BAB 1 Kanal Banjir Timur (KBT) merupakan salah satu proyek strategis di Provinsi DKI
Jakarta untuk menanggulangi persoalan banjir tahunan yang melanda Kota Jakarta.
PENDAHULUAN Kanal ini dibangun untuk melengkapi kanal Barat yang sudah lama terbangun.
Kanal Banjir Timur ini akan menembus sisi Timur Jakarta yang selama ini
tertinggalkan oleh pembangunan karena akses menuju kesana yang terbatas.
1.1. LATAR BELAKANG Seyogyanya Kanal Banjir Timur (KBT) tidak saja dilihat sebagai upaya mitigasi
bencana banjir, tapi jalur ini juga merupakan bagian dari struktur ruang DKI Jakarta.
Kanal sebagai bentukan badan air hasil buatan manusia merupakan entitas baru
Oleh karena itu diharapkan dengan dibangunnya Kanal Banjir Timur ini akan
yang dapat ditambahkan pada kawasan urban yang telah terbangun. Seperti halnya
mendorong pembangunan ke sisi Timur Jakarta. Lebih lanjut diharapkan koridor
sungai dan danau, kanal memiliki sempadan agar aliran air tidak terganggu oleh
Kanal Banjir Timur menjadi koridor prestisius Provinsi DKI Jakarta yang mempunyai
keberadaan bangunan di tepinya. Sempadan memungkinkan dipenuhinya peran
orientasi pembangunan ke badan air (waterfront development) melengkapi koridor,
ekologis sungai, danau (dan bahkan juga kanal) berkat adanya ruang hijau di
seperti koridor bisnis Sudirman-Thamrin, Gatot Subroto dan TB Simatupang.
sepanjang bantarannya. Namun demikian, pemanfaatan sempadan kanal yang
melintas di kawasan urban sering menjadi masalah oleh karena tidak adanya
perencanaan yang memadukan pertimbangan antara ruang terbuka linier tepi kanal Pembangunan Kanal Banjir Timur pada dasarnya membuka peluang, baik bagi
dengan bangunan-bangunan di sepanjang tepian kanal yang membangkitkan pemerintah daerah maupun bagi para pengembang (developer), untuk menata
aktifitas. kembali kawasan disekitar koridor KBT dengan meningkatkan pemanfaatan lahan
dan mengusulkan fungsi-fungsi baru ke dalam kawasan tersebut. Perencanaan tata
ruang yang baru perlu dilakukan untuk mengantisipasi beragam aktifitas yang dapat
Koridor di sepanjang sungai dan ruang hijau di sekitarnya seharusnya bisa
terjadi sepanjang kanal dan bantarannya. Kegiatan-kegiatan yang tidak
dikembangkan menjadi ruang terbuka kota yang memiliki kualitas visual dan
mengganggu fungsi teknis kanal sebagai bagian dari sistem pengendali banjir, dan
menjadi ruang rekreasi publik. Pemanfaatan ruang sempadan sungai sebagai
juga peran ekologis koridor kanal, perlu diidentifikasi dan direncanakan
sarana rekreasi dan ruang publik tidak hanya memaksimalkan pemanfaatan ruang
penempatannya secara strategis. Berbagai kegiatan outdoor seperti lapangan olah
di dalam kota tetapi juga akan meningkatkan penampilan dan fungsi dari sungai itu
raga, taman bermain, taman interaktif / pendidikan, pujasera dan sebagainya dapat
sendiri, menjadikan sungai sebagai ‘tujuan’ yang menarik dan sekaligus menjadi
disebarkan sepanjang kanal tersebut. Lokasi setiap kegiatan perlu disesuaikan
salah satu katalis pembangunan ekonomi di sepanjang koridor sungai. Tentu saja,
dengan tata guna lahan di sekitarnya dan pada akhirnya berdampak pula kepada
hal ini tidak bisa dicapai hanya dengan mengandalkan upaya pemerintah daerah
tata bangunannya.
semata. Diperlukan adanya kerjasama antara pemerintah daerah dan swasta baik
di dalam pembangunan maupun pengelolaan untuk memiliki ruang publik dengan
design execellence yang tinggi. Pemanfaatan daerah sempadan kanal – bahkan juga badan air kanal itu sendiri –
merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam
bentuk penyediaan ruang terbuka hijau. Preseden menunjukkan bahwa aktifitas
baru di ruang koridor kanal mampu menjadi katalis yang meningkatkan kegiatan Diharapkan dengan adanya Panduan Rancang Kota ini nantinya Koridor KBT dapat
perekonomian di sepanjang koridor tersebut. Dengan demikian sempadan kanal semakin berkembang sesuai dengan arahan rencana kota dan mampu menjadi
tidak lagi menjadi daerah mati tanpa aktifitas, atau sebaliknya daerah kumuh yang salah satu daya tarik bagi Kota Jakarta.
tak tertata, melainkan koridor kanal bersama kawasan di sekitarnya menjadi daerah
yang vibrant.
1.2. DATA PENUNJANG
1.2.1. Data Dasar
Guna mengatur pembangunan pada koridor tersebut, perlu disiapkan Panduan
Beberapa data dasar yang menjadi bahan dalam Penyusunan Panduan Rancang Kota
Rancang Kota/Urban Design Guidelines, selain untuk mencapai kualitas lingkungan
(UDGL) Koridor KBT adalah:
yang lebih baik, sekaligus juga dapat memberikan arahan terhadap pemanfaatan
• Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI
lahan sesuai tata ruang yang berlaku. UDGL tersebut juga merupakan arahan untuk
Jakarta 2030,
perwujudan arsitektur lingkungan setempat agar lebih melengkapi peraturan
• Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Jatinegara, Duren Sawit, Cakung
bangunan yang ada. Mengingat potensi serta kecenderungan pertumbuhan fisik
dan Cilincing 2005,
secara cepat di kawasan pertumbuhan baru seperti Koridor Kanal Banjir Timur ini.
• Lembar Rencana Kota, peta skala 1:1.000,
Panduan Rancang Kota / Urban Design Guidelines (UDGL) diperlukan sebagai
perangkat pengendali pertumbuhan serta memberikan panduan terhadap wujud • Kajian dan studi yang terkait dengan wilayah perancangan,
bangunan dan lingkungan pada suatu kawasan. UDGL disusun untuk • Kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang terkait.
mengendalikan pemanfaatan ruang, suatu rencana tata ruang seyogyanya ditindak
lanjuti pula dengan pengaturan di bidang tata bangunan secara memadai melalui 1.2.2. Standar Teknis
Peraturan Bangunan Setempat (PBS).
Standar teknis perancangan kawasan dan bangunan mengacu kepada kaidah-kaidah
umum/standar perencanaan dan perancangan kota, perencanaan transportasi dan traffic
Untuk itu, pada tahun 2010 ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Tata management serta ketentuan maupun kebijakan yang berlaku di lingkungan Wilayah DKI
Ruang Provinsi DKI Jakarta melakukan kegiatan Penyusunan Panduan Rancang Jakarta, antara lain mengacu pada :
Kota/UDGL Koridor KBT. UDGL ini merupakan bentuk upaya untuk menghindari • Pedoman Perencanaan Bangunan, Dinas Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta,
terjadinya bentuk pembangunan yang tidak dikehendaki dan untuk menciptakan
• Pedoman Bangunan Tipe Tunggal di Wilayah DKI Jakarta,
lingkungan perkotaan terpadu, yang dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan
• Draft Peraturan Gubernur tentang Pedoman Penyusunan Panduan Rancang Kota,
lahan serta kemampuan daya dukungnya sekaligus dapat meningkatkan kualitas
Dinas Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta, 2007.
fisik/wajah kota.
Peraturan perundang-undangan yang harus digunakan, antara lain: Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
a. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; q. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63 / PRT / 1993 tentang Garis
Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan dan Bekas
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
Sungai;
c. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
r. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 6 / PRT / M / 2007 tentang Pedoman
d. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;
Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
e. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
s. Surat Edaran Bersama Ketua Bappenas dan Dirjen Anggaran Departemen
Perundang-undangan;
Keuangan Indonesia Nomor 1203/D.II/03/2000 perihal Petunjuk Penyusunan
f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan di Daerah; Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk Jasa Konsultansi;
g. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan; t. Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 1975 tentang Ketentuan Bangunan
h. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; Bertingkat di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
i. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah u. Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 7 Tahun 1991 tentang Bangunan Dalam
Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; Wilayah DKI Jakarta;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai; v. Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang
k. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan lalu Lintas Wilayah DKI Jakarta 2010;
jalan; w. Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 12 Tahun 2003 tentang Lalu Lintas dan
l. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah; Angkutan Jalan, Kereta Api, Sungai dan Danau serta Penyeberangan di Provinsi
m. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan DKI Jakarta;
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah x. Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1 Tahun 2006 tentang Retribusi
Daerah Kabupaten/Kota; Daerah;
n. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005, tanggal y. Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
27 April 2005 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 z. Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 678 Tahun 1994 tentang
tentang Pemerintahan Daerah; Peningkatan Intensitas Bangunan di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
o. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan aa. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1516
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; Tahun 1997 tentang Rencana Rinci Tata Ruang untuk Wilayah Kecamatan di
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
bb. Keputusan Gubernur Nomor 108 Tahun 2003 tentang Tata Cara Pelaksanaan pemanfaatan ruang di Koridor KBT yang merespon keberadaan badan air dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta; kualitas ruang publik.
cc. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 137 Tahun b. Sebagai pedoman dalam penyusunan program-program pengembangan kawasan
2007 tentang Perubahan atas Keputusan Gubernur Nomor 1516 Tahun 1997 yang tanggap terhadap rencana investasi.
tentang Rencana Rinci Tata Ruang untuk Wilayah Kecamatan di Daerah Khusus c. Sebagai acuan, arahan, dan panduan di dalam perancangan pembangunan,
Ibukota Jakarta. penyusunan kebijakan teknis, perencanaan dan pemograman serta pelaksanaan
dd. Keputusan Kepala Biro Administrasi Sarana Perkotaan Provinsi DKI Jakarta pembangunan bagi stakeholder yang terkait (instansi pemerintah, masyarakat dan
Nomor 808/-1.824.14 tentang Acuan Biaya Langsung Personil dan Non Personil dunia usaha).
untuk Jasa Konsultansi di Provinsi DKI Jakarta;
1.5. HASIL YANG DIHARAPKAN
a. Sebagai panduan bagi seluruh para pelaku pembangunan, baik dalam proses Panduan Rancang Kota harus memperhatikan kriteria-kriteria pokok yang
perancangan, pemanfaatan ruang/pembangunan fisik maupun dalam pengendalian berkaitan dengan upaya memperoleh kualitas lingkungan hidup yang lebih
baik terutama dalam hal keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan ii. Bentuk dan massa bangunan, yang meliputi intensitas bangunan
(KLB, KDB, dan Ketinggian Bangunan).
kesejahteraan masyarakat.
iii. Sistem transportasi makro dan mikro serta management traffic
d. Skenario perancangan. kawasan.
iv. Sirkulasi kendaraan dan parkir, berupa sistem jaringan jalan
Skenario perancangan merupakan penjabaran kondisi yang diinginkan di
kendaraan beserta area parkir sebagai pendukungnya.
dalam Panduan Rancang Kota dan harus dapat diimplementasikan. v. Ruang terbuka dan tata pola hijau kota.
e. Program pengembangan. vi. Jalur untuk pejalan kaki, yang berupa sistem jaringan jalur pejalan
kaki.
Program kegiatan merupakan penjabaran dari skenario perancangan. vii. Sarana penunjang, yang berupa tempat duduk, halte, lampu, tempat
Program kegiatan termasuk skala kegiatan berupa luasan area yang surat, dan lain-lainnya.
3. Panduan pengembangan kawasan untuk tipe kapling bangunan (block),
diperlukan untuk masing-masing kegiatan yang berada di wilayah
tipe ruang terbuka/lapangan/kanal (square) dan tipe jalan (street). Selain
perancangan.
hal-hal tersebut di atas, keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini
f. Prinsip perancangan.
adalah:
Perumusan prinsip perancangan dengan memperhatikan beberapa hal
i. Konsep perancangan kota di sepanjang riverfront dalam upaya
berikut : entitas, kesesuaian dan keserasian, efisiensi, efektif, daya dukung, menjadikan KBT sebagai salah satu ruang publik yang atraktif dan
estetis, dan inovatif. berkualitas di Jakarta
ii. Land-use program: jenis pemanfaatan ruang dan intensitas
g. Komponen perancangan. pemanfaatan lahan
1. Memuat beberapa hal, yakni : iii. Activity Program: kriteria penggunaan lahan dan bangunan dalam
skala detail (zoning regulation), pola penggunaan ruang publik dan
i. Peruntukan lahan, baik makro maupun mikro jenis pemanfaatan ruang terbuka hijau di sepanjang koridor KBT
ii. Intensitas pemanfaatan lahan iv. Natural Heritage: strategi penghijauan, pelestarian dan
iii. Tata bangunan pemeliharaan ruang hijau sempadan sungai di sepanjang koridor
KBT, misalnya dengan mengusulkan fungsi-fungsi baru tanpa
iv. Sistem sirkulasi, jalur penghubung dan parkir
mengurangi fungsi utama sempadan sungai
v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau
v. Program Pengendalian PKL: strategi peracangan kota untuk
vi. Tata kualitas lingkungan/tata informasi mengendalikan perkembangan PKL di dalam kawasan penataan
vii. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan vi. Simulasi pemanfaatan ruang dan lahan di titik-titik terpilih, sebagai
viii. Sarana lingkungan dan fasilitas umum tipologi pengembangan kawasan dan panduan dasar
ix. Kegiatan pendukung pembangunan di sepanjang koridor KBT.
x. Konservasi dan pelestarian lingkungan dan budaya
1.6. METODOLOGI
2. Elemen-elemen, antara lain : 1.6.1. Kerangka Pikir Metodologi
i. Tata guna tanah (land use), yang mewadahi aktifitas kegiatan dalam Untuk memandu konsistensi di dalam penanganan pekerjaan maka konsultan
kawasan dan kepadatan penduduk dan atau tenaga kerja yang
ditampung. membuat kerangka pikir metodologi yang memuat urutan kegiatan dan alokasi
tenaga ahli secara umum disetiap tahap pelaporan sesuai waktu pekerjaan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat diagram berikut ini;
1.6.2. Metode Penanganan Pekerjaan infrastruktur kawasan yang dilakukan melalui survey data primer ke lapangan.
Untuk menangani pekerjaan UDGL Koridor Kanal Banjir Timur metodologi yang Peta tematik ini menceritakan kondisi eksisting elemen-elemen urban desain di
digunakan konsultan terdapat dalam kegiatan: kawasan tersebut. Oleh karena itu, peta tematik ini berguna di dalam proses
2. Identifikasi Profil Kawasan b. Perekaman Kondisi Kawasan Dengan Kamera Digital Dan Video
3. Analisis Kawasan Untuk melengkapi peta tematik kawasan konsultan juga melakukan perekaman
kondisi kawasan menggunakan kamera digital dan kamera video. Hasil foto
4. Perumusan Tema dan Konsep Umum
kamera digital selain berguna untuk proses analisis juga untuk menampilkan
5. Perumusan Rencana
visualisasi kondisi sebelum dan sesudah. Hasil perekaman dengan kamera video
Secara rinci, dapat diuraikan sebagai berikut : selain sebagai bahan analisis juga untuk membuat animasi simulasi kawasan.
1.6.2.1. Metode Identifikasi Isu Strategis c. Mengunjungi Instansi Sumber Data Sekunder
Untuk mendapatkan data-data perencanaan di Kawasan Kanal Banjir Timur
Untuk mengidentifikasi awal isu-isu strategis kawasan, maka konsultan akan
maka konsultan mendatangi instansi, antara lain adalah :
menggunakan metode:
i. Kementerian PU Direktorat Jenderal Penataan Ruang
a. Pemahaman latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran studi. Hal ini untuk
mendapatkan pemahaman persepsi tentang pekerjaan dari pemberi kerja yaitu ii. Kementerian PU Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung dan Cisadane
Dinas Tata Ruang DKI Jakarta. (BBWSCC),
b. Pemahaman konstelasi lokasi studi dalam skala makro dan mezzo, yaitu Kebijakan iii. Bappeda Provinsi DKI Jakarta
Pembangunan DKI Jakarta dan Kota Administrasi Jakarta Timur serta kondisi iv. Dinas Tata Ruang DKI Jakarta
eksisting Kawasan Kanal Banjir Timur. Hal ini untuk mendapatkan pemahaman v. Dinas PU Provinsi DKI Jakarta
umum tentang lokasi studi yang akan di superimposisikan dengan pemahaman vi. Biro Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta dan Jakarta Timur
tentang pekerjaan sehingga akan menghasilkan isu-isu strategis.
vii. Bappeko dan Sudin Tata Ruang Jakarta Timur
1.6.2.2. Metode Identifikasi Profil Kawasan viii. Suku Dinas PU Jalan Kota Administrasi Jakarta Timur
Untuk mengidentifikasi profil kawasan, berdasarkan peta dasar perencanaan yang ix. Suku Dinas PU Tata Air Kodya Jakarta Timur
didapatkan dari Dinas Tata Ruang DKI Jakarta yaitu peta garis blok bangunan yang x. Suku Dinas Pertamanan dan Keindahan Kota Administrasi Jakarta Timur
disuperimposisi dengan foto udara, maka konsultan akan menggunakan metode : xi. Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Timur
a. Peta Tematik Kawasan
Peta tematik kawasan dibuat berdasarkan identifikasi kondisi tata guna lahan,
intensitas bangunan, tata bangunan, aktivitas kawasan, sirkulasi-transportasi dan
parkir, tata hijau dan ruang terbuka, situs dan benda cagar budaya, utilitas dan
yang ada digali kekhasan atau karakter kawasan untuk dijadikan tema pengembangan,
1.6.3. Metode Analisis Kawasan sehingga untuk kawasan sepanjang 15 km mempunyai tema pengembangan yang
Untuk menganalisis profil kawasan, konsultan menggunakan metode : berbeda-beda dan akan menjadi hal yang menarik ketika melintas di koridor ini.
a. Perbandingan Sedangkan konsep umum kawasan dikembangkan melalui metode identifikasi isu-isu
strategis yang ada di kawasan, dimana konsep umum ini merupakan solusi untuk
Di dalam metode analisis ini, kawasan sepanjang ± 15 km akan dibagi menjadi
menjawab tantangan isu-isu strategis diatas.
beberapa segmen yang mempunyai karakteristik yang sama. Masing-masing segmen
akan diperbandingkan antara kondisi eksisting – LRK (lembar rencana kota) – Draft
RDTR Kecamatan 2030 – Draft RTRW Jakarta 2030. Upaya memperbandingkan ini 1.6.5. Metode Perumusan Rencana
untuk melihat hal-hal yang telah berlaku baik di lapangan untuk tetap dipertahankan Di dalam perumusan UDGL/Panduan Rancang Kota ini konsultan menggunakan
yang berarti akan menjadi masukan bagi LRK, Draft RDTR dan Draft RTRW. Namun metode:
hal-hal yang kurang baik di lapangan dan perlu ditata harus menyesuaikan dengan a. Panduan Tekstual
LRK, Draft RDTR dan Draft RTRW.
Panduan tekstual ini merupakan ketentuan dasar implementasi perancangan dan
b. Perumusan Potensi Dan Masalah prinsip-prinsip pengembangan rancangan kawasan yang diberikan secara tertulis
Di dalam identifikasi profil kawasan di lapangan konsultan merumuskan potensi dan untuk memberikan informasi tersebut dengan jelas. Oleh karena itu penjelasannya
masalah baik fisik maupun non fisik. Potensi adalah semua hal yang dapat disajikan menurut elemen-elemen pengaturan.
meningkatkan pengembangan kawasan. Masalah adalah semua hal yang dapat b. Gambar Simulasi Rancangan
melemahkan pengembangan kawasan.
Gambar Simulasi Rancangan ini merupakan simulasi ketentuan dasar implementasi
c. Perhitungan Kebutuhan UDGL perancangan dan prinsip-prinsip pengembangan rancangan kawasan yang
Metode ini digunakan untuk menghitung kebutuhan dasar dan pengembangan (basic disajikan melalui gambar untuk menerangkan secara jelas panduan tekstual. Oleh
needs and developments needs) serta komunitas (community needs) di dalam karena itu didalam penyajiannya juga dilengkapi dengan ukuran dan keterangan
menyusun program bangunan dan lingkungan. Di dalam metode ini digunakan data- gambar.
data statistik sebagai dasar perhitungan dalam memproyeksikan jumlah penduduk c. Animasi Kawasan Dan Bangunan
dalam jangka waktu 5-10 tahun mendatang. Dengan mengetahui jumlah penduduk
Animasi kawasan dan bangunan ini merupakan simulasi ketentuan dasar
pada masa akhir tahun pengembangan akan menjadi dasar perhitungan kebutuhan
implementasi perancangan dan prinsip-prinsip pengembangan rancangan kawasan
program bangunan dan lingkungan.
yang disajikan melalui gambar bergerak yang menginformasikan visi kawasan. Oleh
karena itu penyajiannya menggunakan proses sebelum dan sesudah perencanaan,
1.6.4. Metode Perumusan Tema Dan Konsep Penataan agar terlihat kegiatan penanganannya.
Di dalam merumuskan tema kawasan untuk menyusun UDGL/Panduan Rancang Kota,
konsultan menggunakan metode penataan secara tematik, yaitu dari pembagian segmen
Di dalam pekerjaan UDGL Koridor Kanal Banjir Timur ini, konsultan mengusulkan pola
kerja dan sistematika seperti pada diagram dibawah ini:
Gambar 1.2. Pola Kerja Penyusunan UDGL Koridor Kanal Banjir Timur
1.7.2. Sistematika Penanganan Pekerjaan b. Memantapkan program kerja (pola pikir), selaras dengan tujuan dan
sasaran studi,
Untuk menghasilkan UDGL Koridor Kanal Banjir Timur yang komprehensif diperlukan
c. Menetapkan metode survey,
langkah-langkah sebagai berikut :
d. Menggali sumber-sumber data yang berpeluang didatangi,
1.7.2.1. Persiapan e. Menyusun daftar sumber data, serta jenis data yang diharapkan tersedia
Hal-hal yang akan Konsultan lakukan pada tahap persiapan ini adalah : (survey checklist),
A. Persiapan Mobilisasi f. Menyusun format pendataan untuk pelaksanaan survey data primer dan
sekunder.
Di dalam persiapan mobilasi ini konsultan akan melakukan :
g. Menyusun kuesioner/wawancara terstruktur untuk pelaksanaan survey
1. Pembuatan RMK (Rencana Mutu Kontrak)
data primer.
Konsultan telah membuat RMK (Rencana Mutu Kontrak). Dokumen RMK ini
h. Menyusun jadwal kerja.
nantinya akan memuat semua rencana kerja, jadual kerja dan penugasan kerabat
kerja. Dokumen pengendali kegiatan ini menjadi pegangan bagi ketua tim teknis
dan manajer proyek untuk memantau kesesuaian jalannya pekerjaan. Lebih B. Persiapan Teknis
jelasnya dokumen ini memuat tentang: Di dalam persiapan teknis ini konsultan akan melakukan:
a. Kebijakan mutu dan sasaran mutu 1. Penyiapan Peta Dasar
b. Informasi proyek; memuat nama proyek, pemilik, penyedia jasa, Peta dasar yang akan digunakan untuk kegiatan survey maupun untuk
pengawas, lokasi proyek, sumber dana dan masa pelaksanaan penggambaran eksisting dan rencana menggunakan peta yang didapat dari Dinas
c. Penjelasan lingkup proyek: memuat persiapan survey lapangan, Tata Ruang DKI Jakarta. Peta ini hasil digitasi citra satelit skala 1:1000.
pengumpulan data, melakukan tinjauan pustaka, deskripsi dan gambaran
2. Pembuatan Daftar Kebutuhan Data
umum wilayah studi
Untuk mengendalikan kegiatan survey, maka perlu dibuatkan juga daftar
d. Struktur organisasi proyek
kebutuhan data survey. Di dalam daftar ini disusun data-data yang dibutuhkan
e. Tugas dan tanggung jawab kerabat kerja
dan disebelah kanannya disediakan kolom keterangan yang menjelaskan bahwa
f. Metoda kerja
data sudah didapatkan atau belum. Melalui daftar ini data-data yang dibutuhkan
g. Jadual pelaksanaan, tenaga kerja dan pelaporan
tidak akan ketingalan untuk didapatkan.
Kebijakan pembangunan nasional menyangkut kebijakan yang 4. ____________, Urban Dreams. 2007. Korea:Archiworld
dikembangkan oleh Pemerintah NKRI dengan dikeluarkannya 5. _____________, Urban Planning Annual 2007. 2007. Korea:
Rencana Tata Ruang Nasional. Archiworld.
ii. Kebijakan Pembangunan Daerah 6. Lang, Jon. Urban Design: A typology of procedures and
Kebijakan pembangunan daerah menyangkut, kebijakan yang products, 2005. Oxford:Architectural Press.
dikembangkan Pemerintah DKI Jakarta. Di samping itu, perlu pula 7. Urban Design Associates. The Urban Design Handbook,
ditelaah rencana-rencana pengembangan untuk wilayah yang 2003. New York, W.W:Norton and Company
menyangkut/berbatasan langsung dengan area perencanaan dan 8. Llewelyn-Davies. Urban Design Compendium, 2000.
rencana-rencana pengembangan yang sudah ada . London:The Housing Corporation.
iii. Ketentuan Tata Ruang Kota 9. Congress For The New Urbanism. Charter of The New
Ketentuan tata ruang kota mencakup peraturan-peraturan yang Urbanism, 2000. New York: McGraw-Hill.
telah dikeluarkan oleh Pemerintah DKI Jakarta, yang terdiri dari : 10. Katz, Peter. The New Urbanism : Toward an Architecture of
1) RTRW Provinsi DKI Jakarta 2010 Community, 1994. New York: McGraw-Hill
2) RPJP/RPJM/Renstra Provinsi DKI Jakarta 11. Barnett, Jonathan. An Introduction to Urban Design,
Data-data non-fisik kawasan dihimpun melalui data-data statistik yang 1982. New York: Harper and row, Publishers.
dikeluarkan oleh Kelurahan, Kecamatan dan Biro Pusat Statistik. Data-data 12. ___________. Urban Design as Public Policy, 1974. New
ini akan berguna di dalam proses memproyeksikan daya tampung York: Architectural Record.
pengembangan kawasan dalam jangka waktu 5-10 tahun mendatang. ii. Studi-studi terdahulu yang pernah dilakukan di dalam
b. Studi Literatur pengembangan Kawasan,
Pengumpulan data-data mengenai Kawasan Sentra Timur Baru Timur iii. Browsing data di internet mengenai Waterfront Development.
dilakukan juga dengan studi literatur melalui :
C. Persiapan Administrasi
i. Buku-buku literatur tentang Waterfront dan Perancangan Kawasan.
Di dalam persiapan administrasi konsultan akan melakukan:
Literatur terbaru tentang perancangan waterfront dan kawasan
a. Persiapan Administrasi Kantor
kota. Adapun daftar bukunya sebagai berikut :
b. Persiapan Surat Menyurat
1. ____________, International Design Competition for The c. Persiapan Perijinan Survey
Magok Waterfront, Seoul. 2009 . Korea: Archiworld.
2. ____________, Skyscraper 44. Korea: Archiworld.
D. Persiapan Biaya g. Pemetaan Tata Informasi dan Street Furniture, identifikasi dan
Di dalam persiapan biaya konsultan akan melakukan: inventarisasi papan nama toko, reklame dan elemen street furniture yang
a. Perencanaan biaya kantor ada di area perencanaan.
b. Perencanaan biaya perjalanan dinas h. Pemetaan Preservasi Konservasi Bangunan dan Lingkungan,
c. Perencanaan biaya untuk mengumpulkan data dan informasi yang akan identifikasi dan inventarisasi bangunan-bangunan bersejarah yang ada
dibutuhkan. di area perencanaan.
i. Pemetaan Jaringan Utilitas, inventarisasi sistem dan kondisi jaringan
1.7.2.2. Pengumpulan Data
utilitas yang ada di area perencanaan.
A. Data Primer
j. Pemetaan Infrastruktur Kawasan, inventarisasi sistem dan kondisi
Data Primer adalah data-data dan fakta eksisting yang berkaitan dengan jaringan infrastruktur yang ada di area perencanaan.
Kawasan KBT didapatkan melalui survey langsung ke lapangan. Sistematika
Hasil pemetaannya akan digunakan dalam proses analisis penyusunan
untuk pengumpulan data dan fakta eksisting kawasan perencanaan melalui
UDGL KORIDOR KANAL BANJIR TIMUR.
identifikasi kawasan perencanaan, yaitu melihat langsung kondisi eksisting SPBT
yang dilakukan melalui proses identifikasi untuk mengapresiasi konteks B. Data Sekunder
lingkungan. Kegiatan ini meliputi : Data Sekunder adalah data-data tentang Kawasan KBT yang didapatkan dari
a. Pemetaan Tata Guna Lahan, identifikasi pemanfaatan lahan di area buku kumpulan kebijakan dan literatur. Kegiatan pengumpulan data sekunder
perencanaan. tentang kondisi kawasan perencanaan melalui survei instansional sebagai berikut:
b. Pemetaan Intensitas, identifikasi kepadatan bangunan yang berada di Pengumpulan data-data non fisik kawasan bertujuan untuk melihat aspek non-fisik
area perencanaan. yang secara tidak langsung akan mempengaruhi aspek-aspek fisik kawasan
c. Pemetaan Tata Bangunan, identifikasi dan inventarisasi bangunan- diatas. Oleh Karen aitu perlu juga dihimpun aspek ini meliputi :
bangunan yang berada di area perencanaan. a. Kondisi sosial-ekonomi
d. Pemetaan Tata Sirkulasi, inventarisasi sistem transportasi dari / ke b. Kondisi sosial-budaya
kawasan, Inventarisasi sistem perparkiran dan sistem pergerakan di Data-data non-fisik kawasan dihimpun melalui data-data statistik yang dikeluarkan
dalam kawasan dan jalur pedestrian. dalam proses memproyeksikan daya tamping pengembangan kawasan dalam
jangka waktu 5-10 tahun mendatang
e. Pemetaan Ruang Terbuka dan Vegetasi, inventarisasi ruang-ruang
terbuka dan karakteristik vegetasi yang ada di dalam area perencanaan.
1.7.2.3. Analisis Dan Pemecahan Masalah
f. Pemetaan Aktivitas Pendukung, identifikasi dan inventarisasi aktivitas
Analisis kawasan merupakan telaah secara lebih mendalam dari apa yang telah
pendukung kawasan di area perencanaan.
dilakukan dalam menyimak isu-isu kawasan yang secara diagramatis prosesnya dapat
digambarkan sebagai berikut :
Tim Pakar PT. HUDA TATA SARANA ini beranggotakan akademisi maupun
praktisi senior yang berpengalaman dalam bidang urban design, yang akan
memberikan masukan sesuai dengan tahapan-tahapan penting analisa dalam
wadah “forum konsultatif PT. HUDA TATA SARANA”. Kelompok ini akan
dilibatkan secara periodik dalam jadwal kerja penyusunan UDGL Koridor Kanal
Banjir Timur.
PT. HUDA TATA SARANA 4. Analisis Ancaman Kawasan bertujuan untuk mengantisipasi
Tim pakar ini merupakan kelompok konsultatif PT. HUDA TATA SARANA yang kemungkinan munculnya hambatan-hambatan dari pengembangan
memiliki kapasitas dalam menganalisis secara kritis antara fenomena lapangan Kawasan KBT
Di dalam perumusan rencana, konsultan akan menjelaskan tentang UDGL Koridor 1. Luas Lahan
Kanal Banjir Timur sebagai berikut : 2. Pemecahan & penggabungan sub blok
3. Komposisi Peruntukan
A. Rencana Umum
4. Penggunaan Lahan
Pada bagian ini konsultan akan menjelaskan tentang ketentuan-ketentuan tata
5. Ruang Terbuka
bangunan dan lingkungan yang memuat:
6. Sirkulasi Kendaraan
a) Rencana tata guna lahan 7. Sirkulasi Pejalan Kaki Makro
b) Rencana intensitas bangunan 8. Bentuk Massa
c) Rencana tata bangunan
d) Aturan Anjuran, mengatur tentang :
d) Rencana tata sirkulasi
e) Rencana ruang terbuka dan vegetasi 1. Kualitas Fungsional
f) Rencana aktivitas pendukung 2. Kualitas Visual
g) Rencana tata informasi dan street furniture 3. Kualitas Lingkungan
h) Rencana preservasi konservasi bangunan dan lingkungan
1.7.2.6. Pembahasan Internal
i) Rencana jaringan utilitas
j) Rencana infrastruktur kawasan Di dalam setiap tahapan pelaporan konsultan akan meminta pembahasan laporan
secara internal di lingkungan Dinas Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta. Tujuan dari
pembahasan internal ini untuk melaporkan kemajuan pekerjaan dan mendiskusikan
B. Panduan Rancangan poin-poin krusial di lapangan atau pada saat penyusunan laporan.
Sedangkan panduan rancangan bersifat melengkapi dan menjelaskan secara 1.7.2.7. Pembahasan Eksternal
lebih rinci rencana umum. Panduan rancangan ini disusun per-blok kawasan,
Di dalam setiap tahapan pelaporan konsultan akan melakukan pembahasan laporan
yang terdiri dari :
dengan tim teknis dan jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta instansi terkait.
a) Prinsip-prinsip pengembangan Tujuan dari pembahasan ini untuk meminta masukan dan kesepakatan bagi rencana
b) Aturan Wajib, mengatur tentang : kerja berikutnya.
1.7.3.1. Laporan Pendahuluan (INCEPTION REPORT) Laporan ini diserahkan kepada Pengguna Jasa sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar
Laporan pendahuluan merupakan laporan yang memuat tentang pemahaman dengan dilengkapi Berita Acara Kemajuan Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima
terhadap permasalahan yang dikaji, review atas berbagai kajian atau literatur Pekerjaan.
vii. Analisis Tata Informasi dan Street Furniture, Aturan Wajib, mengatur tentang :
viii. Analisis Preservasi Konservasi Bangunan dan Lingkungan, o Peruntukan Lahan Umum