menanam tanaman pertanian yang
tidak sesuai denganiklimdan musim setempat dengan mengendalikan kondisi
lingkungan di dalamnya.

. Misalnya, untuk menghindari udara dingin,ventilasidiminimalisasi sehingga udara


dingin luar tidak dapat masuk dan panas yang terperangkap di dalam tidak keluar
dengan mudah.

. Umumnya, tipe rumah kaca seperti ini membutuhkan bahantransparanyang


sangat bening namun tidak dapat ditembus oleh gelombanginframerahyang
dipancarkan oleh tanaman di dalamnya setelah menerima cahaya matahari
sehingga panas di dalam dapat dipertahankan.
Bahan konstruksi bangunan juga perlu diperhatikan, yaitu harus terbuat
dari bahan dengankonduktivitas termalyang rendah untuk mencegah
hilangnya panas keluar dari bangunan dan yang tahan terhadap cuaca
ekstrem.

Untuk penggunaan di wilayahtropis, greenhouse umumnya digunakan


untuk melindungi tanaman darihujandan mencegah serangan
hama dan penyakit, akibat tingginya kelembapan udara wilayah tropis
karena curah hujan yang tinggi serta temperatur yang tinggi.

Untuk itu, dinding greenhouse umumnya terbuat dari kain kasa yang cukup
rapat namun masih memungkinkan aliran udara dari luar masuk ke dalam
maupun sebaliknya.

Selain itu, atapnya berventilasi sehingga udara panas di dalam dapat


keluar dengan mudah.

Untuk pemilihan bahan konstruksi bangunan, tipe greenhouse ini tidak


membutuhkan jenis bahan pertanian khusus melainkan bahan yang tahan
terhadapkorosi mengingat wilayah tropis memiliki kelembapan udara yang
tinggi.
Untuk penggunaan di daerahgurun, rumah kaca berfungsi untuk menurunkan
temperatur udara di dalam sehingga tidak sepanas udara di lingkungan luar.

Hal ini bertujuan agar tanaman dapat tumbuh, karena pada umumnya kondisi
gurun terlalu ekstrem untuk tanaman pertanian.

Tipe greenhouse seperti ini umumnya tertutup dengan atap yang tidak bening,
namun agak teduh untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk.

Pengendalian kelembapan udara juga diperhatikan, mengingat lingkungan


gurun sangat kering.

Masalah yang mungkin timbul dari rapatnya konstruksi greenhouse dan


cenderung tertutup dari lingkungan luar adalah kadarkarbon dioksida.

Ventilasi yang terlalu rapat dapat menyebabkan turunnya kadar karbon


dioksida dalam greenhouse.

Fotosintesis yang terjadi di dalam greenhouse cenderung lebih intens


dibandingkan dengan kondisi di luar, menyebabkan penyerapan karbon
dioksida melebihi kondisi normal.

Hal ini dapat diatasi dengan memperkaya kandungan karbon dioksida di dalam
greenhouse dengan suatu generator agar kadar karbon dioksida di dalam tidak
jatuh hingga di bawah normal.
KULIAH BANGUNAN PERTANIAN DAN
LINGKUNGAN

PERTEMUAN 5
Pengendalian Lingkungan Pada Bangunan Produksi Ternak

Hubungan antara hewan ternak dan faktor lingkungannya sangat


kompleks; pemahaman terhadap hal ini sangat penting untuk menciptakan
lingkungan mikro hewan yang sesuai bagi pertumbuhan hewan.

Pemenuhan kondisi lingkungan yang sesuai merupakan salah satu syarat


menciptakan kenyamanan bagi hewan ternak yang pada akhirnya akan
memberikan produktivitas terbaiknya.

Kondisi temperatur yang baik bagi hewan yaitu kondisi di mana hewan
ternak tidak menunjukkan gejala responsif terhadap temperatur.

Temperatur juga memengaruhi tingkat kenyamanan hewan ternak, di


mana temperatur kenyamanan bagi setiap jenis hewan ternak dan dalam
kondisi tertentu berbeda-beda.

Hal ini berarti memerlukan desain kandang yang berbeda untuk setiap
jenis hewan ternak dalam setiap kondisi
kandang untuk hewan ternak yang baru lahir,
kandang untuk hewan ternak yang sedang hamil,
kandang untuk hewan ternak yang sedang sakit, dan sebagainya.
Karena sesungguhnya, sulit untuk menciptakan kondisi temperatur yang
berbeda bagi hewan yang berbeda pada satu kandang.

Meski hewan ternak memiliki adaptasihomeostasis(pengkodisian temperatur


tubuh atau mempertahankan temperatur tubuh dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan untuk menciptakan kenyamanan bagi dirinya sendiri), namun hal
itu membutuhkan energi yang tinggi dari hewan tersebut, yang dapat
mengakibatkan berkurangnya hasil hewan ternak yang dikehendaki.

Pengaturan temperatur dalam satu kandang dapat dilakukan dengan


pengaturan ventilasi.

Jenis-jenis ventilasi yaitu ventilasi alamiah, dan ventilasi mekanis di manaAC


dan tungku penghangat juga termasuk di dalamnya.

Fasilitas di dalam kandang hewan ternak dibangun dengan memperhatikan


aspek tingkah laku dan kesehatan hewan.

Umumnya hewan ternak termotivasi untuk beristirahat, makan, minum, dan


bergerak-gerak tergantung kondisi lingkungan dan fisiologis yang didapatkan
oleh hewan, dan itu membutuhkan adaptasi struktur terhadap hal-hal tersebut,

seperti contoh, sapi menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan


beristirahat, sehingga diperlukan konstruksi kandang yang memungkinkan
bagi sapi untuk merasa nyaman ketika ia beristirahat.
Faktor lainnya yang digunakan untuk konstruksi kandang hewan adalah
pembebanan terhadap lantai kandang oleh peralatan-peralatan kandang
dan beban hewan ternak.

Selain itu, diperlukan konstruksi lantai yang mudah dilakukan pembersihan


dan anti slip, khususnya pada kandang hewan ternak besar untuk
mencegah terjadinya kecelakaan bagi hewan ternak.

Selain itu, diperlukan drainase yang baik agarkotorandan sisa-sisa


makanan serta air yang tergenang tidak menjadi sarang penyakit.

Material yang digunakan dalam konstruksi kandang di segala aspek secara


umum harus resisten/tahan terhadap hal-hal berikut:
Serangan bahan kimia danpelapukan
Kondisiiklimdan temperatur ekstrem
Pengaruhhama
Pengaruh kegiatan pencucian kandang (tekanan airdan sebagainya)
Pengendalian Lingkungan Pada Bangunan Penyimpanan Hasil
Pertanian

Penyimpanan hasil pertanian merupakan bagian yang penting dalam


penanganan pasca panen;

beberapa jenis hasil pertanian sangat rentan terhadap kerusakan selama


penyimpanan, apalagi jika sistem penyimpanan yang ditetapkan kurang
atau tidak memenuhi persyaratan penyimpanan yang baik.

Selama penyimpanan proses perubahan biokimiadan serangan agen-agen


perusak dapat menyebabkan susut dan menghasilkan metabolit yang
berbahaya bagi kesehatan.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penyimpanan yang baik dan benar.

Dalam hal ini, perlu dilakukan kontrol terhadap faktor-faktor lingkungan


yang berperan dalam penyimpanan serta kontrol terhadap agen-agen yang
dapat menimbulkan kerugian.
Banyak faktor yang berperan dalam penyimpanan bahan hasil
pertanian.
Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah
a) faktor lingkungan
. temperatur,
. kelembapan relatif,
. komposisi atmosfer
b) faktor bahan
. kadar air,
. aktivitas air, dan sebagainya
c) tindakan penanganannya
. cara dan waktupanen,
. pencucian,
. pengeringan, dan sebagainya
d) faktor bangunan
. struktur,
. kemampuan pengaturan lingkungan dalam bangunan,
. fasilitas, dan sebagainya
Penyimpanan hasil pertanian membutuhkan lingkungan yang mendukung
kondisi yang dapat mempertahankan hasil pertanian dalam waktu lama dengan
tidak mengubah kualitas dan kuantitas hasil pertanian (tidak mengubahrasa,
warna, bentuk, dan sebagainya) serta mencegah terjadinyaperkecambahan
terutama dalam penyimpanan hasil pertanian yang berbentukbiji-bijian.

Hal ini dapat dilakukan dengan mengendalikan


temperatur,
kelembapan,
komposisi gas dalam udara,
dan pengendalian hama yang dapat merusak hasil pertanian.

Dalam penyimpanan hasil pertanian, perlu diperhatikan:


Kadar air dan aktivitas air dalam hasil pertanian
Daya tumbuh, terutama hasil pertanian dalam bentuk biji-bijian
Aktivitasrespirasi, terutama buah-buahan dan sayur-sayuran, karena aktivitas
respirasi masih terjadi meski sudah dipanen
Massa jenis hasil pertanian

Temperatur ruangan dan sistem penyimpanan memegang peran yang sangat


penting dalam sistem penyimpanan.

Bahan pangan yang berkadar air tinggi dan indeks aktivitas air yang tinggi
rentan terhadap kerusakankimiawidanmikrobiologis.
Hasil pertanian yang tahan terhadap seranganmikroorganismeseperti
serealiadapat terancam oleh serangan hama makroskopis sepertiserangga,
tikus, dan sebagainya.

Aktivitas hama makroskopis tersebut sangat tergantung pada temperatur


lingkungan; semakin rendah temperatur ruangan, semakin rendah tingkat
serangan.

Secara umum, setiap elemen bangunan penyimpanan hasil pertanian harus


memenuhi berbagai kondisi.
a) Atap harus dapat melindungi komoditas di dalamnya dari cuaca, angin,
pengaruh sinar matahari secara langsung, organisme pengganggu, serta
dapat memberikan hawa sejuk bagi ruangan dan produk yang disimpannya.
b) Lantai harus memberikan ruang gerak yang aman, memudahkan
pembersihan dan perawatan, dapat menahan beban produk, serta dapat
mencegah penyerapan kadar air.
c) Pondasiharus dapat mengurangi pergeseran bangunan terhadap tanah.
d) Pintu harus memperlancar kegiatanbongkar muatkomoditas dan mencegah
masuknya organisme pengganggu.
e) Ventilasi harus dapat mengontrol suasana di dalam dan di luar sehingga
nyaman bagi pekerja, mencegah hujan dan udara akibat kelembapan tinggi,
mencegah kehadiran organisme pengganggu.
f) Jendela harus berfungsi dalam menciptakan suasana kerja yang nyaman,
mengatur cahaya matahari yang masuk, melindungi dari cuaca dan
organisme pengganggu.
KULIAH BANGUNAN PERTANIAN DAN
LINGKUNGAN

PERTEMUAN 6
Penyimpanan Pada Suhu Rendah

Produksayuran,buah-buahan, dan hasil peternakan (susu,daging, dan


sebagainya) pada umumnya mudah rusak dan membusuk sehingga
memerlukan fasilitas penyimpanan khusus yang dapat menghambat
aktivitas organisme yang mengakibatkan membusuknya sayuran dan
buah-buahan.

Hal ini dapat dilakukan dengan penyimpanan suhu rendah, yang juga
digunakan untuk mengawetkan hasil perikanan dan peternakan dengan
alasan yang sama.

Fasilitas semacam ini relatif mahal dalam pembangunannya karena


memerlukan berbagai peralatan mekanis, bahaninsulator,instrumentasi
elektronika, dan tenaga ahli untuk mengendalikan faktor-faktor lingkungan
di dalam seperti
temperatur,
kelembapan,
komposisi udara, dan sebagainya.
Umumnya, penyimpanan suhu rendah dilakukan karena memiliki keuntungan
sebagai berikut:
Terhindar dari serangankapangdanserangga
Mempertahankan kesegaran sehingga kehilangannutrisidapat diperkecil
Mutuorganoleptikdapat dipertahankan
Daya kecambahbiji dapat ditahan
Tidak memerlukanfumigasi

Dalam penyimpanan pada suhu rendah, yang terpenting untuk diperhatikan adalah
temperatur dan kelembapan pengawetan untuk setiap jenis hasil pertanian
berbeda-beda.

Jika kurang dingin, hasil pertanian mungkin masih melakukan respirasi dan hama
yang tersisa mungkin masih dapat hidup,

Sedangkan jika terlalu dingin dapat menyebabkan kerusakan struktur molekul hasil
pertanian akibat membekunya air dalam jumlah banyak sehingga mengubah rasa
dan kualitas.

Pendinginan yang terlalu ekstrem juga dapat menyebabkan penyusutan.

Temperatur juga perlu dijaga agar tidak berfluktuatif.

Kelembapan di dalam ruangan pendingin juga perlu dijaga, karena kelembapan


yang terlalu rendah dapat menyebabkan kelayuan, sedangkan kelembapan yang
terlalu tinggi dapat merangsang pertumbuhan jamur dan kapang.
Untuk meningkatkan kelembapan udara, umumnya dilakukan
penyemprotan air ke lantai,

Sedangkan untuk mengurangi kelembapan, dapat dilakukan penyebaran


bahan-bahan kimia yang dapat menyerap kelembapan dari udara.

Umumnya, buah-buahan yang mengandung banyak air membutuhkan


kelembapan yang lebih tinggi.

Tabel Rekomendasi suhu, kelembapan, dan daya hasil simpan hasil pertanian
(Satuhu, 1995)
Hasil pertanian Suhu ( C) o
Kelembapan relatif (%) Umur simpan (minggu)

Alpukat 13 85-90 2

Pisang Cavendish hijau 12,7-14,4 85-90 3-4

Pisang Cavendish matang 12,7 85-90 1

Jeruk 9-10 90 2

Jambu 8-10 85-90 2-5

Pepaya 10 85-90 3

Rambutan 10 85-90 1-2,5


Sayuran dan buah-buahan masih berespirasi setelah dipanen

Perlu diperhatikan bahwa masa penyimpanan juga berpengaruh, karena buah


dan sayuran setelah dipanen masih melakukan respirasi (dan fotosintesis
jika masih memilikiklorofildan jika cahaya cukup).

Hal ini berguna untuk menyesuaikan kematangan buah, karena sebenarnya


buah tidak pernah dipanen dalam keadaan benar-benar matang karena
buah harus mengalami proses pengepakan dan distribusi yang tidak
sebentar hingga sampai ke tangan konsumen.

Jika buah dipetik dalam keadaan benar-benar matang, buah akan menjadi
terlalu matang atau bahkan busuk ketika sampai ke konsumen.
Perbedaan kelembapan pada penyimpanan setiap jenis buah-buahan dan
sayuran memiliki perbedaan yang sedikit, sehingga pengendalian
kelembapan umumnya tidak dilakukan secara presisi,

Namun perbedaan temperatur penyimpanan pada setiap jenis buah-


buahan dapat berbeda-beda. Misal, apel membutuhkan temperatur
penyimpanan antara 2-3oC, tapi pisang membutuhkan temperatur
penyimpanan antara 12-13oC. (USDA)

Tabel kerusakan dingin beberapa buah/sayuran yang disimpan pada


temperatur di bawah batas aman
Gejala kerusakan akibat
Jenis buah/sayuran Suhu terendah (oC)
temperatur rendah

Pencoklatan, lembek, lepuh di


Apel 2-3
bagian dalam

Alpukat 4-7 Daging buah coklat kehitaman

Pisang 12-13 Warna jelek jika matang

Kulit seperti melepuh, kehitaman,


Mangga 10-13
dan pematangan tidak merata

Lubang cacat, gagal matang,


Pepaya 7
penyimpangan cita rasa, busuk

Buncis 7 Bercak-bercak hitam dan kecoklatan

Mentimun 7 Lepuh, lubang noda, dan busuk

Terung 7 Lepuh, busuk

Tomat 7,2-10,0 Pelunakan, busuk


Penyimpanan Hasil Pertanian Dalam Bentuk Karung

Penyimpanan tipe ini lebih umum di Indonesia, terutama gudang-gudang


penyimpan stok bahan pangan di mana bahan pangan tersebut
memungkinkan untuk dijual dengan segera jika terjadi kekurangan
pasokan di pasar.

Penyimpanan tipe ini memiliki keuntungan, yaitu


fleksibel,
modal investasi konstruksi bangunan relatif kecil,
biaya bongkar muat lebih murah,
dan tidak terjadi migrasi uap air (jika karung kedap air).

Namun, tipe ini memiliki beberapa tipe kelemahan, diantaranya:


harus dilakukan fumigasi secara rutin sehingga dapat menambah cost
usaha,
jika terjadi serangan hama akan sulit dikendalikan,
dan temperatur dan kelembapan akan sukar dikendalikan.
Penyimpanan Hasil Pertanian Serealia Dalam Bentuk Curah Dalam
Silo

Berbagai macam serealia: oat, barley, dan gandum serta beras merupakan
bahan yang umum disimpan dalam silo

Penyimpanan dalam bentuk curah berarti hasil pertanian disimpan tanpa


karung pembungkus dan disimpan secara besar-besaran dalam satu
bangunan.

Biasanya, hasil pertanian yang disimpan dalam bentuk curah adalah hasil
pertanian yang berupa biji-bijian (gandum,beras,jagungyang telah
dipipil,sorgum,rye,barley,oat,kacang-kacangan,kopi,lada,
biji bunga matahari, dan sebagainya) dan disimpan dalam bangunan yang
disebutsilo.
Keuntungan sistem curah diantaranya,
biji-bijian dapat ditangani seperti halnyafluidayang dapat dialirkan dan
memudahkan pergerakan bahan, tidak membutuhkan karung pembungkus
sehingga menghemat biaya, dan pengendalian kualitas lebih efisien dan
efektif.
Selain itu, penyimpanan dalam silo membutuhkan tempat yang tidak lebih
luas dari penyimpanan sistem karung dalam kuantitas yang sama.
Penyimpanan hasil pertanian juga dapat dilakukan dalam waktu yang lebih
lama dengan jumlah loss lebih rendah.

Namun konstruksi silo tidaklah murah

Syarat dasar penyimpanan dalam bentuk curah:


Kadar air dalam biji-bijian harus rendah, di mana dalam keadaan tersebut
respirasi minimum.
Biji-bijian harus bebas dari kotoran dan debu yang dapat menghambat
sirkulasi udara.
Silo harus berventilasi yang dapat mengatur atmosfer di dalam silo sesuai
dengan hasil pertanian yang disimpan.
Harus kedap air dan pengaruh cuaca serta terbebas dari pengaruh radiasi
matahari.
Dilengkapi dengankonveyordanbucket elevatoruntuk memudahkan
pengangkutan dan pemindahan bahan.
Perlu diperhatikan bahwa pengendalian kelembapan dan temperatur udara
dalam silo merupakan hal yang cukup penting karena secara alami, biji-bijian
bersifathigroskopis, yaitu mampu melepaskan kadar air ke udara dan juga
dapat menyerap kadar air dari udara, tergantung kondisi temperatur dan
kelembapan di sekitar biji-bijian.

Hal ini penting, karena kadar air dalam biji-bijian berpengaruh terhadap
pertumbuhan hama dan penyakit pengganggu biji-bijian.

Modifikasi Kadar Udara Dalam Ruang Penyimpanan

Modifikasi kadar udara dalam ruang penyimpanan bersama dengan pengaturan


temperatur dan kelembapan merupakan metode
penyimpanan atmosfer terkontrol (Controlled Atmosphere Storage) dalam
menyimpan hasil pertanian agar lebih tahan lama.

Modifikasi kadar udara yaitu pengendalian kadaroksigendankarbon dioksida


di dalam ruangan penyimpanan; umumnya yang dilakukan adalah
meningkatkan kadar karbon dioksida dan menurunkan kadar oksigen.

Hal ini perlu dilakukan karena tumbuhan berespirasi dengan oksigen dan
berfotosintesis dengan karbon dioksida.

Respirasi menurunkankadar guladan meningkatkan kadar air dalam buah


sehingga buah akan semakin lembap dan kehilangan rasa manisnya,
sedangkan fotosintesis berguna untuk mengubah air yang masih tersisa di
dalam hasil pertanian menjadi gula, sehingga kadar air akan berkurang;
hal itu memiliki kemungkinan untuk terjadi jika hasil pertanian tersebut
masih memilikiklorofil.

Namun penyimpanan yang bertujuan untuk membiarkan hasil pertanian


berfotosintesis jarang dilakukan karena dinilai mampu mengurangi
kesegaran tanaman.

Penyimpanan dengan modifikasi atmosfer umumnya diikuti dengan MAP


(Modified Atmosphere Packaging), yaitu pengepakan yang dilakukan ketika
dilakukan modifikasi atmosfer.

Hal ini akan menyebabkan ruang dalam pak akan memiliki kadar udara
yang sama seperti kadar udara ruang penyimpanan selama bahan
pengepakan yang digunakan kedap udara hingga sampai ke konsumen.

Ada juga metode penyimpanan pada tekanan rendah (Hypobaric


Atmosphere), yaitu penyimpanan produk yang dilakukan pada tekanan
rendah sehingga kandungan oksigen menjadi sangat terbatas.
Referensi
Esmay, M.L. and J.E. Dixon. 1986.Environment Control for Agricultural
Buildings. AVI Publishing Co., Inc. Westport, Connecticut.

Hanan, J.J., W.D. Holley, and K.L. Goldsberry. 1978.Greenhouse Management.


Springer-Verlag. Berlin, Heidelberg, New York.

Kader, A.A. 1992.Postharvest Technology of Horticultural Crops. Publication


3311. University of California. Amerika Serikat.

Rokhani, H. 2009.Pengendalian Lingkungan Dalam Bangunan Pertanian.


Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor.

USDA Agric. 1976.Handbook No 66. Commercial Storage of Fruits, Vegetables,


and Florist and Nursery Stocks. USDA, Amerika Serikat.

Anda mungkin juga menyukai