TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Perancangan Kota
Perancangan Kota merupakan suatu proses dan produk hasil rancangan yang
berfungsi sebagai alat untuk mewujudkan suatu lingkungan binaan yang berkualitas. Adapun
perancangan digunakan juga untuk mengelola perkembangan dan pertumbuhan suatu kota
serta perubahan sikap, trend, maupun gaya hidup masyarakat yang dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor.
Perancangan kota biasanya dilakukan untuk meminimalkan ataupun mencegah
permasalahan yang biasanya timbul di suatu kota. Untuk mewujudkan suatu kota yang
membentuk kesatuan sistem organisasi, maka dibutuhkan suatu proses perencanaan maupun
perancangan yang terpadu. Sebuah kota tidak cukup hanya direncanakan tanpa dirancang.
Karena walau bagaimana juga perancangan kota merupakan jembatan antara perencanaan
kota yang bersifat dua dimensi dengan perancanagan arsitektural.
2.2 Elemen Perancangan Kota
2.2.1 Tata Guna Lahan ( Land Use)
Pada prinsipnya land use adalah pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan
pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga secara umum dapat
memberikan gambaran keseluruhan bagaimana daerah pada suatu kawasan tersebut
seharusnya berfungsi. Land use bermanfaat untuk pengembangan sekaligus pengendalian
investasi pembangunan. Pada skala makro, land use lebih bersifat multifungsi / mixed use.
Beberapa keuntungan dan kelemahan dalam penataan land use menggunakan pendekatan
fungsional adalah :
a. Menjamin keamanan dan kenyamanan atas dampak negatif karena saling pengaruh
antar zona.
b. Pengelompokan kegiatan, fungsi dan karakter tertentu pada tiap zona yang terpisah
mempermudah penataan dan perencanaan land use mikro (horizontal maupun
vertikal).
c. Memudahkan implementasi dan kontrol.
d. Terpisahnya masing-masing zona menjadikan jarak antar berbagai kegiatan jauh,
dibu-tuhkan sarana transportasi yang lebih memadai untuk mengantisipasi terjadinya
kepadatan lalu - lintas yang tinggi pada jam-jam berangkat-pulang kerja.
e. Terjadi kesenjangan keramahan kawasan, memunculkan perbedaan yang tinggi pada
harga lahan.
f. Kepadatan zona tidak seimbang, pemanfaatan lahan tidak optimal.
2.2.2 Bentuk Dan Massa Bangunan (Building Form And Massing)
Bentuk dan masa bangunan tidak semata - mata ditentukan oleh ketinggian atau
besarnya bangunan, penampilan maupun konfigurasi dari masa bangunannya, akan tetapi
ditentukan juga oleh :
a. Besaran Bangunan
b. Intensitas bangunan : BCR dan FAR.
c. Ketinggian bangunan.
d. Sempadan Bangunan
e. Ragam – Fasade
f. Skala
g. Material
h. Tekstur, dan
i. warna
2.2.3 Sirkulasi dan Parkir (Circulation And Parking )
Masalah sirkulasi kota merupakan persoalan yang membutuhkan pemikiran mendasar,
antara prasarana jalan yang tersedia, bentuk struktur kota, fasilitas pelayanan umum dan
jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat. Diperlukan suatu manajemen
transportasi yang menyeluruh terkait dengan aspek-aspek tersebut.
Disebagian besar negara maju sudah dicanangkan atau digencarkan penggunaan moda
transportasi umum (mass transport) dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Selain
penghematan BBM. Langkah ini akan membantu pengurangan pencemaran udara kota
berupa partikel beracun (CO2 misalnya) maupun kebisingan dan bahaya lalu lintas lainnya.
Kebijakan ini mengarah terciptanya suatu lingkungan kota menuju kondisi minimalis
transportasi (zero transportation).
Selain kebutuhan ruang untuk bergerak, moda transport juga membutuhkan tempat
untuk berhenti (parkir).Kebutuhan parkir semakin meingkat terutama di pusat-pusat kegiatan
kota (CBD). Sarana pergerakan, atau sirkulasi, merupakan media bagi manusia dalam
melakukan kegiatan untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karenanya, keberadaan sarana
pergerakan pada suatu ruang kota-jalur jalan dan system pergerakan tidak terlepas dari tata
bangunan dan ruang ruang terbuka, serta kondisi masyarakatnya.
Elemen sirkulasi dalam urban design merupakan alat yang sangat menentukan
struktur lingkungan urban, karena dapat membentuk, mengarahkan dan mengontrol pola
aktivitas dalam kota. Teknik perancangannnya meliputi tiga prinsip utama:
a. Jalan harus menjadi elemen ruang terbuka visual yang positif
b. Jalan harus mampu memberikan orientasi kepada pengemudi dan membuat
lingkungan tersebut terbaca secara informatif.
c. Sektor publik dan privat harus membina hubungan untuk mencapai sasaran ini.
A. Pola, Struktur dan Perlengkapan Jalan
A. Secara garis besar pola jaringan jalan terdiri dari Pola Papan Catur, Radial, Lingkaran,
dan Cul-desac
B. Struktur jalan terdiri dari :
i. Badan Jalan ( daerah sirkulasi kendaraan )
ii. Bahu Jalan ( daerah sirkulasi pejalan kaki, tempat perlengkapan jalan, utilitas dan
penghijauan )
C. Perlengkapan jalan terdiri dari :
i. Penerangan jalan
ii. Rambu lalu lintas
iii. Halte
iv. Telepon Umum
v. Bangku-bangku
vi. Tanaman
vii. Papan Reklame