Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM MK.

PENANAMAN LANSKAP (ARL 322)


LAPORAN TEKNIS PENANAMAN
DOSEN
Dr. Ir. Nizar Nasarullah, M.Agr
Dr. Ir. Tati Budiarti, MS
Rezky Krisrachmansyah, SP. MT
Prita Indah Pratiwi, SP. MSi
ASISTEN PRAKTIKUM
Ratu Nia

A44120061

Tatag Aisyah A44120067

KELOMPOK 4
Meiliwati Widya Putri

A44130008

Rully Refian Bismoko

A44130028

M. Yuqa Banianto

A44130079

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia Arsitektur Lanskap tidak luput dengan suatu pekerjaan atau
proyek. Pada setiap proyek ataupun pekerjaan dalam suatu lanskap, baik untuk
skala kecil, menengah, dan skala besar diperlukan suatu arahan dan pedoman
untuk mengerjakan suatu proyek lanskap.
Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengerjaan proyek sangat beragam
mulai dari elemen hardscape hingga elemen softscape mengenai tanaman. Dengan
adanya acuan untuk mengerjakan proyek, maka pengerjaan konstruksi akan lebih
mudah dan tetap berjalan sesuai rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengerjaan konstruksi seperti pondasi, pavement, dan pekerjaan lainnya
memerlukan uraian teknis dalam pengerjaannya.
Pada bidang lanskap hal yang terjadi juga demikian, artinya uraian teknis dan
penjelasan secara rinci baik spesifikasi tanaman serta media lainnya perlu
dijelaskan dengan terperinci untuk memperoleh kualitas yang diinginkan. Uraian
teknis ini merupakan bagian tidak terpisahkan dengan gambar detail desain.
Uraian ini sebagai acuan yang sama dalam menafsirkan gambar dalam bentuk
uraian dan tabel. Karena itulah diperlukan pengetahuan mengenai uraian teknis
yang dilakukan dalam praktikum kali ini. Hal ini guna memperkaya pengetahuan
mahasiswa arsitek lanskapa mengenai bagaimana pekerjaan proyek yang
sebenarnya serta meningkatkan profesionalitas akademisi khususnya bidang
arsitek lanskap.
Taman rumah memiliki beragam tipe dan ukuran. Proses pembuatan taman
rumah, hingga pemeliharaannya akan tergantung pada elemen-elemen yang
terdapat di taman tersebut. Detail dalam pembuatan taman dari mulai
perencanaan, perancangan, hingga pemeliharaan harus dibuat agar taman akan
berfungsi dengan baik. Detail ini dapat dibuat dalam dokumen uraian teknis dan

detail desain. Uraian teknis adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan gambar
detail desain, sehingga stakeholders yang berperan dalam pembuatan taman dapat
mengerti dalam menafsirkan gambar. Uraian teknis dinyatakan dalam beberapa
bagian yaitu pendahuluan, ruang lingkup, produk, prosedur penyiapan tanaman,
prosedur

pengangkutan

tanaman

dan

pemeriksaan

tanaman,

prosedur

penampungan tanaman pada nursery, prosedur penanaman, serta prosedur


pemeliharaan. Laporan ini akan menjelaskan tentang uraian teknis pada taman
rumah.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum uraian teknis adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui uraian teknis dalam bentuk uraian
2. Mengetahui uraian teknis dari pemeliharaan fisik
3. Mengetahui alat dan mempraktekkan metode pemangkasan pohon, semak,
ground cover dan rumput.

BAB II
KETENTUAN-KETENTUAN PERSYARATAN PENANAMAN DAN
PEMELIHARAAN PADA TAMAN RUMAH
2.1 Umum
2.1.1 Tanaman Hias
Tanaman hias merupakan tanaman yang digunakan di dalam tapak dengan
memperhatikan sifat fisiknya untuk memberikan nilai estetika pada tapak. Tanaman
yang dimaksud dapat berupa penutup tanah, semak, perdu, pohon, tanaman
merambat, serta tanaman air. Bunga potong pun dapat dimasukkan sebagai tanaman
hias.
2.1.2 Penanaman
Penanaman merupakan sebuah proses pemindahan benih atau bibit ke
lingkungan tumbuh yang diharapkan dapat memberikan hasil, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Penanaman harus dilakukan dengan metode tertentu agar hasil
yang didapatkan dapat maksimal, serta harus memperhatikan lingkungan tumbuh agar
dapat memberikan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
2.1.3 Penanaman di Lahan
a. Persiapan lahan
Lahan yang diperuntukkan sebagai lahan penanaman dibersihkan
terlebih dahulu dari gulma, material yang mengganggu, serta dicangkul agar
gembur.
b. Pengamatan kualitas lapisan tanah

Setelah dicangkul, tanah diamati bagaimana kualitasnya terutama


bagian top soilnya. Jika tanah top soil bersifat buruk, maka tanah diangkat
sedalam 15 cm kemudian diganti oleh media tanam humus. Selanjutnya, jika
tanah top soil bersifat liat maka tanah digali sedalam 30 cm lalu galian
tersebut dicampur dengan humus, pupuk kandang, atau bahan organik.
c. Pembuatan lubang tanam atau tempat tanam
Pembuatan lubang tanam didasarkan pada jenis dan ukuran
tanamannya. Pohon memerlukan lubang tanam kurang lebih sedalam 60 cm,
perdu 30 cm, sedangkan semak sekitar 20 cm.
2.1.4 Penanaman dalam Wadah
a. Wadah
Wadah merupakan tempat yang digunakan untuk menumbuhkan
tanaman, biasanya berbahan dasar plastik. Wadah ini dalam penanaman
tanaman air sering disebut sebagai kontainer. Ukuran dan bahan dasarnya
punberbeda-beda disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditumbuhkan.
Pengkondisian tanaman dalam wadah diharapkan dapat menghindari tanaman
dari hama ataupun penyakit.
b. Aerasi dan drainase
Kedua hal ini harus dikondisikan baik agar akar tanaman tidak busuk
ataupun kering. Biasanya perbaikan aerasi dan drainase dapat dilakukan
dengan cara penggunaan wadah tanam yang memiliki lubang serta ditambah
batuan pada dasar wadah tanam.
c. Media tanam
Media tanam yang di gunakan sebaiknya disesuaikan sengan
lingkungan tumbuh tanaman.Ada tanaman yang baik tumbuh di media tanam

bersifat porous dan ada pula yang mampu tumbuh di media tanam yang
mengikat air.

d. Kesiapan tanam
Ketika membeli bibit tanaman dari nursery biasanya tanaman
memiliki jangka waktu atau kesiapannya hidup dan berkembang di
lingkungan tumbuh yang baru. Respon dari setiap tanaman berbeda-beda,
tergantung dari sifat fisik dan fisiologi tanaman tersebut.
2.2 Pemeliharaan Tanaman pada Taman Rumah Tinggal
2.2.1 Penyiraman
Penyiraman adalah suatu kegiatan memberikan suplay air terhadap tanaman
secara cukup. Penyiraman dilakukan untuk mencegah kekurangan suplai air dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Waktu Penyiraman pada musim
kemarau minimal tindakan penyiraman perlu dilakukan setiap harinya adalah antara
pukul 05.00 07.00.
Walaupun tanaman berada dalam keadaan lingkungan agak teduh (di bawah
naungan paranet), hawa panas siang hari di musim kemarau membuat tingkat
penguapan yang tinggi di area permukaan sekitar tanaman. Penyiraman yang hanya
dilakukan pada sore atau malam hari, tidak akan banyak membantu tanaman untuk
mempertahankan tingkat kelembaban ideal saat siang keesokan harinya tanpa dibantu
dengan Penyiraman di pagi hari. Tanaman dapat bertahan tetap segar hingga
keesokkan harinya cukup dengan disiram sekali sehari yaitu saat pagi hari saja. Walau
pun tidak mutlak, melakukan pengembunan pada sore / malam hari, akan membantu
tanaman dalam melakukan proses respirasi di malam hari.
Perlengkapan menyiram yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
menyiram tanaman antara lain penggunaan sprayer hidrolik manual dengan tangki
berkapasitas 2,5 liter serta selang air untuk melakukan penyiraman dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan tanaman akan air. Bahan yang diperlukan untuk melakukan
penyiraman ini antara lain air yang bebas dari kotoran, minyak, zat kimia atau lainnya
yangdapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Air yang dipergunakan untuk
menyiram tanaman harus bebas dari segala kotoran minyak, zat kimia atau lainnya
yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan temperatur air antara 15C 25C. Jumlah air yang dibutuhkan ; untuk pohon : + 10 l/ pohon untuk semak : + 5
l/pohon untuk rumput/penutup tanah + 5 l/m2.
2.2.2

Pendangiran dan Penyiangan


Pendangiran dilakukan untuk menggemburkan tanah dan pembersihan

tanaman/rumput liar disekitar tanaman. Penyiangan adalah kegiatan mencabut gulma


yang berada diantara sela-sela tanaman pertanian dan sekaligus menggemburkan
tanah. Penyiangan dilakukan untuk membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi
persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi anakan dan mengurangi
persaingan penetrasi sinar matahari. Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput
penganggu atau gulma dengan tangan (penyiangan manual).
2.2.3

Pemangkasan
Pemangkasan adalah suatu kegiatan memotong batang tanaman, ranting atau

daun.

Pemangkasan pada pemeliharaan Pasca Tanam dilakukan untuk tanaman

pohon dan semak/perdu dengan memangkas daun atau ranting yang patah, mati/
kering, agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu. Untuk menjaga kesehatan
tanaman bila ada daun, atau ranting yang terkena penyakit setelah dipangkas harus
segera dibuang agar tidak menular ke bagian tanaman lainnya.
Jadwal pemangkasan untuk setiap jenis tanaman tidak sama dan disesuaikan
dengan proporsi bentuk tanaman yang diharapkan (sesuai dengan rencana).
a. Pemangkasan pada pemeliharaan pasca tanam dilakukan :
Untuk tanaman pohon dan semak/perdu dengan memangkas daun atau
ranting yang patah, mati/ kering, agar pertumbuhan tanaman tidak
terganggu.

Untuk menjaga kesehatan tanaman bila ada daun, atau ranting yang
terkena penyakit setelah dipangkas harus segera dibuang agar tidak
menular ke bagian tanaman lainnya
b. Pemangkasan pada pemeliharaan rutin dilakukan:
Untuk mengendalikan pertumbuhan tanaman yang sudah tidak teratur

dan mengganggu lingkungan/penglihatan pemakai jalan.


Untuk menjaga kesehatan tanaman bila ada daun, atau ranting yang
terkena penyakit, jamur atau parasit lainnya, perlu segera dipangkas

agar tidak meluas ke bagian tanaman lainnya.


Untuk menghilangkan dahan/ranting yang tua/rusak dan mati.
Untuk mempertahankan bentuk atau dimensi dan ukuran tanaman.
Untuk mengurangi penguapan pada musim kemarau panjang sehingga

tanaman tidak mati kekeringan (dilakukan pada akhir musim hujan).


Untuk mengurangi jumlah dadaunan sehingga dahan tidak patah pada

musim hujan.
Untuk menjaga

pertumbuhan

tanaman

dengan

baik,

waktu

pemangkasan perlu diatur dengan tepat yaitu:


1. setelah musim berbunga/berbuah,
2. pada akhir musim hujan,
3. untuk membuat bentuk pohon/tanaman yang ideal seperti
yang rencanakan pemangkasan harus dilakukan pada saat
tanaman sedang berdaun lebat.
Beberapa Peralatan yang digunakan untuk melakaukan pemangkasan seperti
gergaji, gunting rumput, gunting ranting, golok, tali tambang, karung sampah, trolly
dan sapu lidi.

Gambar 1. Alat untuk pemangkasan

2.2.4

Pemupukan

Kegiatan pemupukan dilakukan pada pemeliharaan pasca tanam untuk


mempercepat pertumbuhan akar dan pertumbuhan vegetatif sperti daun/ dahan pada
pemeliharaan rutin untuk:

Menambah kesuburan tanah dengan memberi tambahan pupuk organic dan

anorganik
Memperbaiki keadaann fisika tanah antara lain kedalaman efektif tanah

sehingga perkembangan akar serta kelembaban dan tata udara tanah terjaga
Memperbaiki keadaan kimia tanah antara lain pemupukan, mengamati reaksi
tanah dan tersedianya unsur hara bagi pertumbuhan tanaman dan untuk

memperbaiki pH tanah sehingga mencapai pH sekitar 6,5 (netral)


Memperbaiki keadaan biologi tanah yaitu keadaan mikroba tanah sebagai
bahan organic tanah, humifikasi, mineralisasi dan pengikatan nitrosin udara.

Gambar 2 Alat untuk pemupukan


2.2.5

Pencegahan dan Pemberantasan Hama/Penyakit


Pencegahan dan pemberantasan hama atau penyakit pada tanaman diperlukan

untuk menjaga agar tanaman tidak terserang hama dan penyakit yaitu dengan cara
penyemprotan pestisida ke arah batang, daun serta semua percabangan.
Selain itu dilakukan pengamatan secara berkala untuk mencegah adanya
hamaa atau penyakit lain yang dapat tumbuh pada bagian-bagian tanaman.
Pencegahan dan Pemberantasan Hama/Penyakit memerlukan beberapa peralatan
untuk digunakan, antara lain alat penyemprot hama, masker, sarung tangan.
Sementara bahan yang diperlukan antara lain insektisida, pestisida, obat pemberantas
disesuaikan yang telah disesuaikan dengan jenis hama/ penyakit

Pemberian obat pemberantas hama dan penyakit tanaman sangat ditentukan


oleh jenis hama/penyakit dan tanaman yang diserangnya. Memilih pestisida yang
efektif terhadap hama atau penyakit tanaman sebaiknya dipilih pestisida rendah
(mudah terurai), dan telah direkomendasikan untuk jenis tanamannya.
2.2.6

Penggantian Tanaman//Penyulaman
Tanaman lanskap yang perlu diganti merupakan tanaman yang memenuhi

kriteria seperti tanaman yang mati/hilang, tanaman yang rusak, tanaman yang terkena
serangan hama yang parah sehingga dapat menular ke tanaman lain. Penggantian
tanaman penyulaman memiliki beberapa peralatan untuk melakukan kegiatan seperti
garpu tanah, sekop, serok taman, cangkul, kereta dorong, linggis, alat pemotong, sapu
lidi. Sementara untuk bahan yang diperlukan antara lain tanaman pengganti, tanah
subur (top soil), pupuk kandang/ pupuk anorganik Penopang tanaman (Bambu, kayu
atau besi), tali.
2.2.7

Pemeliharaan Elemen Keras


Pemeliharan elemen keras termasuk pembersihan dan penggantian elemen

rusak.
2.3 Persyaratan Material
2.3.1 Air
Air yang digunakan untuk menyiram tanaman haruslah bebas dari
segala bentik kontoran misalnya minyak, zat kimia atau lainnya yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman dan temperature air sendiri sebaiknya 1525 Celcius.

2.3.2

Pupuk Kandang/Organik

Pupuk kandang adalah pupuk yang diperoleh dari kotoran padat dan
kotoran cair dari hewan ternak. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang
yang memiliki mutu baik atau sudah matang yang telah mengalami
penimbunan cukup lama dan sudah tidak mengalami proses kimia lagi
2.3.3

Pupuk Anorganik
Pupuk yang digunakan adalah pupuk yang mengandung unsur
Nitrogen (N), Unsur fosfat (P) dan unsur kalium (K) yang disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman dan kondisi tanah sekitar tanaman. Perbandingan nya
adalah 20% N + 20% P + 20% K.

2.3.4

Obat Pemberantas Hama dan Penyakit Tanaman


Pemberian obat pemberantas hama dan penyakit tanaman sangat
ditentukan oleh jenis hama/penyakit dan tanaman yang diserangnya. Memilih
pestisida yang efektif terhadap hama atau penyakit tanaman sebaiknya yang
mudah terurai dan telah direkomendasikan untuk jenis tanamannya.

2.4 Teknis
2.4.1 Tenaga Pengendali
Tenaga pengendali bertugas untuk menyusun jadwal pemeliharaan
tanaman, mengawasi pelaksanaan pemeliharaan, memberikan tata cara
pemeliharaan kepada tenaga ahli yang berkaitan dengan penyiraman,
pemangkasan, dan pemupukan tanaman.
2.4.2

Tenaga Penyiraman
Dalam penyiraman dibutuhkan satu orang untuk taman rumah dengan
ukuran kecil. Biasanya menggunakan selang dan air bersih ataupun nozel

2.4.3

Tenaga Pemangkas Tanaman

Tenaga pemangkasan tanaman dibutuhkan satu orang untuk


mempangkas semak, pohon, atau pun ground cover.
2.4.4

Tenaga Pemupuk/Penyemprot dan Penyakit


Tenaga pemupuk tidak wajib dilakukan oleh tenaga ahli karena tenaga
pemupuk bertugas untuk memberikan pestisida, fungsida, dan insektisida
sesuai dengan tata cara (jumlah pupuk dan jadwal pemupukan).

2.5 Produk
Produk tanaman yang digunakan pada taman ini secara detail tercantum
pada tabel 1.
Tabel 1 Uraian Tanaman yang Digunakan pada Taman Rumah

NAMA
TANAMAN
Teh-tehan
Kuping
Gajah
Lidah Buaya

VOLUM

DIAMETE

TINGGI

WARNA

E/JUML

TANAMA

DAUN/BUNGA/

AH

BATANG

DIBENTUK

50 Pb

1 cm

2m

Daun Hijau Pekat

Alocasia sp.

14 Pb

5 cm

2m

Daun Hijau Tua

Aloe vera

18 Pb

4 cm

30 - 50 cm

24 Pb

1 cm

1m

NAMA LATIN
Acalypha
macrophylla

Bunga

Chrysanthemu

Krisan

m sp.

Cemara Lilin
Lili Brazil
Drakaena
Pohon

Cupressus
sempervirens
Dianella
tasmanica
Dracaena
loureirii
Mangifera

Hijau Bintik Putih


Daun hijau/Bunga
merah, kuning
putih

3 Phn

50 cm

3 - 30 m

Daun Hijau Tua

11 Pb

2-3 cm

40 cm

2 Pb

15 - 20 cm

1-2m

Daun hijau tua

1 Phn

50 cm

7-8m

Daun dan buah

Daun Hijau strip


putih

Mangga

indica

Pohon

Nephelium

Rambutan

lappaceum

Kumis

Orthosiphon

Kucing

aristatus

Sirih

Bunga
Kamboja

Bunga
Mawar
Bunga
Mawar
Bunga
Mawar
Palem Ekor
Tupai

berwarna hijau
Daun hijau
1 Phn

30 - 50 cm

7-8m

18 Pb

2 cm

1,5 m

Piper betle

2 Pb

1 - 2 cm

15 m

Plumeria sp.

4 Phn

5 - 10 cm

6m

tua/buah warna
merah
Daun hijau/bunga
putih
Daun hijau
muda/tua
Daun hijau
tua/bunga putih
kuning merah
muda
Daun hijau

Rosa alba

13 Pb

2 - 3 cm

1-2m

tua/Bunga putih
kuning
Daun hijau

Rosa centifolia

Rosa felicia
Wodyetia
bifurcata

14 Pb

2 - 3 cm

1-2m

12 Pb

2 - 3 cm

1-2m

5 Phn

20 cm

10 m

tua/Bunga merah
muda
Daun hijau
tua/Bunga merah
Daun hijau tua
Daun hijau

Lili Peri

Zephyranthes
sp.

38 Pb

1 cm

40 - 60 cm

tua/Bunga putih,
kuning, merah
muda

Jahe

Zingiber
officinale

21 Pb

1- 2 cm

30 - 100 cm

Daun hijau tua

Material keras yang digunakan pad ataman ini secara detail tercantum
pada tabel 2.
Tabel 2 Uraian Material Keras yang Digunakan pada Taman Rumah

No.

Jenis

Volume/Jumlah

Satuan

1
2
3
4
5

Lampu taman
Paving
Kolam renang
Sitting area
Dinding pembatas

10
111,5
210
1
2

Unit
m2
m2
Unit
unit

2.6 Prosedur Penyiapan Tanaman


Standar bola akar pohon yang digunakan tergantung pada diameter tajuk dan
tinggi tanaman, serta tinggi tanaman semak. Standar tanaman dapat dilihat pada tabel
3. Pohon yang diambil dari nursery sudah dalam pembungkus atau wadah. Ukuran
wadah akan tergantung pada spesifikasi tanaman yang dibutuhkan. Tanaman
dipindahkan dari nursery ke taman rumah menggunakan mobil pick up.
Tabel 3. Standar Tanaman

2.7 Prosedur Pengangkutan Tanaman


Pengangkutan tanaman dilakukan pada saat tanaman akan di tanam pad
ataman, sehingga waktu pengangkutan menyesuaikan waktu penanaman. Jenis
tanaman tidak ada yang berasal dari luar pulau jawa, sehingga alat transportasi cukup
menggunakan mobil atau truk. Tanaman dibungkus dengan terpal jika menggunakan
mobil bak terbuka.
2.8 Prosedur Penampungan Tanaman
Penampungan tanaman dilakukan agar stok tanaman tersedia di nursery.
Penampungan bertujuan agar tanaman bisa beradaptasi dengan lingkungan baru.
Penampungan diletakkan di taman rumah yang tidak dibuat perkerasan. Penyiraman
pada tanaman dilakukan setiap hari hingga tanaman dapat pulih di lokasi baru.
Tanaman serta material yang telah tersedia di tapak lebih dahulu diperiksa
oleh arsitek. Kualitas serta kuantitas harus sesuai kriteria yang telah diminta oleh
arsitek. Jika ada tanaman atau material yang tidak sesuai, maka tanaman atau material
diganti tanpa ada penambahan biaya. Bahan tanaman yang diperiksa antara lain bahan
pembungkus dan guying (kawat penunjang pohon), bahan organic, bahan penanaman
rumput, dan bahan lempeng rumput.
2.9 Prosedur Penanaman
Penanaman dilakukan setelah bahan tanam telah lengkap tersedia di tapak.
Peletakkan tanaman berdasarkan desain yang sudah dirancang. Standar penanaman
diuraikan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

lubang tanam 30 cm lebih lebar dari diameter bola akar


kedalaman lubang tanam 15 cm lebih dalam dibandingan tinggi bola akar
leher akan diletakkan sejajar dengan level permukaan tanah
pembungkus bola akar dilepas sebelum pohon ditanam
lubang tanam diisi dengan perbandingan media tanah dan bahan organik 3:1
guludan dibuat di sekitar lubang tanam dengan tinggi 5-10 cm

7. mulsa diletakkan dengan tebal 5 cm


8. penyanggah pohon yang digunakan dapat berupa bambu, pipa, atau kawat
baja
penyangga diikat pada tinggi 2/3 tinggi tanaman
2.10

Prosedur Pemeliharaan

2.10.1 Jenis Pemeliharaan


Untuk dapat menentukan tahapan dan jadwal pemeliharaan terhadap
tanaman lanskap pad ataman rumah, perlu diadakan pengamatan/evaluasi
terhadap kondisi tanaman yng tumbuh di sekitar lapangan yang akan ditangani
pemilik taman dan pemeliharaan ahli pertamanan.
1.

Pemeliharaan Pasca Panen


Pemeliharaan pasca panen terdiri dari penggantian tanaman
kering/mati, penggemburan tanah dan membersihkan tanaman/rumput
liar di sekitar tanaman pokok, perbaikan saluran-saluran yang tererosi,
penggunaan

fasilitas

perlindungan

bagi

tanaman,

memperbaiki/mengganti daerah-daerah dimana lempengan rumput


tidak tumbuh dengan baik dan penggantian tanaman yang mati, serta
penyiraman secara teratur sampai tanman tumbuh dengan sumbur.
2.

Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin terdiri dari penyiraman, penyiangan,
pemangkasan, pemupukan, pengendalian atau pemberantasan hama
penyakit tanaman, dan pengganti tanaman yang rusak serta
pemeliharaan hard material. Berikut ini adalah tata cara pelaksanaan
pekerjaan utama pada pemeliharaan pasca tanam dan pemeliharaan
rutin:
a. Teknik Penyiraman

1. Penyiraman dilakukan dengan tidak terlalu keras agar tidak


merusak tanaman
2. Penyiraman dilakukan secara merata pada setiap tanaman yang
telah ditanam pada taman
3. Penyiraman rutin dilakukan setiap hari pada musim kemarau,
yaitu pada: pagi hari pukul 06.00-09.00 WIB dan sore hari
pukul 15.00-18.00 WIB
b. Teknik Penyiangan
1. Tanaman liar di sekitar penanaman tanaman disiangi dengan
mencabut sampai pada perakaran
2. Penyiangan dilakukan minimal 1 bulan sekali
3. Penyiangan tidak dilakukan pada tanaman dengan perakaran
dalam

(pohon)

dan

pada

area

miring

karena

dapat

menyebabkan erosi
c. Teknik Pemangkasan
Pohon, perdu, dan semak
1. Pemangkasan dilakukan miring dan rata agar air hujan
tidak tergenang dan dapat mengakibatkan pembusukan
batang
2. Arah pemangkasan dari bawah ke atas. Setelah tanaman
dipangkas sebaiknya dilakukan pemupukan agar tunas yang

baru dapat terbentuk kembali


Rumput
1. Pemangkasan dilakukan dengan ketinggian +5 cm dari
pemupukan tanah
2. Dilakukan pengetrekan dengan alat cangkul kecil atau

gunting rumput
d. Teknik Pemupukan
1. Pemupukan pertama dilakukan pada persiapan media tanam
dengan mencampurkan pupuk kandang denga tanah subur.
2. Pemupukan dengan teknik tabur pada sekeliling batang pohon
(selebar tajuk pohon) dan sedalam 15-20 cm serta penutupan
setelah pemupukan dengan tanah kemudian dilanjutkan dengan
penyiraman.

3. Pemupukan pupuk organik dilakukan dengan menyiram


sekeliling perakaran menggunakan air yang telah dicampur
dengan pupuk. Pupuk daun disemprotkan pada daun.
4. Pemakaian pupuk dilaksanakan minimal 1 bulan setelah
penanaman dan dilakukan rutin minimal 1 bulan sekali.
e. Teknik Pencegahan dan Pemberantasan Hama/Penyakit
1. Pemberantasan hama/penyakit melalui insektisida dilakukan 1
minggu sekali jika hama/penyakit tidak berat. Pemberantasan 2
kali seminggu dilakukan untuk hama/penyakit yang berat.
2. Pemberantasan hama/penyakit melalui fungisida dilakukan 1
minggu.

Jika

hama/penyakit

cukup

berat,

dilakukan

pembongkaran dan bekas lubang tanaman dibiarkan terbuka


sehingga tersinari matahari.
3. Penggunaan insektisida dan fungisida dapat dilakukan secara
bergantian atau dicampurkan. Penyemprotan dilakukan pada
siang hari, merata pada setiap tanaman.
f. Teknik Penggantian Tanaman
1. Tanaman yang mati atau rusak dicabut dan disiapkan lubang
tanam dengan ukuran:
o Pohon (1m x 1m x 1m)
o Semak (60cm x 40cm x 40cm)
2. Lubang tanam diisi dengan campuran media tanam dan pupuk
kandang dengan perbandingan 3:2.
3. Tanaman
baru
dimasukkan
pada

lubang

setelah

pembungkusnya dibuka.
4. Padatkan media tanam agar akar tidak rusak.
5. Batang dikuatkan dengan penahan (bambu) dengan ukuran
perbandingan sesuai persyaratan.
6. Penyiraman dengan volume air 250 liter air (pohon) dan 150200 liter air (semak).
o Rumput
1. Area dibersihkan dari rumput mati.
2. Penggemburan tanah dengan campuran tanah subur dan pupuk
urea dengan perbandingan 2:1.
3. Penggantian rumput dapat berupa lempeng, tunas, atau biji.
Penyiraman dengan volume air 100 liter air.

2.10.2 Kapasitas Tenaga Kerja Pemeliharaan


Pemeliharaan dilakukan oleh 1-2 orang dengan tenaga ahli bidang penanaman
lanskap.
2.10.3 Jadwal Pemeliharaan
1. Pemeliharaan Pasca Tanam
Pemeliharaan dilakukan sejak selesai penanaman tanaman pada taman
rumah. Pemeliharaan ini merupakan pemeliharaan yang dilakukan selama
masa tumbuh dan dilakukan intensif sesuai jenis tanamannya. Jadwal
pemeliharaan tergantung dari jenis pohon, semak/perdu, dan ground cover.
2. Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin dilakukan setiap hari atau seminggu sekali
tergantung dengan kondisi lingkungan (cuaca). Uraian pemeliharan elemen
lunak pada tabel 4 dan pemeliharaan elemen lunak pada tabel 5.
Tabel 4 Pemeliharaan Elemen Lunak
No.

1.

2.

Elemen

Standar

Pohon

Memiliki
tajuk
sesuai
jenis
tanaman,
sehat, dan
bebas OPT

Semak

Rapi,
sehat, dan
bebas OPT

Komponen
Pemeliharaan
Penyiraman
Pemupukan
Pemangkasan
Pengendalian
OPT
Penyiraman
Pemupukan
Pemangkasan
Pengendalian
OPT

Frekuensi
3 bulan
sekali
6 bulan
sekali
6 bulan
sekali
6 bulan
sekali
Setiap hari
2 bulan
sekali
3 minggu
sekali
1 bulan
sekali

Metode
Manual
Manual
Manual
Manual
Manual
Manual
Manual
Manual

Penyiraman

3.

Ground
cover

Rapi,
sehat, dan
bebas OPT

Pemupukan
Pemangkasan
Pengendalian
OPT

Setiap hari
1 bulan
sekali
1 bulan
sekali
1 bulan
sekali

Manual
Manual
Manual
Manual

Tabel 5 Pemelihaan Elemen Keras

No.

1.

2.

3.

4.

5.

Elemen

Standar

Lampu
taman

Aktif di
malam
hari dan
bebas
karat.

Paving

Tidak
licin dan
tidak
rusak

Bangku
taman

Tidak
berkarat

Gazebo

Bebas
rayap

Kolam

Bersih

Komponen
Pemeliharaan

Frekuensi

Metode

Pengecatan
tiang lampu

6 bulan
sekali

Manual

Penggantian
lampu

Insidentil

Manual

Penyapuan

Setiap hari

Manual

Pembersihan
lumut

1 bulan
sekali

Manual

Perbaikan atas
kerusakan

Insidentil

Manual

Pembersihan

1 minggu
sekali

Manual

Pembersihan

1 minggu
sekali

Manual

Pengecatan

6 bulan
sekali

Manual

Pembersihan

1 bulan
sekali

Manual

Anda mungkin juga menyukai