Anda di halaman 1dari 53

Elemen-elemen dalam

Perancangan Kota
Dasar Perancangan Kota
2014
Elemen-elemen Perancangan Kota
• Perancangan Kota (Urban design) bertujuan untuk
mewujudan proses ruang kota yang berkualitas tinggi
dilihat dari kemampuan ruang tersebut di dalam
membentuk pola hidup masyarakat urban yang sehat.

• Untuk itu maka unsur-unsur arsitektur kota yang


berpengaruh terhadap (proses) pembentukan ruang yang
dimaksud harus diarahkan serta dikendalikan
perancangannya sesuai dengan skenario pembangunan
yang telah digariskan.

• Unsur-unsur di atas, biasa juga dikenal dengan istilah


elemen rancang kota.
Shirvani (1985), mengklasifikasikan 8 elemen
urban design sebagai berikut :

1. Tata Guna Lahan ( Land Use)


Pada prinsipnya land use adalah
• pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan pilihan
yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu.
• Secara umum dapat memberikan gambaran keseluruhan
bagaimana daerah pada suatu kawasan tersebut seharusnya
berfungsi.
• Land use bermanfaat untuk pengembangan sekaligus
pengendalian investasi pembangunan.
• Pada skala makro, land use lebih bersifat multifungsi / mixed
use.
2. Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and
Massing)
• Bentuk dan massa bangunan ditentukan oleh
ketinggian atau besarnya bangunan, penampilan
bentuk maupun konfigurasi dari massa bangunannya,
akan tetapi
• Bentuk dan massa bangunan ditentukan juga oleh
besaran selubung bangunan (building envelope), BCR
(buillding covered rasio ) “KDB” dan FAR (Floor Area
Ratio) “KLB”, ketinggian bangunan, sempadan
bangunan, ragam arsitektur, skala, material, warna
dan sebagainya.
A

B
3. Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking )
• Masalah sirkulasi kota diperlukan pemikiran yang
mendasar; antara prasarana jalan yang tersedia,
bentuk struktur kota, fasilitas pelayanan umum
dan jumlah kendaraan bermotor yang semakin
meningkat.
• Diperlukan suatu manajemen transportasi yang
menyeluruh terkait dengan aspek-aspek tersebut.
• Di negara maju sudah dicanangkan atau digencarkan
penggunaan moda transportasi umum (mass
transport) untuk mengurangi penggunaan kendaraan
pribadi dan penghematan BBM
• Membantu pengurangan pencemaran udara kota
maupun kebisingan dan bahaya lalu lintas lainnya.
• Kebijakan ini mengarah terciptanya suatu lingkungan
kota menuju kondisi minimalisir transportasi (zero
transportation).
• Selain kebutuhan ruang untuk bergerak, moda
transport juga membutuhkan tempat untuk berhenti
(parkir). Kebutuhan parkir semakin meningkat
terutama di pusat-pusat kegiatan kota atau Central
Bussiness District (CBD).
4. Ruang Terbuka (Open Space)
• Ruang terbuka (open space) selalu menyangkut
lansekap.
• Elemen lansekap terdiri dari
 elemen keras (hardscape seperti : jalan, trotoar, patun,
bebatuan dan sebagainya) serta
 elemen lunak (softscape) berupa tanaman dan air.
Ruang terbuka :lapangan, jalan, sempadan sungai, green
belt, taman dan sebagainya.
• Dalam perencanan open space akan senantiasa
terkait dengan perabot taman / jalan (street
furniture). Street furniture ini bisa berupa
lampu, tempat sampah, papan nama, bangku
taman dan sebagainya.
5. Area Pedestrian (Pedestrian Area)
• Area di tujukan untuk pejalan kaki yang bebas
hambatan
• Atraksi untuk mendapatkan suasana saat
melakukan pergerakan, baik statis maupun
dinamis
• Sistem pedestrian yang baik akan mengurangi
keterikatan terhadap kendaraan di kawasan
pusat kota, mempertinggi kualitas lingkungan
melalui sistem
• perancangan yang manusiawi, menciptakan
kegiatan pedagang kaki lima yang lebih banyak
dan akhirnya akan membantu kualitas udara di
kawasan tersebut.
5. Penandaan (Signage)
• Meliputi rambu-rambu lalu lintas, papan
reklame, petunjuk jalan dsb.
• Dapat mempengaruhi visualisasi kota dilihat
dari kuantitas dan bentuk karakter.
• Yang harus diperhatikan dlm merencanakan
penanda-an dalam kota:
a. Mampu memperlihatkan karakter kawasan
b. Memperhitungkan jarak dan besaran obyek
tanda shg estetika terjaga
c. Pembatasan terhadap elemen-elemen
penerang sebagai pendukung.
7. Pendukung Kegiatan (Activity Support )
• Pendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan dan
kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang publik suatu
kawasan kota.
• Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri
khusus akan berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan lahan
dan kegiatan-kegiatannya.
• Penciptaan kegiatan pendukung aktifitas kesinambungan
antara menyediakan jalan, pedestrian atau plaza, dengan
fungsi utama (bangunan dan isinya) dan penggunaan elemen-
elemen kota yang dapat menggerakkan aktivitas, misalnya :
• pusatperbelanjaan,
• taman rekreasi,
• pusat perkantoran,
• perpustakaan dan sebagainya.
8. Konservasi ( Conservation )
• Konservasi suatu individual bangunan harus selalu dikaitkan
dengan keseluruhan kota. Konsep tentang konservasi kota
memperhatikan beberapa aspek,antara lain:
• bangunan-bangunan tunggal,
• struktur dan gaya arsitektur,
• hal yang berkaitan dengan kegunaan,
• umur bangunan atau kelayakan bangunan.
• Beberapa kategori konservasi antara lain
• preservasi (preservation),
• konservasi (conservation),
• rehabilitasi (rehabilitation),
• revitalisasi (revitalitation) dan
• peningkatan (improvement).
Citra Kota

Trancik (1986), dalam Urban Design penting


memperhatikan teori
•Figure Ground,
•Linkage dan
•Place.
Salah satu bentuk keberhasilan pembentuk place untuk
desain ruang kota, adalah seperti aturan yang
dikemukakan oleh Lynch (1987), meliputi :
a. Legibility (kejelasan)
• Sebuah kejelasan emosional suatu kota
yang dirasakan secara jelas oleh warga
kotanya. Artinya suatu kota atau
bagian kota
• Kawasan bisa dikenali dengan cepat
dan jelas mengenai distriknya,
landmarknya atau jalur jalannya dan
bisa langsung dilihat pola
keseluruhannya.
b. Identitas dan susunan
• Identitas artinya image orang akan
menuntut suatu pengenalan atas suatu
obyek di mana di dalamnya harus
tersirat perbedaan obyek tersebut
dengan obyek yang lainnya, sehingga
orang dengan mudah bisa
mengenalinya.
• Susunan artinya adanya kemudahan
pemahaman pola suatu blok-blok kota
yang menyatu antar bangunan dan
ruang terbukanya.
c. Imageability
• Artinya kualitas secara fisik suatu
obyek yang memberikan peluang yang
besar untuk timbulnya image yang kuat
yang diterima orang.
• Image ditekankan pada kualitas fisik
suatu kawasan atau lingkungan yang
menghubungkan atribut identitas
dengan strukturnya.
• Lynch (1987) menyatakan bahwa image
kota dibentuk oleh 5 elemen pembentuk
wajah kota, yaitu:
Lynch (1987) menyatakan bahwa image kota
dibentuk oleh 5 elemen pembentuk wajah kota,
yaitu:

1. Paths (area pejalan kaki atau pedestrian way)


2. Edges (batas)
3. Districts (wilayah, kawasan)
4. Nodes (simpul)
5. Landmark (tetenger, tugu)
Gambar 1. (Citra) Image kota
Sumber: Lynch, 1987
d. Visual dan symbol conection
1. Visual connection adalah hubungan yang
terjadi karena adanya kesamaan visual antara
satu bangunan dengan bangunan lain dalam
suatu kawasan, sehingga menimbulkan image
tertentu.
2. Symbolic connection, ini lebih mencangkup ke
non visual atau ke hal yang lebih bersifat
konsepsi dan simbolik, namun dapat
memberikan kesan kuat dari kerangka
kawasan.
Symbolic connection dari sudut pandang komunikasi
simbolik dan kultural anthropologi meliputi:
(1) Vitality, melalui prinsip-prinsip sustainance yang
mempengaruhi sistem fisik dan safety yang
mengontrol perencanaan urban struktur.
(2) Fit, menyangkut pada karakteristik pembangkit sistem
fisik dari struktur kawasan yang berkaitan dengan
budaya, norma dan peraturan yang berlaku.

Sense seringkali diartikan sebagai sense of


place yang merupakan suatu tingkat di mana
orang dapat mengingat tempat yang
memiliki keunikan dan karakteristik yang
khas.
Creative Articulation of Space

• This is the most -Order


-Unity
-Rhythm
-Contrast
prominent aspect of
urban design. -Balance -Context

• The following artistic -Propor- -Detail


principles are an tion -Texture
integral part of -Scale -Harmony
creating form and
spatial definition: -Hierarchy -beauty
-Symmetry
Urban Design Considers
• Pedestrian zones
• Incorporation of nature within a city
• Aesthetics
• Urban structure – How a place is put together and how its parts
relate to each other
• Urban typology, density and sustainability - spatial types and
morphologies related to intensity of use, consumption of
resources and production and maintenance of viable
communities
• Accessibility – Providing for ease, safety and choice when
moving to and through places
• Legibility and way-finding – Helping people to find their way
around and understand how a place works
Urban Design Considers
• Animation – Designing places to stimulate public activity
• Function and fit – Shaping places to support their varied intended uses
• Complementary mixed-uses – Locating activities to allow constructive
interaction between them
• Character and meaning – Recognizing and valuing the differences
between one place and another
• Order and incident – Balancing consistency and variety in the urban
environment in the interests of appreciating both
• Continuity and change – Locating people in time and place, including
respect for heritage and support for contemporary culture
• Civil society – Making places where people are free to encounter each
other as civic equals, an important component in building social capital
2. BENTUK DAN MASSA BANGUNAN

a. Ketinggian Bangunan
b. Jarak Antar Bangunan
c. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
d. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
e. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
f. Fasad
g. Material
h. Skala
i. Warna
3. SIRKULASI DAN PARKIR

a. Dapat Membentuk, Mengarahkan dan


Mengendalikan Pola Aktifitas Kota
b. Dalam perencanaan sirkulasi dan parkir
yang perlu diperhatikan adalah :
• Orientasi
• Tersedianya ruang
• Aktifitas wilayah
• Kebutuhan
4. RUANG TERBUKA (Open Space)

a. Elemen pembentuknya dapat berupa hardscape


(elemen keras) dan softscape (elemen
lunak)
b. Dapat berupa jalan, plaza, green belt,
sempadan sungai
c. Terkait dengan street furniture (lampu,
tempat duduk, tempat sampah, halte dsb)
5. JALUR PEJALAN KAKI (Pedestrian Ways)

• Perencanaan Jalur Pejalan Kaki Harus


Memperhatikan Beberapa Faktor, yaitu

a. Aman, bebas dari kendaraan bermotor


b. Menyenangkan, bebas dari ukuran yang
sempit, gangguan naik turun dan bebas dari
intervensi fungsi lain
c. Mudah menuju ke segala arah
d. Memiliki daya tarik dan estetika
6. PENDUKUNG AKIFITAS (Activities
Support)
• Meliputi seluruh bentuk aktifitas dan
fungsi yang mendukung ruang terbuka publik
dan yang mempertimbangkan guna serta fungsi
elemen kota untuk membangkitkan kawasan

Anda mungkin juga menyukai