Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS GUNADARMA

SK No. 92 / Dikti / Kep /1996


Fakultas Ilmu Komputer, Teknologi Industri, Ekonomi,Teknik Sipil & Perencanaan, Psikologi, Sastra
Program Diploma (D3) Manajemen Informatika, Teknik Komputer, akuntansi, Manajemen DISAMAKAN
Program Sarjana (S1) Sistem Informasi, Sistem Komputer, Informatika, Teknik Elektro, Teknik Mesin,
Teknik Industri, Akuntansi, Manajemen, Arsitektur, Teknik Sipil, Psikologi, Sastra Inggris Terakreditasi BAN-PT
Program Magister (S2) Manajemen Sistem Informasi, Manajemen , Teknik Elektro
Program Doktor (S3) Ilmu Ekonomi SK No. 55/DIKTI/Kep/2000.

SOAL UJIAN UTAMA MANDIRI

Mata Kuliah : Perancangan Kota Tanggal :


Fakultas : Teknik Sipil & Perencanaan Waktu : 75 menit(1.1/4 jam)
Jenjang/Jurusan : S-1 / Arsitektur Dosen : -
Semester/Tahun : PTA-2014/2015 Jumlah Soal : 6 essay.

Jawablah soal essay dibawah ini dengan singkat dan jelas:

1. Jelaskan hubungan dan Perbedaan Arsitektur/ Perancangan Kota dengan


Perencanaan Kota dan Perancangan Arsitektur.

2. Saudara jelaskan mengenai domain (lingkup) Bidang Arsitektur/ Perancangan Kota.

3. Apa yang saudara pahami dari tata guna lahan/ land use dalam konteks perancangan
kota ?
4. Mencakup unsur apa saja dalam ruang terbuka/ open space dan sebutkan isu serta
permasalahnnya beserta solusinya menurut saudara.

5. Pengelompokan unsur-unsur bentuk fisik kota dalam perancangan kota menurut


Shirvani meliputi delapan butir, dibawah ini diantaranya unsur fisik tersebut, saudara
jelaskan pengertian atau pemahaman dan isu utama serta solusinya pada tiap unsur
fisik yaitu:
a. Bentuk dan massa bangunan
b. Jalan & pedestrian
c. Perpapanan – nama/signed

6. Saudara jelaskan tugas besar yang dilengkapi dengan sketsa/grafis perihal:


a. Isu lokasi amatan saudara yang meliputi isu fisik
b. dan isu aktifitas.

Selamat mengerjakan …
Lembar Jawaban Ujian Mandiri
Mata Kuliah Perancangan Kota
Nama: Sandi Setiawan
NPM: 25317501
Kelas: 5TB02

1. Perancangan kota mempunyai perbedaan dengan perencanaan kota maupun dengan


arsitektur. Perencanaan kota memandang perancangan kota sebagai salah satu
implementasi rencana kota, sedangkan para arsitek melihat perancangan kota tidak
selalu harus demikian, tetapi dapat timbul sebagai usaha untuk mengatasi
problema perkotaan secara praktis lewat pengaturan bentuk-bentuk fisik (antoniades,
1986: 326-327). Perencanaan kota (urban planning ), meskipun berkaitan dengan tata
ruang dan juga, antara lain, ekonomi, sosial, budaya; tapi biasanya tidak berkaitan
dengan kualitas visual lingkungan. Perancangan arsitektural, di lain pihak, berfokus
pada bangunan secara individual (tunggal).

2. Domain perancangan kota terbentang dari tampilan muka banguan(eksterior) ke luar (ke
ruang public diantara bangunan-bangunan). Domain perancangan kota sebagai
“merancang kota tanpa merancang bangunan-bangunan”. Dengan kata lain, domain
tersebut mencakup ruang-ruang di antara bangunan-bangunan.

3. Tata guna lahan atau land use adalah suatu upaya dalam merencanakan penggunaan
lahan dalam suatu Kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan
fungsi-fungsi tertentu.

4. Unsur-unsur ruang terbuka mencakup taman,dan alun-alun, ruang terbuka hijau kota,
perabot jalan/ruang kota, kios-kios, patung, jam kota, dan sebagainya. Isu dan
permasalahannya yaitu pada masa lalu, ruang terbuka tidak pernah dirancang tapi
menjadi akibat setelah bangunan-bangunan berdiri. Dengan kata lain, ruang terbuka
belum menjadi unsur terpadu dalam perancangan fisik. Solusinya yaitu ruang terbuka
perlu menjadi unsur terpadu dalam perancangan bangunan, dan pemerintah kota perlu
menyusun suatu pedoman rancangan hubungan bangunan-bangunan dengan ruang
terbuka.

5. a. Bentuk dan massa bangunan

Umumnya, peraturan bangunan mengatur ketinggian, sempadan dan coverage


bangunan. Pengalaman beberapa proyek perancangan kota menyarankan untuk
meliputi pula “penampilan dan konfigurasi bangunan”, misal berkaitan dengan warna,
bahan bangunan, tekstur, bentuk muka(fasad).Secara tradisional, hal-hal ini menjadi
hak arsitek Bersama kliennya. Tapi, sebenarnya hal ini menyangkut kepentingan
masyarakat dan berdampak pada lingkungan kota.
Isu utama yang berkaitan dengan bentuk massa bangunan perkotaan, yaitu:
- Skala yang berkaitan dengan ketinggian pandang manusia, sirkulasi, bangunan-
bangunan berdekatan, dan ukuran lingkungan.
- Ruang Kota berkatian dengan bentuk-bentuk bangunan, skala dan suasana
penutup ruang antar bangunan, dan macam ruang kota
- Massa Perkotaan meliputi bangunan-bangunan, permukaan tanah, obyek-obyek
dalam ruang yang dapat membentuk ruang kota dan membentuk pola kegiatan,
dalam skala besar atau kecil.
Solusinya yaitu Pemerintah kota perlu menyusun pedoman perancangan bentuk dan
massa bangunan (dari segi perancangan kota) berdasar studi atau analisis yang
komprehensif tentang data fisik kota yag ada.

b. Jalan dan Pedestrian

Jalan pedestrian disamping mempunyai unsur kenyamanan bagi pejalan kaki juga
mempunyai andil bagi keberhasilan pertokoan dan vitalitas kehidupan ruang kota. Sistem
pedestrian yang baik akan mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor di pusat
kota, menambah pengunjung ke pusat kota, meningkatkan atau mempromosikan sistem
skala manusia, menciptakan kegiatan usaha yang lebih banyak, dan juga membantu
meningkatkan kualitas udara.
Isu utama perancangan jalan pedestrian menyangkut “keseimbangan” seberapa untuk
pejalan kaki dan juga seberapa untuk kendaraan. Disamping itu, keselamatan pejalan kaki
juga menjadi isu utama, dan jalan pedestrian juga sering berkaitan dengan masalah
pedagang kaki lima.
Solusinya yaitu bila ruang pejalan kaki lebih luas daripada yang diperlukan maka terasa
“Sepi”, tapi bila kurang akan terasa “padat”. Kepadatan ini seringkali baik karena kerumunan
orang akan menarik perhatian orang lain untuk mendekat dan ikut bergabung. Oleh karna itu
solusi yang bisa diterapkan pada kasus ini yaitu membuat ruang pedestrian lebih luas da juga
memfasilitasi atau mewadahi kegiatan pedagan kaki lima, pertunjukan jalanan, dan
sebagainya agar minat masyarakat untuk berjalan kaki lebih tinggi lagi.

c. Perpapanan – nama/signed
Dari segi perancangan kota, papan/nama/reklame perlu diatur agar terjalin kecocokan
lingkungan, pengurangan dampak visual negative, mengurangi kebingungan dan kompetisi
antara papan informasi public dan papan reklame.
Solusinya yaitu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: visibilitas, legibilitas, keseimbagan,
keharmonisan, pengendalian pemakaian lampu kedip untuk reklame.

6. A. isu lokasi amatan yaitu kurang tertatanya pedagang kaki lima pada pedestrian yang
berlokasi di jl.bulungan & jl.mahakam kecamatan kebayoran baru, Kota Jakarta Selatan
atau dikenal dengan nama “GulTik”(Gulai Tikungan). Pada hal ini isu yang ada pada
lokasi ini yaitu kurang tertatanya pedagang kaki lima yang ada, karna pedagang kaki
lima tersebut mengambil penuh lebar pedestrian sehingga pejalan kaki tidak bisa
melaluinya.
B. Isu aktifitasnya yaitu kegiatan berdagang dan makan-makan atau nongkrong yang
menghambat akses pejalan kaki bahkan bisa disebut merebut hak pejalan kaki yang
akan melalui jalan pedestrian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai