Anda di halaman 1dari 26

STUDI LITERATUR

TEORI PERANCANGAN LANSEKAP

Dosen Pengampu :
Wahyu Hidayat ST.Murp

Oleh :
Akmaliadi ( 1807124644 )
M Panji Alfajri ( 1807111187 )
Saulian Fendiani ( 1807111220 )
T.Said Ilham Habibi ( 1807125223 )
Yusril Arofat ( 1807111658 )

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Penulis memunajatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya,sehingga penulis dapat
menyelesaikaan Studi Literatur “Teori Perancangan Lansekap”
Studi Literatur ini telah Penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Studi Literatur
ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan Studi Literatur ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penulis dapat memperbaik Studi Literatur ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Studi Literatur “Teori Perancangan
Lansekap” ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.

Pekanbaru, 25 November 2020

Penulis

i
DAPTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .....................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................1
1.2. Tujuan ................................................................................................2
1.3. Rumusan Masalah ...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................21
3.1. Studi Kasus Park dan Garden ..............................................................21
3.2. Studi Kasus Taman Tema....................................................................25
3.3. Vegetasi Lansekap ..............................................................................28
3.4. Elemen Lansekap (Softscape and Hardscape) .....................................30
BAB III PENUTUP .........................................................................................34
4.1. Kesimpulan .........................................................................................34
4.2. Kritik /Saran .......................................................................................34
DAPTAR PUSTAKA.......................................................................................35

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


lanskap adalah wajah dan karakter lahan atau tapak bagian dari muka bumi ini
dengan segala kegiatan kehidupan dan apa saja yang ada di dalamnya, baik bersifat
alami, non alami atau keduanya, yang merupakan bagian atau total lingkungan hidup
manusia beserta mahluk lainnya, sejauh mata memandang, sejauh segenap indra dapat
menangkap dan sejauh imajinasi dapat membayangkan. Bahasa simpelnya, lanskap itu
bentang alam yang tertangkap sejauh mata memandang dan indera lainnya dapat
merasakan. Contoh satuan dalam lanskap biasanya dapat berupa lanskap bukit, lanskap
gunung, lanskap pantai, dan lain-lain. Karena satuannya yang begitu luas, maka tak
heran kalau lanskap itu pastinya dibentuk oleh aspek biotik (makhluk hidup) dan juga
abiotik (makhluk tak hidup). Di era saat ini, dimana semakin marak terjadi perubahan
struktur lahan terbuka (hijau) menjadi area terbangun, Arsitektur Lanskap dituntut
untuk lebih berkontribusi dalam membangun lingkungan pemukiman-pemukiman dan
perkotaan yang tetap ramah bagi ekosistem sekitarnya. Dalam penerapannya, Arsitektur
Lanskap berkiblat pada ilmu ekologi, yang mengutamakan keseimbangan hidup antar
seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi. Dalam hal ini, Arsitektur Lanskap ada
sebagai suatu ilmu yang dapat menyelaraskan kehidupan manusia dengan alam,
sehingga keduanya bisa terus hidup seimbang dan saling menguntungkan. Jika dikaji
lebih dalam, maka aspek dari keilmuan Arsitektur Lanskap dapat menjadi ilmu terapan
yang lebih spesifik lagi, terutama dalam aspek cakupan kawasannya. Contoh
pengembangan dari

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah Pola Dan Elemen Lanskap Pada Garden/Park dan Taman Tema ?
2. Bagaimanakah Jenis Vegetasi dan Elemen Lansekap ?
3. Bagaimanakah Studi Kasus Perancangan Lansekap ?

1.3. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pola dan Elemen Lanskap Pada Garden/Park dan Taman Tema
2. Untuk Mengetahui Jenis Vegetasi dan Elemen Lansekap
3. Untuk Mengetahui Studi Kasus Perancangan Lansekap
1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Studi Kasus Garden/Park dan Taman Tema


1. Garden dan Park
A. Definisi Umum
Park merupakan taman biasanya terletak di pusat kota, mudah diakses, terbuka
untuk umum, sebagai tujuan wisata, terdapat area khusus atau tambahan yang
menjadi tujuan taman agar dikunjungi, seperti danau baik itu alami maupun buatan.
Menurut data yang diperoleh dari artikata.com, pengertian park adalah area yang
memiliki luasan yang besar serta terpelihara yang difungsikan secara umum oleh
masyarakat (khalayak ramai). Banyak kegiatan yang biasa dikerjakan di dalam park
itu sendiri, diantaranya : berolahraga, berekreasi, bertamasya dan juga belajar
dengan tempat-tempat yang memiliki sejarah yang dipelihara dan lain sebagainya,
dimana kegiatan itu mampu mengundang perasaan yang menarik dan menjadi
tujuan wisata bagi masyarakat
Garden diterjemahkan dari bahasa Ibrani, berasal dari dua kata yaitu, “Gan”
berarti melindungi atau mempertahankan lahan yang ada dalam suatu lingkungan
berpagar, dan “Oden” berarti kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan Secara
lengkap dapat diartikan tama adalah sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk
mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan (Laurie, 1986 : 9).
Biasanya, di dalam garden tidak memiliki aneka tanaman, namun ada beberapa
tanaman yang dipilih dengan jumlah yang banyak untuk dibudidayakan. Menurut
data yang diperoleh dari artikata.com, pengertian garden adalah sebidang tanah
dimana tanaman dibudidayakan. Garden juga disebut bagi area terbuka (halaman)
yang berada di dekat rumah.

Gambar 2.1 1A Contoh Park dan Garden

2
B. Studi Kasus (Taman Bangkul, Surabaya )
Taman Bungkul adalah taman wisata kota yang terletak di Jalan Raya Darmo.
Revitalisasi Taman Bungkul mengangkat konsep Sport, Education, dan
Entertainment. Diresmikan pada tanggal 21 Maret 2007, taman ini pernah meraih
penghargaan The 2013 Asian Townscape Award dari Perserikatan Bangsa-Bangsa
sebagai taman terbaik se-Asia pada tahun 2013

Gambar 2.1 1B Taman Bangkul, Surabaya


Taman rekreasi ini menjadi taman kebanggan Surabaya dan warga Jawa
Timur. Apalagi, taman ini telah menyandang gelar terbaik se-Asia Tenggara. Tak
heran, karena pembuatan taman ini menghabiskan anggaran miliaran rupiah.

Tabel 2.1 1B Anaslisi Taman Bangkul, Surabaya


Taman Bungkul Taman Bungkul

Aspek
Lokasi Jalan Raya Darmo
Analisis :
Termasuk jalan besar kota Surabaya namun hanya
satu jalan yang terhubung.
Taman berada di antara permukiman penduduk.

3
Luas 10.000 m2 / 1 hektar
Daya tampung Dibawah 3000
Akses & Jarak - Akses eksternal menuju taman sangat mudah
Pandang karena Taman Bungkul berada di jalan utama ;
Jalan Darmo, di pusat Kota Surabaya
- Akses internal dalam taman disediakan
pedestrian yang lebar dan teduh, serta jalur
bagi penyandang cacat.

Jarak pandang yang tidak tertutup dan dapat


melihat makam Mbah Praban Parkir area
tidak terlalu luas

Fungsi Taman inidirancang untuk sarana hiburan


rakyat dan dianggap sebagai ruang publik

Bentuk Taman Bungkul merupakan lambang


keindahan dan kesetaraan. Bentuk taman
berdasarkan pengaturan letak berbagai
macam fasilitas yang disediakan, mengacu
konsep sport, education, dan entertainment
dengan tidak mengganggu bangunan
eksisting, yakni makam Mbah Bungkul.
Fasilitas Berbagai fasilitas olah raga,
edukasi, dan hiburan tersedia pada taman ini,
berupa : Skateboard track dan BMX track,
jogging track, plaza terbuka. Hotspot area,
telepon umum, small green park dengan
kolam air mancur, permainan anak, pujasera,
dan musholla.
Program Ruang-ruang yang pada Taman
Bungkul sebagian besar direncanakan dengan
program ruang yang fleksibel, dapat
digunakan sesuai

4
dengan jenis dan acara :

- Festival
- Pasar
- Olahraga
- Pusat Komunitas
Perawatan Dana murni dari pemerintah

C. Studi Kasus (Taman Aspari, Surabaya )


Taman Apsari adalah salah satu taman peninggalan zaman Belanda. Berada
di jalan Pemuda tepat di depan gedung Grahadi mengarah ke Kalimas di bagian
utara. Taman ini berada di pusat kota Surabaya. Pada taman ini terdapat patung
Gubernur Suryo yang mengingatkan pada sosok gubernur pertama Jawa Timur. Di
belakang taman ini terdapat patung Joko Dolog yang berasal dari kerajaan
Singgosari, masa raja kertanegara

Gambar 2.1 1C Taman Aspari, Surabaya


Sama seperti taman pada umumnya, Taman Apsari menawarkan lahan
terbuka hijau di tengah penatnya kehidupan perkotaan yang serba cepat. Di dalam
kompleks taman ini terdapat tak kurang dari 20 jenis bunga indah yang dirawat
cermat. Selain itu masih ada rimbunan pohon yang siap melindungi para pejalan kaki
dari teriknya sinar matahari.
5
Tabel 2.1 1C Anaslisi Taman Aspari, Surabaya
Taman Bungkul Taman Apsari

Aspek
Lokasi Jalan Pemuda
Analisis :
Termasuk jalan utama kota Surabaya namun hanya satu
jalan saja yang terhubung.

Luas 5.300 m2 / 0,53 hektar


Daya tampung Dibawah 2000
Akses & Jarak - Akses eksternal menuju taman sangat mudah
Pandang karena Taman Apsari berada di pusat kota tepatnya
di jalan Pemuda, jalan Apsari dan jalan Embong
Trengguli. Ada banyak jalan yang terhubung
- Akses internal dalam taman disediakan
pedestrian yang lebar dan teduh.

Dapat melihat gedung Grahadi. Parkir area tidak


terlalu luas.

Fungsi Digunakan untuk olahraga lari kecil dan ruang


terbuka komunitas kecil.

Bentuk Bentuk alami menyesuaikan site taman. Dengan


susunan penutup tanah. Disediakan landmark dari
patung Joko dolok dan Gubernur Suryo. Ini sebagai
lambang semangat.
Fasilitas Fasilitas olahraga seperti jogging track. Fasilitas
entertainment seperti taman bunga, air mancur,
monumen patung Joko Dolok dan Gubernur Suryo,
dan Hotspot area.

6
Program acara :

- Olahraga
- Pusat Komunitas
Perawatan Dana murni dari pemerintah

2. Taman Tema
A. Definisi Umum
Taman hiburan dan taman tema ialah istilah yang digunakan untuk
memaksudkan himpunan beraneka tunggangan ria dan tarikan hiburan yang
dihimpunkan untuk menghiburkan orang ramai. Taman hiburan dirancang lebih teliti
berbanding taman awam atau taman permainan yang biasa, kerana selalunya
menyediakan tarikan yang memenuhi keperluan kanak-kanak, remaja dan
dewasa.Taman tema berbeza dari taman hiburan kerana terdiri daripada bahagian-
bahagian yang setiap satunya memakai satu tema. Setiap bahagian bercirikan idea
bahawa suasana di dalamnya mengandungi seni bina, lanskap, kedai, tungganggan
dan makanan yang menyokong tema tertentu. Gangguan visual dari bahagian lain
atau dari luar taman tidak boleh diterima. Taman hiburan yang bertema satu tidak
dikira sebagai taman tema, dan tunggangan ria di taman hiburan bukan tema
selalunya tidak banyak diterapkan unsur tema atau rekabentuk tambahan

Gambar 2.1 2A Contoh Taman Tema

B. Studi Kasus (Kebun Raya Benua,Kalimantan Selatan )


Kebun Raya Banua yang berada di kompleks pusat perkantoran Gubernur
Kalimantan Selatan, diproyeksi sebagai pusat penyelamatan sekaligus konservasi
lingkungan terbesar di Pulau Borneo. Berisi ribuan koleksi tanaman langka. Kebun
Raya Banua diresmikan sejak 2016 lalu. Penataannya dilakukan oleh pihak

7
Kementerian PUPR. Meski sudah beberapa tahun lalu diresmikan, ia masih terus
ditata dan dikembangkan.

Gambar 2.1 2B Taman Kebun Raya Buana, Kalimantan Selatan


Kebun Raya Banua ini memiliki tema aromatic, sesuai fungsinya sebagai
kebun, KRB merupakan wahana konservasi alam, yang sekaligus bisa dimanfaatkan
sebagai tempat wisata. Di dalamnya terdapat beberapa zona tanaman meliputi
tanaman buah, obat-obatan, bunga, kayu dan lainnya. Selain itu, ia juga dilengkapi
dengan taman labirin berukuran besar, taman bermain dan fasilitas yang
menyenangkan lainnya. Luas lahannya sendiri kurang lebih 100 hektar. Koleksi
tanaman langka yang ada di KRB bukan hanya pohon lokal khas Kalimantan Selatan
seperti Kayu Besi dan Kayu Ulin. Ada sekitar 3.000 tanaman langka lainnya. Di
antaranya pohon buah Kelangkala, Binjai, dan Kasturi.

Gambar 2.1 2B Pola Elemen Lanskap

C. Studi Kasus ( Rainbow Garden Bandung)


Rainbow Garden memiliki tema aromatic, bunga yang ada di
kawasan Wisata Lembang yang sangat terkenal seperti Taman Begonia, Taman
Bunga Cihideung dan Rumah Bunga Rizal. Konsep dari tempat wisata di Bandung
Barat yang baru ini adalah Taman Bunga yang dbuat sedemikian rupa, yang berasal
dari beraneka ragam jenis bunga yang beraneka warnanya, dan kemudian disusun
menyurupai pelangi. Memandang hamparan bunga nan cantik berwarna pelangi di
8
tengah udara dataran tinggi lembang yang sejuk dan bersih karena dekat Gunung
Burangrang dan Gunung Tangkuban Perahu. Rainbow Garden yang berada di area
kawasan tebing dengan kontur kemiringan tanah sekitar 45 derajat sehingga sebagian
besar kawasannya adalah terasering.

Gambar 2.1 2C Rainbow Garden (Bandung)

Didalam areal Rainbow Garden Lembang ini terdapat tidak kurang 100 jenis
tanaman bunga, yang diambil dari sejumlah petani bunga yang ada di Lembang Jenis
tanaman bunga yang ditanam di Rainbow Garden ini adalah jenis bunga yang bisa
mekar sepanjang waktu baik musim penghujan maupun kemarau, sehingga
perlakuan dan pemeliharaan aneka bunga ini sangat ekstra ketat. Tujuannya adalah
taman bunga di lembang ini ingin menjadikan kawasan bunga ini unik serta yang
tidak kalah penting adalah aman untuk dikunjungi oleh semua golongan

Gambar 2.1 2C Pola Elemen Lanskap

9
2.2. Vegetasi dan Elemen Lansekap
1. Vegetasi
A. Definisi Umum
Vegatasi merupakan material lansekap yang hidup dan terus berkembang.
Pertumbuhan tanaman akan mempengaruhi ukuran besar tanaman, bentuk tanaman,
tekstur,dan warna selama masa pertumbuhannya. Dengan demikian, kualitas dan
kuantitas ruang terbuka akan terus berkembang dan berubah sesuai dengan
pertumbuhan tanaman jadi dalam perancangan lansekap, tanaman sangat erat
hubungannya dengan waktu dan perubahan karakteristik tanaman.

Gambar 2.2 1A Contoh Vegetasi Lanskap

Vegetasi seperti itu dapat bervariasi tergantung pada tempat dan waktu dan
tergantung pada komposisinya. Vegetasi di satu tempat akan berubah seiring
perubahan iklim Pemilihan vegetasi untuk elemen lansakp tergantung kepada
kebutuhan dan kegunaan vegetasi tersebut seperti :
1) Pemilihan tanaman penyerap polutan
Konsep pemilihan tanaman dalam studi ini berdasarkan fungsi tanaman dan
tingkat toleransinya dengan kondisi tanah dengan pH berkisar antara 5,5 - 6,5 atau di
bawah netral. Selain itu pemilihan tanaman dalam konsep ini juga memperhatikan
tingkat toleransi dan daya jerap tanaman terhadap pencemaran udara yaitu debu
(Floating Dust) dan Nox (Nitrogen Oksida) yang sudah melebihi standar baku mutu.
a) Tanaman sebagai pereduksi polutan Nitrogen Oksida (NOx).
Tanaman yang mampu meruduksi polutan jenis Nitrogen Oksida (NOx)
adalah: Kirai payung (Filicilium decipiens), Ketapang brasil (Ficus, pandurata),
Glodokan tiang (Polyalta longifolia), Asam londo (Tamirindus indica), Nusa indah
(Mussaenda erythrophylla schum), Kasia golden (Cassia surattensis), Akalipa
(Acalypha hispida), Teh-tehan (Acalypha) macrophylla (Kanna)

10
Kanna (Macrophylla) Kirai payung (Filicilium decipiens)

Asam londo (Tamirindus indica) Glodokan tiang (Polyalta longifolia)

Kasia golden (Cassia surattensis) Akalipa (Acalypha hispida)


b) Tanaman sebagai penahan dan penyaring debu (Floating Dust).
Adanya tanaman maka partikel padat yang tersuspensi pada lapisan biosfer
bumi akan direduksi oleh tajuk pohon (daun) melalui proses jerapan dan serapan.
Partikel yang melayang–layang di permukaan bumi akan terjerap (menempel)
pada permukaan daun, khususnya daun yang berbulu dan mempunyai permukaan
kasar dan sebagian lagi terserap masuk kedalam ruang stomata daun. Ada juga
partikel yang menempel pada kulit pohon, cabang dan ranting. Daun yang berbulu
dan berlekuk seperti halnya daun bunga matahari, nusa indah dan krisan
mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menjerap partikel dari pada daun yang
mempunyai permukaaan halus . Tanaman sebagai penahan dan penyaring debu
11
adalah Kenanga (Cananga odorata), Asam londo (Tamirindus indica), Bunga
kupu-kupu (Bauhinia monandra). Nusa indah (Mussaenda erythrophylla schum).

Bunga kupu-kupu (Bauhinia monandra) Nusa indah (Mussaenda erythrophylla)

2) Pemilihan tanaman untuk daerah resapan


Pemilihan tanaman untuk tujuan ini dengan menggunakan tanaman yang
mempunyai daya evapotranspirasi yang rendah. Disamping itu sistem
perakarannya dan seratnya dapat memperbesar porositas tanah, sehingga air hujan
dapat masuk kedalam tanah dan hanya sedikit yang menjadi air limpasan.Menurut
Tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi yang rendah antara lain:
Cemara laut (Casuarina equisetifolia), Fikus kerbau (Fikus elastica), Karet (Hevea
brasiliensis), Manggis (Garcinia mangostana), Bungur (Lagerstroemia speciosa),
dan Kelapa (Cocos nucifera). Tanaman yang digunakan sebagai tanaman daearah
resapan adalah: Mahoni (Swietenia mahogani jacg), Bungur (Lagerstroemia
speciosa), Fikus kerbau (Fikus elastica) Cemara laut (Casuarina equisetifolia).

Cemara laut (Casuarina equisetifolia) karet (Hevea brasiliensis)

12
Kelapa (Cocos nucifera) Bungur (Lagerstroemia speciosa)

mahoni (Swietenia mahogani jacg) fikus kerbau (Fikus elastica)

3) Pemilihan tanaman terhadap naungan


Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintahan propinsi Jawa Timir dalam
mengatasi tingkat kemacetan pada Bundaran Waru yang berdampak pada
meningkatnya pulutan udara pada tapak adalah dengan cara membangun jembatan
layang (Fly Over) yang melintas di atas Bundaran Waru. Dari pembangunan
tersebut secara otomatis pada bagian bawah jembatan layang pemanfaatan ruang
tersebut dengan konsep tanaman perdu yang mampu bertahan terhadap naungan.
Penggunaan tanaman itu sendiri perlu memperhatikan persaratan umum tanaman
yaitu: tanaman yang tingginya tidak lebih dari 10 m, tahan terhadap naungan,
tidak terlalu membutuhkan sinar matahari langsung. Tanaman yang toleran
terhadap naungan adalah: Kana (Kanna), Lidah Mertua (Sansivera sp), Lily Paris
(Chlurophytum bechetti) dan Adam hawa (Rhoeo discolor).oleh karena itu
pemilihan tanaman tersebut perlu diperhatikan untuk menyeseuaikan fungsi
tanaman dengan lansekep. Umumnya tanaman tahan terhadap naungan ini
digunakan pada ruangan indor/miinim cahaya matahari sebagai penejuk ruangan
serta sebagai daya tarik secara visula bagi pengunjung, seprti gambar dibawah ini
beberapaa contoh tanaman yang taha terhadap naungan

Lidah mertua (Sansivera sp) adam hawa (Rhoeo discolor)

13
lily paris ( Chlurophytum bechetti ) Hosta lili (hostagonium bechetti )

4) Pemilihan tanaman sebagai nilai estetika


Konsep pemilihan vegetasi sebagai upaya untuk menciptakan keindahan pada
tapak yakni diperoleh dari perpaduan antara warna (daun, batang, bunga), bentuk
fisik tanaman (batang, percabangan dan tajuk), tekstur tanaman, skala tanaman
dan komposisi tanaman. Nilai estetis tanaman dapat diperoleh dengan
mengkombinasi antara tanaman yang sejenis atau dengan beberapa jenis tanaman
serta perpaduan antara tanaman dengan elemen lanskap lainnya. Tanaman sebagai
nilai estetika yang digunakan adalah: Bungur (Lagerstroemia cristagali), Bunga
kupu-kupu (Bauhinia monandra ), (Cassia surattensis), Lidah mertua (Sansivera
sp), Nusa indah (Mussaenda erythrophylla schum), Bogenvil (Bougainvillea sp).
Puring (Codieaeum variegata)

Bunga kupu2 (Bauhinia monandra ) Bungur (Lagerstroemia cristagali)

lily paris ( Chlurophytum bechetti ) Bunga Kertas ( bougenvill )

14
2. Elemen Lansekap
A. Definisi Umum
Taman merupakan elemen penting untuk menghadirkan kesan asri, nyaman,
dan indah pada suatu bangunan atau tempat. Keasrian dan keindahan taman juga
tergantung pada letak atau komposisi pada taman tersebut. Jenis tanaman yang
ditanam di dalamnya menjadi hal yang wajib diperhatikan bagi siapa saja yang ingin
membuat taman. Kontur tanah, juga menjadi hal yang mempengaruhi komposisi
dalam pembuatan taman.Untuk menghadirkan taman pada halaman rumah, ada dua
hal penting yang harus kita perhatikan. Pertama adalah elemn lunak (softscape) dan
elemen keras (hardscape). Kedua elemen tersebut merupakan perpaduan yang akan
memberikan kesan keindahan pada taman Penataan lanskap yang baik diperlukan
untuk mewujudkan taman Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang indah dipandang mata.
Tenaga profesional dalam desain lanskap melakukan penataan terhadap elemen
lanskap alam ataupun buatan sebagai unit pembentuk lanskap. Elemen-elemen
lanskap tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi
penampilan dan kualitas taman itu sendiri.

Gambar 2.2 2A Contoh Elemen Lansekap


Secara umum elemen lanskap terdidiri dari elemen lunak (softscape) dan elemen
keras (hardscape)
1. Elemen Lunak (Softscape)
Softscape (elemen Lunak) merupakan elemen landscape yang terdiri dari
elemen kehidupan dan elemen hortikulutura, yang meliputi bunga, tanaman,
semak, pohon, dan sebagainya. Tujuan adanya elemen softscape adalah untuk
memberi karakteristik pada taman landscape, menciptakan kesan, suasana, dan
kepekaan pada orang sekitar.
Menurut Hakim (1991), elemen softscape tergantung pada aspek arsitektural
atau artistik visual, yaitu:
(a) pengontrol pemandangan;

15
(b) penghalang secara fisik;
(c) pengontrol iklim;
(d) pelindung dari erosi; dan
(e) pemberi nilai estetis.

Sementara itu, ditinjau dari tajuk, bentuk massa dan struktur tanaman (DPU,
2008), maka elemen softscape adalah:
a. Tajuk merupakan keseluruhan bentuk dan kelebaran maksimal tertentu dari
ranting dan daun suatu tanaman.
b. Struktur Tanaman ialah bentuk tanaman yang terlihat secara keseluruhan

Selanjutnya, menurut Indrawati (2007), maka elemen softscape terdiri atas:


a. Tanaman pohon berjenis tanaman berkayu yang biasanya mempunyai batang
tunggal dan dicirikan dengan pertumbuhan yang sangat tinggi mencapai lebih
dari 8m

Gambar 2.2 1a Tanaman Berkayu

b. Tanaman perdu adalah tanaman berkayu yang pendek dengan batang yang
cukup kaku dan kuat untuk menopang bagianbagian tanaman. Golongan perdu
biasanya dibagi menjadi tiga, yaitu perdu rendah, perdu sedang, dan perdu
tinggi

Gambar 2.2 1b Tanaman Perdu

16
c. Tanaman semak (shrubs) dicirikan dengan batang yang berukuran sama dan
sederajat. Pada umumnya tanaman ini mempunyai ketinggian di bawah 8 m

Gambar 2.2 1c Tanaman Semak

d. Tanaman merambat (liana) dicirikan dengan batang yang tidak berkayu dan
tidak cukup kuat untuk menopang bagian tanaman lainnya

Gambar 2.2 1d Tanaman Merambat

e. Tanaman dengan sedikit jaringan sekunder atau tidak berkayu, tetapi dapat
berdiri tegak, seperti Herba, Terna, Bryoids dan Sukulen. Ukurannya dibagi
berdasarkan tingginya.

Gambar 2.2 1eTanaman Sedikit Jaringan Sekunder

Menurut DPU (2008), fungsi tanaman dalam pembentuk dan pengisi ruang
meliputi:
a. Tanaman pelantai (ground cover), tanaman yang membentuk kesan lantai,
digunakan sebagai penutup tanah di taman. Tanaman ini tingginya sekitar mata
17
kaki.
b. Tanaman pedinding, adalah tanaman yang membentuk kesan dinding, dibagi
menjadi :
1) Tanaman yang membentuk dinding rendah, yaitu tanaman setinggi mata
kaki sampai setinggi lutut.
2) Tanaman yang membentuk dinding sedang, yaitu tanaman yang setinggi
lutut sampai setinggi badan seperti semak yang sudah besar dan perdu.
Sinektika
3) Tanaman yang membentuk dinding tinggi, yaitu tanaman yang setinggi
badan sampai beberapa meter.
4) Tanaman pembatas, pengarah dan pembentuk pandangan adalah jenis
tanaman berbentuk pohon atau perdu yang berfungsi sebagai pembatas
pemandangan yang kurang baik, pengarah gerakan bagi pemakai jalan
menuju ke suatu tujuan tertentu.
5) Tanaman pengarah, penahan dan pemecah angin adalah jenis tanaman yang
berfungsi sebagai pengarah, penahan dan pemecah angin, dapat berbentuk
pohon atau perdu
c. Tanaman pengatap atau peneduh, adalah jenis tanaman berbentuk pohon
dengan percabangan yang tingginya lebih dari 2 meter.
d. Tanaman pengisi ruang, adalah tanaman yang mempunyai warna menarik pada
bunga, daun, kulit batang atau dahan, serta yang bertajuk indah.
Pada elemen lunak, untuk tanaman biasanya perpaduan antara tanaman
perdu, tanaman merambat, tanaman peneduh, tanaman berbunga, dan juga
tanaman penutup tanah (seperti krokot, blue eyes, bawang-bawangan, maupun
rumput). Selain tanaman, air juga termasuk elemen lunak yang bisa dihadirkan
pada taman.

2. Elemen Keras (Hardscape)


Elemen Keras (Hardscape) merupakan material hard landscape yang
dibangun untuk membentuk suasana pada lingkungan yang tergabung dalam
landscape. Elemen keras ini terdiri dari bebatuan, yang sering kali digunakan
sebagao pendukung keindahan taman. Misalnya, lempengan batu alam dengan
bentuk dan komposisi yang tidak beraturan dan dapat berfungsi sebagai jalan
setapak. Hal ini bisa menambah kesan alami pada taman. Tidak semua taman

18
memiliki jalan setapak, akan tetapi jalan ini memudahkan kita dalam menjelajah
seluruh taman tanpa menginjak rumput atau tanah.
Elemen hardscape terdiri dari 10 macam kriteria, yaitu: batuan, gazebo,
kolam, tebing, jalan, perkerasan, lampu, pagar, pergola dan bangunan.
a. Batuan
Batuan merupakan elemen keras yang sering dijumpai pada lanskap seperti
taman dan garden Penataan bebatuan ini perlu diperhatiakn agar sesaui dengan
fungsinya dan tidak mengganggu. Bebatuan tidak baik bila diletakkan di
tengah taman, sebaiknya di letakkan agak menepi atau pada salah satu sudut
taman

Gambar 2.2 2a. Batuan

b. Gazebo
Gazebo adalah salah satu fasilitas dengan ruang-ruang terbuka sebagai
alternatif tempat berkumpul dan melakukan kegiatan santai bersama anggota
keluarga lainnya, banyak juga yang menyebut saung karena digunakan untuk
tempat santai. Kuncinya adalah suasana alami, keakraban, kenyamanan dan
keindahan. Ini cocok dengan kata Gazebo yang berasal dari kata gaze (Inggris)
artinya memandang, dan ebo (Latin) artinya ke luar, sehingga maknanya
kurang lebih menjadi tempat untuk memandang ke luar Gazebo biasanya
dibuat atau ditempatkan di halaman rumah, taman, teras belakang, atau di tepi
kolam renang sebagai daya tarik utama diareaitu

Gambar 2.2 2b Gazebo


19
c. Kolam
Kolam sering dipadukan dengan batuan tebing dengan permainan air yang
menambah kesan dinamis. Kolam akan tampil hidup bila ada permainan air di
dalamnya.

Gambar 2.2 2c Kolom

d. Tebing
Tebing dibuat untuk memberikan kesan alami, tebing dibuat dengan maksud
untuk menyembunyikan tembok pembatas dinding yang licin massif, agar
tidak menyilaukan pada saat matahari bersinar

Gambar 2.2 2d Tebing

e. Jalan Setapak
Jalan setapak dibuat agar dalam pemeliharaan taman tidak merusak rumput dan
tanaman, selain itu jalan setapak berfungsi sebagai unsur variasi elemen
penunjang taman

Gambar 2.2 2e Jalan Setapak


20
f. Perkerasan
Perkerasan bertujuan untuk para pejalan kaki (pedestrian) atau sebagai
pembatas.

Gambar 2.2 2f Perkerasan

g. Lampu Taman
Lampu taman berfungsi penerang taman dan sebagai nilai estetik

Gambar 2.2 2g Lampu Taman

21
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpualan
Penataan lanskap yang baik diperlukan untuk mewujudkan taman Ruang Terbuka
Hijau (RTH) yang indah dipandang mata. Tenaga profesional dalam desain lanskap
melakukan penataan terhadap elemen lanskap alam ataupun buatan sebagai unit
pembentuk lanskap. Elemen-elemen lanskap tersebut secara langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi penampilan dan kualitas taman itu sendiri Arsitektur
lanskap adalah ilmu yang digunakan untuk merencanakan (planning), mendesain lahan,
dan menyusun elemen-elemen alam dan buatan sehingga tersaji suatu lingkungan yang
fungsional dan estetis. Menurut Zonneveld (1979) lansekap adalah ruang yang terdapat
di permukaan bumi yang terdiri dari sistem yang kompleks, terbentuk dari aktifitas
batuan, air, udara, tumbuhan, hewan, dan manusia serta melalui fisiognominya
membentuk suatu kesatuan yang dapat dikenali (diidentifikasi). Sedangkan Menurut
Forman & Godron lansekap adalah suatu lahan heterogen dengan luasan tertentu yang
terdiri dari sekelompok/kumpulan (cluster) ekosistem yang saling berinteraksi;
kumpulan tersebut dapat ditemukan secara berulang dalam suatu wilayah dengan
bentuk yang sama Didalam bahasa inggris tua dan ke-sinoniman batasan kata
“landscape” mempunyai arti Wilayah/Region. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa lansekap adalah kesatuan wilayah di permukaan bumi yang terdiri
dari kesatuan ekosistem yang saling berinteraksi (batuan, air, udara, tumbuhan, hewan,
dan manusia).

3.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan sehingga penulis
berharapa kritikan dan masukan dari pembaca untuk bisa dijadikan sebagai bahan
evaluasi dalampenulisan makalah selanjutnya sehingga lebih baik dari pada
sebelumnya. Oleh karena itu masukan dan kritikan dari pembaca sangat penulis
butuhakan dalam hal ini agar penulis lebih berkembang dan lebih baik lagi
kedepannya

22
DAFTAR PUSTAKA

Al-Kodmany, Kheir. 2001. Supporting imageability on the World Wide Web:


Lynch's five elements of the city in community planning. Environment and
Planning B: Planning and Design.
Ashihara, Yoshinobu, Eksterior Design In Architecture, terjemahan Sugeng
Gunadi, ITS, Surabaya
Breen, Ann dan Dick, Ricgby (1996), The New Waterfronts: The World
WideUrban Success Story. McGraw Hill, New York.
Carr, Stephen, et. all, 1992, Public Space, Cambridge University Press, Australia.
Catanese, Antoni J dan James C. Snyder, 1992, Perencanaan Kota, Erlangga,
Jakarta.
Cullen, Gordon, 1975, Townscape, Van Nortrand Reinhold Company, New York.
Nazir, Moh. Ph.D. 2005. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia

23

Anda mungkin juga menyukai