Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN


LINGKUNGAN (RTBL) KOTA KUALA PEMBUANGAN
KABUPATEN SERUYAN
1.1 LATAR BELAKANG
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah elemen pembentukan
perwujudan kota dan mengisi lahan sesuai dengan tata ruang yang sebelumnya
telah disusun oleh pemerintah daerah yang bersangkutan, tata ruang tersebut yang
pada kegiatan pelaksanaan pembangunan fisik kota disusun berupa sesuatu
Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) yang berperan sebagai salah satu
perangkat pengelolaan pembangunan kota yang membuat arahan pengembangan
dan pemanfaatan fiingsi ruang kota.
Kota Kuala Pembuang merupakan pusat kegiatan masyarakat yang mampu
menjadi salah satu land mark. Tetapi ditengah gencarnya pembangunan wilayah
perkotaan, dan seiring dengan jalannya waktu pembangunan dan pengembangan
wilayah, sering terabaikan dan kehilangan identitasnya.
Jika dicermati lebih jauh, Kota Kuala Pembuang memiliki banyak potensi yang
sangat bermanfaat bagi seluruh warga masyarakat ditengah gencarnya upaya untuk
menggelar program kualitas lingkungan dan ekonomi. hal ini tentunya dapat
diintergrasinya dengan kualitas program disektor transportasi, kebersihan dan
pertanaman, kependudukan serta penataan bangunan lingkungan.
Arahan atau pun petunjuk tentang perwujudan ruang kota pada RUTRK yang
memberi pedoman perancangannya belum dicantum secara lebih detail dengan
belum tersedianya panduan semacam itu maka yang sering dan sudah terjadi
banyak kota besar maupun sedang di Indonesia ini adalah tenvujudnya " wajah
kota " yang tidak terarah sebagaimana mestinya.
Yang dimaksud dengan wajah kota yaitu wujud fisik kota yang ditampilkan oleh
adanya bangunan baik yang dibangun secara mandiri maupun kelompok, termasuk
seluruh lingkungan.
Agar tercipta suatu perwujudan ruang kota yang memenuhi persyaratan
lingkungan permukiman yang tertib, aman, nyaman, selaras, dan serasi diperlukan
suatu aturan dan arahan pembangunan fisik tersebut umumnya disusun dalam
bentuk panduan perancangan bagian atau kawasan tertentu dari suatu kota.
Panduan tersebut memuat pedoman teknik yang lebih rinci agar dapat dipakai bagi
setiap pameran pembangunan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan pada
kawasan yang bersangkutan dan sudah bersifat tiga dimensi.
Kegiatan ini selanjutnya erat kaitannya dengan upaya penyusunan rencana, aturan
ataupun arahan pembangunan fisik kota yang lebih detail dari suatu rencana tata
ruang kota, berupa Rencana Tata Bangunan Beserta Lingkungan (selanjutnya
disingkat RTBL).
Kegiatan perencanaan tata bangunan dan lingkungan selanjutnya dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu kegiatan menyusun Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) atau dikenal sebagai desain bangunan.
Penyiapan aturan dan arahan pembangunan fisik kota ini adalah sebagai tindak
lanjut dari adanya rencana tata ruang kota.
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan tersebut selain memuat kebijaksanaan
pengembangan kawasan kota/kawasan tertentu juga berupa rancangan
kawasan/bagian kota (urban desain) yang sebenarnya bermakna sebagai rancangan
kelompok bangunan beserta lingkungannya dan memuat kebijakan pengelolaan
lingkungan kota.
Idealnya pada setiap bagian kota telah disiapkan suatu RTBL khusus untuk
kawasan tersebut. Penentuannya berdasarkan hasil identifikasi pemerintah daerah
setempat. Prioritas penanganannya terutama dilakukan pada daerah atau kawasan
kota yang memiliki kecenderungan tumbuh cepat dan atau memiliki ke khususan
hingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat.
Bagian kota yang cenderung perlu diawasi dan dikendalikan secara khususnya
misalnya : pada pusat perdagangan, kawasan wisata, kawasan yang atas
pertimbangan histories maupun kekhasan nilai arsitekturalnya perlu dijaga dan
dilestarikan, kawasan yang memiliki kondisi geografis tertentu hingga
memerlukan perhatian khusus terutama atas pertimbangan keselamatan
bangunan/pembangunan fisik kota yang sering dilakukan oleh
Pemerintah Daerah, kasus yang sering menimbulkan permasalahan yaitu adanya
perombakan bagian kota berserta kelompok bangunan didalamnya.
Barangkat dan upaya peningkatan kualiatas lingkungan hidup, telah banyak
dilaksanakan program peremajaan kota, pengembangan lingkungan potensial pusat
perdagangan dan sebagainya.
Dari sekian cara penanganan kegiatan serupa, kasus peremajaan pusat perdagangan
dan sejenisnya perlu diperhatikan khususnya dan iangkah penanganan yang memadai.
Hal ini diperlukan mengingat makin sering timbulnya permasalahan yang sering ada
yaitu terjadinya " perombakan dan penghancuran " sebagian atau total pada bagian
kota yang akan dibangun tanpa pertimbangan matang hingga menimbulkan kerugian
bagi pihak lain yang seharusnya dapat dihindari.
Hal demikian sering menjadi agenda pembahasan baik dikalangan pengambilan
kebijaksanaan (pemerintah), pihak pelaku / pelaksana yang terkait dalam proses
pembangunan dilapangan (swasta / investor), serta kalangan masyarakat jamak
(masyarakat umum, pengamat aspek penataan bangunan dan perancangan bagian
kota).
Kesimpulan dan pembahasan selalu tidak jauh dari kesamaan pendapat bahwa suatu
perangkat kendali pembangunan ditingkat distrik / bagian kota sangat mendesak
diperlukan.
Perangkat tersebut seperti dimaksud dalam acuan ini berupa Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan (RTBL) yang berperan sebagai panduan perancangan dan arahan
pembangunan untuk sesuatu bagian kota (urban design guidelines and development
control).
RTBL adalah pendekatan rancangan bagian kota/desa yang diperlukan setelah RDTR
untuk memberikan panduan perwujudan bangunan dan lingkungan dan panduan
pengendalian pembanguanan.
Sehubungan dengan uraian diatas suatu kegiatan penyusunan Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan diperlukan dan akan disiapkan untuk Kota Kuala Pembuang.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan disusunnya suatu Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan adalah
untuk mewujudkan lingkungan kota yang kaya dengan variasi, jatidiri, berwawasan
lingkungan dan tidak monoton dan membosankan.
Dengan perwujudan tersebut diharapkan dapat mendorong peningkatan produktivitas
kota, yang menuju pada pertumbuhan ekonomi dan kesejateraan masyarakat
diperkotaan sebagaimana dimaksud dalam usulan kegiatan ini.
1.3 SASARAN
Dengan adanya perangkat pembangunan yang berupa Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan maka diharapkan akan dicapai beberapa sasaran dan manfaat yang
dapat. diperoleh bagi Pemerintah Daerah dalam pengelolaan pembangunan kota /
daerah antara lain dalam hal: ,
1. Mengendalikan pemanfaatan bangunan dan lingkungan yang dapat
menekan kecenderungan negatif transformasi fungsi kawasan / bagian kota.
2. Meningkatkan dayaguna intensitas lingkungan.
3. Mendorong vitalisasi fungsi kawasan yang efisien didalam menampung semua
aktivitas masyarakat.
4. Menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan dan menampung fenomena
sosial yang ada dalam masyarakat.
5. Mendefinisikan ruang dengan memperhatikan aspek pengendalian
bentuk massa bangunan, aspek non fisik dan aspek lingkungan.
6. Memberikan dorongan dan ruang gerak bagi pendekatan perencana Tata
Bangunan yang kreatif dan inovatif.
7. DED tahun pertama untuk bagian kawasan terpilih.
8. Usulan pertahapan kegiatan fisik.

Lingkup Pekerjaan Penyusunan Rencana Penataan Bangunan meliputi :


a. Perumusan kebijaksanaan Penanganan Penataan Bangunan secara Nasional oleh
aparat pemerintah daerah, yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam menentukan
prioritas wilayah yang akan ditangani.
b. Perumusan Kebijaksanaan Pengendalian Pengembangan Lingkungan oleh aparat
Pemerintah Daerah dalam Pengendalian Pengembangan Lingkungan pada Kawasan
Penataan Bangunan.

Kegiatan Rencana Penataan Bangunan dilakukan dengan penyusunan persyaratan


perancangan fisik kawasan khususnya pada kawasan-kawasan dengan tingkat "
pengendalian ketat " (high control) agar dicapai suatu perkembangan pembangunan
yang meningkatkan kualitas, keserasian serta kenyamanan lingkungan / kawasan.
Kegiatan rencana penataan bangunan dilakukan dengan menyusun pengaturan dalam
bentuk rencana lingkungan (urban design guidelines) untuk wilayah / kawasan dalam
skala 1:500, 1: 100, atau skala yang lebih besar dengan areal pengamatan sesuai hasil
identifikasi atau seluas kurang 5 ha atau lebih dari 5 ha untuk kawasan yang secara
kesatuan memiliki kekhususan.
Masukan yang dihimpun pada kegiatan rencana penataan bangunan berupa
kebijaksanaan pengembangan lingkungan pada idetifikasi kawasan, kepustakaan yang
berkaitan dengan bentuk rancangan lingkungan serta hal lain yang melandasi dalam
Pola Rencana Penataan Bangunan.
Keluaran yang dihasilkan oleh kegiatan Rencana Penataan Bangunan pada tingkat
operasional berupa pengaturan pola rancangan penataan bangunan pada lokasi yang
telah ditentukan dan tingkat policy berupa pengendalian pengembangan lingkungan
yang diarahkan berdasarkan Rencana Penataan Bangunan.
Setelah suatu Perencanaan Penataan Bangunan disiapkan oleh pemerintah daerah,
maka langkah selanjutnya ialah penyusunan / penyiapan panduan / pedoman yang
lebih rinci. Panduan tersebut yaitu Pedoman Penataan Bangunan Kawasan (urban
design brief).
Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan adalah penyusunan pedoman sebagai
petunjuk pelaksanaan dilapangan baik dalam bentuk tulisan ataupun gambar
desain sarana dan fasilitas lingkungan.
Kegiatan Pedoman Penataan Bangunan dilakukan dengan menyusun pengaturan
dalam bentuk perancangan fisik wilayah / kawasan (urban design brief).
Keluaran yang dihasilkan oleh kegiatan pedoman Penataan Bangunan berupa
arahan detail Rancangan Tata Bangunan dan Lingkungan pada wilayah / Kawasan
tertentu, sebagai pengendaliannya untuk tahap perizinan dilokasi yang dibuat
Pedoman Penataan Bangunan.
Meskipun sebenarnya suatu Pedoman Penataan Bangunan Kawasan (urban design
brief) merupakan dokumen tambahan dari suatu panduan rancang bangun (design
guidance) yang telah tertuang didalam Rencana Penataan Bangunan, sebagai
masukan teknis pedoman ini bersifat lebih detail, khususnya menyangkut aspek
perancangan bangunan. Oleh karenanya pedoman penataan bangunan ini akan
berlaku dan ditujukan untuk suatu kawasan tertentu dengan menekankan upaya
pengaturan dan pembinaan rancangan bangunan (arsitektur).

MENGETAHUI/MENYETUJUI :
Pejabat Pembuat Komitmen Disusun Oleh :
Kegiatari Pembinaan Teknis Bangunan Gedung,
Panitia Pengadaan Barang / Jasa
Ke t u a,

YANAWATI. St DURAS PURBA. SH


NIP. 110 036 542 NIP. 010 088 738

Anda mungkin juga menyukai