Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KEGlATAN

PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KOTA TIAKUR


KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA

I. LATAR BELAKANG
Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah kegiatan yang bertujuan
mengendalikan pemanfaatan ruang dan menciptakan lingkungan yang tertata,
berkelanjutan, berkualitas serta menambah vitalitas ekonomi dan kehidupan masyarakat.
Oleh karenanya penyusunan dokumen RTBL, selain sebagai pemenuhan aspek legal-
formal, yaitu sebagai produk pengaturan pemanfaatan ruang serta penataan bangunan
dan lingkungan pada kawasan terpilih, juga sebagai dokumen panduan/pengendali
pembangunan dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan kawasan
terpilih supaya memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan lingskungan yang
berkelanjutan meliputi: pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan,
peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang
publik, perwujudan pelindungan lingkungan, serta peningkatan vitalitas ekonomi
lingkungan.
Selain hal tersebut RTBL mempunyai manfaat untuk mengarahkan jalannya
pembangunan sejak dini, mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna,
spesifik setempat dan konkret sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, melengkapi
peraturan daerah tentang bangunan gedung, mewujudkan kesatuan karakter dan
meningkatkan kualitas bangunan gedung dan lingkungan/kawasan, mengendalikan
pertumbuhan fisik suatu lingkungan/ kawasan, menjamin implementasi pembangunan
agar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan
lingkungan/kawasan yang berkelanjutan, menjamin terpeliharanya hasil pembangunan
pasca pelaksanaan, karena adanya rasa memiliki dari masyarakat terhadap semua hasil
pembangunan.Konsep kota hijau (kota berkelanjutan) merupakan kota yang dibangun
dengan tidak mengorbankan aset kota, melainkan terus menerus memupuk semua
kelompok aset meliputi manusia, lingkungan terbangun, sumber daya alam, lingkungan
dan kualitas prasarana perkotaan. Kota hijau juga dapat dipahami sebagai kota yang
ramah lingkungan berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, antara lain dengan memanfaatkan secara
efektif dan efisien sumber daya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem
transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, dan mensinergikan lingkungan
alami dan buatan.
RTBL adalah sebuah produk pengaturan yang disusun diharapkan dapat
mensinergikan seluruh perencanaan yang ada di suatu kawasan sehingga dapat
mendukung dan memberikan kontribusi terhadap terwujudnya kota hijau yang
berkelanjutan.
RTBL adalah juga merupakan upaya konservasi kawasan berskala lingkungan
dalam dokumen yang disusun sesuai Pedoman RTBL (Permen PU No. 06/PRT/M/2007).

1
Upaya tersebut diharapkan tercapai dengan fokus pada penciptaan ide-ide kreatif
sebagai target hijau kawasan yang:
1. Menciptakan suasana kondusif dalam rangka pembangunan bangunan gedung hijau;
2. Fokus pada desain lingkungan yang dapat menghemat penggunaan sumber daya tak
terbarukan/fossil fuel; dan
3. Pendetilan tata cara pelaksanaan di tingkat basis masyarakat untuk mencapai target
sasaran ‘hijau’di wilayahnya.
Dalam pelaksanaan, sesuai kompleksitas permasalahan kawasannya, RTBL juga
dapat berupa :
 Rencana aksi/kegiatan komunitas (community-action plan/CAP);
 Rencana penataan lingkungan (neighbourhood-development plan/NDP),
 Panduan rancang kota (urban-design guidelines/UDGL).
Seluruh rencana, rancangan, aturan, dan mekanisme dalam penyusunan Dokumen
RTBL harus merujuk pada pranata pembangunan yang lebih tinggi, baik pada lingkup
kawasan, kota, maupun wilayah.
Berkaitan hal dimaksud pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya melakukan review
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kota Tiakur.

II. PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN RTBL


A. Pengertian RTBL
RTBL mempunyai pengertian yang bermacam-macam, diantaranya adalah:
 RTBL adalah rencana teknik dan program tata bangunan serta pedoman
pengendalian pembangunan, sebagai salah satu alat pengendalian pemanfaatan
ruang yang diberlakukan secara khusus pada bangunan atau kelompok bangunan
pada suatu lingkungan/kawasan. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bangunan
Khusus (PBK).
 RTBL merupakan suatu rencana yang didalamnya menuangkan beberapa
panduan rancang bangun (design guidance) suatu lingkungan bangunan, untuk
mengendalikan suatu koridor tertentu dalam rangka menciptakan dan
mengendalikan wujud struktural pemanfaatan ruang kota dan dilengkapi dengan
pedoman penataan yang bersifat lebih detail seperti pengendalian terhadap
ketinggian bangunan, jarak antar bangunan, garis langit dan sebagainya.
 RTBL adalah rencana yang memberikan rancangan spesifik pada bangunan dan
lingkungan pada kawasan perencanaan yang memuat rencana detail dan rencana
pengelolaannya, sehingga secara teknis akan siap dijadikan pegangan pokok
bagi pelaksanaan pembangunan dan menjadi instrumen pengendalian bagi
Pemerintahan Daerah, pihak swasta dan masyarakat dalam pembangunan kota.
 RTBL adalah suatu dokumen yang memuat penetapan penggunaan lahan,
bangunan di dalam maupun di luar kapling, blok, lengkap dengan intensitas dan
kapasitasnya secara detail, terperinci serta rencana utilitas lingkungan, wujud
bangunan dan ruang terbuka. Dokumen ini merupakan landasan bagi pemberian
IMB.
 Inti dari perencanaan tata ruang kota adalah untuk mengatur penggunaan ruang.
kriteria perencanaan kota berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan
Prasarana Wilayah No. 327/KPTS/M/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman
Bidang Penataan Ruang, yaitu :

2
a) Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan mempunyai wilayah perencanaan
yang mencakup sebagian atau seluruh kawasan tertentu yang dapat
merupakan satu atau beberapa unit lingkungan perencanaan.
b) Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan berisi tentang rumusan rencana
tapak pemanfaatan ruang kota, pra rencana teknik jaringan utilitas, pra
rencana teknik jaringan jalan, pra rencana teknik bangunan gedung, pra
rencana teknik bukan bangunan gedung dan ruang terbuka beserta rencana
indikasi proyek. Berikut ini adalah penjabaran dari masing-masing rumusan
rencana tersebut yang menjelaskan kedalaman materi, yaitu :
(1). Rencana tapak pemanfaatan ruang, mencakup rumusan geometrik
tata letak bangunan dan bangunan pada setiap blok peruntukan dan
jaringan pergerakan serta utilitas
(2). Pra rencana pola dan konstruksi jaringan jalan, mencakup arahan
geometrik pra detail kerekayasaan jaringan jalan untuk setiap ruas
jalan yang digambarkan secara terinci bagi setiap jenis jalan dan
kelas jalan.
(3). Pra rencana bentuk dan konstruksi jaringan utilitas, mencakup
arahan geometrik pra detail kerekayasaan jaringan air bersih,
jaringan air kotor, jaringan gas, jaringan listrik, jaringan telephone
pada setiap blok peruntukan.
(4). Pra rencana bentuk dan konstruksi bangunan gedung, mencakup
arahan geometrik pra detail kerekayasaan bangunan gedung untuk
setiap blok peruntukan yang digambarkan secara rinci bagi setiap
bangunan.
(5). Pra rencana bentuk dan konstruksi bangunan bukan gedung,
mencakup arahan geometrik pra detail kerekayasaan bangunan
bukan gedung untuk setiap blok peruntukan yang digambarkan
secara terinci bagi setiap bangunan.
Jangka waktu Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan adalah 1 tahun. Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan dilengkapi pula dengan gambar rencana pada peta
rencana dengan skala sama dan atau lebih besar dari 1:1000. Dalam pembuatan
peta untuk RTBL dibuat sekurang kurangnya rangkap 5 dengan berwarna dan
menggunakan legenda yang sama dengan RDTRK dan dihimpun dalam bentuk
album (Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 1988).
Gambar peta rencana tersebut merupakan Rencana Teknis Tata Ruang yang antara
lain adalah:
 Rencana tata guna lahan
 Rencana perpetakan lahan
 Rencana intensitas penggunaan ruang
 Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
 Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
 Ketinggian dan jarak bangunan
 Kepadatan bangunan
 Bidang muka bangunan (fasade)
 Garis Sempadan Bangunan
 Rencana sirkulasi dan transportasi
(1). Jaringan jalan

3
(2). Moda tranportasi
 Rencana Ruang Terbuka Hijau
 Rencana Signage
 Rencana Street Furniture
 Rencana pengembangan sistem utilitas perkotaan
(1). Air bersih
(2). Drainase
(3). Listrik
(4). Telepon
(5). Sanitasi dan sampah
 Peraturan pembangunan
Penataan kota dengan memanfaatkan potensi dan ruang perkotaan sangat
dibutuhkan sebagai salah satu upaya untuk mengikuti perkembangan kota yang kian
pesat. Perlu dilakukan pengembangan infrastruktur untuk menunjang segala kegiatan
kota yang akan dikembangkan. Sektor transportasi yang menjadi salah satu aspek
penting dalam perkembangan suatu kota juga perlu diperhatikan dalam penataan
ruang sarana prasarana pendukungnya.

B. Kedudukan RTBL
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dapat memberikan suatu kebijaksanaan
khusus yang perlu diambil untuk memberikan kejelasan rencana secara teknis,
dimana cakupan wilayahnya lebih spesifik dan mendetail daripada rencana-rencana
tata ruang yang lain seperti RDTRK maupun RTRW. Dengan kata lain RTBL
merupakan penjabaran dari rencana-rencana tersebut. Namun RTBL dapat disusun
tanpa mengikuti hirarki rencana tata ruang seperti yang diatur dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 2 tahun 1987 dimana penyusunannya disesuaikan
menurut kebutuhan dan kepentingan dengan syarat harus mendapatkan persetujuan
dari Menteri Dalam Negeri.
RTBL sebagai dokumen yang
mempunyai konsep atau strategi
umum untuk menangani atau
mengendalikan bentuk pola atau
tata bangunan, memiliki konsep
dasar, yaitu konsep peruntukan
lahan, konsep kebutuhan bangunan
dan lingkungan, konsep sirkulasi
(antar lingkungan dan bangunan)
untuk kendaraan, pejalan kaki dan
parkir, konsep ruang terbuka hijau,
serta konsep bangunan dan
lingkungan. Sehingga laporan ini
lebih bersifat detail pada bentuk
persil dari tiap-tiap bangunan yang
ada.

4
III. MAKSUD, TUJUAN, SASARAN PERENCANAAN TATA BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN (RTBL) KOTA TIAKUR

A. Maksud
Maksud dari penyusunan dokumen RTBL adalah sebagai dokumen panduan umum
yang menyeluruh dan memiliki kepastian hukum tentang perencanaan tata bangunan
dan lingkungan dari suatu kawasan tertentu baik di perkotaan maupun di perdesaan
B. Tujuan, dan Sasaran RTBL
Tujuan Penyusunan RTBL ini adalah terarahnya penyelenggaraan penataan
bangunan dan lingkungan di kawasan Kota Tiakur, sesuai dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagaimana diamanatkan oleh UURI No.
28/2002 tentang Bangunan Gedung sebagai dokumen pengendali dalam
penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan pada suatu kawasan yang
tertentu sehingga memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan
yang berkelanjutan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal dengan
memperhatikan konteks lingkungannya, meliputi:
1. Pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan;
2. Peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan
ruang publik;
3. Perwujudan pelindungan lingkungan, serta;
4. Peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan.

Sedangkan Sasaran Penyusunan RTBL sendiri antara lain adalah


1. Tersusunnya Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Kawasan Kota Tiakur sesuai dengan Pedoman Penyusunan RTBL yang terdapat
pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007, yang dapat
digunakan sebagai panduan dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan
lingkungan di kawasan tersebut;
2. Tersusunnya Naskah Peraturan Bupati/Walikota tentang penetapan Dokumen
RTBL pada Kawasan Kota Tiakur, Kecamatan Moa sebagai produk pengaturan
yang legal di kawasan tersebut.

IV. RUANG LINGKUP RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN


A. Ruang Lingkup Kegiatan
Berikut adalah ruang lingkup kegiatan terkait dengan Penyusunan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Kota Tiakur, adalah :
1. Identifikasi karakteristik Kawasan Kota Tiakur, yang meliputi:
a) Mengetahui tata guna lahan Kawasan Kota Tiakur berdasarkan fungsi guna
lahan dan perpetakan bangunan.
b) Mengetahui intensitas pembangunan dengan mengetahui:
 Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dengan cara menghitung luas lahan dan
luas bangunan
 Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dengan cara menghitung jumlah lantai,
luas lantai keseluruhan, luas kapling
 Garis Sempadan Bangunan (GSB) dengan cara menghitung jarak muka
bangunan dengan as jalan

5
 Fisik bangunan dengan cara mengetahui tampilan bangunan yaitu dilihat
dari fasade bangunan, mengetahui kesan bangunan dan lingkunagan, sifat
dan kondisi bangunan, bentuk estetika dan struktur bangunan.
c) Mengetahui sirkulasi di Kawasan Kota Tiakur baik sirkulasi kendaraan
maupun sirkulasi pejalan kaki. Untuk sirkulasi kendaraan dengan cara
mengetahui laju harian rata-rata (LHR) kendaraan, volume kendaraan, arah
lalu lintas, dan moda yang melalui koridor jalan. Sedangkan untuk sirkulasi
pejalan kaki dengan cara mengetahui laju harian rata-rata (LHR) pejalan kaki,
volume pejalan kaki, arah pejalan kaki, penyediaan pedestrian yang berupa
trotoar, ukuran dan kapasitas trotoar.
d) Mengetahui tempat parkir dengan cara mengetahui peletakan parkir,
kapasitas parkir, elemen- elemen parkir, bangkitan dan tarikan.
e) Mengetahui tempat penyebrangan yang ada di Kawasan Kota Tiakur seperti
zebra cross.
f) Mengetahui karakter jalan sepanjang koridor dengan cara mengetahui
geometrik jalan (Rumaja, Rumija, Ruwisja), panjang jalan, hirarki jalan, jalur
dan lajur, median jalan, marka jalan, dan persimpangan.
g) Mengetahui unsure-unsur penunjang bangunan dan lingkungan yang ada di
Kawasan Kota Tiakur, meliputi signage, penghijauan dan street furniture
(halte, penerangan jalan, bis surat, boks telepon, PKL, tempat sampah,
rambu-rambu lalu lintas, traffict light).
h) Mengetahui Ruang Terbuka Hijau yang ada di Kawasan Kota Tiakur, baik itu
di dalam tapak maupun di luar tapak.
i) Mengetahui jaringan utilitas yang masih ada di Kawasan Kota Tiakur. Utilitas
yang perlu diketahui adalah:
 Jaringan Listrik; yang terdiri dari seluruh jaringan kabel listrik, lokasi gardu
induk, lokasi tiang listrik, jarak antar tiang, jumlah tiang.
 Jaringan air bersih; yang terdiri dari Jaringan pipa, lokasi menara
penampungan, lokasi hydran umum, lokasi hydran kebakaran, lokasi kran
umum.
 Jaringan telepon; yang terdiri dari seluruh jaringan kabel telpon, lokasi
tiang, jarak antar tiang
 Jaringan drainase; lokasi saluran, hirarki saluran, bentuk saluran
2. Konsep Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang digunakan terdiri dari:
a) Konsep Rencana Penggunaan Lahan di Kawasan Kota Tiakur
b) Konsep Rencana Perpetakan Lahan di Kawasan Kota Tiakur
c) Konsep Rencana Intensitas Pembangunan
d) Konsep Rencana bangunan dan lingkungan
e) Konsep Rencana Sirkulasi dan Linkage Sistem
f) Konsep Rencana Street Furniture
g) Konsep Rencana Ruang Terbuka Hijau
h) Konsep Rencana Penataan Jaringan Utilitas di Kawasan Kota Tiakur
i) Konsep Pengembangan Wilayah
3. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang digunakan Kawasan Kota Tiakur
terdiri dari:
a) Rencana Penggunaan Lahan di Kawasan Kota Tiakur
b) Rencana Perpetakan Lahan di Kawasan Kota Tiakur

6
c) Rencana Intensitas Pembangunan
d) Rencana bangunan dan lingkungan
e) Rencana Sirkulasi dan Linkage Sistem
f) Rencana Street Furniture
g) Rencana Ruang Terbuka Hijau
h) Rencana Penataan Jaringan Utilitas di Kawasan Kota Tiakur
i) Rencana Program-program pembangunan
B. Ruang Lingkup Wilayah
Output dari kegiatan ini adalah tersusunnya Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) pada Kawasan Kota Tiakur sesuai dengan Pedoman Penyusunan RTBL yang
terdapat pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007, yang dapat
digunakan sebagai panduan dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan
lingkungan di kawasan tersebut.
C. Tahapan Penyusunan RTBL
Penyusunan dan penetapan rencana tata ruang, ditempuh dalam tahapan-tahapan
Tahapan-tahapan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan
Kota Tiakur adalah sebagai berikut:
(1). Melakukan penyusunan program kerja (alur pikir dan jadwal) dan penyusunan
instrumen pendataan dan analisis.
(2). Mengkaji dan merumuskan kembali kebijakan, peraturan, standar, pedoman dan
kriteria serta landasan teori tentang penataan bangunan dan lingkungan.
(3). Mengkaji peraturan daerah dan dokumen perencanaan daerah terkait dengan
penataan bangunan dan lingkungan, diantaranya adalah Rencana Tata Ruang,
Peraturan Daerah Bangunan Gedung, Dokumen/Rencana Penataan Kawasan
terkait, rencana pembangunan infrastruktur dan bangunan di sekitar lokasi
perencanaan, dll.
(4). Mengkaji lokasi perencanaan (delineasi) kawasan dalam konteks penataan
bangunan dan lingkungan sekitarnya sesuai dengan seluruh dokumen rencana
tata ruang yang tersedia.
(5). Melakukan kegiatan pendataan, analisis kawasan dan wilayah perencanaan, dan
penyusunan konsep sesuai dengan Uraian Kegiatan. Setiap pengadaan data dan
informasi harus diupayakan oleh Pelaksana (Konsultan Perencana), namun
sepanjang tersedia, Instansi Teknis terkait di Dinas Kabupaten Maluku Barat
Daya dapat mendukung pengadaan data dimaksud terutama bagi data dan
informasi yang tersedia dalam jangkauan kewenangan. Untuk setiap data
diharapkan terdapat lebih dari 1 (satu) alternatif atau referensi data, sedangkan
yang bersifat peraturan perundang-undangan yang berlaku harus diperoleh
secara lengkap dan mutakhir.
(6). Materi pokok penyusunan RTBL sebagai berikut (mengacu pada arahan
Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) :
a. Program Bangunan dan Lingkungan;
b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan;
c. Rencana Investasi;
d. Ketentuan Pengendalian Rencana;
e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.
(7). Menyusun Konsep Keputusan Bupati dan/atau Peraturan Daerah tentang
Pemberlakuan Dokumen RTBL Kawasan yang dimaksud.

7
(8). Penetapan strategi dan program pencapaian sasaran kegiatan;
(9). Pengumpulan data dan informasi terutama referensi peraturan tentang
penyelenggaraan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di tingkat Kabupaten
dan Provinsi, serta peraturan perundang-undangan yang bersifat nasional yang
berkaitan dengan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di
daerah;
(10). Pengolahan data dan pengembangan alternatif konsep pola pikir dan struktur
materi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan serta penyusunan
Rancangan/Konsep Peraturan Bupati dan/atau Peraturan Daerahnya;
(11). Pembahasan di tingkat Kota dan Provinsi bersama dengan Tim Teknis dan
instansi teknis terkait;
(12). Pembahasan bersama dengan Tim Teknis Penataan Bangunan dan Lingkungan;
(13). Pembahasan dalam bentuk Diskusi, yang melibatkan seluruh pelaku
pembangunan penataan bangunan dan lingkungan, baik dari Sektor Pemerintah
(Daerah/SKPD terkait) maupun Sektor Dunia Usaha, Asosiasi Profesi dan
Akademisi. Tahap ini akan dilaksanakan setelah proses/tahap pembahasan
sebelumnya telah dapat diselesaikan.

V. LANDASAN HUKUM DAN PERUNDANGAN


Peraturan dan perundangan maupun kebijakan yang perlu diacu tersebut di
antaranya adalah sebagai berikut :
a) Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
b) Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
c) Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
d) Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang;
e) Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung;
f) Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan
Hidup;
g) Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa
Pemerintah;
h) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang
i) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional;
j) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung
k) Peraturan Menteri PU Nomor 29/PRT/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung;
l) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di KawasanPerkotaan;
m) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 18/PRT/M/.2010 tentang Pedoman
Revitalisasi Kawasan;
n) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 03/SE/M/2009 tentang Modul
Sosialisasi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
o) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
p) Peraturan Menteri PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Persyaratan Teknis
Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan;

8
q) SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan;
r) Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 01/SE/DC/2009 perihal Modul
Sosialisasi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
s) Peraturan Daerah/Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) pada Kabupaten/Walikota tempat lokasi studi; dan
t) Peraturan Daerah/Rancangan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung pada
Kabupaten/Walikota tempat lokasi studi.

VI. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) pada
Kawasan Kota Tiakur ini diselenggarakan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak
SPMK diterbitkan.

VII. PELAPORAN
Pelaporan yang dihasilkan meliputi:
1. Laporan Pendahuluan, yang memuat mengenai:
Pemahaman Terhadap KAK, Rencana pencapaian sasaran, Metodologi
Penyusunan RTBL, Rencana Survey, Rencana FGD, Gambaran umum
Kawasan Peencanaan.
Laporan Pendahuluan ini 30 (tigapuluh) hari setelah SPMK diterbitkan dengan
jumlah sebanyak 10 eksemplar.
2. Laporan Antara, yang memuat mengenai:
Gambaran umum berdasarkan hasil survey dan FGD, Tinjauan kebijakan
program pembangunan wilayah terhadap kawasan perencanaan, Analisis
terhadap seluruh potensi dan masalah kawasan, Program Bangunan dan
Lingkungan, Rencana Umum dan Panduan Rancangan, Draft Sistematikan
Peraturan Bupati.
Laporan Antara ini diserahkan 3 (tiga) bulan setelah SPMK diterbitkan dengan
jumlah sebanyak 10 eksemplar.
3. Laporan Draft Laporan Akhir
Program Bangunan dan Lingkungan, Rencana Umum dan Panduan
Rancangan, Rencana Investasi, Ketentuan Pengendalian Rencana, Pedoman
Pengendalian Pelaksanaan, Rancangan Peraturan Bupati tentang Penetapan
RTBL.
Laporan Antara ini diserahkan 5 (lima) bulan setelah SPMK diterbitkan dengan
jumlah sebanyak 10 eksemplar
4. Laporan Akhir, yang memuat mengenai:
Seluruh Sistematika dalam Dokumen RTBL : Program Bangunan dan
Lingkungan, Rencana Umum dan Panduan Rancangan, Rencana Investasi,
Ketentuan Pengendalian Rencana, Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.
Laporan Akhir ini diserahkan 6 (enam) bulan setelah SPMK diterbitkan dengan
jumlah sebanyak 10 eksemplar
Laporan Akhir ini diserahkan bersamaan dengan semua dokumen laporan
yang dibuat dalam bentuk digital (CD laporan) 30 (tigapuluh) buah.

9
VIII. TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN
Dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) pada Kawasan Kota Tiakur ini dibutuhkan keahlian yang
memiliki kompetensi pada bidangnya yang meliputi:
 1 (satu) orang Team Leader dengan jumlah 1 orang, yang memiliki latar
belakang pendidikan S1 Planologi/Perencanaan Wilayah dan Kota dengan
pengalaman kerja di bidang perencanaan kota sekurang-kurangnya 8
(delapan) tahun atau S2 Planologi/Perencanaan Wilayah dan Kota dengan
pengalaman kerja di bidangnya 5 (lima) tahun.
 1 (satu) orang Ahli Perencanaan Kota dengan jumlah 2 orang, dengan latar
belakang pendidikan S1 Teknik Arsitektur atau S1 Perencanaan Wilayah dan
Kota dengan pengalaman kerja di bidang pengembangan perumahan
sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun.
 1 (satu) orang ahli Ahli Teknik Struktur dengan jumlah 1 orang, dengan latar
belakang pendidikan S1 Teknik Sipil dengan latar belakang pendidikan di
bidang struktur pengembangan permukiman sekurang-kurangnya 6 (enam)
tahun
 1 (satu) orang ahli Ahli Lansekap dengan jumlah 1 orang, dengan latar
belakang pendidikan S1 Teknik Planologi dengan latar belakang pendidikan di
bidang perencanaan lansekap kota sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun.
 1 (satu) orang ahli Ahli Teknik Lingkungan dengan jumlah 1 orang, dengan
latar belakang pendidikan S1 Teknik Lingkungan dengan latar belakang
pendidikan di bidang perencanaan lingkungan permukiman sekurang-
kurangnya 6 (enam) tahun
 1 (satu) orang Ahli Ekonomi Pembangunan dengan jumlah 1 orang, dengan
latar belakang pendidikan S1 Ekonomi dengan pengalaman kerja di
pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman sekurang-
kurangnya 6 (enam) tahun.

Personil Pendukung:
Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan ini dibutuhkan:
 1 (satu) Sekretaris
 3 (tiga) Asisten Profesional Staff `(Ahli Hukum, Surveyor)
 1 (satu) orang Operator Komputer.

IX. PEMBlAYAAN
Pembiayaan untuk kegiatan Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPIJM) Kabupaten Maluku Barat Daya ini bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Maluku Barat Daya tahun anggaran 2017,
Rp. 450.000.000,-(Empatratus Limapuluh juta rupiah)

X. KETENTUAN PENUTUP
Hal yang belum cukup diatur dalam kerangka acuan kegiatan ini, akan diatur
kemudian dan dituangkan dalam berita acara perubahan dan atau penambahan
yang mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan kerangka acuan kegiatan ini.

10
Tiakur, .............Pebruari 2017
Kuasa Pengguna Anggaran

..................................................

11

Anda mungkin juga menyukai