Anda di halaman 1dari 78

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan kota semakin pesat yang tidak diimbangi oleh penataan yang baik dari berbagai aspek kehidupan termasuk
aspek fisik kota menyebabkan terjadinya ketidak teraturan dan kekumuhan yang mengakibatkan furunnya kenyamanan,
keamanan dan kesehatan fisik dan mental bagi warganya. Koridor Jalan sebagai salah satu bagian aspek fsik kota yang berfungsi
sebagai ruang public wilayah dan kota merupakan salah satu elemen penting fisik kota yang berfungsi sebagaisebuah Kawasan
dimana dapat mempengaruhi perkembangan keamanan, Kesehatan dan kenyamanan kota. Tidak terkecuali dengan koridor -
koridor jalan di kota Pontianak dimana kondisi saat ini sebagian besar masih belum memenuhi aspek keamanan, Kesehatan dan
keindahan.
Untuk mencapai kearah penataan sebuah kawasan yang baik diperlukan tenaga ahi yang menguasai perencanan dan
perancangan wilayah kota oleh karena hal tersebut diatas Politeknik Negeri Pontianak melalui Jurusan Arsitektur khususnya
Program Studi Desain Kawasan Binaan (DKB) menyelenggarakan pendidikan yang selaras dengan pengembangan perencanaan
dan perancangan kawasan wilayah dan kota. Ruang publik kota-kota di Indonesia umumnya masih menimbulkan persoalan dan
perbedaan kepentingan oleh berbagai macam pihak, seperti pengguna lalu lintas, pedagang kaki lima (PKL), pejalan kaki,
pengguna tempat parkir, maupun pengguna papan reklame secara serampangan. Secara umum ruang publik (public space)
dapat didefinisikan dengan cara membedakan arti katanya secara harfiah. Dalam Oxford English Dictionary disebutkan, space
berasal dari kata latin spatium yang berarti terbuka luas,
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud Penyusunan Tugas Studio Rancang Kota 01 adalah sebagai dokumen hasil Perkuliahan Studio Rancang Kota 02 Desain
Kawasan Binaan Jurusan Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak. Tujuan dari tugas ini adalah melaksanakan Penyusunan
Penataan Koridor Jalan di Pontianak yaitu melakukan pendataan, Analisa, penyusunan konsep perencanaan umum dan
pembuatan panduan rancangan pada koridor yang dijadikan obyek penataan.
1.3 LOKASI PERENCANAAN
Lokasi perencanaan terletak pada jalan uray bawadi , yang berada di kelurahan sungai bangkong kecamatan ponianak kota
berbatasan lansung dengan jalan sultan abdurahman dan alianyang dan Panjang lokasi uray bawadi adalah 990 meter

1.4 SISTEMATIKA
Sistematika
Penyusunan
Program
bangunan dan
lingkungan
meliputi :
 Bab I.
Pendahuluan
Berisi Latar
Belakang,
Maksud dan Tujuan, Lokasi Perencanaan, Sistematika Laporan.
 Bab II. Tinjauan Pustaka Berisi Literatur Teori tentang Koridor, Elemen Fisik Kawasan dan Elemen Pembentuk Kawasan
( Urban Spatial Design )
 Bab III. Analisis Kawasan dan Wilayah Perencanaan Berisi Data dan Analisa Fisik, Data dan Analisa Non fisik , Hasil Analisis.
 Bab IV. Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan Dan Lingkungan Berisi Visi Pembangunan menyesuaikan dengan visi kota
Pontianak, Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan, Konsep Komponen Perancangan Kawasan, Blok-
blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya.
 Bab V. Rencana Umum Berisi Pertimbangan komponen komponen Peruntukan Lahan, Intensitas Peruntukan Lahan, Tata
Bangunan, Sistem sirkulasi dan jalur penghubung, Sistim ruang terbuka dan tata hijau, Tata Kualitas Lingkungan, Sistem
sarana prasarana dan utilitas lingkungan, dan Pelestarian Bangunan dan Lingkungan. Bab VI. Panduan Rancangan Berisi
Panduan Tiap blok Pengembangan dan Simulasi Rancangan 3 Dimensional.
 Bab VII. Penutup Berisi Kesimpulan dan Saran

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TEORI KORIDOR
Spesifikasi dan karakteristik fisik dan non fisik pada suatu koridor jalan sangat besar pengaruhnya dalam menentukan wajah dan
bentuk koridor itu sendiri. Keberadaan suatu koridor sebagai pembentuk arsitektur kawasan kota tidak akan lepas dari elemen-
elemen pembentuk citra koridor tersebut (Krier, 1979: 61), yaitu:
Wujud bangunan Merupakan wajah atau tampak dan bentuk bangunan yang ada di sepanjang koridor. Wajah dan bentuk
bangunan tersebut merupakan tapak keseluruhan dari suatu koridor yang mampu mewujudkan identitas dan citra arsitektur
suatu kawasan. Figure ground Merupakan hubungan penggunaan lahan untuk massa bangunan dan ruang terbuka.
Struktur tata ruang kota menurut Trancik (1986: 101) terdiri dari dua elemen pokok, yaitu massa bangunan kawasan (urban
solid) dan ruang terbuka kawasan (urban void). Kedua elemen tersebut membentuk pola padat rongga ruang kota yang
memperlihatkan struktur ruang kawasan kota dengan jelas.
Street and Pedestrian ways Merupakan jalur jalan pergerakan kendaraan dan bagi pejalan kaki yang dilengkapi dengan parkir,
elemen perabot jalan (street furniture), tata tanda (signage), dan pengaturan vegetasi sehingga mampu menyatu terhadap
lingkungan. Koridor jalan dan jalur pejalan kaki merupakan ruang pergerakan linear sebagai sarana sirkulasi dan aktivitas
manusia dengan skala padat. Selain itu, koridor jalan untuk kendaraan mempunyai kontribusi yang besar bagi pergerakan dan
bentuk traffic dalam suatu kawasan (Bishop, 1989:92). Menurut Bishop (1989:93)

Koridor komersial Bentuk koridor ini dimulai dari area-area komersial menuju pusat urban berupa kompleks bangunan
perkantoran dan pusat-pusat pelayanan jasa perdagangan yang terbentuk di sepanjang koridor, disertai kondisi aktivitas padat.
Koridor komersial termasuk di dalamnya memiliki jalur pejalan kaki untuk aktivitas dan pergerakan manusia dan jalan untuk
transportasi kendaraan utama yang melewati kawasan kota.
Scenic koridor Bentuk koridor ini kurang umum jika dibandingkan dengan koridor komersial di kawasan perkotaan. Scenic
koridor memberikan pemandangan alam natural yang unik dan melalui pengalaman rekreasi bagi pengendara kendaraan saat
mereka melewati jalan tersebut. Walaupun scenic koridor kebanyakan terdapat di area pedesaan, beberapa komunitas
masyarakat mengenali keunikan bentuk koridor ini karena memberikan kesempatan pemandangan yang menarik selama
perjalanan dengan kendaraan. Jumlah, ukuran
Passive engagement, aktivitas ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Kegiatan pasif dapat dilakukan dengan cara
duduk-duduk atau berdiri sambil melihat aktivitas yang terjadi di sekelilingnya atau melihat pemandangan lingkungan sekitar.
Active engagement, suatu ruang koridor dikatakan berhasil jika dapat mewadahi aktivitas kontak atau interaksi antar anggota
masyarakat dengan baik. Discovery, merupakan suatu proses mengelola ruang koridor agar di dalamnya terjadi suatu aktivitas
yang tidak monoton dengan memelihara keunikan aktivitas dan ciri khas arsitektural yang terdapat pada koridor sesuai budaya
setempat.

2.2 ELEMEN URBAN DESAIN


Tata Guna Lahan ( Land Use) Pada prinsipnya land use adalah pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan pilihan
yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu. Secara umum dapat memberikan gambaran keseluruhan bagaimana daerah
pada suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi. Land use bermanfaat untuk pengembangan sekaligus pengendalian
investasi pembangunan. Pada skala makro, land use lebih bersifat multifungsi / mixed use.
Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing)Bentuk dan massa bangunan ditentukan oleh ketinggian atau
besarnya bangunan, penampilan bentuk maupun konfigurasi dari massa bangunannya, akan tetapi Bentuk dan massa bangunan
ditentukan juga oleh besaran selubung bangunan (building envelope), BCR (buillding covered rasio ) “KDB” dan FAR (Floor Area
Ratio) “KLB”, ketinggian bangunan, sempadan bangunan, ragam arsitektur, skala, material, warna dan sebagainya.
Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking )Masalah sirkulasi kota diperlukan pemikiran yang mendasar; antara prasarana
jalan yang tersedia, bentuk struktur kota, fasilitas pelayanan umum dan jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat.
Diperlukan suatu manajemen transportasi yang menyeluruh terkait dengan aspek-aspek tersebut.Di negara maju sudah
dicanangkan atau digencarkan penggunaan moda transportasi umum (mass transport) untuk mengurangi penggunaan
kendaraan pribadi dan penghematan BBM Membantu pengurangan pencemaran udara kota maupun kebisingan dan bahaya lalu
lintas lainnya. Kebijakan ini mengarah terciptanya suatu lingkungan kota menuju kondisi minimalisir transportasi (zero
transportation). Selain kebutuhan ruang untuk bergerak, moda transport juga membutuhkan tempat untuk berhenti (parkir).
Kebutuhan parkir semakin meningkat terutama di pusat-pusat kegiatan kota atau Central Bussiness District (CBD).

Ruang Terbuka (Open Space) Ruang terbuka (open space) selalu menyangkut lansekap. Elemen lansekap terdiri dari elemen
keras (hardscape seperti : jalan, trotoar, patun, bebatuan dan sebagainya) serta elemen lunak (softscape) berupa tanaman dan
air. Ruang terbuka:lapangan, jalan, sempadan sungai, green belt, taman dan sebagainya.Dalam perencanan open space akan
senantiasa terkait dengan perabot taman / jalan (street furniture). Street furniture ini bisa berupa lampu, tempat sampah,
papan nama, bangku taman dan sebagainya.
Area Pedestrian (Pedestrian Area) Area di tujukan untuk pejalan kaki yang bebas hambatan Atraksi untuk mendapatkan
suasana saat melakukan pergerakan, baik statis maupun dinamis Sistem pedestrian yang baik akan mengurangi keterikatan
terhadap kendaraan di kawasan pusat kota, mempertinggi kualitas lingkungan melalui sistem perancangan yang manusiawi,
menciptakan kegiatan pedagang kaki lima yang lebih banyak dan akhirnya akan membantu kualitas udara di kawasan tersebut.
Pendukung Kegiatan (Activity Support) Pendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang
mendukung ruang publik suatu kawasan kota. Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri khusus akan
berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan lahan dan kegiatan-kegiatannya. Penciptaan kegiatan pendukung aktifitas
kesinambungan antara menyediakan jalan, pedestrian atau plaza, dengan fungsi utama (bangunan dan isinya) dan penggunaan
elemen-elemen kota yang dapat menggerakkan aktivitas, Konservasi ( Conservatio )Konservasi suatu individual bangunan harus
selalu dikaitkan dengan keseluruhan kota. Konsep tentang konservasi kota memperhatikan beberapa aspek,

2.3 URBAN SPATIAL DESAIN


Berdasarkan hasil dari penelitian roger trancik yang dituangkan dalam buku Finding Lost Space ( 1986 ) tentang perancangan
ruang maka mengeluarkan teori Urban Spatial Design yang terdiri dari :
 Figure ground theory
 Lingkage theory
 Place theory

1. TEORI FIGUR GROUND


dipahami dari tata kota sebagai hubungan tekstual antara bentuk yang dibangun (building mass) dan ruang terbuka (open
space).Analisis figure ground adalah alat yang sangat baik untuk mengidentifikasikan sebuah tekstur dan pola-pola sebuah tata
ruang perkotaan (Urban Fabric), serta mengidentifikasikan masalah keteraturan massa atau ruang perkotaan. Hal hal yang perlu
dipelajari masalah keteraturan tempat tersebut yaitu :
Pola sebuah tempat Kemampuan untuk menentukan polo-pola dapat membantu menangani masalah mengenai ketepatan
(constancy) dan perubahan (change) dalam perancangan kota serta membantu menentukan pedoman-pedoman dasar untuk
menentukan sebuah perancangan lingkungan kota yang kongkret sesuai tekstur konteksnya. (Zhand,1999;79). Sistem Peraturan
Suatu lingkungan binaan tidak dapat dirasakan tanpa adanya satu bagian kognitif yang mendasarinya. Beberapa pola pengarah
(angular, kurvilinear, radial konsentris, aksial, grid, organis) harus ada sehingga suatu bentuk dapat dimunculkan. Bentuk-bentuk
tersebut selalu menggambarkan suatu kesesuaian antara organisasi ruang fisik dan organisasi ruang sosial. Komponen Utama
Figure Ground
Solid ( figure )
Merupakan blok-blok dari massa bangunan (building mass) berupa elemen masif (bangunan) berwarna hitam berfungsi sebagai
wadah kegiatan manusia.
Void ( ground )
Merupakan ruang luar berupa ruang terbuka (open space) yang terbentuk diantara blok-blok tersebut yang berwarna putih.

Skala Makro Besar


Dalam besar,skala makro memperhatikan Figure/Ground kota keseluruhannya. Artinya, sebuah kawasan kota yang kecil dalam
skala ini menjadi tidak terlalu penting,karena gambar Figure/Ground secara makro besár berfokus pada/ciri khas tekstur dan
masalah tékstur sebuah kota secara keseluruhannya
Skala makro kecil
biasanya yangdiperhatikan adalah sebuah figure/ground kota dengan fokus pada satu kawasan Saja. Artinya, pada skala ini kota
O secara keseluruhan tidak terlalu penting, karena gambar figure/ground secara makro kecil berfokus pada ciri khas tekstur dan
masalahtekstur- sebuah kawasan secara mendalam

2. LINKAGE TEORY
Yaitu teori yang memperhatikan dan menegaskan hubungan-hubungan dan gerakan gerakan (dinamika) sebuah tata ruang
perkotaan (Urban Fabric). Sebuah linkage perkotaan dapat diamati dengan cara dan pendekatan yang berbeda. Ada tiga
pendekatan, yaitu: Pendekatan teori linkage
1. Linkage yang visual
2. Linkage yang struktural
3. Linkage yang kole ktir
4. Linkage yang visual
 ( Lingkage visual )
dua /lebih fragmen kota dihunungkan menjadi satu kesatuan yang secara visual, mampu menyatukan daerah kota dalam
berbagai skala (trancik dalam zahnd, 1999 ; 108)
 ( Linkage yang structural )
Menggabungkan dua atau lebih bentuk struktur kota menjadi satu kesatuan tatanan. Menyatukan kawasan-kawasan kota
melalui bentuk jaringan Struktural yang lebih dikenal dengan sistem kolase (collage). (Trancik dalam Zahnd 1999116)
 Linkage bentuk yang kolektif )
Linkage adalah semacam perekat kota yang sederhana, suatu bentuk upaya untuk mempersatukan seluruh tingkatan
kegiatan yang menghasillkan bentuk fisik suatu kota . (Maki dalam Zahnd, 1999 ; 126).

3. PLACE TEORY
Dalam teori ini, dipahami dari segi seberapa besar terbuka terhadap sejarah, budaya dan sesialisasinya serta lebih kepada arti
dan makna sebuah tempat Analisa place adalah alat yang baik untuk : Memberikan pengertian mengenai ruang melalui tanda
kehidupan kelemahan analisa place muncul dari segi perhatianya yang hanya di fokuskan pada suatu tempat perkotaan saja
trancik menjelaskan bahwa sebuah ruang ( space ) akan ada jika dibatasi dengen sebuah void dan sebuah space menjadi sebuah
tempat ( place ) kalau mempunyai arti dari lingkungan yang berasal dari budaya daerahnya.
BAB III
ANALISIS KAWASAN DAN WILAYAH PERENCANAAN

1. TATA GUNA LAHAN/LAND USE


NO PERDAGANGA PERKANTORAN PERUMAHAN TEMPAT
N IBADAH
1 67 5 35 2

Analisis :
Berdasarkan ketentuan umum yang tercantum dalam
Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Pontianak Tahun
2013 - 2033, penggunaan lahan pada kawasan ini akan
menjadi kawasan dengan fungsi sebagai Fasilitas
permukiman dan fungsi perdagangan jasa pada
Permasalahan, jalan uray bawadi merupakan kawasan
pedagangan campuran dengan mendukung Kawasan
permukiman
Ini adalah tampak jalan uray bawadi dari atas menggunakan google earth dan peta adminitrasi kota Pontianak
provinsi Kalimantan barat yang dimana peta tersebut letak nya di provinsi Kalimantan barat kecamatan kota
Pontianak kelurahan sungai bangkong Jumlah penduduk tahun 2019 L:26.288 P:26.503 dan total Jumlah: 52.791. ini
adalah jumlah di daerah urai bawadi kelurahan sungai bangkong dan sekitar nya terus Jumlah penduduk tahun 2021
L:62.812 P:63.619 jumlah 126.431. ini jumlah keseluruhan di kecamatan pontianak kot
PERDAGANGAN

Analisis :
Kondisi perdagangan di jalan uray bawadi banyak sekali jenis
jenis perdagangan mulai dari dagangan wangkrigan warkop
rumah makan counter hp toko makanan toko butik toko
laundry toko motor dan bengkel motor yang paling
mendominasi adalah perdagangan makanan karena sangat
ramai sekali ketika siang sore dan malam hari konsumen yang
ke toko makanan
PERMUKIMAN
Analisis :
Permukiman di jalan uray bawadi mencapai 36
bangunan ,rata rata daerah permukiman di jalan uray
memiliki kendala kebisingan yang lumayan kuat karena
terletak di samping jalan yang sering sekali pengendara
bermotor dan mobil melewati jalan tersebut
PEMERINTAHAN
Di coridor jalan uray bawadi memiliki 5 bangunan
pemerintahan mulai dari bangunan swasta sampai negri
rata rata gedung pemerintahan buka mulai pukul 08:00
sampai 16:00 dan 17:00 tutup
BERIKUT ADALAH NAMA PERKANTORAN DI PETA TERSEBUT :
1
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PENGADILAN NEGERI PONTIANAK

DINAS SOSIAL NEGERI PONTIANAK

UPTBP2MI PONTIANAK

DINAS PEINDUSTRIAN &


PERDAGANGAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KETERANGAN DARI SISI KANAN KORIDOR ( JL. ST. ABDURRAHMAN-JL.URAY NO JENIS KET. NO JENIS BANGUNAN KET.
BANGUNAN
BAWADI )

BERIKUT ADALAH TABEL DATA PENGGUNAAN LAHAN TERSEBUT :


1. KKANTOR PEMERINTAHAN 32 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
KEHUTANAN
2. TOKO MAKANAN PERDAGANGAN 33 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
3. TOKO MAKANAN PERDAGANGAN 34 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
4. TOKO MAKANAN PERDAGANGAN 35 KANTOR SWASTA PERKANTORAN
5. TOKO MAKANAN PERDAGANGAN 36 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
6. TOKO MAKANAN PERDAGANGAN 37 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
7. TOKO MAKANAN PERDAGANGAN 38 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
8. TOKO MAKANAN PERDAGANGAN 39 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
9. BANGUNAN.K BANGUNAN 40 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
10. TOKO SWASTA PERDAGANGAN 41 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
11. TOKO MAKANAN PERDAGANGAN 42 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
12. TOKO MAKANAN PERDAGANGAN 43 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
13. TOKO MAKANAN PERDAGANGAN 44 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
14. TOKO BNGUNAN PERDAGANGAN 45 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
15. TOKO BUNGA PERDAGANGAN 46 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
16. LAHAN PRIBADI RTH 47 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
17. RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN 48 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
18. PENGADILAN PEMERINTAHAN 49 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
NEGERI PONTI
19. TOKO BUTIK PERDAGANGAN 50 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
20. RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN 51 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
21. DINAS SOCIAL PEMERINTAHAN 52 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
22. RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN 53 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
23. MASJID ASH MASJID
SHOLIHIN
24. TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
RUKO PERDAGANGAN
25. TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
26. RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN1
27. RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
28. RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
29. TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
30. TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
31. TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
KETERANGAN DARI SISI KIRI KORIDOR ( JL. ST. ABDURRAHMAN-JL.URAY
BAWADI
BERIKUT ADALAH TABEL DATA PENGGUNAAN LAHAN TERSEBUT :
NO JENIS KET. NO JENIS BANGUNAN KET.
BANGUNAN
54 TOKO MOTOR PERDAGANGAN 88 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
55 UPBTPB2MI PERKANTORAN 89 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
56 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN 90 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
57 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN 91 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
58 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN 92 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
59 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN 93 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
60 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN 94 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
61 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN 95 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
62 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN 96 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
63 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN 97 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
64 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN 98 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
65 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN 99 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
66 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN 100 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
67 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN 101 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
68 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN 102 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
69 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN 101 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
70 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN 103 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
71 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN 104 SURAU SURAU
72 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN 105 KANTOR INDUSTRI PEMERINTAHAN
73 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
74 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
75 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
76 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
77 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
78 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
79 LAHAN PRIBADI RUANG TERBUKA
80 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
81 TOKO MAKANAN PERDAGANGAN
82 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
83 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
84 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
85 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
86 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN
87 RUMAH PRIBADI PEMUKIMAN

2. TATA BANGUNAN / MASS AND BUILDING FORM


Keterangan :
Rata- rata GSB bangunan pada Coridor Uray Bawadi
dengan RT/RW

BANGUNAN
 KDB PALING TINGGI SEBESAR ( 95% )
Pada tabel nomor 12
 KLB PALIN TINGGI SEBESAR ( 5 )
Pada table nomor 7
 GSB PALING JAUH SEBESAR ( 10 m )
 Pada table nomor 1
PERMASALAHAN
 Beberapa bangunan yang ada di koridor jalan uay
bawadi GSB yang tidak beraturan
 Letak Bangunan yang kurang rapi sehingga
mendapatkan kesan kurang bagus dari mayarakat
yang melewati coridor jalan uray bawadi
TABEL TATA BANGUNAN / MASS AND BUILDING FORM

8 80
NO KET. FOTO BANGUNAN INTENSITAS SETBACK KDB,KLB WARNA MATERIAL FACADE SKALA TEKSTUR 90% 1,6 m 3 Putih Beton Simple Social Halus
PEMANFAATAN
LAHAN BANGUNAN GSB
4M
1 80
9 80
70% 4,4 m Hijau Beton Simple Sosial Halus
2
90% 1,6 m 3 Coklat Beton Simple Social Halus

10M 4M

2 80 10 60

70% 3,4 m 3 Cream Beton Simple Social Halus 80% 0,4 m 3 Abu Beton Simple Pribad Halus
Abu i
9M 6M

3 80
11 80
90% -,6 m 3 Coklat Beton Simple Social Halus
90% 1,4m 3 Putih Beton Simple Pribad Halus
5M i
7M
4 80

90% -0,6 m 3 Cream Beton Simple Social Halus 12 90

5M 80% 0,4 m 2 Cream Beton Simple Social Halus

5 85 6M

80% 0,6 m 3 Merah Beton Simple Pribad Halus


i 13 90
5M
90% 2,6 m 2 Merah Beton Simple Social Halus

3M
6 89

88% 0,4 m 3 Coklat Kayu Minimalis Social Halus 14 80

6M 89% 0,4 m 2 Cream Beton Simple Social Halus

6M
7 89

87% 0,6 m 3 Coklat Beton Simple Prbadi Halus 15 80

5M 70% 0,4 m 3 Abu Beton Simple Social Halus


Abu
6M
16 70 26 90

80% 0,6 m 2 Abu Beton Simple Social Halus 90% 0,4 m 2 Cream Beton Minimalis Pribad Halus
Abu i
5M 5M

17 87 27 90

80% 2,4 m 2 Putih Beton Simple Pribad Halus 90% 1,6 m 2 Cream Beton Minimalis Pribad Halus
i i
8M 4M

28 80
18 90
80% 0,4 m 2 Biru Beton Simple Pribad Halus
70% 2,4 m 1 Orange Beton Simple Pribad Halus i
i 6M
8M

19 90
29 80
80% 2,4 m 1 Orange Beton Simple Social Halus
80% 0,4 m 3 Cream Beton Simple Social Halus
8M
6M
20 90
30 90
80% 3,4 m 1 Putih Beton Simple Social Halus
90% 0,6 m 2 Biru Beton Simple Pribad Halus
9M i
5M
21 98

70% 1,4 m 2 Putih Beton Minimalis Pribad Halus


31 80
i
7M
80% 0,6 m 3 Putih Beton Simple Pibadi Halus

5M
22 80

80% 0,4 m 3 Hijau Beton Simple Social Halus 32 90

6% 90% 0,4 m 2 Cream Beton Minimalis Pribad Halus


i
23 80 6M

80% 0,4 m 3 Hijau Beton Simple Social Halus

6M 33 80

90% 0,6 m 2 Putih Beton Simple Pribad Halus


24 90 i
5M
90% 0,6 m 3 Hijau Beton Minimalis Social Halus

5M
34 80
25 80
70% 2,4 m 5 Putih Beton Simple Pribad Halus
80% 0,6 m 4 Cream Beton Simple Social Halus i
8M
5M
35 80 44 90

70% 2,4 m 4 Biru Beton Minimalis Priadi Halus 50% 1,4 m 2 Putih Beton Minimalis Pribad Halus
i
8M 7M

36 70
45 80
90% 1,6 m 2 Putih Kayu Simple Pribad Halus
90% 1,6 m 2 Coklat Beton Minimalis Social Halus
i
4M
4M

37 90
46 90
90% 1,6 m 2 Putih Beton Simple Social Halus
70% 0,4 m 2 Putih Beton Minimalis Pribad Halus
4M
i
6M

38 90
47 90
80% 2,4 m 2 Cream Beton Minimalis Pribad Halus
i 90% 0,4 m 2 Putih Beton Minimalis Social Halus
8M
6M

39 80 48 89

80% 1,6m 2 Putih Beton Simple Pribad Halus 80% 0,4 m 2 Hijau Beton Simple Social Halus
i
4M 6M

40 90 49 90

80% 0,4 m 2 Putih Beton Simple Social Halus 90% 0,4 m 2 Abu Beton Simple Pribad Halus
Abu i
6M 6M

80 50 89
41
90% 1,6 m 2 Putih Beton Simple Pribad Halus 90% 0,6 m 2 Abu Beton Minimalis Pribad Halus
i Abu i
4M 5M

51 90

87 90% 0,4 m 2 Putih Beton Minimalis Pribad Halus


42
i
80% 1,4 m 2 Putih Beton Minimalis Social Halus 6M

7M
52 89

90% 0,6 m 2 Cream Beton Minimalis Pribad Halus


i
43 80 5M
50% 1,4 m 2 Putih Beton Minimalis Pribad Halus
i
7M
53 90 62 90

90% 0,6 m 2 Putih Beton Minimalis Social Halus 70% 0,4 m 2 Putih Beton Minimalis Pribad Halus
i
5M 5m

54 90 63 80

80% 1,6 m 2 Putih Beton Minimalis Pribad Halus 70% 0,4 m 1 Putih Beton Minimalis Pribad Halus
i i
4M 6M

55 90 64 80

90% 0,6 m 2 Putih Beton Minimalis Pribad Halus 70% 1,4 m 1 Putih Beton Simple Pribad Halus
i i
5M 7M

56 89
65 90
89% 0,4 m 3 Putih Beton Minimalis Pribad Halus
i 80% 0,6 m 2 Putih Beton Simple Social Halus
6M
5M

57 90 66 80

89% 0,6 m 2 Putih Beton Minimalis Pibadi Halus 50% 0,4 m 2 Cokelat Kayu Simple Pribad Halus
i
5M 6M

58 90
67 90
90% 0,4 m 2 Putih Beton Mininalis Pribad Halus
i 80% 0,6 m 2 Putih Beton Simple Social Halus
6M
5M

68 90
59
80% 0,4 m 3 Hijau Beton Minimalis Privad Halus
90% 1,4 m 90 Putih Beton Minimalis Pribad Halus
i 6M
3

7M 69 90

80% 0,4 m 4 Hijau Beton Minimalis Social Halus

6M
60 90
70 90
90% 2,3 1 Putih Beton Simple Social Halus
90% 1,6 m 3 Putih Beton Simple Privad Halus
3M
4
61 90

80% 1,6 1 Cokelat Kayu Simple Pribad Halus


i
4M
71 90 81 90

90% 0,6 m 2 Putih Beton Minimalis Privad Halus 87% 0,4 m 2 Putih Beton Minimalis Social Halus

5M 6M

72 80
82 90
90% 1,6 m 2 Putih Beton Simple Privad Halus
88% 0,4 m 2 Putih Beton Minimalis Social Halus
4M
6M
73 89

90% 1,6 m 2 Putih Beton Simple Privad Halus


83 90
4M
80% 1,4 m 2 Putih Beton Minimalis Social Halus
74 80
7M
80% 1,6 m 2 Putih Beton Simple Privad Halus

4M 84 80 Halus

90% 1,4 m 2 Cokelat Beton Simple Social


75 90
4M
80% 0,4 m 2 Putih Beton Simple Privad Halus
85 90
6M
90% 0,6 m 2 Cokelat Beton Simple Social Halus

76 80 5M
80% 0,6 m 2 Biru Beton Minimalis Privad Halus
86 90
5M
80% 3,6 m 2 Cokelat Beton Simple Social Halus
77 90 2M
70% 1,6 m 1 Cream Beton Minimalis Prived Halus

4M
87 80

80% 4,4 m 2 Putih Beton Minimalis Privad Halus


78 80 10M
90% 1,6 m 2 Putih Beton Simple Social Halus

4M
88 90

80% 4,4 m 2 Putih Beton Minimalis Privad Halus


79 90
10M
90% 0,4 m 2 Putih Beton Minimalis Privad Halus

6M 89 70

90% 2,6 m 2 Cokelat Kayu Simple Social Halus


80 90
3M
80% 0,4 m 2 Putih Beton Minimalis Social Halus

6M
90 90 92 80

90% 0,4 m 2 Putih Beton Minimalis Pivad Halus 50% 0,6 m 2 Hijau Beton Simple Social Halus

6M 5M

91 80 93 90

80% 0,4 m 2 Cokelat Beton Minimalis Privad Halus 80% 0,4 m 2 Hijau Beton Simple Social Halus

6M 6M

2.TATA GUNA SIRKULASI DAN PARKIR


lainnya pada dasarnya merupakan media
transportasi,sedangkan parkir sebagai tempat
pemberhentian kendaraan. Penelitian ini mengambil
lokasi di jalan uray bawadi kota pontianak  untuk
mengetahui kondisi sirkulasi dan parkir di jalan uray
bawadi kota pontianak dilakukan dengan metoda survey
dan observasi lapangan

SIRKULASI PARKIR

Analisis
Sistem sirkulasi kota sebagai suatu sarana pergerakan
manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat
Analisis :
System parker di corridor uray bawadi kebanyakan
menggunakan parker off street yang mendukung
perdagangan dan permukiman permasalahan yang
terjadi adalah serig kali pengendara yang parker di tepi
jalan contoh nya mobil yang parkir di tepi jalan Ketika
hendak membeli sesuatu di pedagang kaki lima yang
berjualan di tepi jalan sehingga dapat menganggu
pejalan kaki
MASALAH :

 Masalah parkir yang ada di coridor uray bawadi


adalah Ketika pengendara berhenti untuk membeli
sesuatu di pkl sehingga kendaraan tersebut parkir di
badan jalan sehingga membuat jalan sedi
SIRKULASI KENDARAAN PIBADI
Analisis :
Sirkulasi kendaraan umum d jalan uray bawadi sering
sering sekali pengendara bermotor dan mobil yang
melewati jalan tersebut namun lebih dominan
kendaraan motor yang lebih mendominasi di jalan uray
bawadi

TAMPAK PAGI TAMPAK SIANG TAMPAK MALAM


TITIK KEPADATAN KENDARAAN PRIBADI

Analisis :
bahwa kepadatan yang terjadi di uray bawadi
kebanyakan pengendara bermotor dan mobil namun di
titik lampu merah yang paling banyak menyebabkan
kemacetan adalah pengendara mobil karena faktor jalan
yang tidak terlalu lebar sehingga membuat kepadatan
SIRKULASI MASUK DAN KELUAR KORIDOR
Analisis :
Banyak sekali gang kecil yang bisa memasuki daerah
coridr jalan uray bawadi terdapat 16 gang kecil di
coridor itu memudahkan orang untuk memasuki coridor
tampa perlu melewati uray bawad alianyang – uray
bawadi atau sebalik nya abdurahman – uray baw
Berikut adalah gambar potongan :
SIRKULASI PEJALAN KAKI DAN SEPEDA

4
BERIKUT ADALAH FOTO JALAN PEJALAN KAKI DAN SPEDA

Analisis :
Seperti pada koridor jalan jendral ahmad yani ,
pontianak, pejalan kaki memerlukan tempat untuk
berjalan aman dan nyaman, rencana ini lebih
ditempatkan pada uray bawadi dibatasi ruang dan lalu
lintas yang padat. Pendekatan ini menunjukkan bahwa
lingkungan untuk pejalan kaki, pengendara sepeda, dan
transit pengendara sering diabaikan, membuat jalan
kurang aman dan tidak nyaman bagi pejalan kaki itu
juga termasuk sirukalis pengguna sepeda dimana dpat
membahayakan pengguna sepeda karena faktor jalan
yang kecil dan tidak adanya jalur pengguna sepeda

4. TATA GUNA RUANG TERBUKA HIJAU


Analisis :
Ruang terbuka di coridor jalan uray bawadi rth nya
dibiarkan begitu saja menjadi tanah kosong yang
tidak terawat dan ada juga rth yang di batasi oleh
pagar dan ruang terbuka hijau pola perkerasan di
uray bawadi lumayan banyak dan terawat
MASALAH :

 Tidak ada nya memanfaatkan ruang terbuka hijau yang


ada di coridor uray bawadi
 Rth yang ada di coridor uray bawadi di biarkan begitu
saja sehingga menjadi tanah kosong yang di jual
SOLUSI
 Memanfaatkan uang terbuka hijau yang ada di coridor
uray bawadi
 Menjadikan ruang terbuka hijau yang ada di uray bawadi
sebagai taman publik sehingga bisa dinikmati Bersama

RUANG TERBUKA HIJAU


Analisis:
Di corridor uray bawadi terdapat tidak banyak ruang terbuka
hijau yang tidak terawat dan dibiarkan begitu saja sehingga
tanaman dan pohon liar yang tumbuh di sekitaran rth
tersebut dan ada juga laha rth yang di pagari sehingga orang
lain tidak dapat memasuki lahan tersebut dan Cuma dapat
melihat pagar nya dan pohon disekitar nya saja

NO LUAS RUANG TER BUKA HIJAU

1 115 METER
2 121.28 METER
3 130.33 METER
RUANG TERBUKA HIJAU PRIBADI
Analisis
Di coridor uray bawadi terdapat lumayan banyak ruang
terbuka hijau yang terawat itu ada di Kawasan
perumahan pribadi sehingga secara individu dapat
menjaga ruang terbuka hijau tersebut

FOTO RUANG TERBUKA HIJAU POLA PERKERASAN :


NO RUANG TERBUKA HIJAU PRIBADI TIPE
PERKERASAN

SISTEM PERPOHONAN
NO NAMA POHON TINGGI POHON

1 POHON ANSAGNA SEKITARAN 10 M

2 POHON KETAPANG SEKITARAN 6M

Analisis :
Di coridor jalan uray bawadi memiliki sistem perphonan
yang lumayan banyak di beberapa titik itu sangat bagus
bagi pejalan kaki,pengendara motor,pesepeda karena
dapat merasakan keteduhan walaupun tidak semua
jalan uray bawadi mendapatkan sistem perpohonan

5. TATA JALUR PEJALAN KAKI


Di jalan uray bawadi pejalan kaki jadi kebanyakan
masyarakat di sekitar berjalan di tepi jalan uray bawadi
sehingga rawan terjadi kecelakaan walaupun sangat
jarang terjadi tapi sangat tidak aman bagi pejalan kaki
dan tidak membuat pejalan kaki merasa aman dan
nyaman
Masalah:

 Tidak ada nya trotoar bagi pejalan kaki sehingga


berjalan di badan jalan
 Tidak ada nya jalur khusus pesepeda sehingga
pengguna sepeda melewati badan jalan yang
dimana pejalan kaki juga berjalan disitu

Analisis :
SOLUSI :
 Membuat jalur khusus pejalan kaki ( trotoar )
 Membuat jalur pesepeda sehingga tidak perlu
melewati badan jalan
 Menambahkan zebra cros dititik kepadatan
sehingga meminimalisir kecelakaan

6. DATA PENDUKUNG AKTIVITAS


Analisis :
Aktifitas yang terjadi di coridor uray bawadi lumanyan
banyak seperti bersantai di warung kopi, transaksi pkl
dan jogging bersama

Aktifitas yang Terjadi :

Perdagangan Layanan Public

Pesepeda Pejalan kaki


Fasilitas yang tersedia :

Pkl ( gerobak ) Jalan bagi pejalan kaki

Mini market
7. TATA PENANDA KAWASAN
Analisis :
Penanda di jalan uray bawadi sangat banyak sekali
memudahkan ketika orang awam ingin mencari sesuatu
atau ingin ke tempat lain di sekitar coridor uray bawadi

Masalah :
 Kurang nya menata dengan baik dalam
penanda
 Masih ada penanda yang tertancap di tepi
jalan sehingga menghalangi pandangan dari
bangunan
Solusi :
 Merapikan signage yang tidak tertata dengan rapi

8. SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS


Analisis :
Merupakan kelengkapan fisik untuk mendukung
terwujudnya kawasan yang sehat aman dan terjangkau
dengan demikian ketersediaan prasarana dan sarana
utilitas umum merupakan kelengkapan dan bangian
yang tidak terpisah kan dari upaya pengembangan
perumaha dan kawasan permukiman, di coridor uray
bawadi dapat memenuhi kriteria di atas namun
kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan juga
patut di ingatkan karena di saluran drainase uray
bawadi sangat kotor dan tidak bersih dan juga di bagian
tepi jalan khusus nya jalur pejalan kaki masih terdapat
sampah, jaringan listrik di uray bawadi masih sangat
bagus dan tempat sampah yang dulu nya ada di ujung
jalan sekarang sudah tidak ada dan di jadikan area hijau
Masalah :
 selokan kecil yang ada di uray bawadi beberapa
tidak ter urus
Solusi :
 Perlunya perbaikan selokan kecil yang ada di
coridor uray bawadi
” CITRA KOTA “
KONDISI DATA EKSISTING
MENGINDETIFIKASI FIGURE GROUND

SOLID ( FIGUR )

• massa bangunan, monumen


• persil lahan blok hunian yang di tonjolkan
• edges yang berupa bangunan

VOID ( GROUND )
• ruang terbuka publik dan private
• jalan dan lapangan
• area parkir publik
• sistem ruang terbuka yang berbentuk linter dan
curvalinier : aliran sungai dan semua yang alami dan
basah
LINKAGE VISUAL CORIDOR

LINKAGE
Kotak putus-putus :
Analisa linkage struktural yang terjadi yaitu dengan
adanya bagian koridor yang terputus
susunanya, sehingga dibutuhkan
penambahan bangunan dan untuk
memberikan penataan pola kawasan yang
sudah ada sebelumnya atau memberikan
kesan yang lebih bagus

---------------------- :
linkage visual yang terjadi adalah linkage koridor yang
dibatasi oleh bangunan dan saluran
drainase
PATH
Analisis : POTONGAN PATH CORIDOR URAY BAWADI

1.Path menghubungkan jalan kolektor yang


mengarah kekawasan lain
2.Path menghubungkan dengan kawasan
perdagangan
3.Path menghubungan dengan kawasan
industry

Jenis Path :
Jalan Kolektor
Jalan Koektor sekunder
Jalan Lingkungan

Rute Pergerakan Path:


Dua arah
Satu arah
EDGE

4
Analisis :
Edge adalah batas antara kedua wilayah, yang
berupa pantai, dinding, sungai dan selokan

Edge pada kawasan URAY BAWADI - adalah drainase


selokan yang berada di sepanjang kawasan URAY
BAWADI - SULTAN ABDURAHMAN

DISTRIK
Analisis :
Ada 2 distrik pada koridor ini yang memiliki
Persamaan Karakter dari segi fungsinya

yaitu :
Fungsi Perkantoran

Fungsi Perdagangan

NODE
Terdapat node yang kurang kuat di coridor jalan uray
bawadi letak nya di persimpangan 3 jala sultan
abdurahman,jalan uray bawadi dan jalan sultan syahrir
Yang dimana di pintu masuk jalan uray bawadi sangat
sepi sekali dari pejalan kaki dan kebanyakan aktifitas
pengendara yang sering melewati pesimpangan dan
pintu masuk tersebut

Masalah :
Tidak adanya trotoar dari arah sultan abdurahman
menuju jalan uray bawadi oleh karena itu sangat sedikit
sekali pejalan kaki yang melewati persimpangan
tersebut

Solusi :
Untuk memperkuat node maka perlunya Membuat
trotoar

Analisis :
LAND MARK
Analisis :
Di coridor uray bawadi terdapat 5 ladmark yaitu masjid
ash sholihin kantor tindak pidana indomaret alfamart
dan terdapat juga landmark di luar coridor uray bawadi
yaitu gereja katolik
Permasalahan :
 Sering terjadi kemacetan di lampu merah
 Tidak adanya trotoar bagi pejalan kaki
 Gsb yang tidak beraturan
 Tidak adanya lahan parkir pkl
 Ruang terbuka hijau pribadi yang tidak dapat
dimanfaatkan
Potensi :
 Menjadikan Kawasan uray bawadi sebagai Kawasan
perdagangan
 Membuat Kawasan uray bawadi ramah lingkungan
bagi pejalan kaki
Kesimpulan :
Perlunya mengatasi kemacetan yang ada dan membuat
trotoar bagi pengguna pejalan kaki dan membenahi gsb
yang tidak beraturan yang ada di kawasan tersebut
BAB IV
KONSEP DASAR PERANCANGAN TATA BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN
1.VISI PEMBANGUNAN KONSEP PERANCANGAN STRUKTUR TATA
BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
 Menjadikan coridor uray bawadi sebagai
Kawasan campuran yang mendukung
perdagangan dan permukiman
 Menjadikan coridor uray bawadi sebagai
Kawasan pejalan kaki yang ramah
lingkungan
 Mewujudkan coridor uray bawadi yang
pedestrian friendly, yaitu suatu konsep
perancangan yang mempertimbangkan
pengguna pejalan kaki sebagai hal utama,
penting nya konsep ini di terapkan dalam
perencanaan suatu kawasn adalah untuk
meningkatkan efesiensi dan efektitas
kegiatan yang berlangsung di dalamnya,
kriteria pedestrian friendly yaitu
menjadikan zona pejalan kaki sebagai
prioritas, jalan yang ramah lingkungan,
dan akses jalur pejalan kaki yang jelas dan
berkelanjutan
1.TATA GUNA LAHAN/LAND USE
Mendukung Kawasan uray bawadi sebagai Kawasan
NO PERDAGANGAN PERKANTORAN PERUMAHAN TEMPAT campuran dengan mendukung perdagangan dan
IBADAH permukiman karena faktor di kawasan tersebut yang
1 67 5 35 2
mendominasi adalah Kawasan perdagangan serta
mengundang masyarakat sekitar untuk berkunjung serta
KONSEP : melihat berbagai macam pkl yang berada di corridor
dapat meningkatkan daya Tarik serta meningkatkan
aktifitas di coridor tersebut

PET A LAND USE


SEBELUM KONSEP
LANDMARK / DISTRIK

P ETA LAND USE YANG AKAN DIGUNAKAN


SEBAGAI KONSEP
2.BUILDING MASS AND FORM

KONSEP :
Memerkuat landmark dengan menambahkan signage
yang unik guna menarik perhatian masyarakat sekitar
dan semakin banyak landmark maka semakin banyak
yang mengetahui jalan coridor uray bawadi

KONSEP :
Membuat kawasn uray bawadi menjadi 2 distrik yaitu
perumahan dan perdagangan yang dimana didalamya
juga ada pemerintahan oleh karena itu dapat menaikan
tingkat aktivitas masyarakat sekitar
KONSEP :
Membuat bangunan yang berada di kawasan uray
bawadi terlihat indah dengan gsb yang rapi sehingga
bangunan dapat di lihat dengan rapi dan bagus serta
Mewujudkan Kawasan di uray bawadi memiliki setback
bangunan yang tertata degan rapi sehingga pejalan kaki
dapat melihat dengan nyaman bangunan yang berada di
Kawasan tersebut

3.PARKIR
KONSEP :
Memanfaatkan lahan yang tidak terpakai dan
menjadikan tempat parkir bagi pengendara yang
ingin singgah dan membuat parkir on street di
beberapa titik yang jarang terjadi kemacetan

NODE :
Dengan adanya tempat parkir dan on street maka
akan terjadinya node di sekitaran tempat parkir
tersebut dikarenakan pengendara yang ingn
menyeberang dari arah berlawanan akan
terciptanya suatu ruang

4.RUANG TERBUKA
KONSEP :
Membuat taman dengan memanfaatkan ruang terbuka
hijau yang tidak di gunakan sehingga masrayakat sekitar
dapat dengan nyaman menggunakan taman tersebut
untuk bersanatai dan berinteraksi dengan masyarakat
sekitar dan tentu nya ramah bagi pejalan kaki

LAND MARK
KONSEP :
Dengan mamanfaatkan ruang terbuka hijau yang tidak
terpakai untuk dijadikan taman untuk bersantai sambal
menikmati taman dan aktifitas sekitar taman
5.TATA JALUR PEJALAN KAKI
KONSEP :

Membuat trotoar khusus pejalan kaki sehingga tidak lagi


menggunakan badan jalan Ketika ingin berjalan serta
memungkinkan membuat jalur khusus pesepeda dan
difabel street

PATH
KONSEP :

Dengan adanya trotoar pejalan kaki dapat menikmati


aktifitas yang terjadi di jalan dan dapat berpindah ke
jalan lain sehingga pejalan kaki tidak merasa bosan
dengan adanya trotoar yang dapat terhubung ke jalan
lain hingga gang kecil

6.DATA PENDUKUNG AKTIVITAS


KONSEP :

Menambahkan street furniture bagi kalangan pejalan


kaki yang berada di jalan uray bawadi

PATH :
Dengan memanfaatkan street furniture yang ada di
jalan uray bawadi dapat menaikan tingkat aktifitas dan
membuat pejalan kaki tidak merasa bosan Ketika
berpindah ke tempat lain nya

7.SIGNAGE
KONSEP :
Membuat penanda khusus Dijalan uray bawadi dimana
dapat menjadi daya Tarik tersendiri Ketika melihat
signage yang ada di coridor uray bawadi

LANDMARK :
Dengan adanya signage yang dapat dan muda dikenali
banyak orang maka kawasan uray bawadi sangat mudah
di ketahui karena lumayan banyak signage yang bagus
dan dikenali orang seperti indomaret dan alfamart

8.SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS


KONSEP : EDGE :
Membuat selokan yang bersih dari sampah guna dengan tertutup nya parit dan selokan kecil dikarenakan
memperlancar aliran air di selokan tersebut sehingga akan di jadikan trotoar maka edge yang ada di coridor
Ketika curah hujan yang tinggi air dengan dapat masuk uray bawadi akan menjadi trotoar sebagai pembatas
dan keluar air hujan tersebut bangunan
PEMBAGIAN SEGMEN
BLOCK PENGEMBANGAN

BLOCK 1 ( Egenia elti )

BLOCK 2 ( Martina yunita )

BLOCK 3 ( Zulfi nur ihksan )

BLOCK 4 ( Windo Wahyudha )


Dikarenakan Kawasan block 4 adalah Kawasan
perdagangan maka akan di jadikan kawasan dagang
karena dekat dengan kantor dan jalan raya oleh karena
itu dapat menguntungkan pkl atau usaha yang berjualan
di sekitar tersebut

Anda mungkin juga menyukai