Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS UKURAN BUTIRAN

(GRAIN SIZE ANALYSIS)

A. Pendahuluan
Laporan ini menyajikan hasil percobaan analisis ukuran butiran tanah untuk benda uji yang
dikeringkan oven untuk tanah berbutir kasar. Pengujian ini menggunakan metode analisis
ayakan basah (sieve water analysis).

B. Prosedur pengujian
Tanah disiapkan sebanyak ± 1000 gram untuk dikeringkan dengan oven selama 16-24
jam. Tanah kering oven selanjutnya diambil 500 gram untuk percobaan analisis ukuran
butiran.. Seluruh tanah kemudian diayak dengan metode ayak basah dimana susunan ayakan
sesuai ketentuan analisis gradasi butir standart ASTM. Ayak basah merupakan metode
pengayakan dengan disiram air yang bertujuan agar seluruh butir tanah dapat tersaring oleh
masing-masing ayakan (sesuai ukuran butir tanah). Selanjutnya tanah yang tertahan pada
masing-masing ayakan di masukkan pada cawan (tiap nomor ayakan berbeda cawan) lalu di
oven selama 16-24 jam (sampai beratnya konstan). Selanjutnya cawan yang berisi tanah
kering tersebut ditimbang beratnya menggunakan timbangan dengna ketelitian 0,01 gram.
Kemudian cawan dibersihkan lalu ditimbang. Prosedur rinci dari pengujian ini dapat dilihat
pada lampiran A.

C. Ringkasan hasil yang diperoleh


Data yang diperoleh dari hasil praktikum ditunjukkan pada lampiran B.
Berdasarkan data tersebut, selanjutnya dapat ditentukan distribusi ukuran butiran (tabel 4).

No. ayakan 3/8” No. 4 No. 60 No. 80 No. No. 100 No. 200 Pan
45.7
Persen lolos 100 97.68 95.54 90.70 81.04 23.11 9.50 0
2
Tabel 4 – hasil percobaan distribusi ukuran butiran.
Perhitungan untuk memperoleh hasil diatas ditunjukkan pada lampiran B. pada lampiran
B juga menunjukkan distribusi ukuran butiran dari tanah yang diuji.

D. Pembahasan
Secara umum pengujian ini dapat terlaksana dengan baik tanpa ada kesulitan yang berarti.
Namun demikian, masih terdapat sejumlah partikel halus yang menempel pada butir yang
besar. Selain itu, sebagian partikel halus juga ada yang menempel pada ayakan sehingga
jumlah partikel halus dimungkinkan berkurang oleh faktor tersebut. namun partikel halus yang
menempel halus pada ayakan dapat diabaikan karena diperkirakan partikel halus tersebut
dapat lolos pada saringan No. 200.
Kemungkinan kesalahan dari hasil yang diperoleh dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut :
1. Penimbangan yang kurang teliti
2. Kesalahan pada pembulatan dalam perhitungan
3. Waktu pengayakan yang kurang lama
4. Penuangan tanah dari ayakan ke cawan yang kurang bersih (masih ada yang tersisa)

E. Lampiran A – Prosedur Pengujian

F. lampiran B – Contoh perhitungan

Anda mungkin juga menyukai