Anda di halaman 1dari 50

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT

PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI DESA LEMBANG


KECAMATAN ENREKANG KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Oleh :

MAHMUD
215 170 022

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2021
KATA PENGANTAR

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu”

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

Rahmat dan Hidayah-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini yang berjudul “Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Petani Jagung Di Desa Lembang

Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang”

Penulis menyadari sepenuhnya penyusunan skripsi ini tidak lepas

dari bimbingan dan dorongan dari berbgai pihak khususnya keluarga

dalam hal ini Ibu dan Bapak saya dengan segala kesabaran dan

ketabahan serta kasih sayang. Penulis juga menyampaikan terimah kasih

yang tak terhingga dengan segala kerendahan hati kepada Ibu Dr.

Nurhapsa, S.P, M.Si dan Bapak Yusriadi, S.Pt, M.Si. Selaku

pembimbing satu dan pembimbing dua yang senantiasa tulus dan ikhlas

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan

mengarahkan penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi tersebut.

“Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu”

Parepare, 16 september 2021

MAHMUD

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................ii

KATA PENGANTAR ..........................................................................iii

DAFTAR ISI ………….........................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................3

1.4 Manfat Penelitian ......................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Tani Jagung ..................................................................5

2.2 Pendapatan …………................................................................7

2.3 Penelitian Terdahulu ..............................................................12

BAB III KERANGKA PIKIR

3.1 Kerangka Pikir ........................................................................17

3.2 Hipotesis …………..................................................................18

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian ....................................................................19

4.2 Populasi dan Sampel .............................................................19

4.3 Jenis dan Sumber Data ..........................................................20

4.4 Teknik Pengumpulan Data .....................................................21

4.5 Metode Analisis Data .............................................................21

iii
4.6 Defenisi Operasional ..............................................................22

BAB V KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITAIAN

5.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah .......................................23

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Responden ........................................................26

6.2 Analisis Pendapatan Petani Jagung ......................................31

6.3 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani

Jagung ……............................................................................33

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ............................................................................42

7.2 Saran ……………....................................................................42

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................43

LAMPIRAN ……................................................................................45

iv
RINGKASAN

Mahmud (215 170 022) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat


Pendapatan Petani Jagung Di Desa Lembang Kecamatan Enrekang
Kabupaten Enrekang, dibawah bimbingan Nurhapsa dan Yusriadi.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui rata rata pendapatan


petani jagung di Desa Lembang Kecamatan Enrekang Kabupaten
Enrekang dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat petani
jagung di Desa Lembang Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey yang bertujuan
untuk mendapatkan gambaran yang mewakili suatu daerah dengan benar,
dan untuk menjangkau fakta yang terjadi di lapangan melalui kunjungan
dan wawancara langsung, sehingga di peroleh gambaran secara
keseluruhan mengenai pendapatan ekonomi rumah tangga petani jagung
di Desa Lembang Kecamatan Enrekang Kapupaten enrekang.
Berdasarkan Hasil penelitian ini menunjukkan rata rata pendapatan petani
jagung di Desa Lembang adalah Rp.16.392.501,1/periode. Hasil
pendapatan petani responden cukup besar untuk digunakan mencukupi
kebutuhan hidup dan menunjang keuangan rumah tangga. Hasil SPSS
menunjukkan harga, jumlah produksi, tenaga kerja dan luas lahan
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani jagung.

Kata kunci :Pendapatan, petani jagung, luas lahan.

v
ABSTRACT

Mahmud (215 170 022) Factors Affecting the Income Level of Corn
Farmers in Lembang Village, Enrekang District, Enrekang Regency,
under the guidance of Nurhapsa and Yusriadi.

This study aims to determine the average income of corn farmers


in Lembang Village, Enrekang District, Enrekang Regency and determine
the factors that affect the level of corn farmers in Lembang Village,
Enrekang District, Enrekang Regency. The research method used is a
survey method which aims to get a picture that represents an area
correctly, and to reach the facts that occur in the field through visits and
direct interviews, so that an overall picture of the economic income of corn
farmers' households in Lembang Village, District is obtained. Enrekang
The district of enrekang. Based on the results of this study, the average
income of corn farmers in Lembang Village is Rp. 16,392,501.1/period.
The income of the respondent farmers is large enough to be used to meet
the needs of life and support household finances. The results of SPSS
show that price, amount of production, labor and land area have a
significant effect on the income of corn farmers.

Keywords: Income, corn farmers, land area.

vi
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Enrekang merupakan salah satu bagian dari Provinsi

Sulawesi Selatan yang memiliki beberapa potensi di bidang pertanian,

pertambangan, perkebunan, jasa dan pariwisata. Kabupaten Enrekang

memiliki wilayah yang subur sehingga memiliki keunggulan dalam hal

pertanian. Hampir semua jenis tanaman baik pangan, palawija, sayuran,

buah-buahan dan perkebunan terdapat di Enrekang. Selain produksi padi,

sayur-sayuran, dan lainnya, Kabupaten Enrekang juga saat ini sedang

memproduksi tanaman Jagung.

Tanaman pangan yang dapat mengambil peran dalam pembangunan

sektor pertanian adalah komoditi jagung. Di Indonesia Jagung (zea mays

L) merupakan bahan makanan penghasil karbohidrat kedua setelah padi.

Selain dikonsumsi langsung, jagung digunakan sebagai pakan ternak

penghasil susu, daging dan juga sebagai bahan baku industri. Oleh

karena itu, jagung merupakan komoditas yang mempunyai nilai strategis

seperti halnya beras. Kebutuhan jagung akan terus meningkat dari tahun

ketahun sejalan dengan peningkatan taraf hidup ekonomi masyarakat dan

kemajuan industri pakan ternak sehingga perlu upaya peningkatan

produksi melalui sumber day

a manusia dan sumber daya alam, ketersediaan lahan maupun

potensi hasil dan teknologi. Jagung menjadi salah satu komoditas

1
pertanian yang sangat penting dan saling terkait dengan industri besar.

Selain untuk dikonsumsi untuk sayuran, buah jagung juga bisa diolah

menjadi aneka makanan. Selain itu, pipilan keringnya dimanfaatkan untuk

pakan ternak. Kondisi ini membuat budidaya jagung memiliki prospek

yang sangat menjanjikan, baik dari segi permintaan maupun harga

jualnya.

Salah Satu Desa yang melakukan pembudidayaan tanaman Jagung

ini yaitu Desa Lembang.Hingga saat ini, Desa Lembang sudah mampu

memproduksi jagung rata-rata 120 ton dalam satu kali panen dengan

harga Rp.3.300,00- per kilo gram yang dijemput langsung pedagang dari

luar daerah. Setelah melihat prospek tanaman Jagung di Desa Lembang

Kabupaten Enrekang, Dinas Pertanianian Kabupten Enrekang pada tahun

2011 bekerjasama dengan Desa Lembang untuk membimbing dan

menghimbau masyarakat untuk menanam tanaman Jagung di Desa

Lembang. Selain bimbingan dan himbauan, Dinas Pertanian juga

memberikan bantuan yang telah diberikan kepada warga berupa bibit

Jagung. Namun, pendapatan petani Jagung di Desa Lembang masih

berfluktuasi atau tidak tetap.

Hal-Hal yang dapat mempengaruhi pendapatan usaha petani Jagung

yaitu kualitas sumber daya manusia, modal, dan lahan (Siagan, 2002).

Sedangkan menurut Yusuf (1999) ada enam faktor yang mempengaruhi

produksi dan pendapatan suatu usaha pertanian yaitu luas lahan, populasi

tanaman, jumlah tenaga kerja, pupuk urea, partisipasi petani dan

2
intensitas penyuluhan. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya

penelitian yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan

petani pada usaha tani Jagung di Desa Lembang Kecamatan Enrekang.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam uraian tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apa saja yang menpengaruhi tingkat pendapatan

Petani Jagung di Desa Lembang Kecamatan Enrekang Kabupaten

Enrekang.

2. Apakah faktor harga, jumlah produksi, tenaga kerja dan luas lahan

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani jagung di Desa

Lembang Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

pendapatan Petani Jagung di Desa Lembang Kecamatan Enrekang

Kabupaten Enrekang.

2. Untuk mengatuhui apakah faktor harga, jumlah produksi, tenaga

kerja dan luas lahan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan

petani jagung di Desa Lembang Kecamatan Enrekang Kabupaten

Enrekang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan kepada para Petani yang ada di Desa Lembang

kec. Enrekang.

3
2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah, instansi/lembaga yang

terkait dalam menentukan kebijaksanaan dan dalam usaha

meningkatkan pendapatan Petani Jagung.

3. Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian relevan yang telah

ada dan sebagai acuan kepada peneliti yang hendak meneliti

penelitian yang serupa

4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Tani Jagung

Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-

bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar

ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika

( Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Di Indonesia tanaman jagung sudah dikenal sejak 400 tahun yang

lalu didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentrum

produksi jagung di Indonesia pada mulanya terkonsentrasi diwilayah

JawaTengah, Jawa Timur, dan Madura. Selanjutnya, tanaman jagung

lambat laun meluas ditanam diluar Pulau Jawa. Dari hasil survei pertanian

Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 1991, daerah sentrum produsen jagung

paling luas di Indonesia, antara lain adalah provinsi Jawa Timur, Jawa

Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Lampung dan Jawa

Barat. Areal pertanaman jagung sekarang sudah terdapat diseluruh

provinsi di Indonesia dengan luas areal bervariasi (Rukmana,2008).

Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari

beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang

akan berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung

varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60-300 cm (Purwono

dan Hartono, 2011).

Struktur daun jagung terdiri atas tiga bagian, yaitu kelopak daun,

lidah daun, dan helaian daun. Jumlah daun tiap tanaman pohon bervariasi

5
antara 8-48 helai. Ukuran daun berbeda-beda, yaitu panjang antara

30cm-150 cm dan lebar mencapai 15 cm (Rukmana, 2008).

Tujuan dari kegiatan atau aktifitas ekonomi seperti yang dilakukan

oleh setiap orang adalah bagaimana memadukan faktor ekonomi yang

dimiliki dengan jumlah yang terbatas agar memperoleh hasil berupa

keuntungan selanjutnya akan dapat meningkatkan pendapatan dari

kegiatan ekonomi tersebut (Soekartawi, 2007).

Produksi adalah suatu kegiatan dalam penciptaan nilai tambah dari

input atau masukan untuk menghasilkan output berupa barang dan jasa

yang diperoleh dengan suatu kegiatan yang namanya proses produksi

dengan sasaran menetapkan cara yang optimal dalam menggabungkan

masukan untuk meminimumkan biaya sehingga perusahaan dapat

menciptakan kualitas produk yang lebih baik dan efisien yang lebih tinggi

dalam proses produksinya (Hernanto, 2010).

Peningkatan pendapatan petani atau pengusaha pertanian

ditentukan oleh jumlah produksi yang dapat dihasilkan oleh satu orang

petani atau perusahaan pertanian, harga penjualan produksi dan biaya

produksi/ usahatani atau perusahaan pertanian. Jumlah produksi dari satu

usahatani atau satu perusahaan pertanian, ditentukan oleh skala usaha

dan produktivitas yang dapat diperoleh satu unit usahatani atau

perusahaan pertanian. Besarnya skala usahatani dapat ditentukan oleh

besarnya jumlah penduduk yang hidup atau berusaha dalam sektor

pertanian (Mubyarto, 2002).

6
2.2 PENDAPATAN

Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun

berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang

dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu.

Pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari dan sangat penting artinya bagi kelangsungan

hidup dan penhidupan seseorang secra langsun maupun tidak langsung

(Suroto. 2000. Strategi pembengunan dan perencanaan-perencanan

kesempatan kerja. Yokyakarta: Gajah Mada University).

Menurut Gustiyana (2003), pendapatan dapat dibedakan menjadi

dua yaitu pendapatan usahatani dan pendapatan rumah tangga.

Pendapatan merupakan pengurangan dari penerimaan dengan biaya total.

Pendapatan rumah tangga yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan

usahatani ditambah dnegan pendapatan yang berasal dari kegiatan diluar

usahatani. Pendapatan usahtani adalah selisih antara pendapatan kotor

(output) dan biaya produksi (Input) yang dihitung dalam per bulan, per

tahun, per musim tanam. Pendapatan luar usahatani adalah pendapatan

yang diperoleh sebagai akibat melakukan kegiatan diluar usahatani seperti

berdagang dan lain sebagainya..

Pendapatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

menentukan laba atau rugi suatu usaha. Laba atau rugi diperoleh dengan

melakukan perbandingan antara pendapatan dengan beban atau biaya

yang dikeluarkan atas pendapatan tersebut. Pendapatan dapat digunkan

7
sebagai ukuran dalam menilai keberhasilan suatu usaha dan juga faktor

yang menentukan keberlangsungan suatu usaha. Jhingan (2003)

menyatakan bahwa pendapatan adalah penghasilan berupa uang selama

periode tertentu. Pendapatan dapat diartikan sebagai semua penghasilan

yang menyebabkan bertambahnya kemampuan, baik yang digunakan

untuk konsumsi maupun untuk tabungan, pendapatan tersebut dapat

digunakan untuk memenuhi keperluan hidup dan mencapai kepuasan.

2.3.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

Pada hakikatnya pendapatan yang di terima seseorang maupun

badan usaha lainnya tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti

tingkat pendidikan dan pengalaman seseorang, semakin tinggi tingkat

pendidikan maka makin tinggi pula tingkat pendapatannya, kemudian juga

tingkat pendapatan sangat dipengaruhi oleh modal kerja, akses kredit, jam

kerja, jumlah tenaga kerja, tanggungan keluarga, jenis barang dagangan,

dan faktor lainnya. Pada umumnya masyarakat selalu mencari tingkat

pendapatan tinggi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, akan

tetapi dibatasi oleh beberapa faktor tersebut (Nazir, 2010).

a. Harga

Menurut para ekonom, harga, nilai, dan manfaat (utility) merupakan

konsep-konsep yang berkaitan. Utility adalah atribut suatu produk yang

dapat memuaskan kebutuhan. Sedangkan nilai adalah ungkapan secara

kuantitatif tentang kekuatan barang untuk dt menarik barang lain dalam

pertukaran. Dalam perekonomian sekarang ini untuk mengadakan

8
pertukaran atau mengukur nilai suatu produk menggunakan uang, bukan

sistem barter. Jumlah uang yang digunakan dalam pertukaran tersebut

mencerminkan tingkat harga dari suatu barang tersebut. Jadi harga adalah

sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi

dari produk dan pelayanannya.

Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter

atau ukuran lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan

atau penggunaan suatu barang atau jasa. Pengertian ini sejalan dengan

konsep pertukaran (exchange) dalam pemasaran. Apabila harga suatu

produk di pasaran adalah cukup tinggi, hal ini menandakan bahwa kualitas

produk tersebut adalah cukup baik dan merek produk di benak konsumen

adalah cukup bagus dan meyakinkan. Sebaliknya apabila harga suatu

produk di pasaran adalah rendah, maka ini menandakan bahwa kualitas

produk tersebut adalah kurang baik dan merek produk tersebut kurang

bagus dan kurang meyakinkan di benak konsumen.

Menurut Sukirno (2000), harga adalah suatu jumlah yang

dibayarkan sebagai pengganti kepuasan yang akan, sedang atau telah

dinikmati dari suatu barang atau jasa yang diperjual belikan.

b. Jumlah Produksi

Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dan menambah

kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses

produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah

9
keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi

yang ada.

Produksi dalam arti luas adalah kegiatan menciptakan nilai.

Sedangkan dalam arti sempit adalah kegiatan produksi berarti

menghasilkan suatu komiditi tertentu dengan menggunakan faktor-faktor

produksi. Yang dimaksud dengan faktor-faktor produksi adalah input yang

dimasukkan ke dalam proses produksi. Dari pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa produksi adalah proses pembuatan barang dalam

bentuk bahan baku yang memiliki nilai guna kecil menjadi bentuk yang

memiliki nilai guna lebih besar dan dapat digunakan untuk suatu tujuan

yaitu mencapai keuntungan. Produksi jagung adalah jumlah output atau

hasil panen jagung dari lahan petani selama satu kali musim yang diukur

dalam satuan kilogram (kg).

Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila

di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan

mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus

apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai

dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari, 2002).

c. Tenaga Kerja.

Jumlah tenaga kerja yang dalam suatu kegiatan usahatani sangat

berpengaruh terhadap pendapatan usahatani tersebut. Tenaga kerja

merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No.13

tahun 2003 bab 1 pasal 1 ayat dua di sebutkan bahwa tenaga kerja adalah

10
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan

barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk

masyarkat.

Faktor tenaga kerja dalam meningkatkan produksi atau pendapatan

tidak kalah pentingnya dengan faktor yang lainya. Jika tanah sebagai

faktor yang di kelolah maka tenaga kerja adalah faktor yang mengelolah.

Secara garis besar penduduk suatu Negara dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong

tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia

kerja yang berlaku di Indonesia adalah umur 15-64 tahun. Menurut

pengertian ini, setiap orng yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga

kerja.

d. Luas Lahan

Lahan merupakan lingkungan fisik dan lingkungan biotik yang

berkaitan dengan daya dukungan terhadap kehidupan dan kesejahteraan

haidup manusia. Yang denga lingkugan fisis meliputi tanah.

Pertanian faktor lahan adalah merupakan salah satu faktor

pendapatan yang utma. Faktor pendapatan dalam pertanian merupakan

sarana pendapatan yang harus tersedia. Mubyarto 2003 mengatakan

bahwa tanah sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan pabrik

hasil-hasil pertanian yaitu di mana produksi dapat berjalan dan

menghasilkan output.

11
Ukuran lahan pertanian dapat dinyatakan dengan hektar (ha) atau

are. Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh komoditas

pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan yang ditanami

maka semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut.

Luas lahan sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan pabriknya

hasil pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap

usaha tani. Besar kecilnya produksi usaha tani antara lain di pengaruhi

oleh luas sempitnya lahan yang digunakan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Sesbany (2010) dengan Judul ”Analisis Faktor–Faktor Yang

Mempengaruhi Produktivitas Pendapatan Jagung Hibrida”

mengemukakan bahwa Hampir semua variabel independen yang diamati

yaitu luas lahan (X1), varietas (X2), jumlah populasi tanaman (X3), biaya

tenaga kerja (X4) dan biaya pembelian pupuk(X5) berpengaruh secara

signifikan terhadap produktivitas Jagung Hibrida, kecuali variabel luas

lahan, dan (2) Variabel varietas dan variabel jumlah populasi tanaman

memberikan pengaruh dominan terhadap hasil produktivitas jagung

hibrida.

Penelitian mengenai “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Produksi Jagung Di Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan“ pada

tahun 2007 yang dilakukan oleh Riyadi. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung dan

menganalisis tingkat efisiensi dari penggunaan faktor-faktor produksi pada

12
pertanian tanaman jagung di Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan.

Dalam peneitian ini digunakan data cross section yaitu data yang

menggambarkan keadaan pada waktu tertentu. Jumlah sampel yang

diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 140 petani pemilik sekaligus

penggarap. Analisis yang dipakai dalam penelitian yaitu regresi dari fungsi

produksi Cobb Douglas yang perhitungannya menggunakan persamaan

regresi linear berganda. Adapun untuk menghitung efisiensi teknis

produksi jagung digunakan metode fungsi produksi stokastik frontier. Hasil

estimasi menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

produksi jagung secara signifikan adalah luas lahan, tenaga kerja, bibit,

pupuk, dan pestisida. Nilai efisiensi input lahan sebesar 0,033; tenaga

kerja 0,92; bibit 4,73; Urea 3,97; TSP 13,20; KCL20,78; dan Pestisida

23,35. Nilai efisiensi yang mendekati 1 artinya bahwa usaha yang

dilakukan relatif sudah efisien dan jika ditambah input atau faktor produksi

maka akan mempunyai dampak sebaliknya. Sedangkan nilai efisiensi

yang lebih dari 1. Hal ini berarti bahwa pertanian tanaman jagung di

Kecamatan Wirosari belum mencapai tingkat efisiensi, dengan demikian

perlu dilakukan penambahan penggunaan faktor produksi agar dapat

tercapai tingkat efisiensi. Besar penambahan input ini harus disesuaikan

dengan kemampuan pembiayaan petani di daerah penelitian dan harus

memperhatikan penerapan standar penggunaan input dalam pertanian

tanaman jagung ini.

13
Christofel D Nababan (2009) dalam penelitiannya yang berjudul

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung di

Kec. Tiga Binanga Kab. Karo. Variabel yang diamatiantara lain biaya

pupuk, jumlah tenaga kerja, dan luas lahan. Penelitian ini dianalisis

dengan metode Uji Statistik Linier Berganda, UjiR-Square, Ujit-Statistik,

UjiF-Statistik dan Uji Penyimpangan Asumsi Klasik. Kesimpulan dari

penelitian ini adalah biaya pupuk berpengaruh negatif terhadap

pendapatan petani jagung, tenaga kerja berpengaruh positif terhadap

pendapatan petani jagung, dan luas lahan berpengaruh positif terhadap

pendapatan petani jagung.

Susianti Rustam (2013) dalam peneitiannya yang berjudul Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Jagung

Manis Studi Kasus Di Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten

Sigi” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Besarnya

pendapatan usahatani jagung manis di Desa Sidera Kecamatan Sigi

Biromaru Kabupaten Sigi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

usahatani jagung manis yaitu: Luas Lahan, harga benih, harga pupuk,

harga pestisida, upah tenaga kerja, umur petani (UP), pendidikan petani

(PP) dan harga output. Analisis data, dalam penelitian ini menggunakan

dua bentukan alisis yaitu analisis pendapatan dan analisis regresi

berganda. Dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan

usahatani jagung manis cukup tinggi yaitu sebesar Rp.3.150.189 Secara

simultan, luas lahan (LL), harga benih (HrgBNH), harga pupuk (HrgPP),

14
harga pestisida (HrgPTS), upah tenaga kerja (UTK), umur petani (UP),

pendidikan petani (PP) dan harga output (HrgJ) berpengaruh nyata

terhadap pendapatan. Selain itu nilai koefisien determinasi (R2) sebesar

0,741 menunjukkan bahwa variasi faktor pendapatan usahatani jagung

manis (PUT) dapat diterangkan oleh semua variabel bebas sebesar

74,1% sedangkan 25,9% disebabkan oleh faktor lain yang tidak

dimasukan dalam model. Sedangkan secara parsial, tidak semua variabel

yang dianalisis seperti harga Pestisida (HrgPTS), dan pendidikan petani

(PP) berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani jagung manis di

Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi.

Mahdiah (2010) tentang Analisis Pengaruh Penggunaan Faktor

Produksi Usahatani Jagung (ZeaMaysL). Tujuan dari penelitian ini adalah

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis produksi, penerimaan, biaya

dan pendapatan usahatani jagung, dan menganalisis pengaruh faktor

produksi benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja terhadap produktivitas

jagung. Penelitian dilakukan di Desa Munjung Kecamatan Batu Mandi

Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan ialah metode survai, yaitu

dengan teknik wawancara dengan petani dan menggunakan kuesioner

yang telah dipersiapkan (terstruktur). Data yang dikumpulkan meliputi data

primer dan skunder. Dimana data primer data yang diperoleh langsung

dari petani sampel, dan data skunder data yang diperoleh dari instansi

terkait buku teks. Populasi petani yang berusaha tani jagung di Desa

Munjung sejumlah 174 orang, menurut Surachman (1990) jika polulasi

15
lebih dari 100 maka sampel yang diambil sebesar 15% sudah dianggap

bisa mewakili. Sehinnga sampel yang diambil sejumlah 27 petani jagung.

Penentuan petani sampel melalui pengambilan secara acak.

Kesimpulandari penelitian ini yaitu kesimpulan rata-rata produksi jagung di

daerah Penelitian sebesar 3,899 kg/ha biji kering dengan tingkat harga

Rp. 1.050,-/kg. Sehingga diperoleh penerimaan sebesar

Rp.4.093.950,-/ha dengan total biaya produksi sebesar Rp.1.989.000,-/ha.

Diperoleh pendapatan usahatani Jagung sebesar Rp. 2.104.950,-/ha.

Faktor produksi benih dan pupuk SP36 berpengaruh nyata terhadap

produksi jagung sedangkan faktor produksi pupuk urea, pestisida dan

tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung.

16
BAB III. KERANGKA PIKIR

3.1. Kerangka Pikir

Dibeberapa tempat lahan pertanian dilindungi hukum sehingga

dapat ditanami tanpa terancam pembangunan. untuk memudahkan

kegiatan penelitian yang akan dilakukan serta untuk memperjelas akan

pemikiran. Dalam mengetahui pendapatan petani jagung maka diperlukan

penelitian mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan.

1. Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam

pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat

bauran pemasaran/marketing mix (4P = product, price, place,

promotion). Harga adalah suatu nilai tukar dari prduk barang maupun

jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.

2. Jumlah produksi adalah keseluruhan hasil produksi dalam sekali

musim dari lahan yang ditanami.

3. Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja

menurut UU No. 13 tqhun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 2 disebutkan

bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mapu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

4. Luas lahan merupakan areal atau tempat yang dijadikan untuk

melakukan budidaya tanaman.

17
Usahatani Jagung

Petani Jagung

Pendapatan Petani

Produksi Jagung Harga Luas Lahan Tenaga Kerja

Gambar 1. Kerangka pikir penelitian

3.2. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin

benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan dan

pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut (J.

Supranto, 2010).

Adapun Hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Diduga faktor harga, jumlah produksi, tenaga kerja dan luas lahan

berpengaruh terhadap pendapatan petani jagung di Desa Lembang

Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang.

2. Diduga faktor harga, luas lahan, tenaga kerja dan jumlah produksi

berpangruh signifikan terhadap pendapatan petani jagung di Desa

Lembang Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang.

18
BAB IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni sampai awal bulan

Juli 2020 yang berlokasi di Desa Lembang Kecamatan Enrekang. Alasan

peneliti memilih lokasi tersebut karena peneliti melihat potensi tanaman

Jagung di Desa Lembang sehingga peneliti ingin mengetahui berapa

pendapatan yang diterima petani dan apa saja faktor yang mempengaruhi

pendapatan petani Jagung di Desa Lembang Kecamatan Enrekang.

4.2 Populasi dan Sampel


1. Populasi

Populasi yaitu keseluruhan dari objek penelitian. Populasi

yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu semua anggota

masyarakat yang bermata pencaharian sebagai seorang petani

Jagung yang berada di Desa Lembang Kecamatan Enrekang.

Sesuai data yang sudah diterima maka keseluruhan populasi di

Desa Lembang Kecamatan Enrekang semuanya berjumlah 300

Kepala Keluarga.

2. Sampel

Sampel yaitu sebagian dari jumlah populasi yang akan

diteliti. Dengan melihat waktu, tenaga, luas wilayah penelitian dan

dana sehingga penulis dalam menentukan jumlah sampel dengan

menggunakan metode simple random sampling. Metode simple

random sampling merupakan pengambilan sampel secara acak.

Kasmadi dan Sunariah (2013, hal 66) berpendapat bahwa “teknik

19
simple random sampling”yaitu teknik sampling sederhana yang

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang

diungkapkan W.Gulo (2005, hlm. 84) yaitu “bahwa setiap anggota

populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai

anggota sampel”. Mengacu pada pedoman Arikunto (dalam

Kasmadi dan Sunariah, 2013, halm, 66) apabila subyek populasi

lebih dari 100, maka sampel dapat diambil antara 25% sampai 15%

atau 15% sampai 10%. Dengan demikian maka penelitian

mengambil jumlah sampel yang dibutuhkan sebagai sumber data

dalam penelitian ini adalah 10% dari jumlah populsi atau 10% x 300

kepala keluarga, sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah

30 orang.

4.3 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua

berdasarkan pada pengelompokannya yaitu :

1. Data primer : data yang diperoleh langsung dari lapangan baik

melalui wawancara dengan pihak terkait, kuisioner dan observasi

langsung.

2. Data sekunder : data yang telah diolah dan diperoleh dari

pemerintah setempat atau dari pihak-pihak yang terkait, seperti

data mengenai gambaran umum lokasi penelitian, jumlah penduduk

dan jumlah petani Jagung yang ada di Desa.

20
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu dilakukan dengan

teknik sebagai berikut :

1. Interview yaitu teknik dengan sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari

terwawancara (narasumber). Digunakan oleh peneliti untuk menilai

usahatani jagung.

2. Observasi yaitu teknik yang digunakan sebagai pelengkap data dan

untuk melihat serta mencermati secara langsung tempat yang akan

diteliti.

3. Dokumentasi yaitu salah satu teknik yang melihat dokumen-

dokumen dan laporan-laporan yang mempunyai hubungan dengan

yang ingin diteliti.

4. Koesioner terbuka yaitu pertanyaan yang memberi pilihan-pilihan

respon terbuka kepada responden.

4.5 Metode Analisis Data

a. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis Regresi Berganda. Persamaan regresi linear berganda

dapat di tuliskan sebagai berikut:

Y = α + β 1 x 1 + β 2 x 2 + β 3 x 3 + β 4 x 4 +........................ (e)

Keterangan:

Y = Pendapatan Jagung (Rp)

x 1=¿Harga Jagung (Rp)

21
x 2 = Jumlah produksi (kg)

x 3 = Tenaga kerja (Hok)

x 4 = Luas lahan (Ha)

α = Konstanta

β 1=β 4 = Parameter yang akan ditaksir

b. Pendapatan

Π = TR -TC

Dimana :

Π = Pendapatan

TR = Total Penerimaan

TC = Total Biaya

4.6 Defenisi Operasional

1. Pendapatan Jagung (Y) adalah hasil penjualan produksi Jagung

selama satu kali panen (Rp).

2. Harga Jagung (X1) adalah nilai tukar yang di tetapkan pada jagung

per Kg (Rp).

3. Jumlah Produksi (X2) adalah banyaknya hasil panen petani Jagung

dalam satu kali musim (Kg)

4. Tenaga Kerja (X3) adalah seseorang yang dijadikan sebagai

pengelola lahan tanaman Jagung.

5. Luas Lahan (X4) adalah areal/tempat yang digunakan untuk

menanam Jagung (ha).

22
BAB V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

5.1. Letak geografis dan batasan wilayah

Secara garis besar Desa Lembang merupakan sebuah daerah yang

terletak di bagian timur Kecamatan Enrekang. Desa Lembang terletak +/-

20 km dari ibu kota Kabupaten Enrekang dengan luas wilayah 15,3 KM2,

dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Desa Kaluppini

b. Sebelah Selatan : Desa Matajang

c. Sebelah Timur : Kecamatan Bungin

d. Sebelah Barat : Desa Ranga

Desa Lembang terbagi dari 4 Dusun yaitu Dusun Samma, Dusun

Datte, Dusun Bagean dan Dusun Lembang dengan jumlah penduduk yaitu

sebanyak 1.510 jiwa, laki- laki sebanyak 756 jiwa dan perempuan

sebanyak 754 jiwa.

Dengan melihat perkembangan lingkungan strategis dan potensi

Desa Lembang yang dapat dijadikan landasan dalam perumusan strategi

untuk mendukung keberadaan agenda utama pembangunan enam tahun

yang akan datang adalah :

a. Sumberdaya Manusia

Semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat akan

pentingnya pendidikan terbukti bahwa sudah banyak pemuda dan

warga yang melanjutkan pendidikan sampai Perguruan Tinggi

23
bahkan sudah ada beberapa diantaranya yang menyandang gelar

sarjana dari berbagai jurusan.

Ekonomi (biaya) menjadi alasan utama penyebab tingginya

angka putus sekolah di kalangan anak usia sekolah khusus jenjang

Perguruan Tinggi. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi

Pemerintah Desa Lembang dalam meraih visi cerdas.

b. Demografi

Jumlah penduduk 1.519 jiwa termasuk jumlah yang besar

bagi ukuran suatu desa. Penduduk yang jumlahnya besar akan

menjadi satu kekuatan/potensi pembangunan bilamana memiliki

kompetensi sumberdaya manusia. Komposisi perbandingan jumlah

laki-laki dengan perempuan adalah hampir seimbang (1,02 : 1).

Pertumbuhan penduduk yang tidak stabil setiap tahun, di

satu sisi menjadi beban pembangunan karena ruang gerak untuk

produktivitas masyarakat makin rendah, apalagi jika tidak diikuti

peningkatan pendidikan yang dapat menciptakan lapangan kerja.

Memang tidak selamanya pertambahan penduduk membawa

dampak negatif, malahan menjadi positif jika dapat diberdayakan

secara baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kondisi

ketenagakerjaan yang harus mendapatkan perhatian dan

penanganan secara komprehensif adalah terjadinya peningkatan

angka usia kerja setiap tahunnya.

24
Pertumbuhan angkatan kerja yang memasuki dunia kerja di

mana dari angkatan kerja yang mencari kerja tersebut tidak dapat

terserap pada lapangan kerja yang tersedia khususnya dalam

konteks hubungan kerja (bekerja di sektor pemerintah atau di sektor

swasta/perusahaan), karena memang daya serap dari sektor-sektor

tersebut sangat terbatas, sehingga sebagai “katup pengaman” harus

dapat dikembangkan sebagai potensi atau peluang bekerja terbuka

luas melalui kerja mandiri/wirausaha (sektor ekonomi non formal).

c. Pertanian dan Peternakan

Lahan pertanian berupa lahan Perkebunan yang subur

seluas sekitar 900 ha yang terbentang luas tersebar di setiap dusun.

Hal ini berpotensi untuk dapat meningkatkan jumlah produksi

pertanian dengan cara intensifikasi budidaya dengan sentuhan

teknologi yang tepat. Jenis ternak yang berpotensi dikembangkan

adalah unggas (bebek dan ayam) dan ternak besar (sapi dan

kambing).

d. Sarana dan prasarana

Tedapat sarana dan prasarana jalan berupa jalan raya

(Jalan Cor dan sebagian masih Pengerasan) yaitu Poros yang

menghubungkan Kel. Lewaja, Desa Ranga dan Desa LEMBANG

Sarana dan prasarana sosial yang ada yaitu ; Sarana pendidikan

berupa Sekolah 1 Unit, dan sarana kesehatan berupa Posyandu

1unit, serta Masjid 5 buah.

25
BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Karateristik Responden

Penelitian ini merupakan salah satu proses kegiatan pengumpulan

data atau faktor yang ada di lokasi , baik melaluai wawancara langsung

petani responden yang merupakan data primer maupun melalui instansi

pemerintah yang erat kaitanya dengan kegiatan penelitian yang

merupakan data sekunder. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 30

responden dari petani jagung yang mempengaruhi pendapatan petani

jagung yang di dapatakan melalui beberapa daftar pertanyaan

mengunakan kuesioner secara berturut-turut. Deskriptif presentase diolah

dengan cara frekuensi di bagi dengan jumlah responden di kali 100% .

6.1.1. Umur Responden

Umur cenderung merupakan usia yang di miliki responden yang

menentukan kedewasaan dan melalukan suatu kegiatan usaha, menurut

Hasrun (2011) yang mempengaruh terhadap cara atau pola pikir yang

lebih baik. Pada umur 61 tahun keatas merupakan usia lanjut di mana fisik

para pekerja mulai lemah. Secara rinci dapat di lihat tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur Di Desa Lembang


Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang

N Umur ( tahun) Jumlah ( orang) Persentase ( % )


O
1 30-40 8 26,66%
2 41-50 16 53,33%
3 51-60 6 20,01%
Jumlah 30 100,00%
Sumber : Data Primer setelah dioleh 2019

26
Berdasarkan tabel 1, bahwa dapat di ketahui tingkat umur di dominasi

oleh kisaran umur 41-50 tahun sebanyak 16 orang. Umur responden

dalam penelitian ini adalah berkisar 30-60 tahun. Tingkat umur merupakan

factor yang mempengaruhi aktifitas kerja petani dalam pengolahan lahan

petani jagung. Umur berpengaruh positif terhadap curahan waktu kerja,

karena kisaran umur 41-50, responden termasuk golongan umur yang

berproduktif untuk melakukan pekerjaan. Pada umur kisaran tersebut

jugan sudah pasti memiliki lebih banyak pengalaman.

6.1.2. Pengalaman berusaha bertani jagung

Pengalaman bertani jagung mempengaruhi keterampilan dan

kemampuan menerima suatu inovasi. Pembudidayaan yang

berpengalaman lebih berhati-hati dalam menerimah suatu teknoligi karena

pengalaman yang dimilikinya membuat lebih selektif menerima masukan

yang ada bahkan kadang-kadang mereka lebih memillih mengandalkan

kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.

Tabel 2.Jumlah Responden Berdasarakan Lama Bertani Jagung

No Lama Berusaha Jumlah Petani Persentase (%)


1 4-5 13 43,33%
2 5,1-6,1 9 30 %

3 6,2-7,2 8 26,67%
30 100,00%
Sumber : Data primer setelah diolah 2019

Berdasarkan tabel 2 dapat di ketahui bahwa pengalaman lama

bertani jagung di Desa Lembang Kecamatan Enrekang Kabupaten

Enrekang antara 4 sampai 7,2 tahun. Pengalaman lama bertani jagung

27
para petani jagung yang di dominasikan adalah 4-5 tahun dengan

presentase 43,33% sedangkan yang paling kurang dominasi adalah

pengrajin yang berpengalaman antara 6,2-7,2 tahun dengan presentase

26,67%.

6.1.3. Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga

yang terdiri dari istri dan anak serta orang yang turut ada dalam keluarga

berada atau hidup dalam satu rumah dan makan bersama yang menjadi

tanggungan kepala keluarga. Jumlah tanggungan keluarga merupakan

potensi sumber daya manusia yang di miliki oleh petani jagung terhadap

kesedian tenaga kerja, namun di sisi lain dapat pula menjadi beban

ekonomi bagi petani jagung yang memiliki sumber daya modal terbatas.

Dengan besarnya jumlah tanggungan keluarga, maka kebutuhan keluarga

tersebut akan semakin besar sehingga hasil bertani jagung yang di

hasilkan terserap untuk kebutuhan hidup keluarganya.

Tabel 3. Jumlah Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga yang ada


di Desa Lembang Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang.

No Tanggungan Jumlah petani (orang) Persentase%

keluarga

28
1 3-6 17 56,67%
2 7-9 9 30%
3 10-12 4 13,33%
Jumlah 30 100%
Sumber :Data Primer setalah di oleh 2019

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan

keluarga petani jagung di Desa Lembang Kecamatan Enrekang

Kabupaten Enrekang 3-12 orang. Jumlah tanggungan keluarga tertinggi

adalah 10-12 sebesar 13,33% sedangkan jumlah tanggungan keluarga

terendah adalah 3-6 orang sebesar 56,67% jumlah tanggungan keluarga

sedang 7-9 orang sebesar 30%. Hal ini berarti bahwa sebagian motivasi

responden untuk bekerja lebih lama untuk mencukupi kebutuhan keluarga

yang menyebabkan semakin rendah keterlibatan maka semakin banyak

biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan sehari-hari juga semakin tinggi

tanggungan keluarga tersebut.

6.1.4. Tingkat pendidikan

Faktor pendidikan merupakan hal penting dalam melakukan suatu

kegiatan termasuk dalam pendapatan petani jagung.Semakin tinggi

tingkat pendidikan, semakin besar probilitas untuk bekerja.

Sinungan ( 2009 ) menyatakan bahwa tingkat pendidikan individu

memiliki kaitan dengan tingkat kemampuan atau kualitas seseorang dalam

menjalakan tugas dan pekerjaan yang dilaksankan. Dalam hal ini dapat di

simpulkan bahwa pendidikan yang tinggi akan mampu memahami dan

menjawab persoalan tugas dan pekerjaan yang dilaksanakan. Oleh

karena itu pendidikan responden sangat menentukan dalam peningkatan

29
produksi jagung di Desa Lembang Kecamatan Enrekang Kabupaten

Enrekang.

Tabel 4.Tingkat pendidikan responden di Desa Lembang, Kecamatan


Enrekang, Kabupaten Enrekang.
No Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase ( % )
1 SMA 5 16,66%
2 SMP 8 26,66%
3 SD 17 56,68%
Jumlah 30 100.00%
Sumber : Data primer setelah diolah 2019

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah petani responden berdasarkan

tingkat pendididkan di Desa Lembang Kecamatan Enrekang Kabupaten

Enrekang yaitu SD sebesar 17 orang, SMP sebesar 8 orang, dan SMA

sebasar 5 orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah responden

yang paling banyak berdasarkan tingkat pendidikan yaitu SD dengan

jumlah 17 orang.

Menurut Sinungan (2009), pendidikan yang berkualitas akan

menentukan kompetensi sumber daya alam manusia yang tinggi, disiplin

ilmu yang mengarahkan untuk memiliki sikap percaya diri terhadap

pentingnya pengetahuan bagi individu sumber daya manusia.

Tabel 5.Jumlah responden berdasarkan luas lahan yang di tanami jagung

No Luas Lahan(Ha) Jumlah orang(orang) Persentase ( % )


1 1-1,5 ha 19 63,33%
2 1,6-2,1 ha 6 20%
3 2,2-2,5 ha 5 16,67%
Jumlah 30 100.00%
Sumber : Data primer setelah diolah 2019

Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah petani responden berdasarkan

luas lahan yang ada di Desa Lembang Kecamatan Enrekang Kabupaten

30
Enrekang yaitu 1-2,5 Ha. Jumlah orang yang memiliki luas lahan 1-1,5 Ha

yaitu sebanyak 19 orang dengan persentase 63,33%, sedangkan jumlah

yang memiliki luas lahan 1,6-2,1 Ha sebanyak 6 orang dengan persentase

20%, kemudian yang memiliki luas lahan 2,2-2,5 Ha sebanyak 5 orang

dengan persentase 16,67%.

6.2. Analisis Pendapatan Petani Jagung

Untuk mengetahuai total penerimaan/total reveniue (TR) di

gunakan rumus sebagai berikut.

TR = Q X P

Dimana :

TR : Total Perimaan (Total Revenue)

Q : Total Produksi (Kg)

P : Harga Produk ( Rp/Kg)

Berdasarkan hasil diatas total penerimaan yang diperoleh petani

responden yaitu dimana total produksi dikali dengan harga produk. Hal ini

sesuai dengan pendapat (Rahim 2004) bahwa penerimaan masing-

masing petani responden secara terperinci berdasarkan luas lahan

garapan. Pendapatan petani jagung adalah pengurangan total

penerimaan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan dalam

suatu produksi.

Jadi penerimaan rata-rata perorang yang diperoleh para responden

adalah sebagai berikut :

31
Tabel 6. Analisis Pendapatan Petani Jagung

No Variabel Jumlah
1 Penerimaan Rp 16.877.748,7/ periode

2 Total Biaya Rp 485.246,6 / periode

3 Pendapatan Rp 16.392.502,1 / periode

Pada tabel 6 menjelaskan bahwa rata-rata jumlah penerimaan

petani sebesar Rp 16.877.748,7 yaitu di dapat dari total produksi di kali

dengan harga produk. Kemudian total biaya sebesar Rp 485.246,6

diperoleh dari biaya tetap di kurang dengan biaya variabel. Sedangkan

Pendapatan diperoleh dari total penerimaan dikurang dengan total biaya.

Jadi, pendapatan rata-rata responden tiap periode adalah sebesar

Rp 16.392.502,1.

6.3 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penadapatan petani Jagung

6.2.1. Harga (X1)

Menurut Cobweb (2003) yang menyatakan bahwa petani sangat

responsive terhadap perubahan harga komoditi pertanian, pada waktu

harga tinggi petani berusaha meningkatkan produksi pertanian mereka

dan sebaliknya jika harga rendah petani berusaha menurunkan jumlah

produksinya. Hal ini berarti jika harga jual jagung meningkat dipasaran,

maka petani akan berusaha untuk meningkatkan produksinya, yang dapat

dilakukan dengan berbagai cara diantaranya meningkatkan atau

32
memaksimalkan penggunaan input-input dan melakukan perawatan

terhadap jagung yang lebih baik.

Selain jumlah produksi, luas lahan dan tenaga kerja merupakan

faktor yang tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi besar kecilnya

pendapatan petani jagung. Harga jual jagung di tingkat petani bervariasi

tergantung dengan saluran pemasaran yang di tempuh. Rata –rata harga

jagung dilokasi penelitian adalah Rp 2.893. sehingga jagung dilokasi

penelitian banyak di kembangkan karna harga jualnya yang begitu tinggi.

6.2.2. Jumlah Produksi (X2)

Sukirno (2002), menyatakan bahwa produksi yaitu hasil dari proses

atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau

input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi

diartikan sebagai aktivitas dalam menghasilkan output dengan

menggunakan teknik produksi tertentu untuk mengolah atau memproses

input sedemikian rupa Produksi merupakan hasil akhir yang di peroleh

dari suatu proses produksi. Produksi jagung diperoleh dari kegiatan

mengkombinasikan faktor-faktor produksi besar kecilnya produksi jagung

sangat berpengaruh terhadap pendapatan jagung. Rata –rata produksi

jagung di lokasi penelitian hanya 5.833 kg.

6.2.3. Tenaga Kerja (X4)

Syaful (2010) menyatakan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang

yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa

untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Hasil

33
penelitian menunjukkan bahwa dominan jumlah tenaga kerja yang di

gunakan responden adalah dalam memproduksi jagung adalah 5-19

orang.Tenaga kerja produktivitas pada keluarga responden di Desa

Lembang Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang adalah tenaga kerja

yang berkerja umumnya dari kelurga responeden sediri. Tenaga kerja ini

terdiri atas bapak,ibu dan anak. Dominan responden menyatakan bahwa

umur tenaga kerja cukup berpengaruh dalam memproduksi Jagung. Hal di

karenakan semakin tua umur responden maka semakin tinggi

pengalamanya. Djamali (2003) menyatakan bahwa tenaga kerja laki-laki

dewasa di bedakan atas tenaga kerja laki-laki, perempuan dan anak-anak.

Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan yang

membutuhkan kemampuan otot yang tidak mampu di kerja oleh

perempuan, jenis pekerjaan yang di lakukan oleh perempuan seperti.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan jagung

sebagaimana di ketahui bahwa penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui dan menganalisis seberapa besar pangaruh variabel harga

(X1), jumlah produksi (X2) ,Tenaga Kerja (X3), luas lahan (X4) terhadap

pendapatan jagung (Y) di Desa Lembang Kecamatan Enrekang

Kabupaten Enrekang. Dalama penelitian ini metode yang di gunakan

adalah analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS

(statistical product and service solution).

6.2.4. Luas Lahan (X4)


Lahan merupakan lingkungan fisik dan lingkungan biotik yang

berkaitan dengan daya dukungan terhadap kehidupan dan kesejahteraan

34
hidup manusia.Untuk memperoleh hasil atau output pertanaian,salah satu

factor yang menetukan adalah luas lahan yang ada di lapangan atau yang

di gunakan dalam menghasilkan produksi. Biaya produksi biasanya

disamakan dengan biaya, makin tinggi modal suatu usaha menandakan

bahwa besarnya lahan yang diusahakan pula oleh responden, namun itu

semuanya tergantung jenis komoditi apa yang diusahakan oleh petani

responden. Tanaman jagung salah satu komiditi unggulan di Desa

Lembang. Penelitian ini menjadi penentu usaha yang didasarkan pada

luas lahan yang ada di dalam perkebunan tiap-tiap responden.

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan pada latar belakang

adalah bagi nilai di mana pengaruh harga, jumlah produksi, tenaga kerja,

dan luas lahan terhadap pendapatan petani jagung di Desa Lembang

Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang dan untuk mengetahui apa

kah ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen atau variabel

independen ( X ) yaitu X 1 ( Harga ), X 2 (Jumlah Produksi), X 3 (Tenaga

Kerja), X 4( Luas Lahan) dan variabel dependen ( Y ) pendapatan petani

jagung ini merupakan hasil penelitian yang telah di dapatkan di lapangan.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat (SPSS) dengan

membagikan kuesioner kepada responden yang terkait, dengan jumlah 30

responden dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan petani jagung tersebut dapat di liat pada tabel program alat

analsisi (SPSS) Regresi Linear Berganda di bawah ini.

6.2.5 Hasil Uji Regresi Linear Berganda

35
a. Faktor Yang Mempenagaruhi Tingkat Pendapatan Petani Jagung

Tabel 7. Koefisien Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan


petani jagung
Coefficientsa
Unstandardized
Variabel Signifikan
cooffisients
Harga (X1) 5.571 0,000 #

Jumlah Produksi (X2) 2.542 0,000 #

Tenaga Kerja (X3) .100 0,046 #

Luas Lahan (X4) 2.439 0,000 #


Sumber : output SPSS 22 (Data Primer Diolah, 2021)

Keterangan X = Nilai alpha (x) < 0,05

Hasil dan Pembahasa Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda

Y= -13.149+ 5,571( X 1 ) + 2.542( X 2 ) + 0.100( X 3 ) – 2.439( X 4)

Tabel 7 di ketahui bahwa X1, X2 , X3 dan X4 berpengaruhi terhadap

pendapatan petani jagung dimana nilai signifikan ke empat variable

tersebut di bawah nialai alpha 0,05. Ini menunjukan bahwa usaha tani

jagung sangat di pengaruhi oleh faktor atau tidak lepas dari penetuan

harga, jumlah produksi, ketersedian tenaga kerja dan luas lahan.

Tabel 8. Deskripsi Model Summary Faktor-faktor yang mempengaruhi


tingkat pendapatan petani jagung
Model Summary
a
model R R Square Signifikan
1 .945 .936 .000
Sumber : output SPSS 22 (Data Primer Diolah, 2021)

Data table 8 menyatakan bahwa R2 pada penelitian ini 0,936 atau

dengan kata lain pengaruh ke empat variable secara Bersama-sama

36
sebesar 93,6%, selebihnya 6,4% merupakan pengaruh dari variable yang

tidak di teliti, seperti jumlah benih yang di tanam dan jumlah pupuk yang di

gunakan.

b. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Nyata Terhadap Petani Jagung

Faktor yang berpengaruh nyata pada Penelitian Ini adalah harga,

jumlah produksi, tenaga kerja dan luas lahan.

a.1. Pengaruh Harga (X1) terhadap pendapatan petani

Koefficients regresi X 1 (harga) adalah Rp.5,571 yang

menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 satuan (tanda +) harga

jagung maka akan meningkatkan pendapatan sebesar Rp.5.571.

Nilai signitifikan 0.000 lebih kecil dari probalitas dapat disimpulkan

bahwa variabel X1 (harga) berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan jagung.

Penelitian ini sesuai dengan teori Cobweb (dalam

Mubyarto,2003) yang menyatakan bahwa petani sangat responsif

terhadap perubahan harga komoditi pertanian, pada waktu harga

tinggi petani berusaha menambah produksi komoditi pertanian

mereka dan sebaliknya pada waktu harga rendah petani berusaha

menurunkan produksi.

Penelitian ini juga di dukung oleh penelitian Markita (2013)

menyatakan harga juga berpengaruh sangat sinifikan terhadap

pendapatan yang ditujukkan olen nilai probability kedua variable

tersebut adalah 0,000, nilai ini lebih kecil dari a = 0,01.

37
Menurut Husni Malian (2012) menyatakan bahwa jika harga

jual meningkat maka peluang petani dalam memperoleh

keuntungan juga sangat besar karna setiap penambahan 1 Rp

maka hasil petani pun akan meningkat.

a.2. Pengaruh jumlah produksi terhadap pendapatan petani

Koefficients regresi X2 (jumlah produksi) adalah 2.542 yang

menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 satuan (tanda +) jumlah

produksi maka akan meningkatkan pendapatan sebesar Rp 2.542.

Nilai sig Rp 0,000 dapat di simpulkan bahwa variabel X 2 (jumlah

produksi) berpengaruh terhadap pendapatan jagung.

Penelitian ini sesuai dengan Penelitian Mawardati (2015)

yang menyatakan bahwa secara persial variabel produksi sangat

signifikan terhadap pendapatan yang ditunjukkan oleh probability

tersebut adalah 0,000 nilai ini lebi kecil dari 0,01. Yang

menunjukkan bahwa jika produksi meningkat 1 kg maka

pendapatan akan bertambah/meningkat. Implikasi dari temuan ini

adalah pendapatan usahatani masih bisa ditingkatkan jika di tingkat

petani meningkat.

Menurut Sukiro dan Septiara (2014) produksi adalah

hubungan yang bersifat teknis menunjukan sejumlah output yang di

hasilkan dengan menggunakan sejumlah input-input sfesifik antar

factor-faktor produksi. Artinya jika jagung yang di produksi

mengalami peningkatan maka hasil panen tinggi dengan jual yang

38
nantinya akan mempengaruhi peningkatan pendapatan yang di

peroleh petani akan meningkat pula.

Penelitian ini sejalan juga dengan penelitian Lumintang

(2012) yang memyatakan jumlah produksi memiliki hubungan yang

positif dan berpengaruh sinifikan terhadap pendapatan. Semakin

banyak hasil panen yang diperoleh maka semakin banyak juga

pendapatan yang di terima responden, sehingga hal tersebut bisa

mempengaruhi pendapatan yang mereka hasilkan, begitupun

sebaliknya jika hasil panen menurun maka pendapatan petani juga

akan menurun.

a.3. Pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan petani

Koefficients regresi X3 (tenaga kerja) adalah 0.100 yang

menunjukkan bahwa setiap peningkatan (tanda +) tenaga kerja

maka akan meningkatan pendapatan sebesar Rp 0.100. Nilai sig

0.046 dapat disimpulkan variabel X 3 (tenaga kerja) berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan jagung.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Roswati Abas (2016)

yang menyatakan bahwa tenaga kerja sangat berpengaruh positif

terhadap pendapatan di karenakan dalam kegiatan usaha tani

sama-sama mengurangi dan meningkatkan pendapatan petani baik

tenaga kerja sewa maupun tenaga kerja keluarga sehigga dalam

berusahatani dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga

meningkatkan produksi dan pendapatan.

39
Menurut penelitian Nursiah (2018) yang menyatakan bahwa

tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan petani. Hal ini di

sebabkan karna setiap penambahan 1 tenaga kerja itu akan

meningkat jumlah upah yang akan di bayarkan.

Hasil penelitian ini relevan atau sejalan dengan hasil

penelitian oleh Irhamna, T Fauzi (2018) yang menyatakan bahwa

tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap petani.

a.4. Pengaruh luas lahan terhadap pendapatan petani

Koefficients regresi X4 (luas lahan) adalah Rp 2.439 yang

menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 satuan (tanda +) luas

lahan maka akan meningkatan pendapatan sebesar Rp 2.439. Nilai

sig 0.000 dapat di simpulkan bahwa x 4 (luas lahan) berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan petani jagung.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Roswati Abas (2016)

yang menyatakan bahwa variable produktivitas lahan sangat

berpengaruh nyata terhadap pendapatan usaha tani yang artinya,

jika luas lahan di tambahkan maka jumlah pendapatan pun akan

meningkat.

Menurut Phalevi (2013) yang menyatakan bahwa luas lahan

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani, artinya besar

kecilnya luas lahan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya

pendapatan petani.

40
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rusdiah

Nasution (2008), yaitu semakin luas lahan yang di kerjakan oleh

petani maka jumlah produksi pun akan meningkat yang akhirnya

akan meningkatkan pendapatan petani.

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1.Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian bab ini yang menyajikan hasil penelitian dan

pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tingkat Pendapatan petani di Desa Lembang Kecamatan

Enrekang Kabupaten Enrekang sangat besar di pengaruhi oleh

factor luas lahan, jumlah produksi, harga dan tenaga kerja

41
2. Faktor harga, jumlah produksi, tenaga kerja dan luas lahan

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani jagung

dengan nilai signifikan di bawah 0,05.

7.2. Saran

Adapun hal-hal yang perlu disarakan sesuai dengan hasil penelitian di

lapangan yaitu :

1. Strategi peningkatan produksi jagung di Desa Lembang

Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang dapat dilakukan

dengan memperbaiki kuantitas dan kualitas variabel harga,

jumlah produksi, tenaga kerja dan luas lahan.

2. Bagi petani, sebaiknya petani jagung dilokasi penelitian lebih

memperhatikan tanaman jagung mereka agar mampu menjadi

sentra produksi jagung di Sulawesi selatan.

3. Bagi pemerintah, diharapakan dapat memberikan bantuan kepada

masyarakat untuk pengembangan tanaman jagung.

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari. 2000 “Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi”, Edisi


Empat, Yokyakarta, BPFE.

Gulo, W. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo. Hal. 84.

Gustiyana. 2003. Analisis Pendapatan Usaha Tani Untuk Produk


Pertanian. Jakata: salemba Empat.

Hernanto. 1991. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Yokyakarta

Jhingan, 2003, Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian, Jakarta : PT.


Raya Grafindo Persada.

42
Kasmadi dan Sunariah. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.
Bandung: Alfabeta, hal. 66.

Mahdiah. 2010. Analisis Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi


Usahatani Jagung (Zea mays L). http://jurnalagribisnis.co.id/
Wacana Vol. 13 No.14. Oktober 2010 : 684-688.

Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Pustaka LP3ES. Jakarta

Mubyarto. 2003. Pengantar Ekonomi Pertanian Edisi Ketiga. LP3ES.


Jakarta.

Nababan, Christofel D, 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Pendapatan Petani Jagung Di Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten
Karo. Skripsi. Universitas Sumatra Utara.

Nazir. 2010. Analisis Determinan Pendapatan Petani pada suatu usaha


pertanian. Tesis. Medan . universitas Sumatera Utara.

Purwono dan Hartono. 2011. Bertanam Jagung Unggul. Penebar


Swadaya. Jakarta

Riyadi, 2007. Analisis faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Jagung


di Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan, Tesis Tidak
dipublikasikan, Pascasarjana, UNDIP, Semarang.

Rukmana. 2008. Usaha Tani Jagung. Kansius. Yokyakarta

Sadono, Sakirno. 2000. Makroekonomi. Pengantar Ekonomi Makro. Edisi


Ketiga. PT. Raja Grasindo Perseda. Jakarta.

Sesbany, 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas


Pendapatan Jagung Hibrida. Kelompok Tani Persada. Jakarta.

Siagan, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi


Aksara.

Soekartawi, 1998, Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan


Pertanian Kecil. Rajawali Press, Jakarta

Supranto, J. 1998. “Teknik Pengambilan Keputusan”.Jakarta : PT. Rineka


Cipta.

Surachman. 1990. Dasar dan Teknik Reserch Pengantar Metodologi


Ilmiah. Bandung: Sinar Harapan.

43
Suroto. 2000. Strategi Pembangunan dan Perencanaan-perencanaan
Kesempatan Kerja. Yokyakarta: Gajah Mada Univercity.

Susianti Rustam Abd. Rauf. 2013. “Analisis Faktor-faktor Yang


Mempengaruhi Pendapatan Usaha Tani Jagung Manis (studi
kasus:di Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi)”,
Jurnal Agrotekbis, 1 (5) (Palu, Desember 2013), hal. 500-508.

Tim karya tani mandiri. 2010. Pedoman bertanam jagung. CV Nuansa


Aulia. Bandung.

UU No. 13 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 2.Tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang atau jasa untuk memenuhu kebutuhan sendiri maupun
masyarakat.

Yamit. 2002. Manajemn Kualitas Produk dan Jasa. Edisi Pertama.


Yokyakarta: Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII.

Yusuf, 1999. Faktor Yang Mempengaruhi produksi dan


Pendapatan.Jakarta. PT. Grasindo.

44

Anda mungkin juga menyukai