Penyusun :
Editor :
Sampul Depan :
Editor
DAFTAR ISI
ITS
Mahasiswa ITS
Mahasiswa ITS
SAMBUTAN PRESIDEN BEM ITS 2018/2019
Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!
VIVAT!!!
Wassalamualaikum wr wb
Daftar Organizing Committee MUBES V KM ITS
Coordinator
1 A Karomur Roziq F 04211640000071
Sekretaris
2 Syabania Ridha Arfianda 01111640000017
Bendahara
3 Nova Nurul Annisa 03311640000016
Perlengkapan dan akomodasi
4 Ilham Dwi Syafa'at 03311640000020
5 Wahyu Bagus S 08211640000056
6 Bagus Prasetiawan 10411600000061
7 Muhammad Afni Nadzir 02511640000091
Falah
8 Aimmatul Ummah 06111640000002
Alfajriyah
9 Kevin Surya Kusuma 03311640000083
10 Beryl Visa Ariza 03111640000010
Keamanan dan perizinan
11 Hakim mustaqim 07311640000003
12 Hikam muzakky 07311640000052
13 Syangidah Septi Fitriani 01111640000030
14 Fahmi Anwar 09111640000088
15 Mohammad Yusuf 10211600000107
Ardiansyah
16 Bagas Darmawan 10411600000106
Acara
17 Nadevan Istighfariansyah 03211640000079
18 Trisna Novia Harwanti 06111640000021
19 Paulina Nadia V 10511600000023
20 M. Yusril Izhar Noer 02211640000166
21 Titania Eriani 02111640000068
Publikasi dan dokumentasi
22 Nugraha Agung Wicaksana 01111640000050
23 Megananda Arum Cinda 08411640000039
Putri
24 Hilmi Humam Akbar 01111640000047
25 Alfiana Alif M 10111600000010
KEPUTUSAN DAN KETETAPAN MUBES V KM ITS
Memutuskan:
Pertama : Tata Tertib Musyawarah Besar V Mahasiswa
ITS
Kedua : Tata Tertib MUBES V Mahasiswa ITS ini
berlaku sejak tanggal diputuskan sampai berakhirnya MUBES
V ITS
Ketiga : Apabila dikemudian waktu ditemukan
kekeliruan dalam keputusan ini dapat dilakukan peninjauan
ulang.
Memutuskan:
Pertama : Agenda acara Musyawarah Besar V
Mahasiswa ITS
Kedua : Agenda acara Musyawarah Besar V
Mahasiswa ITS ini berlaku sejak
tanggal diputuskan sampai berakhirnya MUBES V ITS
Ketiga : Apabila dikemudian waktu ditemukan
kekeliruan dalam keputusan ini dapat
dilakukan peninjauan ulang.
I. Sidang Pleno I:
1. Pembahasan Tata Tertib Sidang MUBES V ITS
2. Pembahasan Agenda Sidang MUBES V ITS
3. Penentuan Pimpinan sidang tetap MUBES V ITS
II. Sidang Pleno II:
1. Penentuan dan Pembagian Komisi
2. Pembahasan Mukadimah
3. Pembahasan Ketentuan Umum
III. Sidang Komisi
IV. Sidang Pleno III:
1. Pembahasan Hasil Sidang Komisi
2. Pembahasan Draft MUBES V ITS BAB XII – BAB
XVI dan Pasal 5 KDKM
3. Pembahasan Rekomendasi – Rekomendasi MUBES
V ITS
V. Sidang Pleno IV:
1. Penyampaian dan Pembacaan Hasil-Hasil MUBES
V ITS
2. Penetapan Hasil-Hasil MUBES V ITS
KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR V
MAHASISWA ITS
(MUBES V ITS)
No. 03/KPTS/MUBES V/IX/2018
Tentang
Pimpinan Sidang Pleno Musyawarah Besar V
Mahasiswa ITS
Memutuskan:
Pertama : Menunjuk Saudara
a. Sukma Maulana 01111540000025
b. Arya Nur Dewangga Puta 03411640000034
c. Baihaqi Muhammad 01211640000077
sebagai pimpinan Sidang Pleno MUBES V ITS
Kedua : Pimpinan sidang MUBES V ITS terpilih
segera memimpin sidang-sidang MUBES V ITS berikutnya
Ketiga : Pimpinan sidang sementara menyerahkan
jalannya sidang kepada pimpinan sidang terpilih
Keempat : Apabila dikemudian waktu ditemukan
kekeliruan dalam keputusan ini dapat dilakukan perbaikan
seperlunya.
Memutuskan:
Pertama : Pembentukan Komisi dan Anggota Komisi
Musyawarah Besar V Mahasiswa ITS
Kedua : Pembentukan Komisi dan Anggota Komisi
Musyawarah Besar V Mahasiswa ITS ini berlaku sejak tanggal
diputuskan sampai berakhirnya MUBES V ITS
Ketiga : Apabila dikemudian waktu ditemukan
kekeliruan dalam keputusan ini dapat dilakukan peninjauan
ulang.
Sukma Maulana
NRP. 01111540000025
Pimpinan Sidang Sementara II Pimpinan Sidang Sementara III
Merangkap Anggota Merangkap Anggota
Memutuskan:
Pertama : Menunjuk Saudara
a. Bangkit Nata Satria 07311540000029
b. Ischaq Bagas Widayat 02311540000009
c. Baihaqi Muhammad 01211640000077
sebagai pimpinan Sidang Pleno MUBES V ITS
Kedua : Pergantian pimpinan sidang MUBES V ITS
ini berlaku sejak tanggal diputuskannya surat keputusan ini
Ketiga : Apabila dikemudian waktu ditemukan
kekeliruan dalam keputusan ini dapat dilakukan perbaikan
seperlunya.
Sukma Maulana
NRP. 01111540000025
Pimpinan Sidang Sementara II Pimpinan Sidang Sementara III
Merangkap Anggota Merangkap Anggota
Memutuskan:
Menetapkan:
Pertama : Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa ITS
Kedua : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dalam pelaksanaannya dilakukan usaha-usaha penyesuaian
Ketiga :Apabila dikemudian waktu ditemukan
kekeliruan dalam keputusan ini dapat dilakukan perbaikan
seperlunya.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Musyawarah Besar V Mahasiswa Institut
Teknologi Sepuluh Nopember 2018
Memperhatikan : Hasil musyawarah peserta MUBES V ITS pada tanggal 1-9, 25, 27-30
September; 4, 22-27 Oktober; 2-4, 6-7 November 2018
Memutuskan:
Menetapkan :
Pertama : Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa ITS
Kedua : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dalam
pelaksanaannya dilakukan usaha-usaha penyesuaian
Ketiga : Apabila dikemudian waktu ditemukan kekeliruan dalam keputusan ini
dapat dilakukan perbaikan seperlunya.
NRP. 02311540000009
Pimpinan Sidang II Pimpinan Sidang III
Merangkap Anggota Merangkap Anggota
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Musyawarah Besar V Mahasiswa Institut
Teknologi Sepuluh Nopember 2018
Memperhatikan : Hasil musyawarah peserta MUBES V ITS pada tanggal 1-9, 25, 27-30
September; 4, 22-27 Oktober; 2-4, 6-7 November 2018
Memutuskan:
Menetapkan :
Pertama : Haluan Dasar Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa ITS
Kedua : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dalam
pelaksanaannya dilakukan usaha-usaha penyesuaian
Ketiga : Apabila dikemudian waktu ditemukan kekeliruan dalam keputusan ini
dapat dilakukan perbaikan seperlunya.
NRP. 02311540000009
Pimpinan Sidang II Pimpinan Sidang III
Merangkap Anggota Merangkap Anggota
BAGIAN PERTAMA
MUKADIMAH
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan karunia dan
bukanlah sebuah ruang hampa sehingga harus diisi dengan pembangunan manusia dan
masyarakat Indonesia secara paripurna.
Mahasiswa ITS sebagai bagian integral dari mahasiswa Indonesia selaku pemilik
sah kedaulatan Republik Indonesia, berperan aktif dalam menentukan perjalanan sejarah
kehidupan dan masa depan bangsa dan negara.
Sebagai generasi muda terdidik dan kader penerus bangsa, selalu berusaha
menempa diri dan mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat memberikan dharma
bakti terbaik pada masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan Tri Darma perguruan
Tinggi dan wawasan almamater.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan kesadaran akan peran dan
hakekat mahasiswa maka dibentuklah keluarga mahasiswa sebagai sistem yang menaungi
organisasi kemahasiswaan yang mandiri, profesional, demokratis dan proaktif sebagai
institusi unggulan yang dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai kejuangan
Sepuluh Nopember serta nilai kerakyatan untuk mewujudkan kesempurnaan pendidikan
dalam rangka membentuk pribadi mahasiswa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, memiliki integritas pribadi, moralitas, sikap kecendekiawanan, sikap kemandirian,
sikap kepemimpinan, sikap keteladanan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,
berdaya saing tinggi, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
BAGIAN KEDUA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Keluarga Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut KM ITS ialah sistem yang menaungi
seluruh aktivitas organisasi kemahasiswaan dalam lingkup institusi pendidikan ITS.
Pasal 2
KM ITS didirikan di Surabaya pada tanggal 1 September 2001 hingga waktu yang tidak
ditentukan.
Pasal 3
KM ITS berkedudukan di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Pasal 4
KM ITS diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh, dan untuk mahasiswa ITS.
Pasal 5
KM ITS terdiri dari Organisasi Kemahasiswaan yang meliputi Eksekutif Mahasiswa,
Legislatif Mahasiswa, Yudikatif Mahasiswa, Lembaga Minat Bakat, Lembaga Swadaya
Mahasiswa, dan Majelis Wali Amanat Wakil Mahasiswa.
Pasal 6
Kedaulatan tertinggi KM ITS berada di tangan mahasiswa ITS dan dilaksanakan menurut
Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa ITS.
Pasal 7
Visi KM ITS
Mewujudkan Keluarga Mahasiswa ITS yang mandiri, profesional, demokratis dan dinamis
yang dilandasi oleh nilai-nilai ketuhanan YME, nilai kejuangan Sepuluh Nopember serta
nilai kerakyatan dalam rangka mempelopori pengembangan Ilmu Pengetahuan, Seni, dan
Teknologi bagi kesejahteraan masa depan almamater, masyarakat dan bangsa
Pasal 8
Misi KM ITS
1. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi segenap anggota KM
ITS.
2. Membina kebersamaan dan kekeluargaan diantara seluruh Anggota KM ITS dengan
dilandasi sikap keterbukaan dan kemitraan.
3. Membentuk mahasiswa yang memiliki sikap kecendekiawanan dan integritas pribadi
yang dilandasi kebenaran dan keadilan.
4. Membangun sikap kepemimpinan, keorganisasian, dan kemampuan manajerial bagi
seluruh Anggota KM ITS.
5. Melaksanakan kebebasan dan mimbar akademik dalam rangka penguasaan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
6. Menumbuhkembangkan rasa peka dan peduli terhadap masalah-masalah sosial
kemasyarakatan.
7. Mengembangkan potensi penalaran, minat, bakat, seni, dan budaya Anggota KM
ITS.
8. Menumbuhkan Nilai Kejuangan Sepuluh Nopember bagi segenap Anggota KM ITS.
BAB II
EKSEKUTIF MAHASISWA
Pasal 9
Eksekutif Mahasiswa
1. Eksekutif Mahasiswa ITS terdiri atas Badan Eksekutif Mahasiswa ITS, Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas, dan Himpunan Mahasiswa Departemen
2. Eksekutif Mahasiswa ITS wajib menjunjung tinggi Ketetapan Musyawarah Besar
Pasal 10
Badan Eksekutif Mahasiswa ITS
1. Badan Eksekutif Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut BEM ITS adalah lembaga
eksekutif tertinggi di KM ITS.
2. BEM ITS terdiri dari presiden sebagai pimpinan eksekutif dan perangkat kelengkapan
lain yang dianggap perlu.
Pasal 11
Tugas BEM ITS
1. Mengesahkan anggota Mahkamah Mahasiswa ITS berdasarkan hasil penilaian uji
kelayakan oleh Badan Legislatif Mahasiswa ITS.
2. Mengoordinasikan seluruh kegiatan organisasi kemahasiswaan di lingkup
KM ITS.
3. Mengoordinasikan kegiatan kemahasiswaan di bidang sosial politik.
4. Mengambil keputusan yang dianggap perlu dalam menerjemahkan Garis Besar
Haluan Kerja yang telah ditetapkan di dalam MTT ITS.
Pasal 12
Wewenang BEM ITS
1. Berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Badan Legislatif Mahasiswa
ITS.
2. Mengesahkan rancangan undang-undang menjadi undang-undang bersama Badan
Legislatif Mahasiswa ITS.
3. Melakukan koordinasi dan instruksi terhadap HMD dan BEM Fakultas.
4. Mewakili KM ITS keluar atas persetujuan Badan Legislatif Mahasiswa ITS dalam
bidang sosial politik.
Pasal 13
Presiden BEM ITS
1. Presiden BEM ITS dipilih langsung oleh mahasiswa ITS dengan masa jabatan selama
satu periode kepengurusan dan setelah itu tidak dapat dipilih kembali.
2. Presiden BEM ITS bertanggung jawab kepada mahasiswa ITS melalui MTT ITS.
3. Jika Presiden BEM ITS tidak dapat melaksanakan tugasnya maka MTT Luar Biasa
ITS menunjuk pelaksana tugas sebagai pelaksana sisa kepengurusan.
Pasal 14
Presidium Eksekutif KM ITS
1. Presidium Eksekutif KM ITS yang dimaksud adalah pimpinan tertinggi BEM ITS,
BEM Fakultas, dan HMD di KM ITS
2. Forum Presidium Eksekutif KM ITS adalah forum koordinasi presidium organisasi-
organisasi kemahasiswaan lembaga eksekutif di KM ITS.
3. Presidium Eksekutif KM ITS dapat mengadakan forum presidium eksekutif KM ITS
sewaktu-waktu.
4. Apabila dianggap perlu Presidium Eksekutif KM ITS dapat mengundang elemen
terkait pada forum presidium eksekutif KM ITS.
Pasal 15
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
1. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas yang selanjutnya disebut BEM
Fakultas, ialah lembaga eksekutif mahasiswa di tingkat Fakultas.
2. BEM Fakultas terdiri atas ketua BEM Fakultas dan perangkat kelengkapan lain yang
dianggap perlu.
Pasal 16
Tugas BEM Fakultas
1. Mengoordinasikan seluruh kegiatan organisasi kemahasiswaan di lingkup
fakultas.
2. Mengoordinasikan kegiatan kemahasiswaan masing-masing fakultas di bidang sosial
masyarakat.
3. Melaksanakan instruksi dari BEM ITS.
4. Melakukan penguatan daya dukung terhadap BEM ITS.
5. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada mahasiswa fakultas
melalui MTT Fakultas.
6. Mengambil keputusan yang dianggap perlu dalam menerjemahkan Garis Besar
Haluan Kerja yang telah ditetapkan di dalam MTT Fakultas.
Pasal 17
Wewenang BEM Fakultas
1. Mengajukan rancangan peraturan fakultas kepada Badan Legislatif Mahasiswa
Fakultas.
2. Mengesahkan rancangan peraturan fakultas menjadi peraturan fakultas bersama
Badan Legislatif Mahasiswa Fakultas.
3. Melakukan koordinasi dan instruksi terhadap HMD di lingkup
masing-masing fakultas.
Pasal 18
Ketua BEM Fakultas
1. Ketua BEM Fakultas dipilih secara langsung di tingkat fakultas dengan masa jabatan
satu periode kepengurusan dan tidak dapat dipilih kembali.
2. Ketua BEM Fakultas bertanggung jawab kepada anggotanya melalui MTT Fakultas.
3. Jika Ketua BEM Fakultas tidak dapat melaksanakan tugasnya, maka
diadakan MTT Fakultas Luar Biasa untuk menunjuk pelaksana tugas sebagai
pelaksana sisa kepengurusan.
Pasal 19
Himpunan Mahasiswa Departemen
1. Himpunan Mahasiswa Departemen yang selanjutnya disebut HMD adalah lembaga
yang menaungi aktivitas kemahasiswaan di tingkat departemen dalam bidang
keprofesian.
2. Pimpinan HMD bertanggung jawab langsung kepada anggotanya melalui
mekanisme internal masing-masing HMD.
Pasal 20
Tugas HMD
1. Melaksanakan instruksi dari BEM ITS dan/atau BEM Fakultas.
2. Memberikan daya dukung kepada BEM Fakultas dan BEM ITS.
Pasal 21
Wewenang HMD
1. Berhak mengadakan aktivitas di luar keprofesian dalam lingkup himpunan.
2. Berhak mengatur rumah tangga organisasinya sendiri, diantaranya:
a. Identitas organisasi
b. Mekanisme kepengurusan
c. Keanggotaan
d. Kaderisasi
e. Sumber-sumber pendapatan
f. Hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
3. Berhak mengadakan aktivitas di luar keprofesian dan bergerak di luar lingkup
departemen dengan terlebih dahulu dikoordinasikan dengan elemen-elemen KM ITS
yang terkait.
BAB III
LEGISLATIF MAHASISWA
Pasal 22
Legislatif Mahasiswa
1. Legislatif Mahasiswa terdiri dari Badan Legislatif Mahasiswa ITS dan Badan
Legislatif Mahasiswa Fakultas.
2. Legislatif Mahasiswa wajib menjunjung tinggi ketetapan MUBES ITS.
Pasal 23
Badan Legislatif Mahasiswa ITS
1. Badan Legislatif Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut BLM ITS merupakan
lembaga legislatif di tingkat Institut yang bersifat representatif terhadap mahasiswa
ITS.
2. BLM ITS terdiri dari Senat Mahasiswa dan Dewan Mahasiswa.
Pasal 24
Struktur BLM ITS
1. BLM ITS terdiri dari satu Ketua Umum dan dua Sekretaris Jendral yang berfungsi
sebagai koordinator dan anggota-anggota.
2. Ketua Umum yang dimaksud dalam ayat 1 (satu) adalah berasal dari Dewan
Mahasiswa dan dua Sekretaris Jenderal yang dimaksud pada ayat 1 (satu) masing-
masing berasal dari Senat Mahasiswa dan Dewan Mahasiswa.
Pasal 25
Tugas BLM ITS
1. Melakukan kontrol terhadap kinerja BEM ITS.
2. Melakukan penjaringan aspirasi.
3. Memasyarakatkan Ketetapan MUBES ITS.
4. Mengajukan RUU kepada BEM ITS.
5. Melakukan penjaringan dan uji kelayakan kandidat anggota Mahkamah Mahasiswa
ITS.
6. Melakukan penjaringan dan uji kelayakan kandidat anggota Komisi Pemilihan
Umum dan Badan Pemeriksa Dana Kampanye Pemilihan Umum ITS.
7. Menyelenggarakan Musyawarah Mahasiswa ITS dan Musyawarah Tingkat Tinggi
ITS.
Pasal 26
Tugas Dewan Mahasiswa
1. Menjaring aspirasi dari masa pemilih masing-masing.
2. Berkoordinasi dengan Presiden BEM ITS untuk mengesahkan Rancangan Undang-
Undang menjadi Undang-Undang.
3. Memberikan laporan keaktifan dan hasil kinerja kepada masa pemilihnya.
Pasal 27
Tugas Senat Mahasiswa
1. Berkoordinasi dengan Ketua HMD untuk penjaringan aspirasi pada departemen
masing-masing.
2. Memberikan laporan keaktifan dan hasil kinerja kepada Ketua HMD masing-masing.
Pasal 28
Hak dan Wewenang BLM ITS
1. Meminta penjelasan kepada presiden BEM ITS atas kebijakan-kebijakan yang
diambil oleh BEM ITS melalui surat ketua BLM ITS.
2. Mengajukan rancangan undang-undang kepada Presiden BEM ITS.
3. Mengesahkan rancangan undang-undang menjadi undang-undang bersama Presiden
BEM ITS.
4. Memberikan Surat Peringatan dan menjatuhkan memorandum kepada Presiden BEM
ITS.
5. Menguji kelayakan komunitas/organisasi yang akan menjadi LSM.
6. Memberikan usulan-usulan kepada BEM ITS dengan memperhatikan aspirasi
mahasiswa ITS.
7. Menyelenggarakan Musyawarah Tingkat Tinggi dan Musyawarah Tingkat Tinggi
Luar Biasa.
8. Melakukan koordinasi dengan lembaga legislatif di KM ITS
Pasal 29
Hak dan Wewenang Dewan Mahasiswa
1. Mengusulkan pembuatan draf RUU kepada Senat Mahasiswa.
2. Mengesahkan draf RUU menjadi RUU
Pasal 30
Hak dan Wewenang Senat Mahasiswa
1. Mengusulkan draf RUU kepada Dewan Mahasiswa.
Pasal 31
Keanggotaan dan Masa Jabatan BLM ITS
1. Anggota BLM ITS terdiri dari Senat Mahasiswa dan Dewan Mahasiswa.
2. Anggota Senat Mahasiswa dipilih oleh setiap HMD melalui mekanisme internal
departemen.
3. Anggota Dewan Mahasiswa dipilih secara langsung melalui pemilu dengan sistem
distrik kuota.
4. Anggota BLM ITS tidak diperkenankan merangkap jabatan sebagai pengurus
ormawa yang lain.
5. BLM ITS memegang jabatannya dalam satu periode yang berlangsung selama satu
periode kepengurusan.
Pasal 32
Musyawarah Mahasiswa ITS
1. Musyawarah Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut MUSMA ITS
diselenggarakan oleh BLM ITS sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun.
2. MUSMA ITS dihadiri oleh anggota KM ITS.
3. MUSMA ITS berfungsi sebagai wadah penjaringan dan komunikasi aspirasi bagi
semua potensi KM ITS untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan kebijakan
dalam lingkup KM ITS.
4. MUSMA ITS berhak memberikan rekomendasi terhadap pihak-pihak terkait.
Pasal 33
Badan Legislatif Mahasiswa Fakultas
1. Badan Legislatif Mahasiswa Fakultas yang selanjutnya disebut BLM Fakultas
merupakan lembaga legislatif di tingkat fakultas yang bersifat representatif
terhadap mahasiswa departemen di fakultas yang bersangkutan.
2. BLM Fakultas merupakan perwakilan mahasiswa yang didelegasikan oleh
Himpunan Mahasiswa Departemen dan dikoordinasikan sebelumnya dengan
mahasiswa departemen terkait.
Pasal 34
Struktur BLM Fakultas
BLM Fakultas terdiri dari ketua yang berfungsi sebagai koordinator dan anggota-anggota.
Pasal 35
Tugas BLM Fakultas
1. Melakukan kontrol terhadap kinerja BEM Fakultas.
2. Menjaring aspirasi mahasiswa fakultas.
3. Menyelenggarakan Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas dan Musyawarah Tingkat
Tinggi Luar Biasa Fakultas.
4. Mengesahkan draf Rancangan Peraturan Fakultas menjadi Rancangan Peraturan
Fakultas.
5. Mengesahkan Rancangan Peraturan Fakultas menjadi Peraturan Fakultas bersama
Ketua BEM Fakultas.
6. BLM Fakultas bertanggung jawab memberikan laporan keaktifan dan hasil kinerja
kepada mahasiswa departemen masing-masing.
7. Membentuk kelengkapan pemilihan umum fakultas.
Pasal 36
Hak dan Wewenang BLM Fakultas
1. Memberikan usulan-usulan kepada BEM Fakultas dengan memperhatikan aspirasi
mahasiswa fakultas untuk memperlancar pelaksanaan GBHK bagi BEM Fakultas.
2. Meminta penjelasan kepada Ketua BEM Fakultas atas kebijakan-kebijakan yang
diambil oleh BEM Fakultas.
3. Menjatuhkan memorandum kepada Ketua BEM Fakultas dengan mekanisme yang
disesuaikan dalam Peraturan Fakultas masing-masing.
Pasal 37
Keanggotaan dan Masa Jabatan BLM Fakultas
1. Anggota BLM Fakultas tidak diperkenankan merangkap jabatan sebagai pengurus
lembaga yang lain di KM ITS kecuali lembaga legislatif di tingkat HMD.
2. BLM Fakultas memegang jabatannya dalam satu periode kepengurusan.
Pasal 38
Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas
1. Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas diselenggarakan oleh BLM Fakultas
sekurang-kurangnya satu kali dalam satu periode kepengurusan.
2. Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas merupakan forum tertinggi di tingkat
Fakultas.
Pasal 39
Tugas dan Wewenang Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas
1. Memutuskan Tata Tertib Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas.
2. Menetapkan Garis Besar Haluan Kerja yang selanjutnya disebut GBHK bagi BEM
Fakultas.
3. Mengukuhkan Ketua BEM Fakultas dan anggota BLM Fakultas.
4. Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas berfungsi sebagai forum
pertanggungjawaban BEM Fakultas.
5. Menetapkan aturan tentang pemilihan Ketua BEM Fakultas.
6. Menetapkan kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu di tingkat fakultas.
Pasal 40
Kepesertaan Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas
1. Peserta Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas terdiri dari peserta penuh, peserta
peninjau, dan peserta undangan.
2. Peserta penuh terdiri dari seluruh anggota BLM Fakultas dan pimpinan HMD.
3. Peserta peninjau dan undangan ditetapkan oleh BLM Fakultas dengan
memperhatikan kondisi masing-masing fakultas.
Pasal 41
Musyawarah Tingkat Tinggi Luar Biasa Fakultas
1. Musyawarah Tingkat Tinggi Luar Biasa Fakultas yang selanjutnya disebut MTTLB
F dapat diselenggarakan apabila Ketua BEM Fakultas tidak mampu melaksanakan
tugasnya.
2. MTTLB F diselenggarakan oleh BLM Fakultas.
3. Syarat-syarat pelaksanaan MTTLB F ditentukan dalam aturan selanjutnya oleh
BLM Fakultas yang ditetapkan dalam Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas.
BAB IV
YUDIKATIF MAHASISWA
Pasal 42
Yudikatif Mahasiswa ITS
1. Yudikatif Mahasiswa ITS yang kemudian dinamakan Mahkamah Mahasiswa ITS dan
selanjutnya disebut MM ITS menjalankan fungsi yudikatif mahasiswa ITS yang bersifat
normatif dan memegang kekuasaan kehakiman.
2. MM ITS wajib menjunjung tinggi Ketetapan Musyawarah Besar sebagai konstitusi
dalam KM ITS
Pasal 43
Struktur MM ITS
MM ITS terdiri dari ketua dan anggota-anggota.
Pasal 44
Keanggotaan MM ITS
1. Kriteria anggota MM ITS diatur dalam undang-undang.
2. Jumlah maksimal anggota MM ITS ialah 11 orang.
3. MM ITS dapat membentuk kelengkapan lain yang dianggap perlu dengan
mekanisme yang diatur dalam Undang-Undang.
Pasal 45
Masa Jabatan MM ITS
Anggota MM ITS memegang jabatannya dalam satu periode kepengurusan.
Pasal 46
Tugas MM ITS
1. Memutus sengketa hasil pemilu
2. Mengadili baik kepada personal ataupun lembaga terhadap penyimpangan
perundang-undangan KM ITS.
3. Melakukan perumusan hukum positif ditetapkan untuk menjaga dan menegakkan
norma maupun etika yang ada dalam KM ITS dan memberikan konsekuensi bagi
pelanggar berdasar hukum positif.
4. Menyampaikan laporan kronologis dan hasil putusan persidangan kepada anggota
KM ITS dalam rangka mewujudkan mekanisme peradilan yang adil dan transparan.
5. Memberikan rekomendasi tertulis atas laporan KPU ITS yang berlaku sampai pemilu
selesai dilaksanakan.
Pasal 47
Wewenang MM ITS
1. Melakukan interpretasi terhadap perundang-undangan KM ITS berdasarkan data
dan informasi yang diperlukan jika terjadi konflik pemahaman antar lembaga.
2. Melakukan judicial review terhadap peraturan perundang-undangan kepada
Ketetapan Musyawarah Besar.
BAB V
LEMBAGA MINAT BAKAT
Pasal 48
Lembaga Minat Bakat
1. Lembaga Minat dan Bakat yang selanjutnya disebut sebagai LMB ialah lembaga
mahasiswa yang mengkoordinasi dan menginstruksikan Unit Kegiatan Mahasiswa.
2. Unit Kegiatan Mahasiswa yang selanjutnya disebut UKM merupakan organisasi
yang berada dalam bidang penalaran, minat, dan bakat di ITS.
3. LMB dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih melalui mekanisme internal LMB
dan dilantik dalam MTT.
4. LMB wajib menjunjung tinggi Ketetapan Musyawarah Besar dalam setiap
aktivitasnya.
5. LMB mempunyai kewenangan dalam mengatur rumah tangga organisasinya sendiri.
Pasal 49
Tugas LMB ITS
1. Ketua LMB bertanggungjawab kepada KM ITS melalui MTT.
2. LMB dan BEM ITS saling berkoordinasi dalam hal Pengembangan Sumber Daya
Mahasiswa dan keselarasan program kerja yang akan dilaksanakan.
BAB VI
LEMBAGA SWADAYA MAHASISWA
Pasal 50
Lembaga Swadaya Mahasiswa
1. Lembaga Swadaya Mahasiswa yang selanjutnya disebut LSM ialah organisasi atau
komunitas mahasiswa yang tumbuh dan berkembang di ITS.
2. LSM wajib menjunjung tinggi Ketetapan MUBES dalam setiap aktivitasnya.
3. LSM mempunyai kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri yang diatur
dalam Undang-Undang.
4. Organisasi atau komunitas mahasiswa ITS dapat menjadi LSM melalui uji kelayakan
oleh BLM ITS dan disahkan oleh Presiden BEM ITS.
5. LSM tidak boleh mengeluarkan pernyataan sikap politik keluar dalam bentuk
apapun.
6. Syarat-syarat tentang pendirian dan keberadaan LSM diatur dalam Undang-Undang.
7. LSM berhak menggunakan fasilitas dalam lingkup kewenangan ormawa dalam
aktivitas kerjanya dengan koordinasi dan persetujuan pihak terkait.
BAB VII
MAJELIS WALI AMANAT WAKIL MAHASISWA
Pasal 51
Umum
Majelis Wali Amanat Wakil Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang
selanjutnya disingkat MWA-WM ITS adalah lembaga KM ITS yang mewakili KM ITS
dalam menetapkan, memberikan pertimbangan pelaksanaan kebijakan umum, dan
melaksanakan pengawasan di bidang non-akademik dalam MWA ITS.
Pasal 52
Tugas dan Wewenang
1. Mewakili mahasiswa di bidang non-akademik sesuai dengan wewenang MWA ITS
2. Mewakili mahasiswa dalam pemberian pendapat dan pengambilan keputusan di
MWA ITS atas persetujuan BEM ITS dan BLM ITS
3. Melakukan koordinasi dengan BEM ITS dalam menjaring aspirasi mahasiswa
4. Mengenai mekanisme perwakilan dan penjaringan aspirasi MWA-WM ITS kepada
KM ITS akan diatur dalam undang-undang
5. Melakukan Sosialisasi terhadap hal-hal yang dikeluarkan MWA ITS kepada KM ITS
6. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban di akhir kepengurusan kepada KM ITS
melalui MTT ITS
7. Membentuk alat kelengkapan demi kelancaran tugas atas sepengetahuan BEM ITS
dan BLM ITS
8. Berhak melakukan koordinasi kepada organisasi mahasiswa di lingkup KM ITS
berkaitan dengan pemenuhan tugasnya
Pasal 53
Mekanisme Pemilihan MWA-WM ITS
BAB VIII
UNDANG-UNDANG
Pasal 54
Undang-undang adalah kumpulan produk hukum yang menyangkut kebijakan pelaksanaan
sistem KM ITS sebagai amanat Musyawarah Besar
Pasal 55
1. Rancangan undang-undang (RUU) dapat diusulkan oleh lembaga eksekutif atau
lembaga legislatif
2. RUU dapat disahkan menjadi UU atas persetujuan antara lembaga eksekutif dan
lembaga legislatif
3. Undang-undang secara sah akan berlaku setelah melalui Judicial Review oleh MM
ITS
4. Undang-undang dapat direvisi dengan undang-undang yang baru dan melalui
mekanisme yang telah ditetapkan
BAB IX
MUSYAWARAH TINGKAT TINGGI ITS
Pasal 56
Musyawarah Tingkat Tinggi ITS
1. Musyawarah Tingkat Tinggi ITS yang selanjutnya disebut MTT ITS merupakan
forum musyawarah wakil-wakil mahasiswa yang duduk dalam BLM ITS, perwakilan
BEM ITS, MWA WM ITS, perwakilan LMB, perwakilan setiap BLM Fakultas,
perwakilan setiap BEM Fakultas, perwakilan setiap HMD, dan perwakilan setiap
bidang UKM
2. MTT ITS dilaksanakan oleh BLM ITS.
3. MTT ITS diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
Pasal 57
Tugas dan Wewenang MTT ITS
1. Memutuskan Tata Tertib MTT ITS.
2. Melakukan kajian terkait pelaksanaan Ketetapan MUBES ITS
3. Merumuskan dan mengevaluasi rencana strategis KM ITS dalam jangka satu tahun.
4. Berhak mengusulkan untuk diselenggarakannya MUBES ITS.
5. Melakukan penilaian kinerja Presiden BEM ITS.
6. Sebagai forum pertanggungjawaban ketua LMB dan MWA WM
7. Menetapkan Garis Besar Haluan Kerja yang selanjutnya disebut GBHK bagi BEM
ITS.
8. Mengukuhkan Presiden BEM ITS , BLM ITS, dan ketua LMB ITS untuk
kepengurusan selanjutnya.
9. Menetapkan syarat dan kriteria calon anggota BLM ITS, calon Presiden BEM ITS,
dan calon MWA WM ITS
10. Sebagai forum laporan hasil pemilu dari KPU
11. Menetapkan hal-hal lain yang dianggap perlu.
Pasal 58
Kepesertaan MTT ITS
1. Peserta MTT ITS terdiri dari peserta penuh, peserta peninjau dan peserta undangan.
2. Peserta penuh mempunyai hak bicara dan hak suara terdiri dari Presiden BEM ITS,
Seluruh anggota BLM ITS, satu orang perwakilan LMB ITS, satu orang perwakilan
setiap BLM Fakultas, dan satu orang perwakilan setiap BEM Fakultas.
3. Peserta peninjau mempunyai hak bicara terdiri dari MWA WM, satu orang
perwakilan LSM, satu orang perwakilan setiap HMD, satu orang perwakilan setiap
bidang UKM, dan satu orang perwakilan MM ITS.
4. Peserta undangan memiliki hak bicara setelah mendapatkan izin dari peserta penuh
Pasal 59
MTT Luar Biasa Mahasiswa ITS
1. MTT Luar Biasa mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut MTT LB ITS dapat
diselenggarakan apabila presiden BEM ITS tidak mampu melaksanakan tugasnya.
2. MTT LB ITS diselenggarakan oleh BLM ITS.
BAB X
MUSYAWARAH BESAR MAHASISWA ITS
Pasal 60
Musyawarah Besar Mahasiswa ITS
Musyawarah Besar Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut Musyawarah Besar ITS merupakan
forum musyawarah tertinggi wakil-wakil lembaga dalam lingkup KM ITS.
Pasal 61
Mekanisme Penyelenggaraan Musyawarah Besar ITS
1. Musyawarah Besar ITS diselenggarakan oleh BEM ITS.
2. Pelaksanaan Musyawarah Besar ITS diselenggarakan berdasarkan rujukan dari MTT
ITS.
3. Tim Penyusun materi Musyawarah Besar ITS dibentuk oleh BLM ITS.
4. Penetapan Tim Penyusun materi dilakukan dalam MTT ITS.
Pasal 62
Tugas dan Wewenang Musyawarah Besar ITS
1. Memutuskan tata tertib Musyawarah Besar ITS.
2. Menetapkan perubahan Konstitusi Dasar KM ITS dan / atau Haluan Dasar
Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa KM ITS.
3. Menetapkan pembubaran KM ITS.
4. Menetapkan hal-hal yang dianggap perlu.
Pasal 63
Kepesertaan Musyawarah Besar ITS
1. Peserta Musyawarah Besar ITS ialah wakil-wakil mahasiswa dalam lingkup KM
ITS.
2. Peserta Musyawarah Besar ITS terdiri dari peserta penuh, peserta peninjau, dan
peserta undangan
3. Peserta penuh mempunyai hak bicara dan hak suara terdiri dari anggota-anggota MM
ITS, BLM ITS, presiden BEM ITS, lima orang perwakilan LMB, MWA WM ITS,
satu perwakilan LSM, satu orang perwakilan setiap BLM Fakultas, satu orang
perwakilan setiap BEM Fakultas, dan satu orang perwakilan setiap HMD.
4. Peserta peninjau mempunyai hak bicara terdiri dari kepala-kepala departemen BEM
ITS, satu orang perwakilan setiap HMD, dua orang perwakilan setiap BEM Fakultas,
dan panitia penyusun materi.
5. Peserta undangan mempunyai hak bicara setelah mendapat izin dari forum.
BAB XI
TATA URUTAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pasal 64
Tata urutan perundang undangan yang berlaku di KM ITS ialah :
1. Ketetapan Musyawarah Besar ITS.
2. Ketetapan MTT ITS.
3. Undang-Undang.
4. Keputusan Presiden BEM ITS.
5. Ketetapan MTT Fakultas
6. Peraturan Fakultas
Pasal 65
Peraturan lain di KM ITS tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan tata urutan
perundang-undangan
BAB XII
KEANGGOTAAN
Pasal 66
Anggota
Anggota KM ITS ialah mahasiswa ITS.
Pasal 67
Hak dan Kewajiban Anggota
1. Anggota KM ITS berhak berserikat, berkumpul dan menyampaikan pendapat baik
secara lisan dan tulisan yang diatur dalam perundang-undangan.
2. Anggota KM ITS berhak melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Konstitusi
Dasar KM ITS dan Haluan Dasar Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa ITS,
serta peraturan pelaksana di bawahnya.
3. Anggota KM ITS berhak dan wajib memahami, menghayati, serta melaksanakan
segala sesuatu yang telah ditetapkan sebagai perundang-undangan KM ITS.
4. Anggota KM ITS wajib menjaga nama baik KM ITS.
Pasal 68
Hilangnya Status Keanggotaan
Anggota KM ITS gugur status keanggotaannya apabila yang bersangkutan kehilangan
status kemahasiswaannya.
BAB XIII
PERBENDAHARAAN
Pasal 69
Keuangan
1. Keuangan KM ITS dapat diperoleh dari usaha-usaha yang dianggap sah, halal, dan
tidak mengganggu independensi.
2. Pengelolaan Keuangan KM ITS berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
BAB XIV
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 70
Hal lambang dan atribut akan diatur dalam undang-undang.
BAB XV
ATURAN PERALIHAN
Pasal 71
Seluruh Organisasi Kemahasiswaan dan peraturan-peraturan yang ada masih berlaku
hingga diadakan sistem dan peraturan yang baru menurut hasil MUBES V ITS.
Pasal 72
Dalam waktu maksimal tiga belas bulan sesudah MUBES V ITS berakhir, seluruh ormawa
dalam KM ITS wajib mempersiapkan dan melaksanakan peraturan sesuai Ketetapan
MUBES V ITS
BAB XVI
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 73
Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa
Nilai-nilai pengembangan sumber daya mahasiswa ITS berpedoman pada ketetapan
Haluan Dasar Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa ITS.
Pasal 74
Pembubaran KM ITS
1. Hal pembubaran KM ITS ditetapkan melalui MUBES ITS setelah didahului
referendum yang diselenggarakan oleh BLM ITS.
2. Pengusulan referendum ditetapkan dalam MTT ITS.
3. Hasil referendum untuk pembubaran KM ITS dapat dianggap sah apabila sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota KM ITS menggunakan hak pilihnya dan 2/3 dari
jumlah tersebut menyatakan setuju.
Pasal 75
Pembentukan Organisasi Mahasiswa di KM ITS
Pembentukan organisasi mahasiswa di KM ITS diatur dalam Undang-Undang.
Pasal 76
Aturan Eksternal
1. Aturan eksternal mengatur hubungan elemen KM ITS dengan elemen eksternal.
2. Pembahasan terkait aturan eksternal diatur dalam MTT ITS.
3. Segala bentuk organisasi ekstra kampus dan / atau partai politik dilarang berkegiatan
dalam lingkup institusi ITS.
BAGIAN KETIGA
BAB I
PEMILIHAN UMUM
Pasal 1
Asas
Prinsip dasar yang harus diterapkan dan dipegang teguh dalam pelaksanaan pemilihan
umum ialah :
1. Langsung, artinya setiap pemilih yang memenuhi kriteria menggunakan haknya
secara langsung tidak diwakilkan.
2. Umum, artinya proses pemilihan dapat diikuti secara umum oleh mahasiswa ITS.
3. Bebas, artinya pemilih bebas menentukan pilihan sesuai haknya tanpa mendapat
tekanan.
4. Rahasia, artinya dalam menggunakan haknya setiap pemilih dijamin kerahasiaannya.
5. Jujur, artinya dilakukan sesuai dengan kebenaran dan hati nurani.
6. Adil, artinya berpihak pada kebenaran dan aturan yang berlaku.
7. Transparan, artinya proses dan hasilnya dapat diketahui oleh semua pihak.
8. Rasional, artinya memberikan pendidikan politik untuk menciptakan rasionalitas
pemilihnya.
Pasal 2
Mekanisme Pemilihan
1. Pemilihan anggota BLM ITS dan Presiden BEM ITS bersifat serentak di lingkup
ITS.
2. Pemilihan dan pembentukan badan kelengkapan Pemilihan Umum diserahkan pada
BLM ITS.
Pasal 3
Hak Memilih
1. Anggota KM ITS yang sudah memenuhi kriteria memiliki hak untuk memilih dan
menggunakan haknya dalam proses Pemilihan Umum
2. Kriteria pemilih diatur dalam undang-undang.
Pasal 4
Hak Dipilih
1. Anggota KM ITS yang memenuhi kriteria, memiliki hak untuk dipilih menjadi calon
anggota BLM ITS dan calon Presiden BEM ITS
2. Syarat dan kriteria calon anggota BLM ITS dan calon Presiden BEM ITS diatur
dalam Ketetapan MTT ITS.
Pasal 5
Pelaksanaan Pemilihan Umum
1. Proses Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu dalam
penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab Presiden BEM ITS.
2. Badan kelengkapan Pemilu terdiri dari Komisi Pemilihan Umum, Badan Pemeriksa
Dana Kampanye, Panitia Pemilihan Umum, Panitia Pengawas Pemilihan Umum, dan
Pemantau Pemilihan Umum.
Pasal 6
Komisi Pemilihan Umum
1. Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut KPU bertugas sebagai
penyelenggara pada proses pemilu.
2. KPU bertugas membuat aturan-aturan Pemilu sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
3. KPU bertugas menetapkan hasil akhir proses Pemilu.
4. Anggota KPU ialah mahasiswa ITS berjumlah maksimal 11 orang.
5. Proses pemilihan anggota KPU melalui mekanisme uji kelayakan oleh BLM ITS dan
disahkan oleh Presiden BEM ITS.
6. KPU dipimpin oleh seorang koordinator yang dipilih oleh anggota KPU lainnya.
7. KPU melaporkan hasil Pemilu kepada MM ITS dan dalam Forum MTT ITS tentang
hasil kerja yang dilakukan.
8. KPU berwenang memberikan sanksi kepada peserta Pemilu atas setiap pelanggaran
yang terjadi.
9. KPU berhak mengusulkan anggota Panitia Pemilihan Umum dan Panitia Pengawas
Pemilihan Umum.
Pasal 7
Badan Pemeriksa Dana Kampanye Pemilihan Umum ITS
1. Proses pemeriksaan dana kampanye calon Presiden BEM ITS dan calon BLM ITS
dilakukan oleh Badan Pemeriksa Dana Kampanye Pemilu ITS yang selanjutnya
disebut BPDK Pemilu ITS.
2. Penjaringan anggota BPDK Pemilu ITS dan penetapan dilakukan oleh BLM ITS.
3. Keanggotan BPDK Pemilu ITS terdiri atas seorang ketua merangkap anggota dibantu
seorang wakil ketua merangkap anggota dan para anggota.
4. Ketua BPDK Pemilu ITS dipilih dari dan oleh anggota.
5. Masa keanggotaan BPDK Pemilu ITS adalah sampai dengan disahkannya hasil
Pemilu oleh Presiden BEM ITS.
6. Tata kerja dan teknik pelaksanaan BPDK Pemilu ITS disusun dan ditetapkan oleh
BLM ITS
Pasal 8
Panitia Pemilihan Umum
1. Panitia Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut PPU, berfungsi sebagai fasilitator
pada proses pemilu dan bertanggung jawab kepada KPU.
2. Anggota PPU ialah mahasiswa ITS yang merupakan perwakilan tiap-tiap HMD
dengan jumlah yang sama.
3. Anggota PPU diusulkan oleh KPU dan ditetapkan oleh BLM ITS dengan difasilitasi
oleh BEM ITS.
Pasal 9
Panitia Pengawas Pemilihan Umum
1. Panitia Pengawas Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Panwaslu berfungsi
melakukan pengawasan terhadap jalannya Pemilu.
2. Anggota Panwaslu terdiri dari dua orang perwakilan tiap-tiap HMD.
3. Panwaslu berhak memberikan peringatan kepada PPU dan pelaku pelanggaran secara
langsung apabila terjadi pelanggaran terhadap ketentuan Pemilu.
4. Panwaslu berhak mengeluarkan rekomendasi kepada KPU yang didasarkan atas fakta
kronologis yang ditemukan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan.
5. Panwaslu wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada
KPU.
Pasal 10
Pemantau Pemilu
1. Pemantau Pemilu berfungsi melakukan pengawasan terhadap jalannya proses
Pemilu.
2. Pemantau Pemilu ialah pengawas pemilu independen.
3. Pemantau Pemilu bersifat non struktural dan keberadaannya disahkan oleh BEM ITS
setelah terlebih dahulu melalui mekanisme pemberitahuan dan verifikasi.
4. Pemantau Pemilu berhak mengeluarkan rekomendasi kepada KPU yang didasarkan
atas fakta kronologis yang ditemukan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan .
BAB II
MEMORANDUM
Pasal 11
Memorandum merupakan hak legislatif untuk meminta keterangan kepada pihak eksekutif.
Pasal 12
Mekanisme jatuhnya memorandum
1. Memorandum I dijatuhkan apabila Presiden BEM ITS menyimpang Konstitusi Dasar
KM ITS, Ketetapan MTT ITS, Undang-Undang dan GBHK.
2. Apabila dalam jangka waktu satu bulan tidak ditanggapi atau respon yang diberikan
tidak memenuhi harapan, maka BLM ITS dapat menjatuhkan Memorandum II.
3. Apabila dalam jangka waktu dua minggu setelah memorandum II jatuh, tidak
ditanggapi atau tidak memenuhi harapan, maka BLM ITS dapat memutuskan untuk
menyelenggarakan MTT Luar Biasa ITS.
4. BLM Fakultas dapat menjatuhkan memorandum kepada Ketua BEM Fakultas sesuai
dengan mekanisme yang ada dalam fakultas masing-masing.
BAB III
MEKANISME PERGANTIAN ANGGOTA BADAN LEGISLATIF MAHASISWA
ITS DAN BADAN LEGISLATIF MAHASISWA FAKULTAS
Pasal 13
1. Anggota BLM ITS dan BLM Fakultas dapat berhenti dari jabatannya karena :
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri;
c. Diberhentikan.
2. Anggota BLM ITS dan BLM Fakultas diberhentikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c apabila :
a. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap
sebagai anggota BLM ITS dan BLM Fakultas selama 3 (tiga) bulan berturut-
turut tanpa keterangan apa pun
b. Mengambil cuti akademik
c. Kehilangan status kemahasiswaan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember
d. Dinyatakan bersalah berdasarkan putusan MM ITS
BAB IV
KELENGKAPAN KERJA BADAN LEGISLATIF MAHASISWA ITS
Pasal 14
Dalam menjalankan tugasnya BLM ITS dibantu kelengkapan kerja yang dapat berupa staf,
staf ahli, badan pekerja dan lain-lain yang keberadaannya merupakan kewenangan BLM
ITS.
BAB V
FORMALITAS PROSES LEGISLATIF
Pasal 15
Formalitas Proses Legislatif Tingkat Institut
1. Draf RUU yang telah disahkan menjadi RUU oleh BLM ITS diajukan kepada BEM
ITS melalui surat ketua BLM ITS.
2. Draf RUU yang telah disahkan menjadi RUU oleh Presiden BEM ITS diajukan
kepada BLM ITS melalui surat Presiden BEM ITS.
3. RUU disahkan menjadi UU setelah mendapat persetujuan dari Presiden BEM ITS
dan BLM ITS.
4. RUU yang diajukan BLM ITS kepada Presiden BEM ITS atau sebaliknya harus
direspon selambat-lambatnya dalam waktu dua minggu setelah diajukan.
5. Apabila tidak ada respon dari BLM ITS atau Presiden BEM ITS terkait RUU yang
diajukan, maka BLM ITS atau Presiden BEM ITS dinyatakan telah melanggar
konstitusi.
Pasal 16
Formalitas Proses Legislatif Tingkat Fakultas
1. Draf Rancangan Peraturan Fakultas yang telah disahkan menjadi Rancangan
Peraturan Fakultas oleh BLM Fakultas diajukan kepada BEM Fakultas melalui surat
ketua BLM Fakultas.
2. Draf Rancangan Peraturan Fakultas yang telah disahkan menjadi Rancangan
Peraturan Fakultas oleh Ketua BEM Fakultas diajukan kepada BLM Fakultas melalui
surat Ketua BEM Fakultas.
3. Rancangan Peraturan Fakultas disahkan menjadi Peraturan Fakultas setelah
mendapat persetujuan dari Ketua BEM Fakultas dan BLM Fakultas.
4. Rancangan Peraturan Fakultas yang diajukan BLM Fakultas kepada Ketua BEM
Fakultas atau sebaliknya harus direspon selambat-lambatnya dalam waktu dua
minggu setelah diajukan.
5. Apabila tidak ada respon dari BLM Fakultas atau Ketua BEM Fakultas terkait
Rancangan Peraturan Fakultas yang diajukan, maka BLM Fakultas atau Ketua BEM
Fakultas dinyatakan telah melanggar konstitusi.
STRUKTUR KELUARGA MAHASISWA ITS
TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KELUARGA
MAHASISWA ITS
HALUAN DASAR PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MAHASISWA ITS
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Deskripsi
Haluan Dasar Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa yang selanjutnya disebut
HDPSDM adalah sebuah pedoman umum yang meliputi : dasar pengembangan, tujuan
pengembangan, pola pengembangan, dan penutup dalam pengembangan sumber daya
mahasiswa ITS. HD-PSDM juga merupakan bagian dari sistem anggota KM ITS yang
berorientasi pada pengembangan diri mahasiswa menuju generasi yang berkualitas sesuai
dengan sistem yang berlaku.
Pasal 2
Tujuan
1. Mengembangkan mahasiswa menjadi pribadi yang berkualitas dalam bidang-bidang
pengembangan mahasiswa.
2. Mengembangkan mahasiswa menjadi pribadi yang memiliki kecerdasan intelektual,
emosional, dan spiritual.
3. Mengembangkan mahasiswa menjadi pribadi yang mampu mengaktualisasikan
dirinya atau berkontribusi sesuai dengan potensi yang dimiliki, pada berbagai bidang
di masyarakat.
Pasal 3
Fungsi
HD-PSDM memberikan arahan yang jelas dalam pengembangan sumber daya mahasiswa
di ITS, baik dari segi dasar, pola, dan tujuan dalam sistem KM ITS
Pasal 4
Pelaksana HD-PSDM
Pelaksana HD-PSDM adalah seluruh elemen yang tergabung dalam KM ITS, namun dapat
berkoordinasi dengan elemen-elemen atau perseorangan di luar KM ITS.
Pasal 5
Sasaran
HD-PSDM ditujukan kepada anggota KM ITS
BAB II
DASAR PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MAHASISWA
Pasal 6
Definisi Umum
Asas pengembangan sumber daya mahasiswa adalah prinsip pokok yang harus diterapkan
dan dipegang teguh dalam proses pengembangan mahasiswa yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan yang dilakukan oleh sistem Keluarga Mahasiswa ITS.
Pasal 7
Asas Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa
1. Asas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; bahwa segala usaha
dan kegiatan kemahasiswaan ITS dengan dijiwai, dilaksanakan, dan dilandaskan pada
nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam upaya
membentuk kerangka spiritual, moral, dan etika aktivitas kemahasiswaan.
2. Asas Kejuangan Sepuluh Nopember; bahwa dalam penyelenggaraan aktivitas
kemahasiswaan ITS harus berlandaskan nilai-nilai kejuangan Sepuluh Nopember, demi
kepentingan almamater, bangsa dan negara.
3. Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; bahwa dalam penyelenggaraan aktivitas
kemahasiswaan perlu menerapkan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
kebebasan akademik dalam upaya mendorong pemanfaatan, pengembangan dan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Asas Manfaat; bahwa segala usaha dan aktivitas kemahasiswaan ITS harus dapat
bermanfaat sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, kesejahteraan seluruh mahasiswa,
pengembangan kepribadian mahasiswa, serta mendukung penyelesaian masalah-
masalah sosial kemasyarakatan.
5. Asas Demokrasi; bahwa aktivitas kemahasiswaan ITS adalah dari, oleh dan untuk
mahasiswa. Dalam setiap proses pelaksanaan aktivitas harus dilandasi semangat
musyawarah untuk mufakat, keterbukaan, kesetaraan serta partisipasi aktif dari seluruh
mahasiswa ITS.
6. Asas Kesadaran dan Tanggung Jawab; bahwa dalam proses beraktivitas oleh
mahasiswa ITS haruslah dilandasi rasionalitas berpikir, kesadaran dalam bergerak dan
tanggung jawab.
Pasal 8
Aspek Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa
1. Aspek pengembangan sumber daya mahasiswa adalah sudut pandang yang menjadi
pertimbangan terhadap sesuatu yang perlu dikembangkan
2. Aspek pengembangan sumber daya mahasiswa terdiri Aspek Potensi Individu
Mahasiswa dan Aspek Ruang Pengembangan Mahasiswa
Pasal 9
Aspek Potensi Individu Mahasiswa
1. Aspek fisik adalah pengembangan mahasiswa dari segi pemenuhan kebutuhan jasmani.
2.Aspek spiritual adalah pengembangan mahasiswa dari segi pemenuhan kebutuhan
rohani.
3. Aspek intelektual adalah pengembangan mahasiswa dari segi pemikiran dan pemahaman
untuk menumbuhkan sifat-sifat kecendekiawanan.
4. Aspek emosional adalah pengembangan mahasiswa dari segi kemampuan untuk
melakukan pengendalian diri secara rasional dalam publik dan hubungan sosial.
Pasal 10
Aspek Ruang Pengembangan Mahasiswa
1. Aspek kokurikuler adalah pengembangan yang mendukung potensi akademik .
2. Aspek ekstrakurikuler yaitu pengembangan berbasis non akademik.
Pasal 11
Model Mahasiswa ITS
Dapat digambarkan sebagai berikut :
1. mahasiswa ITS harus beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa.
2. mahasiswa ITS sepatutnya mempunyai pemikiran intelektual dan wawasan yang luas,
dengan demikian generasi penerus diharapkan mampu berpikir jauh ke depan dalam
rangka memberikan sumbangsih bagi masyarakat.
3. mahasiswa ITS sepatutnya pandai mengendalikan diri dan menyesuaikan diri dengan
individu yang lain, sehingga dapat berempati pada orang lain
4. mahasiswa ITS seharusnya memiliki integritas diri yang utuh di masyarakat guna
mendukung penyelesaian masalah-masalah sosial kemasyarakatan
5. Mahasiswa ITS seharusnya memiliki jasmani yang sehat agar lebih optimal dan
maksimal dalam mengemban tanggung jawab
6. Mahasiswa ITS sewajibnya dapat bertanggung jawab dalam melaksanakan amanah yang
diemban sebagai mahasiswa dengan dorongan niat dan keinginan yang kuat.
7. Mahasiswa ITS seharusnya memiliki landasan nilai-nilai juang sepuluh nopember yaitu
rela berkorban bagi negara serta diiringi rasa kesatuan dan semangat gotong royong.
BAB III
POLA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MAHASISWA
Pasal 12
Definisi Pola Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa
Pola pengembangan sumber daya mahasiswa merupakan penjabaran tahapan yang harus
ditempuh guna mencapai tujuan HD-PSDM dalam setiap bidang pola pengembangan
sumber daya mahasiswa ITS. Untuk itu pola pengembangan sumber daya mahasiswa harus
ada tahapan yang jelas, terukur, dapat dicapai, dan relevan untuk dilaksanakan.
Pasal 13
Tahap Pola Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa
1. Tahap Pengenalan merupakan tahap untuk mengenalkan lingkungan baru dengan
materi dasar kemahasiswaan ITS dan pengembangan diri agar mahasiswa dapat
beradaptasi pada kehidupan kampus.
2. Tahap Pemahaman adalah tahap untuk menentukan bidang yang ingin dipilih dan
memahami bidang tersebut. Pada tahap ini mahasiswa diharapkan mampu
mengetahui implementasi dari bidang yang dipilih.
3. Tahap pengabdian merupakan tahapan melakukan pengabdian dengan ilmu yang
telah diperoleh yang diterapkan sesuai kemampuannya dengan memberikan
implementasi dan melakukan transfer ilmu sesuai bidang yang dipilih
Pasal 14
Definisi Bidang Pengembangan
1. Bidang Pengembangan adalah sektor pengembangan diri mahasiswa ITS sesuai dengan
HDPSDM
2. Bidang-bidang pengembangan mahasiswa ITS terdiri dari 4 bidang. Bidang Keilmiahan,
Bidang Manajerial, Bidang Minat Bakat dan Bidang kewirausahaan
3. Pengembangan bidang-bidang tersebut bersifat dinamis dan dapat dijalankan secara
bersamaan dalam suatu waktu sesuai kebutuhan.
Pasal 15
Bidang
1. Pengembangan Bidang Keilmiahan adalah sebuah sektor pengembangan yang berfungsi
sebagai pedoman mahasiswa ITS dalam menumbuh kembangkan potensi di dalam ilmu
pengetahuan dan keprofesian
2. Pengembangan Bidang Manajerial adalah sektor pengembangan yang berfungsi
memberikan pedoman bagi mahasiswa ITS untuk mengembangkan potensi diri dalam hal
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi suatu pergerakan, kegiatan maupun organisasi
3. Pengembangan Bidang Minat Bakat adalah sektor pengembangan yang memberikan
sebuah alur yang jelas bagi mahasiswa ITS dalam mengembangkan potensi diri sesuai
dengan dasar kemampuan yang dimiliki dan keinginan yang telah dipilih.
4. Pengembangan Bidang Kewirausahaan adalah sektor pengembangan yang memberikan
pedoman yang jelas bagi mahasiswa ITS dalam mengembangkan kegiatan
kewirausahaannya.
BAB IV
PENUTUP
Pasal 16
Bentuk Pengembangan
Bentuk Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa dirumuskan bersama - sama
oleh seluruh elemen yang ada di KM ITS
PASAL PENJELAS
BAGIAN KEDUA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Yang dimaksud dengan sistem sebagaimana tercantum dalam pasal ini ialah merujuk pada
pengertian organ/struktur KM ITS
Pasal 2
Telah jelas.
Pasal 3
Telah jelas.
Pasal 4
Telah jelas.
Pasal 5
Telah jelas.
Pasal 6
Telah jelas.
Pasal 7
Visi KM ITS
Telah jelas.
Pasal 8
Misi KM ITS
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
5. Telah jelas.
6. Telah jelas.
7. Telah jelas.
8. Nilai Kejuangan 10 Nopember merupakan nilai yang bertujuan untuk menanamkan
perjuangan para pendiri ITS sebagai dasar perjuangan anggota KM ITS. Pada Nilai
Kejuangan 10 Nopember tersimpul tekad dan keikhlasan untuk rela berkorban bagi
negara, serta diiringi rasa persatuan dan semangat gotong royong.
BAB II
EKSEKUTIF MAHASISWA
Pasal 9
Eksekutif Mahasiswa
1. Yang dimaksud Eksekutif mahasiswa ITS ialah ormawa ITS yang mempunyai kewenangan
melakukan fungsi-fungsi sebagai pelaksana pemerintahan.
2. Yang dimaksud menjunjung tinggi ialah menaati dan melaksanakan Ketetapan MUBES.
Pasal 10
Badan Eksekutif Mahasiswa ITS
1. Telah jelas.
2. Kelengkapan yang dianggap perlu semisal Kementrian, Departemen, Divisi, Staf ahli, dan
lain-lain.
Pasal 11
Tugas BEM ITS
1. Telah jelas.
2. Mengoordinasikan aktivitas kemahasiswaan pada lembaga eksekutif dan LMB.
3. Menjalankan meliputi hal penyelenggaraan dan penginstruksian aktivitas kegiatan dalam
bidang sosial politik
4. Telah jelas.
Pasal 12
Wewenang BEM ITS
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
Pasal 13
Presiden BEM ITS
1. Satu periode kepengurusan adalah 12 bulan terhitung sejak dilakukan pengesahan Presiden
BEM ITS dan dapat berubah sesuai kebutuhan melalui ketetapan MTT ITS.
2. Telah jelas.
3. Pelaksana tugas merupakan salah satu dari perangkat kelengkapan yang secara sah
diangkat oleh Presiden BEM ITS untuk menggantikan tugasnya selama sisa kepengurusan.
Pasal 14
Presidium Eksekutif KM ITS
1. Telah jelas.
2. Telah jelas
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
Pasal 15
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
Pasal 16
Tugas BEM Fakultas
1. Mengoordinasikan aktivitas kemahasiswaan di tingkat fakultas pada lembaga eksekutif.
2. Menjalankan meliputi hal penyelenggaraan dan penginstruksian untuk menggabungkan
segenap potensi HMD-HMD di lingkup fakultasnya.
3. Telah jelas.
4. Memberikan daya dukung terhadap BEM ITS dalam hal koordinasi antar HMD dan
Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa.
5. Telah jelas.
6. Telah jelas.
Pasal 17
Wewenang BEM Fakultas
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Pelaksana tugas merupakan salah satu dari perangkat kelengkapan yang secara sah
diangkat oleh Ketua BEM Fakultas untuk menggantikan tugasnya selama sisa
kepengurusan.
Pasal 18
Ketua BEM Fakultas
1. Mekanisme pemilihan diatur dalam MTT Fakultas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
Pasal 19
Himpunan Mahasiswa Departemen
1. Keprofesian adalah penerapan dan pengembangan ilmu sesuai departemen masing-masing.
2. Telah jelas.
Pasal 20
Tugas HMD
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
Pasal 21
Wewenang HMD
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Mekanisme untuk pengadaan kegiatan di luar keprofesian diatur dalam Undang-Undang.
BAB III
LEGISLATIF MAHASISWA
Pasal 22
Legislatif Mahasiswa
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
Pasal 23
Badan Legislatif Mahasiswa ITS
1. Yang dimaksud representatif ialah dapat mewakili aspirasi-aspirasi mahasiswa yang
merupakan konstituennya.
2. Telah jelas.
Pasal 24
Struktur BLM ITS
1. Telah jelas.
2. Pemilihan ketua umum dan sekretaris jendral diatur melalui mekanisme internal BLM ITS.
Pasal 25
Tugas BLM ITS
1. Mekanisme kontrol BLM ITS terhadap BEM ITS dijelaskan pada Undang-undang
2. Telah jelas.
3. Yang dimaksud dengan memasyarakatkan hasil ketetapan MUBES adalah terciptanya
aturan-aturan turunan dari MUBES dan pencerdasan terkait hasil ketetapan MUBES
kepada seluruh ormawa.
4. Telah jelas.
5. Telah jelas.
6. Telah jelas.
7. Telah jelas
Pasal 26
Tugas Senat Mahasiswa
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah Jelas.
Pasal 27
Tugas Dewan Mahasiswa
1. Telah jelas.
2. metode pelaporan keaktifan dan hasil kinerja diatur dalam Undang-undang .
Pasal 28
Hak dan Wewenang BLM ITS
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
5. Telah jelas.
6. Telah jelas.
7. Telah jelas.
8. Telah jelas.
Pasal 29
Hak dan Wewenang Senat Mahasiswa
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
Pasal 30
Hak dan Wewenang Dewan Mahasiswa
1. Telah jelas.
Pasal 31
Keanggotaan dan Masa Jabatan BLM ITS
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Distrik Kuota yang dimaksud adalah per fakultas.
4. Khusus anggota Senat Mahasiswa diperkenankan merangkap jabatan sebagai pengurus
lembaga legislatif ditingkat HMD.
5. Telah jelas.
Pasal 32
Musyawarah Mahasiswa ITS
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Pihak terkait adalah elemen-elemen ataupun forum-forum di KM ITS.
Pasal 33
Badan Legislatif Mahasiswa Fakultas
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
Pasal 34
Struktur BLM Fakultas
1. Telah jelas.
Pasal 35
Tugas BLM Fakultas
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
5. Telah jelas.
6. Telah jelas.
7. Telah jelas.
Pasal 36
Hak dan Wewenang BLM Fakultas
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas
5. Telah jelas
Pasal 37
Keanggotaan dan Masa Jabatan BLM Fakultas
1. Telah jelas.
2. Satu periode kepengurusan mengikuti periode kepengurusan dari BEM Fakultas melalui
MTT fakultas.
Pasal 38
Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
Pasal 39
Tugas dan Wewenang Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
5. Telah jelas.
6. Telah jelas.
Pasal 40
Kepesertaan Musyawarah Tingkat Tinggi Fakultas
1. Telah jelas.
2. Peserta penuh mempunyai hak bicara dan hak suara.
3. Peserta peninjau mempunyai hak bicara sedangkan peserta undangan dipersilahkan bicara
setelah mendapat izin dari forum.
Pasal 41
Musyawarah Tingkat Tinggi Luar Biasa Fakultas
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
BAB IV
YUDIKATIF MAHASISWA
Pasal 42
Yudikatif Mahasiswa ITS
1. a. Yang dimaksud dengan normatif ialah menjaga dan menafsirkan setiap kaidah hukum
yang melingkupi berbagai kebijakan yang mengatur suatu sistem
b. Yang dimaksud dengan kekuasaan kehakiman ialah melakukan tafsir lanjut terhadap
suatu hukum.
Pasal 43
Struktur MM ITS
1. Telah jelas.
Pasal 44
Keanggotaan MM ITS
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Kelengkapan lain yang dimaksud adalah badan kelengkapan yang digunakan untuk
membantu kinerja MM ITS
Pasal 45
Masa Jabatan MM ITS
Satu periode kepengurusan adalah 12 bulan terhitung sejak disahkan oleh Presiden BEM ITS dan
dapat berubah sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 46
Tugas MM ITS
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. a. Hukum positif adalah suatu aturan yang bersifat kausalitas / sebab akibat, yang
mencakup jenis dan tingkat pelanggaran berikut sanksinya yang bersifat moril.
b. Perumusan hukum positif dilakukan dengan mengikutkan elemen di KM ITS.
4. Telah jelas.
5. Rekomendasi yang dimaksud adalah putusan yang diambil sebagai pertimbangan hukum
bagi pengambilan suatu kebijakan.
Pasal 47
Wewenang MM ITS
1. Interpretasi artinya penafsiran makna.
2. Peraturan perundang-undangan yang dimaksud adalah peraturan perundang-undangan
yang dibuat dalam lingkup institut dan fakultas.
BAB V
LEMBAGA MINAT BAKAT
Pasal 48
Lembaga Minat Bakat
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
5. Kewenangan yang dimaksud diatur dalam Undang-Undang.
Pasal 49
Tugas LMB ITS
1. Pertanggungjawaban yang dimaksud adalah pertanggungjawaban akan kinerja LMB
selama satu periode yang merupakan rekomendasi dari MTT sebelumnya jika ada.
2. Telah jelas.
BAB VI
LEMBAGA SWADAYA MAHASISWA
Pasal 50
Lembaga Swadaya Mahasiswa
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
5. Pernyataan sikap politik ialah pernyataan sikap ikut mendukung atau menolak seseorang
atau sekelompok orang yang berkaitan dengan kekuasaan.
6. Telah jelas.
7. Telah jelas.
BAB VII
MAJELIS WALI AMANAT WAKIL MAHASISWA
Pasal 51
Umum
Telah jelas.
Pasal 52
Tugas dan Wewenang
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
5. Mekanisme sosialisasi selanjutnya diatur dalam undang-undang.
6. Telah jelas.
7. Telah jelas.
8. Telah jelas.
Pasal 53
Mekanisme Pemilihan MWA-WM ITS
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
BAB VIII
UNDANG-UNDANG
Pasal 54
Telah jelas.
Pasal 55
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Mekanisme yang telah ditetapkan mengacu pada pasal 55 Ayat 1-3.
BAB IX
MUSYAWARAH TINGKAT TINGGI ITS
Pasal 56
Musyawarah Tingkat Tinggi ITS
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
Pasal 57
Tugas dan Wewenang MTT ITS
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
5. Telah jelas.
6. Telah jelas.
7. Telah jelas.
8. Telah jelas.
9. Telah jelas.
10. Telah jelas.
11. Telah jelas.
Pasal 58
Kepesertaan MTT ITS
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
Pasal 59
MTT Luar Biasa Mahasiswa ITS
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
BAB X
MUSYAWARAH BESAR MAHASISWA ITS
Pasal 60
Musyawarah Besar Mahasiswa ITS
Telah jelas.
Pasal 61
Mekanisme Penyelenggaraan Musyawarah Besar ITS
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
Pasal 62
Tugas dan Wewenang MUSYAWARAH BESAR ITS
1. Telah jelas.
2. Perubahan yang dilakukan bisa bersifat menyeluruh atau sebagian.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
Pasal 63
Kepesertaan Musyawarah Besar ITS
1. Telah jelas.
2. Yang dimaksud dengan peserta undangan adalah pihak-pihak yang pada saat
penyelenggaraan MUBES ITS dirasakan perlu kehadirannya.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
5. Telah jelas.
BAB XI
TATA URUTAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pasal 64
Telah jelas.
Pasal 65
Peraturan lain yang dimaksud adalah peraturan-peraturan yang dibuat dalam tataran institut dan
fakultas.
BAB XII
KEANGGOTAAN
Pasal 66
Anggota
Mahasiswa ITS adalah mahasiswa diploma (D3 dan D4) dan sarjana (S1).
Pasal 67
Hak dan Kewajiban Anggota
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
Pasal 68
Hilangnya Status Keanggotaan
Yang dimaksud dengan kehilangan status kemahasiswaan ialah sudah tidak menjadi mahasiswa
ITS.
BAB XIII
PERBENDAHARAAN
Pasal 69
Keuangan
1. a. Tidak mengganggu independensi artinya keuangan yang didapatkan tidak bisa
mempengaruhi segala kebijakan KM ITS yang telah ditetapkan, contoh partai politik, dll.
b. Halal artinya diperoleh dengan cara yang wajar, contoh tidak mencuri, tidak korupsi,
dll.
c. Sah artinya tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku di lingkungan ITS, contoh
dari perusahaan rokok, minuman keras, dll.
2. Transparansi artinya bersifat terbuka dan akuntabilitas artinya dapat
dipertanggungjawabkan.
BAB XIV
BAB XV
ATURAN PERALIHAN
Pasal 71
Yang dimaksud dengan sistem ialah seluruh perangkat KM ITS.
Pasal 72
Telah jelas.
BAB XVI
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 73
Telah jelas.
Pasal 74
Pembubaran KM ITS
1. Referendum ialah mekanisme jajak pendapat pada seluruh anggota KM ITS.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
Pasal 75
Telah jelas.
Pasal 76
Aturan Eksternal
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
BAGIAN KETIGA
BAB I
PEMILIHAN UMUM
Pasal 1
Asas
Prinsip dasar yang harus diterapkan dan dipegang teguh dalam pelaksanaan pemilihan umum
ialah :
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
5. Telah jelas.
6. Telah jelas.
7. Telah jelas.
8. Telah jelas.
Pasal 2
1. Yang dimaksud serentak ialah dilakukan bersama-sama.
2. Telah jelas.
Pasal 3
Hak Memilih
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
Pasal 4
Hak Dipilih
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
Pasal 5
Pelaksanaan Pemilihan Umum
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
Pasal 6
Komisi Pemilihan Umum
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
5. Telah jelas.
6. Telah jelas.
7. Telah jelas.
8. Telah jelas.
9. Telah jelas.
Pasal 7
Badan Pemeriksa Dana Kampanye Pemilihan Umum ITS
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
5. Telah jelas.
6. Telah jelas.
Pasal 8
Panitia Pemilihan Umum
1. Fasilitator ialah perangkat pemilu yang bertugas sebagai pelaksana teknis terhadap
keseluruhan proses pemilu.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
Pasal 9
Panitia Pengawas Pemilihan Umum
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
5. Telah jelas.
Pasal 10
Pemantau Pemilu
1. Telah jelas.
2. Yang dimaksud pengawas pemilu independen ialah perseorangan atau sekelompok orang
diluar Panwaslu.
3. Yang dimaksud dengan verifikasi ialah suatu proses evaluasi terhadap kelengkapan
administratif Pemantau Pemilu.
4. Telah jelas.
BAB II
MEMORANDUM
Pasal 11
Telah jelas.
Pasal 12
Mekanisme jatuhnya memorandum
1. Telah jelas.
2. Yang dimaksud dengan tidak ditanggapi ialah tidak memberikan penjelasan (hadir atau
tidak) atau tidak memperbaiki (mengubah atau mencabut) sesuatu yang dianggap keliru.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
BAB III
MEKANISME PERGANTIAN ANGGOTA BADAN LEGISLATIF MAHASISWA ITS
DAN BADAN LEGISLATIF MAHASISWA FAKULTAS
Pasal 13
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
BAB IV
KELENGKAPAN KERJA BADAN LEGISLATIF MAHASISWA ITS
Pasal 14
- Yang dimaksud dengan staf ialah anggota KM ITS yang diangkat untuk menangani
permasalahan teknis operasional.
- Yang dimaksud dengan staf ahli ialah anggota KM ITS yang karena kemampuannya
diangkat untuk memberikan sumbangan pemikiran.
- Yang dimaksud dengan badan pekerja ialah sekelompok anggota KM ITS yang diangkat
untuk mengkaji dan membahas permasalahan tertentu.
BAB V
FORMALITAS PROSES LEGISLATIF
Pasal 15
Formalitas Proses Legislatif Tingkat Institut
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
5. Telah jelas.
Pasal 16
Formalitas Proses Legislatif Tingkat Fakultas
1. Telah jelas.
2. Telah jelas.
3. Telah jelas.
4. Telah jelas.
5. Telah jelas.