SKRIPSI
HERMAN
1218160015
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
memiliki sifat untuk mempengaruhi iklim dan jasad hidup, terhadap bahan
induk dalam keadaan relatif tertentu selama jangka wakktu tertentu pula.
interaksi dari faktor iklim jasad hidup bahan induk relatif, dan waktu. Hal ini
Sifat tanah baik fisik, kimia maupun biologi, sangat penting dalam
dibutuhkan tanaman seperti unsur hara makro dan mikro. Unsur hara
mikro tersusun atas Fe, Mn, Mo, B, Zn, Cu, Cl, Na, Co. Ini merupakan
(Kartasapoetra, 2010)
sering dijumpai dengan Ph <5,5 (rendah sampai sangat rendah) dan ada
sehingga sebagian besar tanah ini mempunyai daya memengan air yang
Ciri tanah padsolik adalah berasal dari bahan induk batuan yang
berada di sona iklim yang memiliki curah hujan antara 2500 hingga 3000
pasir tufan berselinggang dengan tufa, batu pasir, batu lanan dan batu
setiap saat tetapi secra umum curah hujan yang ada di Kabupaten
Enrekang di bagi tiga kategori. Curah hujan yang paling tinggi terjadi di
Namaun tanah yang di sukai adalah tipe tanah yang bertekstur lempug
lainnya adalah pada tipe tanah yang berlempung berpasir dengan struktur
tanah gembur pH tanah yang paling di sukai adalah 6,5 – 7,5, bawang
bawang putih yang paling sesusai adalah pada ketinggian 600 – 1.000
penelitian analisis sifatkimia tanah. Untuk melihat kondisi sifat kimia tanah
putih.
9
hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam tanah
terdapat juga air dan udara. Air dalam tanah berasal dari air hujan yang
Definisi tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang
hara yang ada di dalam tanah. Di lahan pertanian, kadar hara tanah
dan waktu.
10
permukaan bumi, yang telah dan akan tetap mengalami perlakuan dan di
induk, iklim termasuk kelembaban dan suhu, organisme makro dan mikro
(vegetasi)
bagian atas (top) tanaman nanti dan jatuh kepermukaan tanah, maka
11
lama. Pengaruh vegetasi dapat dilihat dari rasio C dan N (rasio C/N) Ph,
bawang putih merupakan komoditi yang memiliki peran yang sangat besar
dalam membangung bangsa yang kuat dan sehat melalui menu makan.
(Wibowo, 2009).
sebagai bahan obat dan kosmetik (Santoso 1988). Sentra bawang putih di
persen) dilakukan di dataran tinggi (> 700 meter dpl). Varietas bawang
tingkat risiko usaha tani cukup tinggi bila dibandingkan dengan usaha tani
Barat, bawang putih ini menyebar luas ke seluruh dunia sampai kedataran
Amerika, hingga Asia Timur, Asia Tengah, dan Asia Tenggar sampai ke
Indonesia senang akan bawang putih kebutuhan akan bawang putih pun
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Klas : Monocotyledoneae
Ordo : Liliflorae
Genus : Allium
1. Daun
Helaian daun bawang putih tipis dan tangkai buahnya padat (solid),
berbeda dari daun tangkai. Daun bawang putih merupakan daun tunggal,
berbentuk pita, tepi rata, ujung meruncing, beralur, dan panjang dapat
berbentuk pita, pipih, lebar dan berukuran kecil serta melipat ke arah
atas berwarna hijau muda dengan kelopak daun yang tipis, kuat, dan
membungkus kelopak daun yang yang lebih muda. Panjang daun bawang
putih dapat mencapai 60 cm dengan lebar hingga 1,5 cm. Daun bawang
putih yang masih hijau dan akan berubah menjadi putih setelah tua.
(Samadi, 2000).
15
2. Batang
Salah satu fungsi batang adalah sebagai laju pengangkutan air dan
dasar atau pangkal umbi yang terbentuk daripusat tajuk yang dibungkus
cm.k.(Samadi, 2000).
3. Akar
tanah sebagai alat untuk menyerap air dan unsur hara dari tanah.Sistem
dalam sehingga tidak tahan pada kondisi tanah yang kering (Samadi,
2000).
4. Bunga
tangkai bunga tidak tumbuh keluar melainkan hanya sebagian bunga saja
yang tampak keluar bahkan tidak sedikitpun bagian bunga yang keluar
5. Umbi
bulat dengan diameter 4-6 cm yang terdiri atas 8-20 siung. Siung-siung
selaput tipis berwarna putih.Sementara itu, setiap individu lagi oleh dua
lapis selaput tipis dimana selaput luar berwana putih agak longgar,
lonjong.Siung bawang putih tumbuh dari ketiak daun, kecuali ketiak daun
Bawang putih dapat tumbuh pada ksaran jenis tanah yang cukup
luas, namun pertumbuhan yang baik dengan hasil yang maksimal akan di
berpasir ringan, gembur, kaya bahan organik, dan drainase yang baik
mengandung pasir, umbi cepat masak, kulit luar menipis dan mudah
hasil yang baik akan di peroleh bila bawang putih diusahakan pada tanah
tinggi, sejumlah unsure hara mikro (Zn, Cu, B, Fe dan Mn) menjadi kurang
diatas permukaan laut (dpl), namun ketinggian yang paling sesuai untuk
penguasaan tanaman ini adalah 700-1.000 dpl. Curah hujan yang din
denganjumlah bulan basah (curah hujan lebih dari 100 mm per bulan)
selama 5-7 bulan dan bulan kering (curah hujan kurang dari 60 mm per
pada suhu diatas 250C dan tanaman di pelihara pada kisaran suhu yang
Kecamatan Barakayaitu :
Curio
Kabupaten Luwu
Enrekang
Kecamatan Bungin
antara Desa dan sangat berjahuan, demikiam\n juga jarak antara Desa
dan Kecamatan ( letak Kantor BPP Baraka) cukup jauh dengan medan
2.4. Iklim
Meskipun kondisi iklim dan curah hujan bisa berubah setiap saat
Braka juga hanya dikenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim
Oktober – Maret.
menghadapi cuaca yang seperti ini, ditambah lagi dengan isu pemanasan
yang tidak menentu. Perubahan iklim juga sangat berakibat fatal kepada
baraka adalah tanaman pangan seperti tanaman padi, jagun, kedelai dan
kenala sebagai pelopor kecamatan bebas rokok yang telah lebih dahulu
SURVEY
plastik tempat sampel tanah, spidol permanen, dan kertas label, alat tulis,
Sampel tanah di ambil pada 1 lokasi yang akan di jadikan sebagai bahan
ambil 1 sampel. Contoh tanah yang di ambil yang berada di lahan tempat
2. pH tanah
hari Jun’at tanggal 18 September 2020 dan selesai analisis sampel tanah
ataom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis
5.1 HASIL
5.1.1 Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah
Berdasarkan hasil pengukuran di lokasi penelitian dan analisis
laboratorium menunjukan bahwa ketinggian di atas permukaan laut
kandungan unsur makro dan mikro yang tersedia didalam tanah pada
lahan yang akan di Tanami bawang putih adalah : P, K, Ca, Mg, S, Na,
Fe, Mn, Cu, Zn. Dimana P 1948 ppm, K 651 ppm, Ca 939 ppm, Mg 317
ppm, S 0,08 %, Na 290 ppm, Fe 17262 ppm, Mg 1582 ppm, Cu 12 ppm.
Dari analisis tersebut menunjukan bahwa unsure Fe yaitu 17262 ppm,,, Ni
240 ppm.
Tabel 1` Hasil Analisis sampel tanah dari laboratorium BPTP Balitbang
Sulawesi Selatan
Hasil analisis
No Pengujian sampel tanah di Parameter yang sifat kimia
Analisis Tanah
laboratorium diamati tanah di Keterangan
Lboratorium
Pengukuran P,
Analisis unsur makro
1. dan mikro
Metode yang digunakan K,Ca, Mg, S, Na,
Fe, Mn, Cu, , Ni,
Spektrofotometri N% 0,02 Rendah
AAS P ppm 1048 Tinggi
AAS K ppm 651 Tinggi
ASS S% 0,08 Rendah
Spektrofotometri Ca ppm 393 Tinggi
ASS Mg ppm 317 Rendah
ASS Na ppm 290 Rendah
AAS Fe ppm 17262 Tinggi
AAS Mn ppm 1582 Tinggi
ASS Cu ppm 12 Rendah
ASS Ni ppm 240 Rendah
26
Tabel 2.` Hasil Pengukuran ketinggian tempat diatas permukaan laut dan
pH tanah di Lokasi Penelitian Desa Pepandungan
Hasil pengukuran
No Parameter yang
Pengukuran Alat yang digunakan Ketinggian tempat Keterangan
diamati
dan Ph Tanah
Pengukuran
Ketinggian di Atas Ketinggian dan
2. Alat Yang di Gunakan
Permukaan laut dan pH Tanah
pH Tanah
Global Positioning Syistem Ketinggian di Atas Tinggi
1095 mdpl
(GPS) Permukaan Laut
pH meter pH 6,5 Netral
5.2 Pembahasan
ketinggian 600-1200 m dpl. Curah hujan tahun yang di butuhkan 800 mm-
yang sudah dijadikan sebagai sampel penelitian, dan juga lokasi yang ada
di seitarnya.
5.2.2 pH tanah
tujuh. Terkadang pH bisa unsur lebih atau bahkan kurang dari 6. Untuk
Ph yang kurang dari 6 dilakukan penambahan unsur hara seperti ca, mg,
dan K sedangkan pada tanah yang pHnya lebih dari 6 dapat dapat
H, 2013).
1. Nitrogen (N)
unsur hara Nitrogen di peroleh sebesar 0,01% unsur ini tergolong rendah
unsur ini rendah kerena ada tiga hal yang menyebabkan hilangnya
bersama air darinase atau air hujan, terjadi penguapan, dan di serap oleh
tanaman.
putih. Maka dari itu tanah yang kururang unsur nitrogennya harus di
29
mengandung unsur nitrogen, seperti pupuk Nitrogen ZA, Urea, dan pupuk
kandang yang digunakan adalah berasal dari kotoran ayam yang sudah di
dapat berupa sisa tanaman, hewan, sumber lain adalah air hujan, hasil
1. FOSFOR (P)
Unsure fosfor ini sangat renda, dengan unsur fosfor yang di peroleh dari
unsur hara fosfor di peroleh sebesar 1948 ppm unsur ini tergolong tinggi
mengandung fosfor cukup tinggi.Secara umum unsur hara fosfor yang ada
fosfor tanah tanah yang mendapat fosfor lebih dari yang diambil tanaman
peroleh tergolong tinggi. Maka dari itu, semakin tinggi unsur hara didalam
2. KALIUM (K)
Unsur Kalum ini sangat rendah dengan unsur kalium yang di peroleh dari
(Mansur, 2011)
unsur hara Pospr di peroleh sebesar 1948 ppm unsur ini tergolong tinggi,
peroleh setelah di analisis di laboratorium adalah 651 ppm dari data yang
di peroleh tergolong tinggi. Maka dari itu, semakin tinggi unsur hara
SULFUR (S)
Unsur sulfur ini tinggi, sedangkan unsur sulfu yang di peroleh dari
(Hawkesford, 2006).
kandungan unsur hara Sulfur (S) di peroleh sebesar 0,8% unsur sulfur ini
bentuk organik namun bahan organik yang rendah dan aplikasi pupuk
juga jarang dilakukan dan tidak ada juga pengambilan dari sisa panen
dan rendahnya juga pemasukan sulfur dari udara dan air hujan, dapat
Untuk menambah unsur hara sulfur dalam tanah maka yang harus
pelapukan tanaman dan jasad renik sulfur bisa juga ditambahkan dalam
3. KALSIUM (Ca)
bahwa unsur hara kalsium (Ca) yang di peroleh sebesar 939 ppm, unsur
organik tersedia didalam tanah yamg dapat di serap oleh akar tanaman.
bahan pembentuk unsur hara kalsium didalam tanah, rabuk kompos dan
biosolid sebagian besar Ca adalah larutan dalam air bentuk yang segera
bervariasi pada tanah yang kasar kadar Ca lebih rendah dibanding tanah
yang halus teksturnya kadar Ca yang rendah pada tanah yang sudah
(Poerwowidodo, 2010 ).
jenis pupuk yang mengandung unsur kalsium seperti pupuk utra kalsium,
tinggi yang mungkin memiliki tingkat kandungan kapur yang lebih tinggi
peroleh setelah di analisis di laboratorium adalah 939 ppm dari data yang
di peroleh tergolong tinggi. Maka dari itu, semakin tinggi unsur hara
4. MAGNESIUM (MG)
di peroleh rendah
dalam jumlah yang sangat besar mineral liat tipe 2:1. Dengan adanya
mineral liat ini maka magnesium akan terjerat antara kisi-kisi mineral
yang sesuai dengan literatur penelitian 450 ppm sedangkan data yang di
peroleh setelah di analisis di laboratorium adalah 317 ppm dari data yang
bawang putih.
5. NATRIUM (Na)
unsur hara natrium di peroleh sebesar 290 ppm, unsur ini tergolong
ditunjukan oleh ukuran dan bentuk kristalnya. Bentuk Kristal yang pipih
6. BESI (Fe)
Unsur besi ini rendah , sedangkan unsur besi yang di peroleh setelah
merupakan salah satu unsure hara esensial bagi semua tanama. Besi
pengembangan kloroplas, dan biosintesa protein namun zat besi ini tidak
unsur hara besi (Fe) di peroleh sebesar 17262 ppm unsur ini tergolong
dengan unsur hara mikro lainnya, yaitu 200 ppm sampai dengan 10%
(Nyakpak dkk1 1988 dan Yamoah 2009, Hodges 2011). Kadar kritis Fe
besi dalam tanah adalah Fe 3.Bentuk Fe2+tanah larut dalam air sedankan
dalam bentuk Fe3+- oksida dan Fe2+-oksida, besi silikat, besi sulfide (pirit)
dan besi karbonat (Fe3+- karbonat dan Fe2+- karbonat. Mineral primer yang
39
yang di peroleh tergolong sangat tinggi. Maka dari itu, untuk budidaya
7. MANGAN (Mn)
ppm unsur mangan ini tinggi, sedangkan unsur mangan yang di peroleh
tinggi. Mangan merupakan salah satu unsur hara mikro yang penting bagi
2003).
bahwa unsur hara Mangan (Mn) diperoleh sebesar 1582 ppm unsur ini
unsur hara mangan (Mn) dalam tanah, berasal dari batuan primer yang
dan akan bersatu dengan O2, CO2, dan SiO2 untuk membentuk mineral
(Mengel dan Kirkby, 1982) hausmanit (Mn 3O4) rhodoksit (MnCO3) dan
rohdonit (MnSiO3) (Tisdale et al., 2005). Oksida mangan dan besi lebih
ppm dan sekitar 61-1010 ppm yang terdapat di tanah ( Sudadi, 2003).
3000 ppm, dengan rata- rata 600 ppm tanah akan mengalami defisiensi
lebih 3000 ppm. Mn berada dalam bentuk manganous (Mn 2+) dan
mangan dioksida yang sanagat tak terlarut di dalam air dan mengandung
dengan nitrat, sulfat, dan klorida serta larut dalam air (Efendin, 2003).
jumlah yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sistem
peroleh setelah di analisis di laboratorium adalah 1582 ppm dari data yang
bawang putih.
8. TEMBAGA (Cu)
enzim. Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga
Kadar kritis tanah 0,06-0,96 ppm (Kebede dan yamoah, 2009) tembaga
diikat bahan organik tanah atau humus tanah membentuk komleks Cu-
atau batu pasir dan batuan beku asam mengandung kadar Cu sangat
pasir lebih rendah hubungan danga ion lain. Fungsi Cu bagi tanaman yaitu
tergolong rendah. Maka dari itu, untuk budidaya tanaman bawang putih di
9. NIKEL (Ni)
Unsur nikel ini tinggi, sedangkan unsur mangan yang di peroleh setelah
perperan dalam metabolisme nitrogen (de Macedo et. Al., 2016) akan
tetapi konsentrasi Ni yang tinggi pada media tanam (Ahmad dan Arshaf,
2011). Nikel merupakan salah satu jenis logam berat yang dapat bersifat
unsur hara Nikel (Ni) hasil yang di peroleh Sebesar 240 unsur ini
pada kisaran rata-rata 300 ppm kering tanah kandungan tinggi nikel pada
maupun air permukaan baik perairan laut maupun darat seperti sungai,
danau dan waduk.Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembenk, tetapi jika
di padukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja
Nikel seperti nikel karbonat, sulfat nikel, dan nikel oksida tidak larutdalam
air sedangkan nikel klorida dan nikel nitrat larut dalam air (Enviromental
plasma.
yang bisa menyerap hingga 30.000 mikrogram nikel persatu gram daun
kering.
45
peroleh setelah di analisis di laboratorium adalah 240 ppm dari data yang
bawang putih.
46
6.1 Kesimpulan
Berdasar hasil analisis kimia tanah laboratorium dan pembahasan
berikut :
6.2 Saran
Berdasaekan hasil penelitian yang telah dilakukan masih banyak
DAFTAR FUSTAKA
Ahmad, Yamin. 2010. Analisis Kadar Hara Makro Dalam Tanah Pada
Tamanan Agroforestri Di Desa Tambun Raya Kalimantan
TengahA
Agus, Chayo, 2009, Tehnik Pengambilan Sampel Tanah (http:// Tehnik
Pengambilan sampel Tanah)
FAO. 1976. Guidelines for soil profiles description. New york : soil survey
fertility branch land water devision.
Mega, I.M., Dibia, I.N., Adi, I.G.P.R., dan Kusmiyarti, T.B., 2010. Buku Ajar
Andi, Yogyakarta
Rosyidah. E, dan Wirosoe Drmono R., 2013 Pengaruh Sifat Fisak Tanah