PENERAPAN KRITERIA
ARSITEKTUR KOTA
PERANCANGAN KOTA
KRITERIA PERANCANGAN KOTA
teori perancangan kota versi Hamid Shirvani (The Urban Design Process,1985)
KOMPONEN PERANCANGAN :
1. Jaringan Penghubung antar fungsi (Jalan, Pedestrian)
2. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
3. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
4. Koefisien Daerah Hijau (KDH)
5. Koefisien Tapak Besmen (KTB)
6. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
CONTOH LAND USE MENURUT
KRITERIA PERANCANGAN KOTA
KOMPONEN PERANCANGAN :
1. Pengaturan Blok Lingkungan
2. Pengaturan Kaveling/Petak Lahan
3. Pengaturan Bangunan (orientasi, sosok, ekspresi, tekstur,
warna)
4. KDB
5. KLB
6. Set Back
CONTOH BUILDING FORM AND MASSING
MENURUT KRITERIA PERANCANGAN KOTA
Circulation and Parking
3 (Sirkulasi dan Parkir)
Isu dan permasalahan utama
Perparkiran mempunyai dua dampak langsung terhadap kualitas lingkungan, yaitu: (1) keberlangsungan
kegiatan perdagangan di pusat kota, dan (2) dampak visual bentuk kota. Sirkulasi dapat membentuk,
mengarahkan, dan mengendalikan pola kegiatan (dan juga pembangunan) kota.
Dalam hal penanganan sirkulasi, Shirvani (1985) menawarkan tiga azas perancangan, yaitu:
(1) Ruang jalan perlu dijadikan sebagai "unsur ruang terbuka visual positif"
(2) Jalan dapat memberi orientasi kepada para pengemudi kendaraan dan membuat lingkungan
menjadi jelas
(3) Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama dalam mencapai tujuan ini. Solusi lain terhadap
isu sirkulasi dapat dilakukan dengan strategi manajemen lalulintas, serta penyebaran kegiatan antar
kawasan di kota (desentralisasi kegiatan yang menimbulkan lalulintas banyak).
Secara umum, kecenderungan penanganan lalu lintas perkotaan meliputi: (i) peningkatan mobilitas gerak
di pusat perdagangan kota, (ii) tidak mendorong penggunaan kendaraan pribadi, (iii) mendorong
pemakaian kendaraan umum, dan (iv) peningkatan akses ke pusat perdagangan kota.
Circulation and Parking
3 (Sirkulasi dan Parkir)
terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan, sirkulasi kendaraan
umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan informal
setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat
penyandang cacat dan lanjut usia), sistem dan sarana transit,
sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan
sistem jaringan penghubung.
KOMPONEN PERANCANGAN :
1. Sistem jaringan jalan dan pergerakan
2. Sistem sirkulasi kendaraan umum
3. Sistem sirkulasi kendaraan pribadi
4. Sistem sirkulasi kendaraan umum informal setempat
5. Sistem pergerakan transit
6. Sistem parkir
7. Sistem perencanaan jalur servis/pelayanan
8. Sistem sirkulasi pejalan kaki dan sepeda
9. Sistem jaringan jalur penghubung terpadu (pedestrian lingkage)
CONTOH CIRCULATION AND PARKING
MENURUT KRITERIA PERANCANGAN KOTA
Open Space (Ruang Terbuka)
4
Pengertian
Pengertian "ruang terbuka" (open space) bagi tiap orang mungkin berbeda beda, tapi dalam
hal ini, ruang terbuka meliputi: lansekap, hardscape (jalan, trotoar, dan sebagainya), taman,
dan ruang rekreasi di kota. Unsur-unsur ruang terbuka mencakup: taman dan alun-alun,
ruang hijau kota, perabot jalan/ruang kota, kioskios, patung, jam kota, dan sebagainya.
KOMPONEN PERANCANGAN :
1. Sistem Ruang Terbuka Umum
2. Sistem Ruang Terbuka Pribadi
3. Sistem Ruang Terbuka Privat yang dapat diakses oleh umum
4. Sistem Pepohonan dan Tata Hijau
5. Area Jalur Hijau
CONTOH OPEN SPACE MENURUT
KRITERIA PERANCANGAN KOTA
Pedestrian Ways
5 (Jalan/Jalur Pedestrian)
Pengertian
Pada masa lalu, perancangan pedestrian di kota jarang dilakukan. Ketika suatu mall
dirancang dengan memperhatikan kenyamanan pejalan kaki, maka mall tersebut
berhasil menarik banyak pengunjung. Jalan pedestrian (jalan pejalan kaki) di samping
mempunyai unsur kenyamanan bagi pejalan kaki juga mempunyai andil bagi
keberhasilan pertokoan dan vitalitas kehidupan ruang kota. Sistem pedestrian yang baik
akan mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor di pusat kota, menambah
pengunjung ke pusat kota, meningkatkan atau mempromosikan sistem skala manusia,
menciptakan kegiatanan usaha yang lebih banyak, dan juga membantu meningkatkan
kualitas udara.
KOMPONEN PERANCANGAN :
1. Dapat di akses oleh siapapun (termasuk penyandang cacat)
2. Mempunyai dimensi dan bentuk yang memenuhi syarat
3. Matrial permukaan yang digunakan mempunyai tingkat
kenyamanan dan keamanan
4. Disarankan mempunyai peneduh (pohon atau elemen lain)
CONTOH PEDESTRIAN WAYS MENURUT
KRITERIA PERANCANGAN KOTA
Activity Support
6 (Pendukung Aktivitas)
Pengertian
Pendukung kegiatan diartikan sebagai semua guna lahan dan kegiatan yang
memperkuat ruang publik perkotaan. Bentuk, lokasi, dan karakteristik suatu kawasan
akan menarik fungsi-fungsi guna lahan, dan kegiatan yang spesifik. Sebaliknya, suatu
kegiatan cenderung memilih lokasi yang paling cocok untuk kegiatan tersebut.
Dengan demikian, penempatan kegiatan yang tepat akan menarik kegiatan-kegiatan
pendukung. Kegiatan pendukung tidak hanya termasuk penyediaan pedestrian atau
plaza (ruang terbuka yang berlantai perkerasan) tapi juga termasuk fasilitas kota yang
menarik kegiatan lainnya. Fasilitas tersebut misalnya: pusat perbelanjaan, taman
rekreasi, pusat pertemuan masyarakat (civic center), perpustakaan kota, dan lain-lain.
KOMPONEN PERANCANGAN :
1. Berupa taman terbuka untuk umum
2. Berupa jalur pedestrian, di dalamnya terdapat street vendor (PKL),
cafe (tempat rendevouz)
3. Kegiatan-kegiatan yang bersifat instan (misal tempat kuliner pada
malam hari
CONTOH ACTIVITY SUPPORTS MENURUT
KRITERIA PERANCANGAN KOTA
Signage System
7 (Sistem Penanda)
Dari segi perancangan kota, papan/nama/reklame/informasi
sebagai sistem penanda perlu diatur agar terjalin kecocokan
lingkungan, pengurangan dampak visual negatif, mengurangi
kebingungan dan kompetisi antara papan informasi publik dan
papan reklame. Papan nama/reklame yang dirancang baik akan
menambah kualitas tampilan bangunan dan memberi kejelasan
informasi usaha
KOMPONEN PERANCANGAN :
1. Visibilitas (keterlihatan) papan/tanda
2. Legibilitas informasi (keterbacaan, kejelasan)
3. Tidak mencolok baik dari segi kualitas gambar maupun warna
4. Keharmonisan papan nama/reklame dengan arsitektur bangunan
5. Pengendalian pemakaian lampu kedip untuk reklame (kecuali untuk
tanda keselamatan lalulintas/tanda "hati-hati", atau untuk bioskop dan
sebagainya
6. Skala dan proporsi bentuk
CONTOH SIGNAGE SYSTEM MENURUT
KRITERIA PERANCANGAN KOTA
X
Preservation (Preservasi)
8 Preservasi atau perlindungan tidak hanya diberlakukan untuk
bangunan bersejarah, tapi juga untuk bangunan dan tempat
yang dianggap perlu dilestarikan. Preservasi biasanya juga
mempertimbangkan faktor ekonomis dan kultural.
Preservasi sering dipandang sebagai penghambat
pembangunan. Tapi beberapa kegiatan preservasi justru
menciptakan kegiatan ikutan yang mendorong keberhasilan
usaha dan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)
KOMPONEN PERANCANGAN :
1. Preservasi bangunan dan kawasan perlu mampu mendorong peningkatan
perekonomian daerah.
2. Pada masa kini, preservasi bergeser dari "pelarangan" menjadi
"perlindungan".
3. Peraturan tentang preservasi berbeda dari satu kota ke kota yang lain.
Meskipun demikian, terdapat unsur-unsur yang sama, yaitu: (i) standar
penetapan obyek preservasi; (ii) pengkajian oleh tim atau dewan kajian
arsitektur atau komisi preservasi; (iii) standar kajian untuk preservasi,
demolisi (penghancuran), dan alterasi (pengubahan); (iv) perlindungan
landmark.
CONTOH PRESERVATION MENURUT
KRITERIA PERANCANGAN KOTA
TERIMA KASIH
SEMOGA
BERMANFAAT