PENDAHULUAN
1.4 SISTEMATIKA
Sistematika
Penyusunan
Program
bangunan dan
lingkungan
meliputi :
Bab I.
Pendahuluan
Berisi Latar
Belakang,
Maksud dan Tujuan, Lokasi Perencanaan, Sistematika Laporan.
Bab II. Tinjauan Pustaka Berisi Literatur Teori tentang Koridor, Elemen Fisik Kawasan dan Elemen Pembentuk Kawasan
( Urban Spatial Design )
Bab III. Analisis Kawasan dan Wilayah Perencanaan Berisi Data dan Analisa Fisik, Data dan Analisa Non fisik , Hasil Analisis.
Bab IV. Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan Dan Lingkungan Berisi Visi Pembangunan menyesuaikan dengan visi kota
Pontianak, Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan, Konsep Komponen Perancangan Kawasan, Blok-
blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya.
Bab V. Rencana Umum Berisi Pertimbangan komponen komponen Peruntukan Lahan, Intensitas Peruntukan Lahan, Tata
Bangunan, Sistem sirkulasi dan jalur penghubung, Sistim ruang terbuka dan tata hijau, Tata Kualitas Lingkungan, Sistem
sarana prasarana dan utilitas lingkungan, dan Pelestarian Bangunan dan Lingkungan. Bab VI. Panduan Rancangan Berisi
Panduan Tiap blok Pengembangan dan Simulasi Rancangan 3 Dimensional.
Bab VII. Penutup Berisi Kesimpulan dan Saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TEORI KORIDOR
Spesifikasi dan karakteristik fisik dan non fisik pada suatu koridor jalan sangat besar pengaruhnya dalam menentukan wajah dan
bentuk koridor itu sendiri. Keberadaan suatu koridor sebagai pembentuk arsitektur kawasan kota tidak akan lepas dari elemen-
elemen pembentuk citra koridor tersebut (Krier, 1979: 61), yaitu:
Wujud bangunan Merupakan wajah atau tampak dan bentuk bangunan yang ada di sepanjang koridor. Wajah dan bentuk
bangunan tersebut merupakan tapak keseluruhan dari suatu koridor yang mampu mewujudkan identitas dan citra arsitektur
suatu kawasan. Figure ground Merupakan hubungan penggunaan lahan untuk massa bangunan dan ruang terbuka.
Struktur tata ruang kota menurut Trancik (1986: 101) terdiri dari dua elemen pokok, yaitu massa bangunan kawasan (urban
solid) dan ruang terbuka kawasan (urban void). Kedua elemen tersebut membentuk pola padat rongga ruang kota yang
memperlihatkan struktur ruang kawasan kota dengan jelas.
Street and Pedestrian ways Merupakan jalur jalan pergerakan kendaraan dan bagi pejalan kaki yang dilengkapi dengan parkir,
elemen perabot jalan (street furniture), tata tanda (signage), dan pengaturan vegetasi sehingga mampu menyatu terhadap
lingkungan. Koridor jalan dan jalur pejalan kaki merupakan ruang pergerakan linear sebagai sarana sirkulasi dan aktivitas
manusia dengan skala padat. Selain itu, koridor jalan untuk kendaraan mempunyai kontribusi yang besar bagi pergerakan dan
bentuk traffic dalam suatu kawasan (Bishop, 1989:92). Menurut Bishop (1989:93)
Koridor komersial Bentuk koridor ini dimulai dari area-area komersial menuju pusat urban berupa kompleks bangunan
perkantoran dan pusat-pusat pelayanan jasa perdagangan yang terbentuk di sepanjang koridor, disertai kondisi aktivitas padat.
Koridor komersial termasuk di dalamnya memiliki jalur pejalan kaki untuk aktivitas dan pergerakan manusia dan jalan untuk
transportasi kendaraan utama yang melewati kawasan kota.
Scenic koridor Bentuk koridor ini kurang umum jika dibandingkan dengan koridor komersial di kawasan perkotaan. Scenic
koridor memberikan pemandangan alam natural yang unik dan melalui pengalaman rekreasi bagi pengendara kendaraan saat
mereka melewati jalan tersebut. Walaupun scenic koridor kebanyakan terdapat di area pedesaan, beberapa komunitas
masyarakat mengenali keunikan bentuk koridor ini karena memberikan kesempatan pemandangan yang menarik selama
perjalanan dengan kendaraan. Jumlah, ukuran
Passive engagement, aktivitas ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Kegiatan pasif dapat dilakukan dengan cara
duduk-duduk atau berdiri sambil melihat aktivitas yang terjadi di sekelilingnya atau melihat pemandangan lingkungan sekitar.
Active engagement, suatu ruang koridor dikatakan berhasil jika dapat mewadahi aktivitas kontak atau interaksi antar anggota
masyarakat dengan baik. Discovery, merupakan suatu proses mengelola ruang koridor agar di dalamnya terjadi suatu aktivitas
yang tidak monoton dengan memelihara keunikan aktivitas dan ciri khas arsitektural yang terdapat pada koridor sesuai budaya
setempat.
Ruang Terbuka (Open Space) Ruang terbuka (open space) selalu menyangkut lansekap. Elemen lansekap terdiri dari elemen
keras (hardscape seperti : jalan, trotoar, patun, bebatuan dan sebagainya) serta elemen lunak (softscape) berupa tanaman dan
air. Ruang terbuka:lapangan, jalan, sempadan sungai, green belt, taman dan sebagainya.Dalam perencanan open space akan
senantiasa terkait dengan perabot taman / jalan (street furniture). Street furniture ini bisa berupa lampu, tempat sampah,
papan nama, bangku taman dan sebagainya.
Area Pedestrian (Pedestrian Area) Area di tujukan untuk pejalan kaki yang bebas hambatan Atraksi untuk mendapatkan
suasana saat melakukan pergerakan, baik statis maupun dinamis Sistem pedestrian yang baik akan mengurangi keterikatan
terhadap kendaraan di kawasan pusat kota, mempertinggi kualitas lingkungan melalui sistem perancangan yang manusiawi,
menciptakan kegiatan pedagang kaki lima yang lebih banyak dan akhirnya akan membantu kualitas udara di kawasan tersebut.
Pendukung Kegiatan (Activity Support) Pendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang
mendukung ruang publik suatu kawasan kota. Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri khusus akan
berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan lahan dan kegiatan-kegiatannya. Penciptaan kegiatan pendukung aktifitas
kesinambungan antara menyediakan jalan, pedestrian atau plaza, dengan fungsi utama (bangunan dan isinya) dan penggunaan
elemen-elemen kota yang dapat menggerakkan aktivitas, Konservasi ( Conservatio )Konservasi suatu individual bangunan harus
selalu dikaitkan dengan keseluruhan kota. Konsep tentang konservasi kota memperhatikan beberapa aspek,
2. LINKAGE TEORY
Yaitu teori yang memperhatikan dan menegaskan hubungan-hubungan dan gerakan gerakan (dinamika) sebuah tata ruang
perkotaan (Urban Fabric). Sebuah linkage perkotaan dapat diamati dengan cara dan pendekatan yang berbeda. Ada tiga
pendekatan, yaitu: Pendekatan teori linkage
1. Linkage yang visual
2. Linkage yang struktural
3. Linkage yang kole ktir
4. Linkage yang visual
( Lingkage visual )
dua /lebih fragmen kota dihunungkan menjadi satu kesatuan yang secara visual, mampu menyatukan daerah kota dalam
berbagai skala (trancik dalam zahnd, 1999 ; 108)
( Linkage yang structural )
Menggabungkan dua atau lebih bentuk struktur kota menjadi satu kesatuan tatanan. Menyatukan kawasan-kawasan kota
melalui bentuk jaringan Struktural yang lebih dikenal dengan sistem kolase (collage). (Trancik dalam Zahnd 1999116)
Linkage bentuk yang kolektif )
Linkage adalah semacam perekat kota yang sederhana, suatu bentuk upaya untuk mempersatukan seluruh tingkatan
kegiatan yang menghasillkan bentuk fisik suatu kota . (Maki dalam Zahnd, 1999 ; 126).
3. PLACE TEORY
Dalam teori ini, dipahami dari segi seberapa besar terbuka terhadap sejarah, budaya dan sesialisasinya serta lebih kepada arti
dan makna sebuah tempat Analisa place adalah alat yang baik untuk : Memberikan pengertian mengenai ruang melalui tanda
kehidupan kelemahan analisa place muncul dari segi perhatianya yang hanya di fokuskan pada suatu tempat perkotaan saja
trancik menjelaskan bahwa sebuah ruang ( space ) akan ada jika dibatasi dengen sebuah void dan sebuah space menjadi sebuah
tempat ( place ) kalau mempunyai arti dari lingkungan yang berasal dari budaya daerahnya.
BAB III
ANALISIS KAWASAN DAN WILAYAH PERENCANAAN
Analisis :
Berdasarkan ketentuan umum yang tercantum dalam
Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Pontianak Tahun
2013 - 2033, penggunaan lahan pada kawasan ini akan
menjadi kawasan dengan fungsi sebagai Fasilitas
permukiman dan fungsi perdagangan jasa pada
Permasalahan, jalan uray bawadi merupakan kawasan
pedagangan campuran dengan mendukung Kawasan
permukiman
Ini adalah tampak jalan uray bawadi dari atas menggunakan google earth dan peta adminitrasi kota Pontianak
provinsi Kalimantan barat yang dimana peta tersebut letak nya di provinsi Kalimantan barat kecamatan kota
Pontianak kelurahan sungai bangkong Jumlah penduduk tahun 2019 L:26.288 P:26.503 dan total Jumlah: 52.791. ini
adalah jumlah di daerah urai bawadi kelurahan sungai bangkong dan sekitar nya terus Jumlah penduduk tahun 2021
L:62.812 P:63.619 jumlah 126.431. ini jumlah keseluruhan di kecamatan pontianak kot
PERDAGANGAN
Analisis :
Kondisi perdagangan di jalan uray bawadi banyak sekali jenis
jenis perdagangan mulai dari dagangan wangkrigan warkop
rumah makan counter hp toko makanan toko butik toko
laundry toko motor dan bengkel motor yang paling
mendominasi adalah perdagangan makanan karena sangat
ramai sekali ketika siang sore dan malam hari konsumen yang
ke toko makanan
PERMUKIMAN
Analisis :
Permukiman di jalan uray bawadi mencapai 36
bangunan ,rata rata daerah permukiman di jalan uray
memiliki kendala kebisingan yang lumayan kuat karena
terletak di samping jalan yang sering sekali pengendara
bermotor dan mobil melewati jalan tersebut
PEMERINTAHAN
Di coridor jalan uray bawadi memiliki 5 bangunan
pemerintahan mulai dari bangunan swasta sampai negri
rata rata gedung pemerintahan buka mulai pukul 08:00
sampai 16:00 dan 17:00 tutup
BERIKUT ADALAH NAMA PERKANTORAN DI PETA TERSEBUT :
1
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT
UPTBP2MI PONTIANAK
KETERANGAN DARI SISI KANAN KORIDOR ( JL. ST. ABDURRAHMAN-JL.URAY NO JENIS KET. NO JENIS BANGUNAN KET.
BANGUNAN
BAWADI )
BANGUNAN
KDB PALING TINGGI SEBESAR ( 95% )
Pada tabel nomor 12
KLB PALIN TINGGI SEBESAR ( 5 )
Pada table nomor 7
GSB PALING JAUH SEBESAR ( 10 m )
Pada table nomor 1
PERMASALAHAN
Beberapa bangunan yang ada di koridor jalan uay
bawadi GSB yang tidak beraturan
Letak Bangunan yang kurang rapi sehingga
mendapatkan kesan kurang bagus dari mayarakat
yang melewati coridor jalan uray bawadi
TABEL TATA BANGUNAN / MASS AND BUILDING FORM
8 80
NO KET. FOTO BANGUNAN INTENSITAS SETBACK KDB,KLB WARNA MATERIAL FACADE SKALA TEKSTUR 90% 1,6 m 3 Putih Beton Simple Social Halus
PEMANFAATAN
LAHAN BANGUNAN GSB
4M
1 80
9 80
70% 4,4 m Hijau Beton Simple Sosial Halus
2
90% 1,6 m 3 Coklat Beton Simple Social Halus
10M 4M
2 80 10 60
70% 3,4 m 3 Cream Beton Simple Social Halus 80% 0,4 m 3 Abu Beton Simple Pribad Halus
Abu i
9M 6M
3 80
11 80
90% -,6 m 3 Coklat Beton Simple Social Halus
90% 1,4m 3 Putih Beton Simple Pribad Halus
5M i
7M
4 80
5 85 6M
3M
6 89
6M
7 89
80% 0,6 m 2 Abu Beton Simple Social Halus 90% 0,4 m 2 Cream Beton Minimalis Pribad Halus
Abu i
5M 5M
17 87 27 90
80% 2,4 m 2 Putih Beton Simple Pribad Halus 90% 1,6 m 2 Cream Beton Minimalis Pribad Halus
i i
8M 4M
28 80
18 90
80% 0,4 m 2 Biru Beton Simple Pribad Halus
70% 2,4 m 1 Orange Beton Simple Pribad Halus i
i 6M
8M
19 90
29 80
80% 2,4 m 1 Orange Beton Simple Social Halus
80% 0,4 m 3 Cream Beton Simple Social Halus
8M
6M
20 90
30 90
80% 3,4 m 1 Putih Beton Simple Social Halus
90% 0,6 m 2 Biru Beton Simple Pribad Halus
9M i
5M
21 98
5M
22 80
6M 33 80
5M
34 80
25 80
70% 2,4 m 5 Putih Beton Simple Pribad Halus
80% 0,6 m 4 Cream Beton Simple Social Halus i
8M
5M
35 80 44 90
70% 2,4 m 4 Biru Beton Minimalis Priadi Halus 50% 1,4 m 2 Putih Beton Minimalis Pribad Halus
i
8M 7M
36 70
45 80
90% 1,6 m 2 Putih Kayu Simple Pribad Halus
90% 1,6 m 2 Coklat Beton Minimalis Social Halus
i
4M
4M
37 90
46 90
90% 1,6 m 2 Putih Beton Simple Social Halus
70% 0,4 m 2 Putih Beton Minimalis Pribad Halus
4M
i
6M
38 90
47 90
80% 2,4 m 2 Cream Beton Minimalis Pribad Halus
i 90% 0,4 m 2 Putih Beton Minimalis Social Halus
8M
6M
39 80 48 89
80% 1,6m 2 Putih Beton Simple Pribad Halus 80% 0,4 m 2 Hijau Beton Simple Social Halus
i
4M 6M
40 90 49 90
80% 0,4 m 2 Putih Beton Simple Social Halus 90% 0,4 m 2 Abu Beton Simple Pribad Halus
Abu i
6M 6M
80 50 89
41
90% 1,6 m 2 Putih Beton Simple Pribad Halus 90% 0,6 m 2 Abu Beton Minimalis Pribad Halus
i Abu i
4M 5M
51 90
7M
52 89
90% 0,6 m 2 Putih Beton Minimalis Social Halus 70% 0,4 m 2 Putih Beton Minimalis Pribad Halus
i
5M 5m
54 90 63 80
80% 1,6 m 2 Putih Beton Minimalis Pribad Halus 70% 0,4 m 1 Putih Beton Minimalis Pribad Halus
i i
4M 6M
55 90 64 80
90% 0,6 m 2 Putih Beton Minimalis Pribad Halus 70% 1,4 m 1 Putih Beton Simple Pribad Halus
i i
5M 7M
56 89
65 90
89% 0,4 m 3 Putih Beton Minimalis Pribad Halus
i 80% 0,6 m 2 Putih Beton Simple Social Halus
6M
5M
57 90 66 80
89% 0,6 m 2 Putih Beton Minimalis Pibadi Halus 50% 0,4 m 2 Cokelat Kayu Simple Pribad Halus
i
5M 6M
58 90
67 90
90% 0,4 m 2 Putih Beton Mininalis Pribad Halus
i 80% 0,6 m 2 Putih Beton Simple Social Halus
6M
5M
68 90
59
80% 0,4 m 3 Hijau Beton Minimalis Privad Halus
90% 1,4 m 90 Putih Beton Minimalis Pribad Halus
i 6M
3
7M 69 90
6M
60 90
70 90
90% 2,3 1 Putih Beton Simple Social Halus
90% 1,6 m 3 Putih Beton Simple Privad Halus
3M
4
61 90
90% 0,6 m 2 Putih Beton Minimalis Privad Halus 87% 0,4 m 2 Putih Beton Minimalis Social Halus
5M 6M
72 80
82 90
90% 1,6 m 2 Putih Beton Simple Privad Halus
88% 0,4 m 2 Putih Beton Minimalis Social Halus
4M
6M
73 89
4M 84 80 Halus
76 80 5M
80% 0,6 m 2 Biru Beton Minimalis Privad Halus
86 90
5M
80% 3,6 m 2 Cokelat Beton Simple Social Halus
77 90 2M
70% 1,6 m 1 Cream Beton Minimalis Prived Halus
4M
87 80
4M
88 90
6M 89 70
6M
90 90 92 80
90% 0,4 m 2 Putih Beton Minimalis Pivad Halus 50% 0,6 m 2 Hijau Beton Simple Social Halus
6M 5M
91 80 93 90
80% 0,4 m 2 Cokelat Beton Minimalis Privad Halus 80% 0,4 m 2 Hijau Beton Simple Social Halus
6M 6M
SIRKULASI PARKIR
Analisis
Sistem sirkulasi kota sebagai suatu sarana pergerakan
manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat
Analisis :
System parker di corridor uray bawadi kebanyakan
menggunakan parker off street yang mendukung
perdagangan dan permukiman permasalahan yang
terjadi adalah serig kali pengendara yang parker di tepi
jalan contoh nya mobil yang parkir di tepi jalan Ketika
hendak membeli sesuatu di pedagang kaki lima yang
berjualan di tepi jalan sehingga dapat menganggu
pejalan kaki
MASALAH :
Analisis :
bahwa kepadatan yang terjadi di uray bawadi
kebanyakan pengendara bermotor dan mobil namun di
titik lampu merah yang paling banyak menyebabkan
kemacetan adalah pengendara mobil karena faktor jalan
yang tidak terlalu lebar sehingga membuat kepadatan
SIRKULASI MASUK DAN KELUAR KORIDOR
Analisis :
Banyak sekali gang kecil yang bisa memasuki daerah
coridr jalan uray bawadi terdapat 16 gang kecil di
coridor itu memudahkan orang untuk memasuki coridor
tampa perlu melewati uray bawad alianyang – uray
bawadi atau sebalik nya abdurahman – uray baw
Berikut adalah gambar potongan :
SIRKULASI PEJALAN KAKI DAN SEPEDA
4
BERIKUT ADALAH FOTO JALAN PEJALAN KAKI DAN SPEDA
Analisis :
Seperti pada koridor jalan jendral ahmad yani ,
pontianak, pejalan kaki memerlukan tempat untuk
berjalan aman dan nyaman, rencana ini lebih
ditempatkan pada uray bawadi dibatasi ruang dan lalu
lintas yang padat. Pendekatan ini menunjukkan bahwa
lingkungan untuk pejalan kaki, pengendara sepeda, dan
transit pengendara sering diabaikan, membuat jalan
kurang aman dan tidak nyaman bagi pejalan kaki itu
juga termasuk sirukalis pengguna sepeda dimana dpat
membahayakan pengguna sepeda karena faktor jalan
yang kecil dan tidak adanya jalur pengguna sepeda
1 115 METER
2 121.28 METER
3 130.33 METER
RUANG TERBUKA HIJAU PRIBADI
Analisis
Di coridor uray bawadi terdapat lumayan banyak ruang
terbuka hijau yang terawat itu ada di Kawasan
perumahan pribadi sehingga secara individu dapat
menjaga ruang terbuka hijau tersebut
SISTEM PERPOHONAN
NO NAMA POHON TINGGI POHON
Analisis :
Di coridor jalan uray bawadi memiliki sistem perphonan
yang lumayan banyak di beberapa titik itu sangat bagus
bagi pejalan kaki,pengendara motor,pesepeda karena
dapat merasakan keteduhan walaupun tidak semua
jalan uray bawadi mendapatkan sistem perpohonan
Analisis :
SOLUSI :
Membuat jalur khusus pejalan kaki ( trotoar )
Membuat jalur pesepeda sehingga tidak perlu
melewati badan jalan
Menambahkan zebra cros dititik kepadatan
sehingga meminimalisir kecelakaan
Mini market
7. TATA PENANDA KAWASAN
Analisis :
Penanda di jalan uray bawadi sangat banyak sekali
memudahkan ketika orang awam ingin mencari sesuatu
atau ingin ke tempat lain di sekitar coridor uray bawadi
Masalah :
Kurang nya menata dengan baik dalam
penanda
Masih ada penanda yang tertancap di tepi
jalan sehingga menghalangi pandangan dari
bangunan
Solusi :
Merapikan signage yang tidak tertata dengan rapi
SOLID ( FIGUR )
VOID ( GROUND )
• ruang terbuka publik dan private
• jalan dan lapangan
• area parkir publik
• sistem ruang terbuka yang berbentuk linter dan
curvalinier : aliran sungai dan semua yang alami dan
basah
LINKAGE VISUAL CORIDOR
LINKAGE
Kotak putus-putus :
Analisa linkage struktural yang terjadi yaitu dengan
adanya bagian koridor yang terputus
susunanya, sehingga dibutuhkan
penambahan bangunan dan untuk
memberikan penataan pola kawasan yang
sudah ada sebelumnya atau memberikan
kesan yang lebih bagus
---------------------- :
linkage visual yang terjadi adalah linkage koridor yang
dibatasi oleh bangunan dan saluran
drainase
PATH
Analisis : POTONGAN PATH CORIDOR URAY BAWADI
Jenis Path :
Jalan Kolektor
Jalan Koektor sekunder
Jalan Lingkungan
4
Analisis :
Edge adalah batas antara kedua wilayah, yang
berupa pantai, dinding, sungai dan selokan
DISTRIK
Analisis :
Ada 2 distrik pada koridor ini yang memiliki
Persamaan Karakter dari segi fungsinya
yaitu :
Fungsi Perkantoran
Fungsi Perdagangan
NODE
Terdapat node yang kurang kuat di coridor jalan uray
bawadi letak nya di persimpangan 3 jala sultan
abdurahman,jalan uray bawadi dan jalan sultan syahrir
Yang dimana di pintu masuk jalan uray bawadi sangat
sepi sekali dari pejalan kaki dan kebanyakan aktifitas
pengendara yang sering melewati pesimpangan dan
pintu masuk tersebut
Masalah :
Tidak adanya trotoar dari arah sultan abdurahman
menuju jalan uray bawadi oleh karena itu sangat sedikit
sekali pejalan kaki yang melewati persimpangan
tersebut
Solusi :
Untuk memperkuat node maka perlunya Membuat
trotoar
Analisis :
LAND MARK
Analisis :
Di coridor uray bawadi terdapat 5 ladmark yaitu masjid
ash sholihin kantor tindak pidana indomaret alfamart
dan terdapat juga landmark di luar coridor uray bawadi
yaitu gereja katolik
Permasalahan :
Sering terjadi kemacetan di lampu merah
Tidak adanya trotoar bagi pejalan kaki
Gsb yang tidak beraturan
Tidak adanya lahan parkir pkl
Ruang terbuka hijau pribadi yang tidak dapat
dimanfaatkan
Potensi :
Menjadikan Kawasan uray bawadi sebagai Kawasan
perdagangan
Membuat Kawasan uray bawadi ramah lingkungan
bagi pejalan kaki
Kesimpulan :
Perlunya mengatasi kemacetan yang ada dan membuat
trotoar bagi pengguna pejalan kaki dan membenahi gsb
yang tidak beraturan yang ada di kawasan tersebut
BAB IV
KONSEP DASAR PERANCANGAN TATA BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN
1.VISI PEMBANGUNAN KONSEP PERANCANGAN STRUKTUR TATA
BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Menjadikan coridor uray bawadi sebagai
Kawasan campuran yang mendukung
perdagangan dan permukiman
Menjadikan coridor uray bawadi sebagai
Kawasan pejalan kaki yang ramah
lingkungan
Mewujudkan coridor uray bawadi yang
pedestrian friendly, yaitu suatu konsep
perancangan yang mempertimbangkan
pengguna pejalan kaki sebagai hal utama,
penting nya konsep ini di terapkan dalam
perencanaan suatu kawasn adalah untuk
meningkatkan efesiensi dan efektitas
kegiatan yang berlangsung di dalamnya,
kriteria pedestrian friendly yaitu
menjadikan zona pejalan kaki sebagai
prioritas, jalan yang ramah lingkungan,
dan akses jalur pejalan kaki yang jelas dan
berkelanjutan
1.TATA GUNA LAHAN/LAND USE
Mendukung Kawasan uray bawadi sebagai Kawasan
NO PERDAGANGAN PERKANTORAN PERUMAHAN TEMPAT campuran dengan mendukung perdagangan dan
IBADAH permukiman karena faktor di kawasan tersebut yang
1 67 5 35 2
mendominasi adalah Kawasan perdagangan serta
mengundang masyarakat sekitar untuk berkunjung serta
KONSEP : melihat berbagai macam pkl yang berada di corridor
dapat meningkatkan daya Tarik serta meningkatkan
aktifitas di coridor tersebut
KONSEP :
Memerkuat landmark dengan menambahkan signage
yang unik guna menarik perhatian masyarakat sekitar
dan semakin banyak landmark maka semakin banyak
yang mengetahui jalan coridor uray bawadi
KONSEP :
Membuat kawasn uray bawadi menjadi 2 distrik yaitu
perumahan dan perdagangan yang dimana didalamya
juga ada pemerintahan oleh karena itu dapat menaikan
tingkat aktivitas masyarakat sekitar
KONSEP :
Membuat bangunan yang berada di kawasan uray
bawadi terlihat indah dengan gsb yang rapi sehingga
bangunan dapat di lihat dengan rapi dan bagus serta
Mewujudkan Kawasan di uray bawadi memiliki setback
bangunan yang tertata degan rapi sehingga pejalan kaki
dapat melihat dengan nyaman bangunan yang berada di
Kawasan tersebut
3.PARKIR
KONSEP :
Memanfaatkan lahan yang tidak terpakai dan
menjadikan tempat parkir bagi pengendara yang
ingin singgah dan membuat parkir on street di
beberapa titik yang jarang terjadi kemacetan
NODE :
Dengan adanya tempat parkir dan on street maka
akan terjadinya node di sekitaran tempat parkir
tersebut dikarenakan pengendara yang ingn
menyeberang dari arah berlawanan akan
terciptanya suatu ruang
4.RUANG TERBUKA
KONSEP :
Membuat taman dengan memanfaatkan ruang terbuka
hijau yang tidak di gunakan sehingga masrayakat sekitar
dapat dengan nyaman menggunakan taman tersebut
untuk bersanatai dan berinteraksi dengan masyarakat
sekitar dan tentu nya ramah bagi pejalan kaki
LAND MARK
KONSEP :
Dengan mamanfaatkan ruang terbuka hijau yang tidak
terpakai untuk dijadikan taman untuk bersantai sambal
menikmati taman dan aktifitas sekitar taman
5.TATA JALUR PEJALAN KAKI
KONSEP :
PATH
KONSEP :
PATH :
Dengan memanfaatkan street furniture yang ada di
jalan uray bawadi dapat menaikan tingkat aktifitas dan
membuat pejalan kaki tidak merasa bosan Ketika
berpindah ke tempat lain nya
7.SIGNAGE
KONSEP :
Membuat penanda khusus Dijalan uray bawadi dimana
dapat menjadi daya Tarik tersendiri Ketika melihat
signage yang ada di coridor uray bawadi
LANDMARK :
Dengan adanya signage yang dapat dan muda dikenali
banyak orang maka kawasan uray bawadi sangat mudah
di ketahui karena lumayan banyak signage yang bagus
dan dikenali orang seperti indomaret dan alfamart