1. LATAR BELAKANG
Kecamatan Tayan
merupakan salah
satu wilayah
administratif dari
Kabupaten
Sanggau,
Kalimantan Barat.
Kecamatan Tayan
memiliki sejarah
hirarki
pemerintahan kota yang bermula dari sistem kerajaan di mana saat
itu wilayah Kalimantan Barat dikuasai oleh Kerajaan Matan di
Tanjungpura (Kabupaten Ketapang), perjalanan panjang
pengembangan kota hingga pada masa kemerdekaan dan era
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 103
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
2. PERMASALAHAN
Tidak adanya rancangan detail penataan tepian sungai merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan berbagai masalah dalam desain
tepian sungai (waterfront). Ketiadaan rancangan detail juga
mengakibatkan banyak sumberdaya yang tidak teralokasikan secara
efektif dan efisien, karena tidak adanya arahan pengembangan
program-program serta rencana pengelolaan dan pengembangan
fisik secara jelas. Di sisi lain, disadari bahwa penataan yang
komprehensif akan membutuhkan waktu yang lama dan
sumberdaya yang banyak. Oleh karenanya, yang kerap diperlukan
adalah adanya suatu rancangan detail yang dapat dijadikan arah
pengembangan secara garis besar, sekaligus menjadi acuan dalam
penataan tepian sungai.
104 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 105
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
106 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 107
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
b) Strategi desain
Menurut Steiner dan Butler (2007), strategi desain pada
perancangan sebuah waterfront merupakan langkah
penting dalam menentukan desain waterfront yang akan
dirancang. Terdapat 4 strategi dasar, yakni:
1. Continuity
2. Variety
3. Sequence
4. Connections
Perbedaan pada setiap strategi penataan kawasan
waterfront adalah tatanan ruang dan fungsi sehingga
masing-masing menciptakan pola tersendiri. Penjelasan
strategi tersebut adalah sebagai berikut:
Pada strategi continuity, tatanan dibuat menjadi
linear atau menerus sehingga tidak menciptakan
kesan awal dan akhir pada jalur sepanjang
waterfront.
108 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 109
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Gambar 1. Paving
110 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
d) Utilitas Publik
Jaringan utilitas biasanya tersembunyi dari visual publik.
Jaringan utilitas yang paling sering terlihat adalah tiang
listrik beserta jaringan kabel. Walaupun tidak terlalu
memberi potensi bahaya, biasanya ia diposisikan diatas
dengan ketinggian sekian meter dengan alasan keamanan.
Selain itu terdapat kotak utilitas yang biasanya berisi
mekanisme untuk mengatur jaringan utilitas.
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 111
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
112 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 113
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
114 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 115
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
kiri ruang utama, sedangkan ruang pada lantai atas pada zamannya
dipergunakan sebagai tempat berlindung keluarga keraton dari
serangan musuh yang kemudian beralih fungsi sebagai tempat
menenun oleh para kerabat keraton di mana masih dijumpai rol besi
sebagai alat bantu memindahkan barang dari lantai bawah ke ruang
atas.
Bagian yang termasuk dalam wilayah perancangan tepian sungai
Kapuas Tayan ini adalah area di sekitar keraton Pakunegara Tayan
termasuk keraton itu sendiri dan Masjid Jami’. Berikut ini
merupakan peta batasan wilayah perancangan. Area tepian sungai
sepanjang ±450 m adalah area yang dirancang menjadi waterfront
yang digunakan sebagai ruang publik masyarakat.
116 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Pada tepian sungai yang berada satu garis lurus dengan keraton
Tayan terdapat pendopo kembar yang pada bagian depannya
terdapat dermaga. Bagian tepian sungai Kapuas Tayan ini sebagian
besar adalah permukiman warga. Rumah-rumah warga di sekitar
tepian sungai masing-masing memiliki gertak dan titian tangga kayu
yang berfungsi untuk masyarakat ke sungai sekaligus tempat untuk
masyarakat menambatkan perahu miliknya.
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 117
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
118 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 119
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
120 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 121
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Potensi secara fisik pada kawasan perancangan ini yaitu lokasi yang
tepat berada di tepi Sungai Kapuas yang memiliki view cukup
menarik menuju Pulau Tayan. Lokasi perancangan juga memiliki
bangnuan Keraton Pakunegara yang masih layak, yang menjadi
sebuah objek cagar budaya yang dilindungi serta bernilai historis
yang tinggi. Pada area Keraton terdapat meriam sebanyak 30 buah
meriam yang dapat ditata kembali pada kawasan perancangan.
Selain meriam masih terdapat banyak koleksi-koleksi artefak dari
masa kejayaan Kerajaan Pakunegara.
Potensi Wisata
Pada dasarnya potensi pariwisata Kota Tayan cukup besar dimana
fungsi daerah sebagai salah satu pusat pertumbuhan wilayah yang
berorientasi pada sungai dengan wilayah yang terdiri dari hilir-hulu
122 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 123
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
124 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Konsep Fungsi
a) Fungsi Kawasan dengan Bangunan Cagar Budaya di
Dalamnya
Keraton Pakunegara merupakan sebuah bangunan dengan
hirarki tertinggi pada masanya. Tanpa maksud terjebak
dengan romantisme masa lalu, untuk menunjukkan Keraton
Pakunegara sebagai bangunan yang dilindung serta inti dari
kawasan bisa ditunjukkan melalui sequence ruang yang
mengarahkan bahwa keraton merupakan bangunan terbesar
pada kawasan. Adapun strategi yang dilakukan dalam
mendukung fungsi kawasan sebagai kawasan pelindung
bangunan cagar budaya yaitu :
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 125
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
126 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
3. Skyline Kawasan
Untuk kepentingan jangka panjang konsep skyline ini
diterapkan melalui aturan kepada masyarakat sekitar agar
tidak membangun hunian yang lebih tinggi dari Keraton
Pakunegara.
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 127
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
128 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 129
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Area promenade
130 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
b) Pagar Pembatas
Pagar pembatas dirancang sebagai edge, yang memberi
kemenerusan ruang sepanjang koridor kawasan
permukiman, khususnya penggunaan pagar pribadi kawasan
permukiman. Pagar depan bangunan yang membatasi dengan
pedestrian, dirancang dengan konsep tidak masif, sehingga
kesan gated tidak terasa disepanjang tepian ini.
c) Lansekap Jalan
d) Konsep Dasar Pengembangan Jalur Sirkulasi
Penggunaan bahan paving berwarna memungkinkan untuk
mengamankan titik-titik konflik antara pejalan kaki, sepeda,
dan lalu lintas kendaraan. Menyediakan tempat duduk di
beberapa titik sepanjang rute. Konsep dasar sirkulasi pada
kawasan Keraton Pakunegara Tayan pada jalur entrance
utama di lajur blok A hingga blok D masih memungkinkan
untuk pengembangan lebar jalan untuk 2 kendaraan roda
empat. Pelebaran tersebut disisinya penambahan pedestrian
selebar 1 meter. Parkir kendaraan sewaktu-waktu dapat
menggunakan parkir on-street. Rute sirkulasi kendaraan
didalam kawasan dibagi lajur satu arah untuk kendaraan satu
mobil, khususnya bagi pengunjung. Pola sirkulasi ini diatur
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 131
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
e) Geometri Jalan
Pelebaran jalan merupakan suatu solusi yang mudah untuk
memperbesar kapasitas tetapi sangat sukar dilaksanakan
terutama untuk daerah yang sudah padat dengan bangunan
dan penduduk. Kawasan saat ini lebar jalan sebagian besar
mempunyai lebar 3-5 m.
f) Konstruksi Perkerasan
Pada Kawasan ini jenis konstruksi perkerasan pada sebagian
besar jalan Lingkungan adalah merupakan perkerasan rabat
perlu diganti dengan paving ataupun grassblok yang lebih
memenuhi kriteria Lingkungan dan estetika dan dapat
menyerap air.
132 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 133
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
134 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 135
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
136 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
c) Orientasi Lingkungan
Diberikan Tata informasi untuk memberikan petunjuk
keberadaan fasilitas tertentu diletakkan di area ini dan
sedemikian rupa dapat diakses secara visual terutama oleh
pejalan kaki. Khususnya menunjuk pada keberadaan jalur
riverwalk maka elemen penanda dengan fungsi pengarah
atau directional. Tata rambu pengarah diletakkan pada area
yang dapat diakses secara visual oleh pengendara kendaraan.
d) Wajah Jalan
Ruang jalan pada hakekatnya dibagi menjadi dua yaitu jalur
kendaraan dan jalur pejalan kaki. Sepanjang ruang milik jalan
diberi tanaman yang berfungsi secara fisik (melindungi,
mendinginkan, dsb) maupun non-fisik (keindahan, karakter
kawasan, dsb).
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 137
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Air Hasil
Limb Limbah
ah
b) Drainase Kawasan
Pengembangan jaringan drainase dilakukan dengan
peningkatan saluran drainase, baik perbaikan saluran
eksisting yang sudah ada maupun melalui pembangunan
saluran baru. Hal ini bertujuan untuk membuat jaringan
drainase yang menerus dan tidak terputus, mengingat pada
kondisi eksisting di kawasan perencanaan sistem drainase
yang ada masih terputus di banyak titik. Peningkatan saluran
drainase eksisting dapat dilakukan dengan kegiatan
normalisasi saluran.
c) Pengolahan Sampah Terpadu
d) Instalasi Air Bersih
138 Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016
Executive Summary
DED PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DAN AMPHITEATER
KAWASAN KERATON TAYAN
Metoda Perancangan Kawasan. Adi Hatmoko dan Wahju Wulandari. 2016 139