PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transplantasi ginjal adalah suatu metode terapi dengan cara "memanfaatkan"
sebuah ginjal sehat (yang diperoleh melalui proses pendonoran) melalui prosedur
pembedahan. Ginjal sehat dapat berasal dari individu yang masih hidup (donor hidup)
atau yang baru saja meninggal (donor kadaver). Ginjal ‘cangkokan’ ini selanjutnya
akan mengambil alih fungsi kedua ginjal yang sudah rusak. Transplantasi (cangkok)
ginjal adalah proses pencangkokan ginjal ke dalam tubuh seseorang melalui tindakan
pembedahan. Ginjal baru bersama ginjal lama yang fungsinya sudah memburuk akan
bekerja bersama-sama untuk mengeluarkan sampah metabolisme dari dalam
tubuh.Kedua ginjal lama, walaupun sudah tidak banyak berperan tetap berada pada
posisinya semula, tidak dibuang, kecuali jika ginjal lama ini menimbulkan komplikasi
infeksi atau tekanan darah tinggi.
Pada umumnya seseorang dapat hidup normal dengan satu ginjal.Bila kedua
ginjal tidak berfungsi dengan normal, dialisis dilakukan dimana darah disaring diluar
tubuh.Transplantassi pertama kali berhasil diumumkan pada 4 Maret 1945 di Rumah
Sakit Peter Bent Brigham di Boston, Massachusetts. Operasi ini dilakukan oleh Dr.
Joseph E. Murray, yang pada tahun 1990 menerima nobel dalam fisiologi atau
kedokteran.
Terapi pengganti pada pasien gagal jantung terminal ( Renal Replacement
Therapy ) bisa dilakukan dengan dialisis ( hemodialisis, dialisis peritoneal ) atau
dengan transplantasi ginjal. Transplantasi ginjal merupakan terapi yang ideal karena
menghasilkan rehabilitasi yang lebih baik dibanding dialisis kronik dan akan
menimbulkan perasaan sehat seperti orang normal. Ada beberapa keuntungan untuk
transplantasi dari donoryangmasih hidup, termasuk kecocokan lebih bagus, donor
daapat dites secara menyeluruh sebelum transplantasi dan ginjal tersebut cenderung
mempunyai jangka hidup lebih panjang.
B. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan trasplatasi ginjal ?
b. Bagaimana anatomi fiiologi ginjal ?
c. Apa etiologi trasplantasi ginjal ?
d. Apasaja terminology transplantasi ginjal ?
e. Factor-faktor apasaja yang berperan dalam keberhasilan trasplatasi ginjal ?
f. Persipan apasaja sebelum operasi transplantasi ginjal ?
g. Bagaimana proses transplantasi ginjal ?
h. Komplikasi apa saja yang muncul setelah transplantasi ginjal ?
i. Apasaja keuntungan dan kerugian trasplantasi ginjal ?
j. Diagnosa keperawatan apa saja yang mungkin muncul pada pasien transplantasi
ginjal ?
C. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah system perkemihan dan untuk menambah
pengetahuan mahasiswa tentang transplantasi ginjal.
B. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui definisi tentang transplantasi ginjal.
2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi ginjal.
3. Untuk mengetahui etiologi transplantasi ginjal.
4. Untuk mengetahui terminologi tentang transplantasi ginjal.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi transplantasi ginjal.
6. Untuk mengetahui persiapan operasi transplantasi ginjal.
7. Untuk mengetahui proses transplantasi ginjal.
8. Untuk mengetahui komplikasi setelah transplantasi ginjal.
9. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian transplantasi ginjal.
10. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
transplantasi ginjal.
BAB II
PEMBAHASAN
Kontra indikasi
1. Infeksi akut : tuberkulosis, infeksi saluran kemih, hepatitis akut.
2. Infeksi kronik, bronkiektasis
3. Aterotema yang berat
4. Ulkus peptikum yang aktif
5. Penyakit keganasan
6. Mal nutrisi
c. Imunologi transplantasi
Ginjal donorharus mempunyai kecocokan dengan ginjal resepien agar
transplantasi behasil baik. Golongan darah yang sama merupakan syarat yang
utama. Kesesuaian imunologis pada transplantasi ginjal dapat diperiksa melalui pola
HLA. Bila ginjal tidak cocok secara imunologis maka akan terjadi reaksi rejeksi.
Reaksi ini merupakan usaha tubuh resepien untuk menolak benda asing yang masuk
ketubuhnya. Ada tiga jenis reaksi rejeksi yaitu :
- Reaksi hiperakut yaitu terjadi segera dengan beberapa menit atau beberapa jam
setelah klem pembuluh darah dilepas. Dan disebabkan adanya antibodyterhadap
sistem golongan darah atau HLA yang tidak cocok.Rejeksi hiperaktif tidak bisa
diatasi harus dilaksanakan nefrektomi ginjal cangkok.Reaksi hiperakut
sekarang jarang terjadi karena dapat dihindarkan dengan reaksi silang.
- Rejeksi akut biasanya terjadi dalam waktu 3 bulan pasca transplantassi, dapat
dicetuskan oleh penghentian atau pengurangan dosis obat
imunosupresi.Manifestasi klinis: Demam, mialgia, malaise, nyeri pada ginjal
baru, produksi urine menurun, berat badan meningkat, tekanan darah
meningkat, kreatinin serum meningkat, histopatologi. Terapi rejeksi akut : metil
prednisolon 250 mg – 1 gr IV/hari selama 3 hari, ALG ( Anti Lymphocyte
Globulin ), ATG ( Anti Thympocyte Globulin ) atau antibodi monoklons
sebagai terapi alternatif bila tidak teratasi.
- Rejeksi kronik terjadi setelah berrbulan-bulan atau bertahun-tahun pasca
transplantasi. Pada rejeksi kronik terjadi penurunan fungsi ginjal cangkok. Saat
inibelum ada pengobatan yang spesifik untuk mengobati rejeksi kronik.
Keberhasilan transplantasi ginjal menurut harapan klinis
Lama hidup ginjal cangkok ( Graft Survival )
Lama hidup ginjal cangkok sangat dipengaruhi oleh kecocokan antigen antara
donor dan resepien. Waktuparuh ginjal cangkok pada HLA ( Human Leukocyte
Antigens ) identik 20-25 tahun, HLA yang seebagian cocok ( one haplotype
match ) 11 tahun dan pada donor jenazah 7 tahun. Lama hidup ginjal cangkok
pada pasien diabetes mellitus lebih buruk daripada pasien non diabetes.
Lama hidup passien ( Patient Survival )
Sumber organ donor sangat mempengaruhi lama hidup pasien dalam jangka
panjang. Lama hidup pasien yang mendapat donor ginjal hidup lebih baik
dibanding donor jenasah, kemungkinan dikarenakan pada donor jenasah lebih
banyak obat imunosupresi.
F. Persiapan pembedahan ( pra-operatif dan pasca operatif )
Persiapan pra-operatif untuk calon resepien bertujuan untuk : menilai kemampuan
menjalani operasi besar, menilai kemampuan menerima obat imunosupresi untuk
jangka waktu yang lama, menilai status vaskular anastosmosis, menilai traktus
urinarius bagian bawah, menghilangkan semua sumber infeksi, menilai dan
mempersiapkan unsur psikis.
Persiapan pra-operatif untuk calon donor : menilai kerelaan ( tak ada unsur
paksaan atau jual beli ), menilai kemampuan untuk nefrektomi, menilai akibat jangka
panjang ginjaltunggal, menilai kemungkinaan anastosmosis,menilai kecocokan
golongan darah, HLA dan crossmatch.
Obat-obat imunosupresi
Untuk mencegah terjadinya rejeksi kepada pasien yang mengalami
transplantasi ginjal diberikan obat-obat imunosupresi. Ada beberapa macam obat
imunosupresi yangtersedia pada umumnya dikelompokan menjadi :
- Obat imunosupresi konvensional : siklosporin-A, kortikosteroid,
azatioprin,antibodi monoklonal OKT-3,antibodi poliklonal ALG ( anti Lymphocte
Globulin ), ATG ( Anti Thympocyte Globulin ).
- Obat imunosupresi baru yaitu tacrolimus dan mycophenolate mofetil. Efek samping
tacrolimus hampir sama engan siklosporin, infeksi yang timbul biasanya CMV (
cytomegali virus ), ATG ( anti thympocyte globulin ), ALG ( anti lympocyte
globulin ), MMF( micophinolatemofetil ).
G. Proses transplantasi ginjal
1. Rekomendasi dokter
Proses transplantasi dimulai ketika mengetahui bahwa ginjal telah mengalami
kerusakan dan harus mulai untuk mempertimbangkan pilihan pengobatan.
Transplantasi merupakan salah satu pilihan diantara beberapa tindakan tergantung
pada keadaannya. Transplantasi ginjal tidak dapat dilakukan pada setiap orang .
Dokter mungkin menyampaikan bahwa bahaya tranplantasi atau ketidakberhasilan
transplantasi.
2. Pemeriksaan medis di rumah sakit.
Apabila dokter merekomendasikan untuk transplantasi ginjal, tahap berikutnya
adalah melakukan pemeriksaan medis di rumah sakit, Pemeriksaan pra transplantasi
memerlukan pemeriksaan beberapa minggu atau setiap bulan. Pasien akan diperiksa
golongan darah dan faktor-faktor kesamaan antara donor dan reseipien yang
menentukan apakah tubuh kita akan menerima ginjal dari donor.
Tim medis akan melihat apakah pasien cukup sehat untuk dilakukan operasi.
Penyakit kanker, infeksi, atau penyakit kardiovaskuler akan membuat operasi
transplantasi tidak berhasil. Tim medis akan meyakinkan bahwa pasien memahami
dan mengikuti jadwal pengobatan. Apabila seorang anggota keluarga atau teman
ingin mendonorkan ginjal, maka dia perlu diperiksa kesehatannya dan mengkaji
apakah ginjalnya baik dan cocok dengan ginjal pasien.
3. Penempatan pada masa tunggu.
Apabila pemeriksaan medis menunjukkan bahwa pasien dalam kondisi baik untuk
melakukan operasi transplantasi tetapi memiliki anggota keluarga atau teman yang
mendonorkan ginjalnya, maka akan masuk dalam daftar tunggu untuk program
transplantasi untuk menerima ginjal dari deceased donor atau dari seseorang yang
telah meninggal dunia.
4. Periode Tunggu
Beberapa lama waktu untuk menunggu dilakukan transplantasi tergantung beberapa
hal tetapi utamanya ditentukan oleh derajat kesamaan (matching) antara resipen dan
donor, Beberapa orang menunggu sampai beberapa tahun untuk memperoleh derajat
kesamaan yang baik, meskipun beberapa orang yang lain mendapatkanya dalam
beberapa bulan.
Untuk mengetahui suitabilitas (kesesuaian) antara donor dan resipien pada 3 (tiga)
faktor yaitu:
a. Golongan darah
Golongan darah resipien (A,B, AB atau O) harus coock dengan golongan
darah donor
b. Faktor HLA
HLA atau Human leucoyte Antigen merupakan suatu genetic marker yang
terdapat pada permukaan sel darah putih yang mewarisi satu set yang terdiri
dari 3 antigen dari ibu dan 3 antigen dari ayah.
c. Antibiotik
Sistem immune memproduksi antibody yang berkerja secara spesifik
melawan sesuatu yang berada di dalam jaringan yang dimiliki oleh
pendonor, Apabila tidak terjadi reaksi, berarti dapat menerima ginjal dari
donor.
5. Operasi transplantasi
Pelaksanaan operasi transplantasi berlangsung kurang lebih, selama tiga jam. Ginjal
donor akan ditempatkan pada abdomen bawah dan disambungkan dengan arteri dan
vena resipien.
Apabila memiliki donor hiup, maka resipien dan donor akan dioperasi dalam
waktu yang sama, secara umur side by side rooms’ Tim operasi pertama sedangkan
tim yang lain mempersiapkan resipien untuk penempatan ginjal yang telah
didonorkan.
Apabila pada saat masa tunggu memperoleh donor ginjal yang berasal dari
orang yang sudah meninggal, maka harus siap setiap saat segera ke rumah sakit.
Sekali donor diperoleh, amak segera dilakukan pemeriksaan sampel darah untuk
pemeriksaan antibody crossmatch test. Apabila hasil pemeriksaan hasilnya adalah
negatif, yang berarti bahwa antibody resipien tidak bereaksi, maka transplantasi
dapat diproses.
Sering terjadi dimana ginjal yang baru akan mulai memproduksi urin secepat
darah mulai mengalir ke ginjal yang abru, akan tetapi kadang-kadang mulai bekerja
dalam beberapa minggu.
6. Pemulihan dari pembedahan
Setelah menjalani operasi, pasien mungkin akan terasa merasakan sakit dan
pusing ketika bangun. Meskipun beberapa pasien menyatakan merasa lebih baik
setelah operasi dilakukan. Sekalipun ketika bangun merasa lebih baik, pasien tetap
memerlukan untuk tinggal di rumah sakit kira-kira empat hari sampai satu minggu
untuk pemulihan pasca operasi, dan akan lebih lama lagi apabila terjadi
komplikasi.
7. Perawatan pasca transplatasi
Sistem imun didesain untuk menjaga kesehatan terhadap serangan dari luar
seperti bakteri dan adanya penolakan, Akan tetapi, system immune juga merasakan
bahwa ginjal yang baru merupakan benda asing untuk menjaga agar tubuh
melakukan penolakan, maka harus diberi obat yang dapat menghentikan atau
menekan respon immune yang berasal dari resipien, yaitu obat immunodepressan
dan obat lain untuk mengatasi masalah kesehatan resipien.
Kadar darah harus dimonitor secara teliti, apabila pasien mengalami
penurunan fungsi ginjal. Biopsi ginjal mungkin perlu dilakukan untuk menentukan
apakah terjadi penolakan atau intoksikasi cyclosporine. Penolakan akut terjadi pada
pasien antara 10%- 25% setelah menjalani transplantasi selama 60 hari pertama.
Penolakan tidak berarti kehilangan organ, akan tetapi mungkin memerlukan
tindakan tambahan.
Apabila menjalani hemodialisa perlu pembatasan makanan
(posttransplantasi diet). Pasien supaya lebih banyak minum dan makan sayuran dan
buah-buahan. Pasien mungkin memerlukan sedikit penambahan berat badan., Tetapi
tidak terlalu cepat dan mencegah makanan yang banyak mengandung garam yang
dapat meningkatkan tekanan darah.
8. Efek samping immunosupresan
Immunosupresan dapat menekan system imun, yang dapat memudahkan
terjadinya infeksi. Wajah mungkin tampak bulat (moonface) , peningkatan berat
badan, timbil jerawat dan timbul rambut wajah.
9. Prognosis
Hasil penelitian sekarang mengidikasikan bahwa transplantasi ginjal
merupakan suatu prosedur yang dapat memperpanjang hidup. Pasien akan hidup
antara 10 sampai 15 tahun lebih lama dari pada dengan dialysis.
Pada pasien transplantasi yang usianya lebih kuda, usia harapan hidup
menjadi lebih panjang lagi. Akan tetapi pada pasien yang berusia lebih dari 75
tahun, dapat rata-rata empat atau lebih .
H. Komplikasi
Dalam transplantassi ginjal tidak semuanya berhasil, tapi kadang akan
menimbulkan berbagai komplikasi.komplikasi-komplikassi tersebut yaitu :
1. Penolakan pencangkokan
Yaitu sebuah kekebalan terhadap organ donor asing yang dikenal oleh tubuh
sebagai jarringan asing.Reaksi tersebut dirangsang oleh reaksi antigen terhadap
kesesuaian organ asing.Reaksi penolakan yang terjadi adalah reaksi penolakan
secara klinik yaitu hiperakut, akut dan kronis.
2. Infeksi
Infeksi meninggalkan masalah yang potensial dan mewakili komplikasi yang
serius memberikan ancaman pada tingkatatan kehidupan.Infaksi yang sering
dijumpai adalah infeksi sistem urinari, pneumonia dan sepsis adalah yang paling
sering terjadi.
3. Komplikasi sistem urinari
Komplikasi sistem urinari adalah dikarenakan terputusnya ginjal secara spontan.
Selain itu,ada juga komplikasi lain yaitu bocornya urine dari ureteral bladder
anastomosisyang menyebabkan terjadinya urinoma yang dapat memberikan
tekanan pada ginjal dan ureter yang mengurangi fungsi ginjal.
4. Komplikasi kardiovasskular
Komplikasi ini bisa berupa komplikasi lokal atau sistem.Hiperrtensi daapat
terjadi pada 50%-60% pada dewasa yang mungkin disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu stenosis arteri ginjal, nekrosis tubular akut, penolakan pencangkokan
jenis kronik dan akut, hidronefrosis.
5. Komplikasi pernafasan
Komplikasi pada pernafasan yang sering terrjadi adalah pneumonia yang
disebabkan oleh jamur dan bakteri.
6. Komplikasi gasstrointestinal
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah komplikasi hepatitis B dan serosis yang
dihubungkan dengan pengunaan obat-obatan hepatotoksik.
7. Komplikassi kulit
Karsinoma kulit adalah yang paling sering terjadi.Penyembuhan luka dapat
menjadi lama karena status nutrisi yangtidak adekuat, serum albumin yang
sedikit dan terapi steroid.
8. Komplikasi – komplikasi yang lain
Komplikasi lain yang mungkin terjadi setelah pencangkokan ginjal adalah
diabetes mellitus yang disebabkan oleh steroid. Akibat terhadap
muskuloskeletalyang termasuk adalah osteoporosis dan miopaty.Nekrosis tulang
aseptik adalah disebabkan oleh terapi kortikosteroid.Masalah reproduksi yang
digambarkan dalam frekuensi CRF mmuncul setelah transplantasi.
9. Kematian
Rata-rata kematian setelah 2 tahun pelaksanaan transplantasi tersebut hanya
10%.Biasanya kematian ini diakibatkan oleh infeksi pada dua tahun pertama
setelah dua tahun pencangkokan telah terjadi.
I. Keuntungan dan kerugian transplantasi ginjal
Pada transplantasi ginjal ada keuntungan dan kerugiannya terutama bagi resepien.
Adapu keuntungannya yaitu :
- Ginjal baru akan bekerja sama halnya seperti ginjal normal.
- Resepien akan merasa lebih sehat dan normal kembali.
- Penderita tidak perlu melakukan dialisis.
- Penderita mempunyai harapan hidup lebih besar.
Adapun kekurangan transplantasi ginjal yaitu :
- Butuh proses pembedahan besar
- Proses untuk mendapatkan ginjal lebih lama atau sulit.
- Tubuh bisa menolak ginjal yang didonorkan.
- Penderita harus rutin minum obat imunosupresan yang mempunyai banyak efek
samping.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus
Ny. A usia 35 tahun dirawat setelah Transplantasi ginjal sudah sehari yang lalu, di
RS. X. Pasien mengatakan nyeri pada bagian LLQ abdomen belakang dengan skala nyeri
4 dari skala nyeri 1-10 nyeri dirasakan hilang timbul karena luka pembedahan
transplantasi ginjal dan nyeri dirasakan pada malam hari. Pasien mengatakan sulit untuk
kekamar mandi karena masih terasa nyeri saat bangun. Pasien mengatakan mempunyai
riwayat gagal ginjal selama 1 tahun yang lalu. Tekanan darah 100/80 mmHg, Suhu 37 0 C,
Nadi 103x/menit, Pernafasan 25 x/menit. Klien tampak meringis.
Klien tampak terpasang kateter. Warna urine terlihat pekat, BAK 250 cc/hari.
Pemeriksaan fisik, panjang luka 5 cm, bentuk luka jahitan, luka sudah mulai mongering.
Pemeriksaan evaluasi post operasi dilakukan setelah 16 hari, hal ini dikarenakan produksi
urine dan hasil laboratorium pasien baik. Hasil pemeriksaan didapatkan PSV arterti ren
transplan 111,37 cm/s dengan Ac time 30 cm/s dan RI index arteria interlobaris ren
transplan sebesar 0,47. Tidak didapatkan adanya gambaran anechoic di regio perirenal
maupun regio iliaca dextra. Stabilnya kondisi pasien dengan baiknya hasil evaluasi maka
pada hari kesembilan belas pasien dipulangkan.
ASUHAN KEPERAWATAN TRANSPLANTASI GINJAL
A. Pengkajian
Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Usia : 35 tahun
Negara : Indonesia
Nama : Tn. F
Usia : 38 tahun
Pendidikan : SMA
B. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada bagian LLQ abdomen belakang dengan skala
nyeri 4 dari skala nyeri 1-10 nyeri dirasakan hilang timbul karena luka
pembedahan transplantasi ginjal dan nyeri dirasakan pada malam hari. Pasien
mengatakan sulit untuk kekamar mandi karena masih terasa nyeri saat bangun.
C. Keluhan Riwayat Dahulu
E. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan Umum : Baik
- Tingkat Kesadaran : CM
- TTV : Tekanan darah 100/80 mmHg, Suhu 370 C, Nadi 103x/menit,
Pernafasan 25 x/menit.
- Status sirkulasi dan kehilangan darah : luka insisi terdapat pada LLQ,
panjang luka 5 cm, bentuk luka jahitan, luka sudah agak mengering.
- Nyeri : nyeri pada bagian LLQ abdomen belakang dengan skala nyeri 4 dari
skala nyeri 1-10 nyeri dirasakan hilang timbul karena luka pembedahan
transplantasi ginjal dan nyeri dirasakan pada malam hari. Pasien mengatakan
sulit untuk kekamar mandi karena masih terasa nyeri saat bangun
- Drainase ; Warna urine terlihat pekat, BAK 250 cc/hari.
- Inspeksi : terdapat luka insisi transplantasi ginjal
- Auskultasi : Tidak adanya reflug
- Perkusi : Tidak ada suara timpani
- Palpasi : Tidak ada benjolan
F. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan didapatkan PSV arterti ren transplan 111,37 cm/s dengan
Ac time 30 cm/s dan RI index arteria interlobaris ren transplan sebesar 0,47. Tidak
didapatkan adanya gambaran anechoic di regio perirenal maupun regio iliaca dextra.
G. ANALISA DATA
Suhu 370 C
Nadi 103x/menit
Pernafasan 25 x/menit.
- Nyeri
· P: Luka pembedahan
transplantasi ginjal
· Q : Nyeri di rasakan
hilang timbul
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan adanya insisi luka operasi, spasme otot, atau
adanya distensi abdomen/kandung kemih
2. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan transplantasi ginjal, penolakan,
obat-obatan nefrotoksik, gagal ginjal.
I. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kreteria Intervensi
Hasil
1 Perubahan eliminasi Noc Nic
urin Urinary Urinary retention care
Definisi : disfungsi elimination - Lakuaknpenilaian
pada eliminasi urine Urinary kemih yang
Batasan karakteristik continuence komrehensif berfokus
: Kreteria hasil : pada inkotensia
Duisuria Kandung misalnya (output
Sering kemih kosong urin,pola
berkemih secara penuh berkemih,fungsi
Ayang ayangan Tidak ada kognitif,dan masalah
A. Kesimpulan
Transplantasi ginjal menyerang seorang wanita dengan usia 35 tahun dan sudah
menikah, pada penelitian tidak ditemukan laki-laki atau perempuan yang lebih banyak
melakukan transplantasi sedangkan berdasarkan usia sesuai dengan teori yang mengatakan
bahwa untuk usia dilakukan transplantasi adalah 13-36 tahun karena pada usia tersebut
keadaan fisik dan mental sudah siap untuk melakukan transplantasi.
Pada diagnosa yang di prioritaskan antara kasus dan teori sama yaitu mengambil
diagnosa nyeri akut. Pada kasus dan teori, nyeri disebabkan karena adanya luka insisi
pembedahan transplantasi ginjal dikarenakan nyeri adalah data subjektif yang berasal dari
persepsi klien.
Pada diagnosa selanjutnya antara kasus dan teori sama yaitu mengambil diagnosa
perubahan eliminasi urine. Pada kasus dan teori, perubahan eliminasi urine disebabkan
karena pasien baru melakukan transplantasi ginjal dimana tubuh harus menyesuaikan
kondisi tubuh yang saat ini sudah berbeda karena ginjal tersebut merupakan ginjal orang
lain.
DAFTAR PUSTAKA