Anda di halaman 1dari 49

PENGALAMAN DAN PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA LAPANG

DI PUSAT PENELITIAN PENGEMBANGAN WILAYAH, TATA RUANG, DAN


INFORMASI SPASIAL (WiTaRIS) LP2M UNIVERSITAS HASANUDDIN
”Pengalaman dan Pembelajaran Pada Kegiatan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Jeneponto Tahun 2012 - 2023”
DAN
PENGALAMAN DAN PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA LAPANG
DI STASIUN METEOROLOGI MARITIM KLASS II PAOTERE MAKASSAR
“Observasi dan Pengolahan Data Penguapan di Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar,
Studi Kasus Pada Bulan September – November 2018”

M. ZUHRIZAL AM
L111 14 521
 Persyaratan Akademik
 Meningkatkan kapasitas mahasiswa lewat penglaman kerja
 Sistem Informasi Geografis (GIS) dan Meteorologi

 Tujuan Akademik, Memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi


 Tujuan Institusional, Untuk memahami kondisi instansi
 Tujuan Keilmuan, Menambah pengetahuan dan pengalaman
Dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2017
sampai 5 Oktober 2017.

Dilaksanakan pada tanggal 17 September 2018


sampai 16 November 2018.

Jl. Perintis Kemerdekaan. KM. 10, Gedung Pusat Kegiatan


Penelitian, Lantai 3, Uiversitas Hasanuddin

Jl. Sabutung I No. 30, Paotere – Makassar


KONDISI
INSTANSI

Pusat Penelitian Dan Pegembangan (Puslitbang), Wilayah, Tata


Ruang dan Informasi Spasial (WITARIS), LP2M Universitas
Hasanuddin didirikan pada 10 Januari 2011.
Peraturan Rektor No. 4666/H4/O/2011 tentang OTK LP2M
Unhas

Adanya kebutuhan akan dukungan penelitian dan


pengembangan dalam melaksanakan pengelolaan wilayah
secara baik dan benar, di tengah pesatnya pembangunan
wilayah seperti sekarang

Pusat Penelitian & Pengembangan,


Wilayah, Tata Ruang dan Informasi
Spasial, UNHAS.
Kepala Puslitbang WITARIS
Dr. Nurjannah Nurdin, S.T, M.Si
NIP.: 19680918 199703 2 001 Pusat Penelitian & Pengembangan,
Wilayah, Tata Ruang dan Informasi
Spasial, UNHAS.

Sekretaris Eksekutif STAF PENDUKUNG

Laboratorium /Studio PENELITI AHLI Divisi

Spatial Technology Lab


Spatial Technology Lab Pengembangan Wilayah

Tempat Mahasiswa PKL

Spatial Training Centre Informasi Spasial

Cartography Lab & Map Collection Geologi & Kebencanaan


STASIUN METEOROLOGI MARITIM WILAYAH IV
PAOTERE MAKASSAR
Berdiri pada tanggal 1 Juli tahun 1982.

Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang mempunyai


tugas melaksanakan di bidang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
Diantaranya pengamatan dan analisis perkiraan cuaca serta
menyediakan data meteorologi pelayaran dan kondisi cuaca perairan.

Stasiun Meteorlogi
Maritim Paotere,
Makassar
KEPALA STASIUN
PEMBINA / Iva
IRWANSYAH NASUTION, ST., M.Si
NIP: 19701128 199203 1 003

KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA KEPALA SEKSI OBSERVASI DAN INFORMASI
PENATA TK.I / IIId PENATA TK.I / IIId
ELFRIEDE TIHUWANG HENOCH, SE ANDI CAHYADI, SE., S.Si., M.Si
NIP: 19610720 198203 2 003 NIP: 19760720 199703 1 001

ALBERTH WENSY, ST I M R A N, SE H A S S E, S.Kel IVANA GABRIELA SUAWA


NIP. 19671122 199003 1 003 NIP.19810830 200812 1 003 NIP.19660401 198812 1 001 NIP.19931208 201312 2 2001
PENATA/IIIc PENATA MUDA / IIIa PENATA TK.I/ IIId PENGATUR MUDA/ IIa
FARIDA WADJO MUHAMMAD FUAD ISLAMI
SRI WAHYUNINGSIH, ST., SE ISKANDAR DJUDU NIP.19660512 198812 2 001 NIP.19951104 201411 1 001
NIP. 19781219 200502 2 001 NIP.19720427 201212 1 005 PENATA / IIIc PENGATUR MUDA / IIa
PENATA MUDA TK.I/IIIb PENGATUR MUDA/ IIa
WAHYU GURU IMANTOKO, S.Kom MAHAGYANA
NIP.19790619 199903 1 001 NIP.19950108 201601 1 001
MARWAH, S.Hut., S.AP
PENATA / IIIc PENGATUR MUDA / IIa
NIP. 19710425 200502 2 001
PENATA MUDA TK.I/IIIb G I A R N O, S.Si ANENDHA DESTANTYO NUGROHO
NIP.19750916 200112 1 001 NIP. 19961230 201601 1 001
PENATA / IIIc PENGATUR MUDA / IIa
MUJAHIDIN, S.Si HERBUANA YOGA WARDHANI, S.Kel
NIP.19861125 200812 1 001 NIP. 19931020 201801 2 006
PENATA / IIIc PENGATUR MUDA / IIIa
Stasiun Meteorlogi Maritim
Paotere, Makassar
RANGKAIAN
KERJA

1. Pengenalan dan Penggunaan GPS


1. Pengenalan instansi dan staf
(Global Positioning System)
2. Pengenalan SKKNI-IG 2017 2. Pengenalan dan Penggunaan AVENZA
PDF MAPS
3. Membantu administrasi kantor
3. Peninjauan Kembali Rencana Tata
Ruang Wilayah Kab. Jeneponto
4. Pengalaman Keikutsertaan Dalam
Kegiatan Pelatihan
Pusat Penelitian & Pengembangan,
Wilayah, Tata Ruang dan Informasi
Spasial, UNHAS.
1. Pengenalan dan Penggunaan GPS (Global Positioning System)

 Pengenalan dan Penggunaan GPS (Global Positioning System)


 Transfer Data dari GPS ke ArcMap
 Transfer Data dari ArcMap ke GPS
 Pengenalan dan Penggunaan GPS (Global Positioning System)

GPS (Global Positioning System)


adalah sistem satelit navigasi dan
penentuan posisi yang didesain untuk
memberikan posisi dan kecepatan tiga-
dimensi serta informasi mengenai
waktu, secara kontinyu di seluruh dunia
tanpa bergantung waktu dan cuaca.
GPS dapat memberikan informasi
posisi dengan ketelitian bervariasi dari
beberapa millimeter (orde nol) sampai
dengan puluhan meter.
 Membuat Titik Koordinat

a. Aktifkan GPS dengan menekan tombol on/off yang berada di


sisi kanan GPS.
b. Mencari Satelit  Menu Satelit  Cari tempat terbuka untuk
menangkap sinyal  Tunggu sampai akurasi satelit yang
maksimum (antara 3m s.d 1m ).
c. Pilih tombol “Enter” untuk membuat mark/ tanda, tekan
selama 2-3 detik.
d. Maka muncul tampilan peyimpanan tanda, lalu pilih “Selesai”
maka otomatis titik tersebut tersimpan di “Peta” & menu
“Kelola Titik”, atau juga bisa mengedit untuk mengganti
nama titik dan simbol.
e. Lakukan langkah c dan d untuk membuat titik kembali.
 Transfer Data GPS  Dari ArcGIS
GPS ke ke
ArcGIS
GPS

Tidak dapat
Menggunakan
dilakukan karena
“Conversion Tools”
Mengubah format GPS tidak dapat
pada menu
dari “GPX”
Menjadikeformat membaca format
ArcToolbox
“DXF”“GPX” “SHP”

Global
Mapper Dari format “SHP”
2. Pengenalan dan Penggunaan Avenza Pdf Maps

 Pemberian tanda pada lokasi


 Pengambilan foto berbasis koordinat
 Mengekspor tanda yang telah diambil
 Penggunaan Avenza Maps
3. Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Jeneponto

Peninjauan kembali Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota di dasari pada
Peraturan menteri agraria dan tata ruang/ kepala badan pertanahan nasional nomor 6 tahun 2017
tentang Tata cara peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah, dimana sesuai dengan ketentuan
diwajibkan ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun sejak RTRW diundangkan, untuk
melihat kesesuaian RTRW dengan kebutuhan pembangunan yang memperhatikan perkembangan
lingkungan strategis dan dinamika pembangunan, serta pelaksanaan pemanfaatan ruang.
 Focus Group Discussion

Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan disemua kecamatan yang ada di
kabupaten Jeneponto. Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan data dari masyarakat
setempat perihal efektifitas pelaksanaan RTRW Kabupaten Jeneponto beberapa tahun
terakhir. Kegiatan ini dimulai dari kecamatan Turatea, Kelara dan Rumbia, kemudian
kecamatan Batang, Tarowang dan Arungkeke dan yang terakhir di kecamatan Bangkala,
Bangkala Barat, Binamu, Bontoramba dan Tamalatea.
 Verifikasi Pola Ruang dan Penggunaan Lahan

Verifikasi dimaksudkan untuk melihat kesesuaian data pola ruang dan penggunaan lahan yang telah
ditetapkan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Apabila terjadi dinamika pola ruang dan
penggunaan lahan yang signifikan, dan tidak sesuai peruntukannya yang terjadi di lapangan, maka
akan menjadi bahan pertimbangan dalam peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah.

Analisis Peta Pola Ruang dan Survei Lapangan Pola Ruang


Penggunaan Lahan dan Penggunaan Lahan
 Penyusunan Dokumen Hasil PK-RTRW

Berdasarkan pada Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Peninjauan Kembali Rencana
Tata Ruang Wilayah. Dokumen terbagi atas 6 lampiran, dengan muatan yang berbeda. Lampiran I
sampai dengan Lampiran VI merupakan bagian tidak terpisahkan/satu kesatuan dengan Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah.
Lampiran I

“Lampiran ini berjudul “Format Surat Keputusan


Menteri, Keputusan Gubernur, Dan Keputusan
Bupati/Walikota Tentang Penetapan Pelaksanaan
Peninjauan Kembali”. Lampiran ini berisi tentang
konsideran penetapan pelaksanaan peninjauan
kembali rencana tata wuang wilayah”.
Lampiran II

Berisi tentang tata cara pengkajian pelaksanaan


peninjauan kembali RTRW. Mulai dari tahap
pengumpulan data dan informasi. Diantaranya data
dokumen Rencana Tata Ruang, informasi dinamika
pembangunan, kondisi aktual pemanfaatan ruang,
hingga data informasi batas teritorial dengan daerah
lain. Kemudian tahap penusunan matriks kesesuaian.
Yang pada kedua tahap di atas akan menghasilkan
table rekapitulasi dengan tujuan untuk melihat
keterkaitan antara muatan RTRW dengan dinamika
pembangunan dan kondisi pelaksanaan pemanfaatan
ruang. Tabel rekapitulasi diisi berdasarkan muatan PP
RTRWN dan Perda RTRW yang berlaku.
Lampiran III

Pada lampiran III, bermuatan tentang tata cara


evaluasi pelaksanaan peninjauan kembali
RTRW. Kegiatan evaluasi dalam pelaksanaan
peninjauan kembali dilakukan setelah tahap
pengkajian, yang bertujuan untuk mengukur
tingkat kualitas dan kesesuaian RTRW dengan
peraturan perundang-undangan serta
pelaksanaan pemanfaatan ruang.
Lampiran IV

Tata cara penilaian dalam pelaksanaan


peninjauan kembali diutamakan menggunakan
metode kuantitatif. Metode kualitatif juga dapat
digunakan jika terdapat keterbatasan data dan
informasi yang digunakan dalam metode
kuantitatif. Namun tata cara penilaian
pelaksanaan peninjauan kembali dapat pula
mengkombinasikan metode kuantitatif dan
metode kualitatif, dengan nilai rujukan akhir
berdasarkan penilaian pada hasil perhitungan
metode kuantitatif. Penilaian terhadap RTRW ini
akan menghasilkan rekomendasi tindak lanjut
terhadap RTRW. Perumusan rekomendasi
tindak lanjut merupakan hasil peninjauan
kembali yang dikeluarkan oleh tim pelaksana
yang menyatakan bahwa rencana tata ruang
yang ditinjau kembali tersebut tidak perlu
dilakukan revisi atau perlu dilakukan revisi.
Lampiran V

Lampiran ini berisi tentang format surat

keputusan menteri, keputusan gubernur, atau

keputusan bupati/walikta tentang rumusan

rekomendasi hasil pelaksanaan peninjauan

kembali RTRW. Apakah perlu di revisi atau tidak.

Setelah melewati tahap pengkajian, evaluasi

dan penilaian Rencana Tata Ruang Wilayah.


Lampiran VI

Tindak lanjut perhitungan perubahan materi untuk


RTRW yang berdasarkan hasil rekomendasi peninjauan
kembali dinyatakan direvisi dibagi menjadi 2 (dua)
kategori, yaitu jika hasil perhitungan < 20% = perubahan
peraturan perundang-undangan. Dan hasil perhitungan
> 20% = pencabutan peraturan perundangan-undangan.
Tata cara perhitungan besarnya perubahan materi
dihitung melalui perkalian antara nilai tingkat perubahan
dengan bobot masing-masing materi. Jadi, pada
lampiran ini digunakan apabila hasil rekomendasi
peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wialayah
dinyatakan perlu direvisi.
4. Pengalaman Keikutsertaan Dalam Kegiatan Pelatihan

 Pada kegiatan “Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Pengelola Simpul Jaringan Provinsi Sulawesi Selatan dan
Gorontalo” Tahun 2017.
 Pada kegiatan “Join Habitat Mapping and Halimeda Taxonomi
Workshop JSPS Core to Core” Tahun 2017
 Pada kegiatan “Pelatihan Pengembangan SDM Pengelola Simpul
Jaringan Lingkup SKPD Bappeda Kab. Jeneponto” Tahun 2017.
KUALIFIKASI / JENJANG Kompeten
JK KUALIFIKASI (JK) UNJUK KERJA 

4 OPERATOR SISTEM 1) M.71IGN00.032.1 : Menyiapkan Peralatan Survei 


INFORMASI
I 2) M.71IGN00.161.1 : Membaca Peta 
GEOGRAFIS / 4
3) TIK.OP 02.001.01 : Mengoperasikan komputer personal
yang berdiri sendiri (PC stand alone)

1) M.71IGN00.084.1 Mengoperasikan Perangkat Lunak
Sistem Informasi Geografis

2) M.71IGN00.085.2 Mengonversi Data Geospasial Analog
Menjadi Digital

3) M.71IGN00.086.1 Menginput Data Hasil Pengukuran

II Lapangan
4) M.71IGN00.149.1 Melakukan Proses Pemberian Sistem
Koordinat Peta

5) M.71IGN00.151.1 Melakukan Konversi Antarformat File 
Penyimpanan Data Geospasial
6) M.71IGN00.152.2 Mengedit Data Geospasial 
RANGKAIAN
KERJA

1. Pengenalan Instansi Dan Staf 1. Alur Pengamatan Cuaca


2. Pengenalan Alat-alat Pengamatan 2. Pengamatan Penguapan Pada Bulan
Cuaca September – November 2018

Stasiun Meteorlogi Maritim


Paotere, Makassar
1. Alur Pengamatan Cuaca

 Pengamatan Suhu Udara Permukaan


 Pengamatan Suhu Udara Ekstrim
 Pengamatan Tekanan Udara
 Pengamatan Awan
 Pengamatan Penglihatan Mendatar
 Pengamatan Arah dan Kecepatan Angin Permukaan
 Pengamatan Suhu Air Laut
 Pengamatan Penyinaran Matahari
 Pengamatan Curah Hujan
 Penginputan dan Pengiriman Data
 Pengamatan
 Pengamatan Suhu
Suhu Udara
Udara Ekstrim
Permukaan

Dalam pengamatan suhu udara permukaan,


termometer yang digunakan adalah termometer
Dalam
bola keringpengamatan
dan bola basah suhu
yang udara
dipasangekstrim,
secara
termometer yang derajat
vertikal. Satuan digunakan
suhuadalah
yang termometer
digunakan
suhu maksimum dan termometer
o
adalah derajat celcius C. Pengamatan suhu minimum
ini
yang dipasang
dilakukan setiap secara horizontal.
jam selama 24 jam Satuan derajat
suhu yang digunakan adalah derajat celcius oC.
Pembacaan termometer suhu minimum setiap
Termometer
pukul 08:00 suhu
WITA dan untuk termometer suhu
udara permukaan
maksimum pada pukul 20.00 WITA

Termometer Suhu
Udara Ekstrim
 Pengamatan Tekanan Udara

Barograf Digital Barograf Manual

Satuan tekanan udara dinyatakan dalam milibar. Pengamatan tekanan udara bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar tekanan udara yang terjadi di area stasiun meteorologi
maritime paotere. Manfaat dari pengamatan tekanan udara yaitu untuk mengetahui
sumber dan arah angin berhembus,
 Pengamatan Awan

Pengamatan awan meliputi : Jumlah


awan yang menutupi langit, jenis awan,
tinggi dasar awan, arah gerakan awan.

• Awan Tinggi : Cirrus (Ac),


Cirrocumulus (As), Cirrostratus (Cb)
• Awan Menengah : Altocumulus (Cc),
Altostratus (Ci), Nimbostratus (Cs)
• Awan Rendah : Stratocumulus (Cu),
Kubah langit dalam menentukan
Buku Panduan Jenis Awan
Cumulus jumlah yang menutupi (St)
(Sc), cumulonimbus langit

Cara pengamatan awan yang menutupi langit dapat


dilakukan dengan cara membagi kubah langit menjadi
seperdelapan bagian dengan satuan perbagian yaitu okta.
 Pengamatan Visibility
 Pengamatan Angin

Dua parameter yang diamati pada angin yaitu Arah angin dan Kecepatan
angin. Arah angin dinyatakan arah dari mana angin tersebut bertiup dan
dinyatakan dengan sebutan mata angin atau dengan istilah derajat dari
0°-360° searah jarum jam. Kecepatan angin dinyatakan dengan satuan
meter per detik, kilometer per jam atau mil per jam.

Cup counter anemometer Monitor Anemometer


 Pengamatan Suhu Air Laut

Alat yang digunakan pada pengukuran suhu air laut adalah


termometer dengan satuan derajat celcius (oC). Pengukuran
dilakukan setiap tiga jam sekali, yakni pada jam 08.00,
11.00, 14.00, 17.00, 20.00, 23.00, 02.00, dan 05.00.
 Pengamatan Penyinaran Matahari

Lama penyinaran matahari (sunshine duration) ialah lamanya


matahari bersinar sampai permukaan bumi dalam periode satu hari,
diukur dalam jam. Lama penyinaran ditulis dalam satuan jam sampai
Campbell Stokes
nilai persepuluhan, atau sering juga ditulis dalam persen dalam hari.

Pias Matahari
 Pengamatan Curah Hujan

Penakar hujan observatorium (OBS) merupakan penakar


hujan non-recording atau tidak mencatat sendiri. Pada jam-
jam pengamatan air hujan yang tertampung diukur dengan
menggunakan gelas ukur, kemudian mencatat besarnya
curah hujan yang tertampung.
Penakar Hujan OBS

Penakar hujan tipe Hellman merupakan penakar hujan


recording atau dapat mencatat sendiri. Hasil pengamatan
hujan akan tercatat pada kertas pias secara otomatis.

Penakar Hujan Tipe Hellman


 Penginputan dan Pengiriman Data

Penginputan data ke
Penginputan data ke Pengiriman data
database Microsoft
database Megaentry menggunakan CMSS
Excel

Setelah pengamatan Setelah data dimasukan, Kemudian selang tiga jam,


parameter cuaca diamati, selanjutnya diperiksa kembali data akan dikirm ke kantor
langkah selanjutnya adalah untuk mengetahui perubahan BMKG pusat via CMSS
menginput data ke dalam yang terjadi kemudian data (computer massage
komputer pengolahan data dipindahkan ke dalam switching system).
sebagai data synop. megaentry.
Penginputan data ke database Microsoft Excel
Penginputan data ke database Microsoft Excel

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Waktu Pengamatan 5 Pengamatan Tekanan Udara Pengamatan Penguapan dan


10
Penyinaran Matahari
2 Pengamatan Angin 6 Pengamatan Suhu Udara
Pengamatan Keadaan Tanah,
11
Suhu Laut & Tinggi Gelombang
3 Pengamatan Visibility 7 Pengamatan Suhu Ekstrim
12 Observer
4 Pengamatan Cuaca 8 Pengamatan Data Hujan

9 Pengamatan Kondisi Awan


Penginputan data ke database Megaentry
Pengiriman data menggunakan CMSS
2. Pengamatan Penguapan Pada Bulan September – November 2018

Penguapan adalah proses perubahan fase dari air atau es menjadi uap. Penguapan di alam terbuka
berlangsung secara tidak kelihatan pada suhu di bawah temperatur didih air. Laju penguapan di alam
terbuka sangat dipengaruhi oleh radiasi matahari, suhu udara, kecepatan angin, dan tekanan udara di
atmosfer. Sebagai komponen siklus hidrologi, penguapan dinyatakan dalam satuan tinggi air (mm) yang
menguap selama periode tertentu.

Evaporimeter panci terbuka Cup counter Termometer apung Hook gauge


anemometer dan still well
Cup counter Termometer apung Still well Hook gauge
anemometer

Pengamatan penguapan dilakukan pada jam 07.00 WITA dengan membaca termometer apung yang
mengapung di permukaan air dalam panci. Kemudian mengamati cup counter anemometer yang
terletak di sisi panci dan mencatat kecepatan angin. Setelah itu pasang hook gauge di atas bejana
still well, kemudian putar sekrup pengatur pada hook gauge sampai ujung kail berada tepat pada
permukaan air. Kemudian angkat hook gauge dan baca skala tinggi yang ditunjukkan. Kemudia
lakukan pengamatan yang sama pada hari berikutnya.
 Hasil Pengamatan Penguapan Kaitannya Dengan Data Lama
Penyinaran Matahari pada Bulan September – November 2018

1) Penguapan pada bulan September

September
12.0 12.0

Penyinaran Matahari (jam)


10.0 10.0
Penguapan (mm)

8.0 8.0

6.0 6.0

4.0 4.0

2.0 2.0

0.0 0.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Tanggal

Penguapan Matahari
2) Penguapan pada bulan Oktober

Oktober
12.0 12.0

Penyinaran Matahari (jam)


11.0
10.0 10.0
Penguapan (mm)

9.0 8.0
8.0
7.0 6.0
6.0
5.0 4.0
4.0 2.0
3.0
2.0 0.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Tanggal

Penguapan Matahari
3) Penguapan pada bulan November

November
10.0 12.0

Penyinaran Matahari (jam)


9.0
8.0 10.0
Penguapan (mm)

7.0 8.0
6.0
5.0 6.0
4.0
3.0 4.0
2.0 2.0
1.0
0.0 0.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Tanggal

Penguapan Matahari
 Hasil
Rata -Pengamatan
Rata Penguapan
Penguapan
dan Penyinaran
Kaitannya Dengan
Matahari
Data
pada
Lama
Bulan
Penyinaran Matahari
September - November
Pada Bulan September – November 2018
2018

Penguapan Penyinaran Matahari


8 9.7
7.0 10.0

Penyinaran Matahari (Jam)


7 6.6 9.0
Penguapan (mm)

6 5.6
8.0 7.2
5
4 6.0
3
4.0
2
1 2.0
0
September Oktober November 0.0
Bulan September Oktober November
Bulan

Grafik 4. Rata-rata penguapan bulan September - November 2018 Grafik 5. Rata-rata penyinaran matahari bulan September - November 2018
 Pusat Penelitian & Pengembangan Wilayah, Tata Ruang, dan Informasi Spasial (WiTaRIS) LP2M
Universitas Hasanuddin merupakan lembaga penelitian dan pengembangan masyarakat Universitas
Hasanuddin yang bergerak di bidang tata ruang wilayah dan spasial. Memberikan pelayanan dalam
pelaksanaan survei, pemetaan, dan perencanaan wilayah, serta pemanfaatan informasi spasial.

 Stasiun Meteorologi Maritim Paotere adalah salah satu instansi yang mempunyai tugas dalam
menyelenggarakan pelaksanaan pengamatan, pengumpulan data, penganalisian dan prakiraan di
wilayahnya serta pelayanan jasa meteorologi.

 Berdasarkan kegiatan keilmuan praktik kerja lapang di pusat penelitian dan pengembangan wilayah
tata ruang dan informasi spasial bahwa dalam melakukan peninjauan kembali rencana tata ruang
wilayah, terdapat beberapa tahap diantaranya melakukan FGD (Focus Group Discussion), Verifikasi
pola ruang dan penggunaan lahan serta Penyusunan dokumen hasil peninjauan kembali rencana tata
ruang wilayah.

 Kegiatan keilmuan praktik kerja lapang di stasiun meteorologi maritim paotere, yakni pengamatan
suhu udara dengan menggunakan termometer, pengamatan arah dan kecepatan angin menggunakan
anemometer, pengamatan lama penyinaran matahari menggunakan Campbell Stokes, pengamatan
tekanan udara menggunakan barograf, pengamatan curah hujan menggunakan penakar hujan OBS
dan penakar hujan Tipe Hellman, pengamatan suhu air laut, penginputan dan pengiriman data.

Anda mungkin juga menyukai