BAB 3
1
TINJUAN PUSTAKA
TINJUAN
PENDAHULUAN
PUSTAKA
TINJUAN PUSTAKA
TINJUAN TEORI 6. Aktivitas pendukung (Activity Support )
Aktivitas pendukung dalam elemen perancangan kota meliputi semua penggunaan dan
Perancangan Kota mencakup perencanaan ruang-ruang antar bangunan serta ruang kegiatan yang berlangsung di dalam ruang-ruang terbuka kota.
yang diciptakan untuk masyarakat. Perancangan kota sangat berkaitan dengan kualitas
fisik lingkungan. elemen perancangan kota meliputi berbagai aspek yang harus 7. Rambu, papan reklame, dan Iain-lain (Signage)
diperhatikan saat hendak merancang suatu kawasan urban dengan segala Signage merupakan suatu elemen visual yang menjadi alat bantu untuk menginformasikan
karakteristiknya. masyarakat pemakai ruang kota. Dalam hal ini perlu diatur agar tercipta keseimbangan
antara kepentingan umum dan privat. Adapun dampak visual signage tidak boleh terlalu
1. Tata guna lahan (Land Use) berlebihan. Sehingga dapat mengurangi kesemrawutan dan persaingan dengan rambu-
Tata Guna Lahan adalah elemen kunci dalam Perancangan Kota. Tata guna lahan rambu lalu lintas meskipun sangat diperlukan.
berfungsi sebagai rencana dasar dua dimensi yang menjadi acuan ruang tiga dimensi
dibentuk. Disarankan suatu perencanaan fungsi sebaiknya bersifat campuran (Mix Use). 8. Preservasi dan konservasi (Preservation)
Dengan begitu diharapkan akan terjadi kegiatan terus menerus selama 24 jam per hari Preservasi dan konservasi meliputi perlindungan terhadap tempat tempat atau aset kota
yang akan meningkatkan sistem infrastruktur kota. yang sudah ada karena dianggap istimewa seperti bangunan-bangunan dengan nilai
sejarah. Bangunan bersejarah perlu dilindungi karena nilai sejarahnya yang memiliki arti
2. Tata bangunan (Building Form and Massing) mendalam bagi masyarakat kota, bangsa maupun negara. Contohnya gedung proklamasi.
Tata bangunan berkaitan dengan bentuk fisik bangunan, misalnya : batas ketinggian
bangunan, kepejalan bangunan (Bulk), batas garis sempadan, penutupan lahan atau Komponen Perancangan Kawasan Tepian Air (Studi Kasus)Komponen yang
amplop bangunan yang meliputi KLB dan KDB. Disamping itu terdapat juga hal-hal mempengaruhi dalam perancangan tepian air dapat dinilai dalam tiga buah aspek yaitu
seperti penggunaan gaya arsitektur, skala, bahan termasuk warna bangunan. akses publik (public access) dan open space, pemandangan (view), dan sumber sejarah
(historic resource) komponen ini berdasarkan studi kasus yang telah diterapkan dalam
3. Sirkulasi dan perparkiran (Circulation and Parking) kota San Fransisco pada kawasan riverfornt San Fransisco.
Sirkulasi merupakan elemen yang menghubungkan suatu fasilitas dengan fasilitas
lainnya. Contoh utamanya adalah jalan. Agar bisa membentuk suatu lingkungan sirkulasi 1. Public Access and Open Space (Akses Publik dan Ruang Terbuka) mengingat sebagian
yang ideal, maka jalan harus merupakan elemen ruang terbuka serta dipandang. Jalan besar kawasan tepian air merupakan kawasan publik sehingga petimbangan terhadap
tersebut hendaknya mampu memberi orientasi yang jelas bagi para pengemudi maupun akses serta ketersediaan ruang terbuka menjadi penting pada kawasan tepian air
pejalan kaki, serta membuat lingkungan yang dilaluinya mudah dikenali. Harus ada 2. View (Pandangan); pada area tepian air merupakan pandang pemandangan
kerjasama dari sektor umum maupun swasta agar dapat mencapai tujuan tersebut. perkotaaan yang dapat dilihat dari dan kesegala arah. Berikut merupakan merupakan
Sedangkan untuk masalah perparkiran terdapat dua pengaruh terhadap kualitas penjelasan terhadap pandangan yang dapat dinikmati pada kawasan tepian air.
lingkungan meliputi kelangsungan aktivitas kota dan dampak visual terhadap bentuk fisik 3. Historic Resource (Sumber Historis); umumnya kawasan tepian air merupakan
dan struktur kota. kawasan yang memiliki usia perkembangan yang cukup lama.
4. Beberapa kawasan bahkan telah identik sebagai kawasan kota lama. Berikut
4. Ruang terbuka (Open Space) merupakan komponen yang bersifat kesejarahan yang berada pada kawasan, yang
Ruang Terbuka mencakup semua unsur landscape berupa jalan, trotoar, pedestrian, pada akhirnya akan membentuk karakter pada kawasan.
taman maupun ruang rekreasi di perkotaan. Ruang terbuka mestinya bisa menjadi
bagian yang terintegrasi dari Perancangan Kota dan bukan sekedar akibat dari
penyelesaian tata ruang maupun arsitekturnya.