LAPORAN LENGKAP
AKMAL FAUZI
D111171010
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Tanah adalah bagian kerak bumi yang vital peranannya bagi keberlangsungan
bahan mineral yang terkandung di dalamnya. Warna tanah merupakan ciri utama yang
paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam,
coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki
lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia
(pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali
menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi
biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi. Warna yang berbeda
bagan warna tanah (Munsell Soil Color Charts). Buku Munsell Soil Color Charts warna
didefinisikan dalam 3 ruang dimensi yaitu hue, value dan chroma. Tiga parameter
tersebut yang menentukan notasi pada warna tanah yang telah diklasifikasi.
warna tanah tidak semua orang dapat melakukannya dengan baik. Pada umumnya
ditunjuk seorang surveyor yang memiliki penglihatan tajam dan pengalaman yang
gunakan sebagai acuan dalam pemeliharaan tanaman yang sesuai dengan suatu jenis
seperti nitrogen (N), kalium (K), pospor (P), dimana tanaman membutuhkan dalam
tertentu yang berukuran pada tanah di tentukan oleh seperangkat faktor kimia
tertentu, oleh karena itu penentuan PH tanah adalah sebuah tempat yang paling
biasanya tanah pada daerah basah bersifat masam dan pada daerah kering bersifat
basah.
Chart?
1.3 Tujuan Kuliah Lapangan
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kuliah lapangan dilaksanakan pada hari sabtu, 09
April 2018 di dua lokasi yaitu hutan pinus Malino dan Malino High Land. Kabupaten
Gowa terletak pada 5°33'-5°34' Lintang Selatan dan 120°38'-120°33' Bujur Timur.
Daerah Malino ini dapat ditinjau dengan menggunakan mobil, dimana membutuhkan
waktu sekitar 3 jam dari kampus teknik Unhas Gowa. Lokasi ini dapat ditinjau pula
dengan menggunakan bus maupun kendaraan roda dua dengan waktu yang relatif
lebih cepat.
Gambar 1.1 Peta Tunjuk Kabupaten Gowa
Tompobulu. Kabupaten Gowa dilalui oleh banyak sungai yang cukup besar yaitu ada 15
sungai, salah satunya yaitu sungai Jeneberang. Sungai dengan luas daerah aliran yang
terbesar adalah Sungai Jeneberang yaitu seluas 881 km² dengan panjang sungai
utama 90 Km.
1.5.1 Stratigrafi
Geologi daerah Kabupaten Gowa tercakup dalam peta geologi lembar Ujung
Pandang, Benteng, dan Sinjai skala 1:250.000. Geologi di Kabupaten Takalar dan
Kabupaten Gowa termasuk dalam Mandala Sulawesi bagian barat. Satuan batuan
tertua adalah Formasi Tonasa (Temt), terdiri dari batugamping pejal dan berlapis,
koral, bioklastik, kalkarenit dengan sisipan napal, batu gamping pasiran dengan umur
berkisar dari Eosen sampai Miosen Tengah. Lapisan di atasnya ditindih oleh Formasi
Camba (Tmc) terdiri dari batuan sedimen laut berselingan dengan batuan gunung api,
batu pasir tufaan berselingan dengan tufa, batu pasir dan batu lempung bersisipan
napal, batugamping, konglomerat, breksi gunung api dan batubara. Formasi Camba
(Tmc) ini menjemari dengan batuan gunung api Formasi Camba (Tmcv), yang terdiri
dari breksi gunung api, lava, konglomerat dan tufa berbutir halus hingga lapili berumur
Miosen Tengah sampai Pliosen. Batuan Gunung api Baturappe-Cindako (Tpbv) terjadi
secara setempat terdiri dari lava dan breksi bersusunan basal dengan sisipan sedikit
tufa dan konglomerat, umumnya batuan didominasi oleh lava (Tpbl) berumur Pliosen
Akhir.
(Qlv), terdiri dari aglomerat, lava, breksi, endapan lahar dan tufa. Sebagian besar
terkompaksi, andesit dan basal berumur Plistosen. Sedimen termuda berupa endapan
aluvial dan pantai (Qac), berumur Holosen. Batuan terobosan diorit (d) berupa stok
dan sebagian retas atau sill menerobos Formasi Tonasa (Temt), Formasi Camba
berubah kuat, berumur Miosen Akhir Batuan terobosan andesit / trakhit (a/b) berupa
retas dan stok menerobos batuan gamping Formasi Camba (Tmcv) dan Batuan
Gunungapi Baturappe–Cindako (Tpbv). Batuan terobosan basal (b) berupa retas, sill
merupakan kelompok retas berpola radier yang memusat ke Baturappe dan Cindako,
sedangkan yang di sebelah utara Jeneponto berupa stok, berumur Miosen Akhir
sampai Pliosen Akhir (Indonesian Galf Oil Co, 1972)dan JD. Obradovich, 1974).
1.5.2 Struktur
Struktur geologi geologi yang di jumpai didaerah penyelidikan berupa sesar dan
sesar geser dan sesar normal, sesar naik. Kekar secara umum berarah Barat Laut-
Tenggara sampai Timur Laut–Barat Daya dengan intensitas rendah, terutama dijumpai
1.5.3 Mineralisasi
sekitar pinggiran komplek terobosan Diorit (Tpbc) pada batuan gunung api Baturappe–
Cindako (Tpbv), di daerah sekitar Baturappe yang pernah di tambang sejak sebelum
perang dunia ke II oleh perusahaan setempat. Desa Mamato yang terletak di sebelah
utara daerah kerja ditemukan gossan mangan di atas lapukan batuan gunung api
terpropilitkan (Tpv) dekat kontak terobosan granodiorit (gd). PT. Rio Tinto Bethelehem
Indonesia yang telah melakukan penyelidikan melaporkan bahwa “gossan” mangan itu
Kemasaman tanah adalah salah satu faktor yang sangat penting mempengaruhi
sifat kimia tanah. Sumber Kemasaman Tanah antara lain, isosiasi asam kuat, hidrolisis
aluminum, gugus karboksil pada bahan organik, dan gugus fenol pada bahan organik.
Daerah iklim Tropis Basah, pengasaman tanah adalah proses alamiah (natural).
Kemasaman tanah merupakan salah satu masalah utama bagi pertumbuhan tanaman
(Logan, 1992).
Masalah-masalah ini tersebar luas di daerah tropis basah yang telah mengalami
terhadap sifat kimia tanah lain, karena untuk kemasaman tanah (pH) dikelompokkan
tanah daripada hanya menunjukkan apakah itu asam atau basa. Ketersediaan nutrisi
penting dan toksisitas unsur-unsur lain dapat diperkirakan karena hubungan mereka
yang diketahui dengan pH. Istilah pH "diciptakan" oleh ilmuwan Swedia Sorensen
(1909) untuk mendapatkan angka yang lebih nyaman dan gagasan itu cepat dipahami.
Gillespie dan Hurst (1918) tampaknya telah menjadi yang paling awal untuk
kalomel dan cukup beberapa potumberometer dan sistem galvanometer . Pada periode
itu, masih jauh lebih umum untuk menggunakan metode kolorimetri dengan pewarna
a. Air Hujan.
Kekhawatiran tentang hujan asam, tetapi hampir semua hujan adalah ber pH
rendah (asam). Air Hujan murni yang tidak mengandung bahan pencemar pada
dasarnya adalah air distilasi. Air hujan ini yang dalam kesetimbangan dengan atmosfer
akan memiliki pH sekitar 5,6 karena pelarutan karbon dioksida di dalam air, ketika air
hujan murni berada dalam kesetimbangan dengan karbon dioksida, maka konsentrasi
b. Respirasi Akar
Tanaman juga menghasilkan karbon dioksida karena proses respirasi akar, dan
selama periode pertumbuhan aktif akar dapat menyebabkan karbon dioksida di tanah
yang konsentrasinya lebih tinggi beberapa kali dari di atmosfer, sehingga terjadi
peningkatan jumlah karbon dioksida terlarut dalam air tanah dan menyebabkan
Karbon dioksida bukan satu-satunya sumber ion hidrogen dalam tanah, namun.
Pada tanah yang dikelola, pupuk dapat menjadi sumber utama ion hidrogen. Faktor
sumber nitrogen, akan tetapi oksidasi ammonium dihasilkan ion nitrat dan ion
2). Pupuk Mono Kalsium Fosfat, digunakan sebagai salah satu komponen pupuk
lebih rendah daripada amonium). Senyawa ini akan terhidrolisis dalam air
membentuk fosfat bikalsium dan Asam fosfat. Asam fosfat terdisosiasi sangat
cepat seiring dengan peningkatan pH dari 3,0 menjadi lebih dari 7.0.
Secara umum ion hidrogen (H+) ketiga tersebut akan terlarut pada pH di atas
netral, sehingga tidak termasuk faktor penyebab pengasaman tanah. Pupuk fosfor
diberikan dalam lubang tugal, maka H3PO4 terdisosiasi dalam tanah sehingga terjadi
nilai pH yang sangat rendah didekat pupuk tersebut. Tingkat keasaman ini akan secara
Semua reaksi oksidasi dalam tanah yang menghasilkan ion hidrogen dapat
memiliki pH lebih tinggi dari yang diinginkan, sehingga diperlukan upaya penurunan pH
tanah. Reaksi oksidasi pirit yang terjadi pada tanah rawa yang diangkat sehingga
tersebut. Tanaman hanya beberapa yang mengandung asam organik dalam jumlah
yang sangat berbeda dengan tanaman lainnya. Asam organik hasil dekomposisi bahan
organik menyebabkan pengasaman tanah. Bahan organik yang berasal dari tanaman
pengasaman tanah. Bahan organik yang berasal dari tanaman dengan kandungan
mikrobia tersebut menyerap basa-basa keperluannya dari sistem tanah, sehingga basa-
basa tanah seperti kalsium dan magnesium terkuras dari tanah maka menyebabkan
f. Tanaman
penyerapan hara utama (kalium, kalsium dan magnesium) disertai pertukaran dengan
tanah. Tanaman leguminosa menyerap hara nitrogen dari hasil fiksasi mikrobia yang
tanah dan penyerapan ini dalam kondisi yang seimbang dengan penyerapan kation-
kation basa, sehingga lebih sedikit pertukaran dengan ion hidrogen, maka sedikit
Dalam sistem tanah kontribusi dari hujan asam relatif rendah dibandingkan dengan
pengaruh dari pasir sesquioxida yang bersifat sangat asam yang kapasitas tukar kation
sangat rendah. Akan tetapi banyak tanaman sangat peka terhadap pengaruh dari
hujan asam.
kebasaan tanah. Tanah ber pH 7 adalah tanah bereaksi netral, tanah ber pH > 7
adalah tanah bereaksi basa dan tanah ber pH lebih rendah dari 7 merupakan tanah
bereaksi asam atau yang dikenal sebagai tanah masam (acid soils). Reaksi tanah atau
pH tanah dapat diukur baik dengan menggunakan pelarut air (pHw) atau bisa juga
Nilai pH yang diukur dengan pelarut kalsium klorida adalah lebih rendah 0,7
satuan unit pH daripada nilai pH yang diukur dengan pelarut air. Laboratorium
mengukur pH tanah pada saat mengukurnya, maka sangatlah penting diketahui bahwa
mereka menetapkan dengan menggunakan metode pelarut air atau pelarut kalsium
klorida karena hasil penetapan pH dari kedua metode tersebut akan berbeda. Untuk
tanah yang bereaksi asam, pilihan pengelolaan yang paling praktis adalah
(Maspari, 2011) :
a. Pengapuran untuk meningkatkan pH dan mengatasi keracunan Al
masam atau masam ke pH agak netral atau netral, serta menurunkan kadar Al.
selain meningkatkan pH tanah juga dapat meningkatkan kadar Ca dan kejenuhan basa.
Terdapat hubungan yang sangat nyata antara takaran kapur dengan Al dan kejenuhan
Al. Dosis kapur disesuaikan dengan pH tanah, umumnya sekitar 3 t/ha, berkisar antara
1-5t/ha. Kapur yang baik adalah kapur magnesium atau dolomit yang dapat sekaligus
peran penting dalam memperbaiki sifat fisik tanah. Bahan organik dapat meningkatkan
agregasi tanah, memperbaiki aerasi dan perkolasi, serta membuat struktur tanah
menjadi lebih remah dan mudah diolah. Bahan organik tanah melalui fraksi-fraksinya
mempunyai pengaruh nyata terhadap pergerakan dan pencucian hara. Asam fulvat
berkorelasi positif dan nyata dengan kadar dan jumlah ion yang tercuci, sedangkan
asam humat berkorelasi negatif dengan kadar dan jumlah ion yang tercuci. Penyediaan
bahan organik dapat pula diusahakan melalui pertanaman lorong (alley cropping).
Tanaman dapat menjadi sumber bahan organik tanah, cara ini juga dapat
Al. Petani menyadari bahwa pemberian pupuk organik dapat meningkatkan kesuburan
tanah. Pengaruh pupuk organik dalam memperbaiki kesuburan tanah kurang spontan
akan tetapi pengaruhnya lebih tahan lama, sedangkan pupuk buatan pengaruhnya
spontan akan tetapi hanya tahan beberapa minggu atau bulan. Pupuk organik yang
digunakan adalah pupuk hijau, kotoran ternak, bagas, dan sebagainya. Berdasarkan
tidak dikembalikan, lebih cepat menguras zat makanan yang ada di tanah, mereka
kekahatan P umumnya menggunakan pupuk P yang mudah larut seperti TSP, SP-36,
SSP, DAP. Pupuk tersebut mudah larut dalam air sehingga sebagian besar P akan
segera difiksasi oleh Al dan Fe yang terdapat di dalam tanah dan P menjadi tidak
tersedia bagi tanaman. Fosfat alam dengan kandungan Ca setara CaO yang cukup
tinggi (Al2O3 dan Fe2O3) tinggi kurang sesuai digunakan pada tanah-tanah masam.
keasaman tanah atau mencegah kemasaman tanah yang lebih parah. Hal ini berkaitan
erat dengan artikel maspary yang berjudul Mengatasi Tanah Asem- asemen Pada Padi
[Bahasa Jawa: bero] atau membiarkan semak belukar tumbuh di lahan yang telah
diusahakan beberapa musim. Tanaman akan tumbuh lebih baik pada lahan yang
satu jenis tanaman semusim saja selama tiga tahun berturut-turut menyebabkan tanah
menjadi “kurus” dan “cepat panas”. Menurut pengamatan petani, jenis tanaman
pangan yang banyak menguras zat makanan dalam tanah [Bhs.Jawa : ngeret lemah]
adalah ubikayu, ketela rambat dan kacang tanah. Tumpangsari. Beberapa petani juga
dan padi ternyata lebih besar dari hasil jagung atau padi monokultur. Pencegahan
erosi. Petani menyadari pentingnya pencegahan erosi di lahan mereka, terutama pada
lahan yang curam. Beberapa usaha yang telah dicoba adalah dengan membuat
guludan sejajar kontur atau menggunakan batang pohon yang ditebang pada saat
pembukaan lahan sebagai teras-teras akan tetapi karena intensitas curah hujan yang
tinggi serta struktur tanah yang kurang mantap menyebabkan guludan tersebut mudah
longsor. Sebagian petani ada yang membuat guludan tegak lurus arah kontur,
sehingga air limpasan bisa mengalir lebih cepat. Cara ini memang bisa mengurangi
menyukai tanah yang terlalu basah, tetapi pengikisan tanah (erosi) tetap terjadi.
organik dalam tanah sehingga akan membantu ketersediaan dan keseimbangan unsur
secara langsung proporsional terhadap total permukaan tanah yang setara dengan luas
berwarna putih. Batukapur berwarna putih, kelabu, atau kadangkala olive-hijau, dan
feldspar mempunyai banyak warna tetapi dominan merah. Liat berwarna kelabu, putih
Warna tanah meliputi putih, merah, cokat, kelabu, kuning, dan hitam,
kadangkala dapat pula kebiruan atau kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai warna
yang tak murni tetapi campuran kelabu, coklat, dan bercak (rust), kerapkali 2–3 warna
Warna tanah yang sering dijumpai adalah warna kuning, merah, cokelat, putih,
dan hitam serta warna-warna tanah di antara warna-warna tersebut, sedangkan yang
berwarna hijau dan lembayung jarang sekali dijumpai. (Sutedjo dan Kartasapoetra,
2010).
mempunyai panjang gelombang sekitar 0,38-0,75 µm. Efek sinar dari berbagai panjang
yang disebut sebagai “warna”, sebagai tetera pada tabel berikut (Harfiah, 2010) :
Pengklasifikasian warna tanah, metode yang telah banyak dikenal luas oleh
banyak soil specialist adalah “sistem munsell”, yang membedakan warna tanah secara
Warna ini dibedakan berdasarkan tiga faktor basal (basic) berupa komponen
warna, yaitu hue, value, dan chroma, yang mendasari penyusunan variasi warna pada
a. Hue
Hue merujuk pada spektral atau kualitas warna yang dominan, yang
merupakan pembeda antaramerah dengan kuning, dan lainnya. Hue ini warna dipilah
2, 5, 2,5 5,0, 5,0, 7,5-7,5 dan 7,5–10 yang pada kartu warna hanya tertulis 2,5, 5,0,
b. Value
Value atau brilliance (kecermelangan) yang mengekpresikan variasi berkas
sinar yang terjadi jika dibandingkan warna putih absolut. Merujuk dari gradasi warna
c. Chroma
pembeda dari adanya perubahan warna dari kelabu atau putih netral (skala 0) kewarna
yang ada di buku Munsell, misalnya warna tanah terletak pada kartu Hue 2,5 YR, Value
5 dan Crhoma 6, ditulis 2,5 YR ¾ berarti warnanya dark reddish brown (coklat
Warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab
bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap
sehingga dapat dikatakan bahwa tanah tersebut ideal untuk diolah menjadi media
tumbuh, sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya
rendah, tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam
tanah. Daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh
tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+).
Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe
terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang
berwarna merah, atau Fe2O3.3H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat, sedangkan
berwarna abu-abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah
atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi
Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor yaitu jenis mineral dan
jumlahnya, kandungan bahan organik tanah, dan kadar air tanah dan tingkat hidratasi.
Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan
warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari
putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai
merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap
(kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna
tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih
lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Tingkat
hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata
mengarah ke warna reduksi yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau (Wirjodihardjo
et al, 2002).
Tanah-tanah muda, warna merupakan indikator jenis bahan induknya,
tinggi ketersediaan hara, maka tanah tersebut makin subur dan sebaliknya. Kandungan
unsur hara dalam tanah selalu berubah ubah, tergantung pada musim, pengolahan
Tanah yang subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam (kedalaman
yang sangat dalam melebihi 150 cm) ; strukturnya gembur ; pH 6,0 - 6,5; kandungan
unsur haranya yang tersedia bagi tanaman adalah cukup ; dan tidak terdapat faktor
pengelolaan merupakan faktor penting yang akan menentukan pertumbuhan dan hasil
tanaman yang diusahakan. Hal ini disebabkan karena tanah merupakan media tumbuh
bagi tanaman, sebagai gudang dan pensuplai unsur hara. Tanah berdasarkan ukuran
partikelnya merupakan campuran dari pasir, debu, dan liat. Makin halusnya partikel
akan menghasilkan luas permukaan partikel per satuan bobot yang makin luas.
Dengan demikian, liat merupakan fraksi tanah yang berpermukaan paling luas
dibanding 2 fraksi lainnya. Pada permukaan partikel inilah terjadi berbagai reaksi
panas yang lebih banyak dari pada tanah yang berwarna putih atau cerah/terang.
terasa lebih panas, akibat selanjutnya yaitu laju evaporasi akan lebih tinggi,
mengeringnya tanah akan berlangsung lebih cepat. Warna tanah memegang peranan
yang utama dalam proses keseimbangan panas, dan secara tidak lansung akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman tingkat tinggi, kegiatan jasad renik dan struktur
Pengaruh yang lebih langsung yang berkaitan dengan tanah ini ialah terhadap
suhu dan lengas tanah. Warna dapat menjadi indikator keadaan iklim dan hal ini
batas – batas tertentu dapat diselidiki. Makin tua warna tanah itu menunjukkan makin
organik yang menunjukkan tingkat kemampuan hara – hara yang terjadi. Warna tanah
yang terang umumnya disebabkan karena kuarsa (suatu mineral yang nilai gizinya
ayang kemudian kurang). Warna tanah yang bercak umumnya menunjukkan reduksi
Faktor – faktor yang mempengaruhi itensitas warna terutama warna dasar ialah
kadar lengas dan tingkat hidratasi, kadar bahan organik, serta kadar dan mutu mineral
1. Kadar lengas atau tingkat hidratasi sangat berpengaruh terhadap warna tanah,
permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu
kelabu biru hingga kelabu hijau. Kadar bahan organik, makin tinggi kandungan
bahan organiknya maka warna tanah akan makin kelam, sebaliknya makin
rendah atau kurang bahan organik tanah itu, warna akan tampak lebih terang.
3. Mineral feldspar kaolin, kapur, kuarsa, dapat menyebabkan warna putih pada
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.1 Alat
3.1.2 Bahan
3.7.1 Ph Tanah
4.1 HASIL
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA