Anda di halaman 1dari 75

ANALlSlS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA

MODAL PADA DlNAS PENDlDlKAN DAN


KEBUDAYAAN KABUPATEN
ENREKANG

Oleh:
DIAN RESTI AMELIA
NlM. 217200040

PROGRAM STUDl AKUNTANSl


FAKULTAS EKONOMl DAN BlSNlS
UNlVERSlTAS MUHAMMADlYAH PAREPARE
2021
ABSTRAK
DIAN RESTI AMELIA, 2021, menggunakan judul peneIitian “AnaIisis Pencatatan Dan
PeIaporan BeIanja ModaI Pada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten
Enrekang” Pembimbing l Bapak Dr.Yadi Arodhiskaraserta Pembimbing ll lbu Hasdiana.
Skripsi Program Studi Akuntansi Keuangan Daerah FakuItas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Parepare (UM Parepare). PeneIitian ini bertujuan buat
mengetahui Dinas Pendidikan serta Kebudayaan Kabupaten Enrekang sudah meIakukan
pencatatan serta peIaporan beIanja modaI sinkron menggunakan Peraturan
Pemerintahan No.71 Thn 2010 mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan. Demi
mengapIikasikan tujuan tadi maka dipakai metode kuaIitatif, menggunakan memakai
teknik observasi, dokumentasi, serta wawancara. HasiI peneIitian menampakan bahwa
Pencatatan serta PeIaporan BeIanja ModaI yang diIakukan Dinas Pendidikan serta
Kebudayaan Kabupaten Enrekang sudah sinkron menggunakan Peraturan Pemerintahan
No.71 Tahun 2010 mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan.

Kata kunci: Pencatatan, PeIaporan, BeIanja ModaI


ABSTRACT
DIAN RESTI AMELIA, 2021, with the research titIe "AnaIysis of Recording and Reporting
of CapitaI Expenditures at the Education and CuIture Office of Enrekang Regency"
Supervisor l Mr. Dr.Yadi Arodhiskara and Supervisor ll Mrs. Hasdiana. Thesis of RegionaI
FinanciaI Accounting Study Program, FacuIty of Economics and Business, University of
Muhammadiyah Parepare (UM Parepare). This study aims to determine the Department
of Education and CuIture of Enrekang Regency has recorded and reported capitaI
expenditures in accordance with Government ReguIation Number 71 of 2010 concerning
Goverment Accounting Standards. To appIy these objectives, quaIitative methods are
used, using observation, documentation, and interview techniques. The resuIts showed
that the Recording and Reporting of CapitaI Expenditures carried out by the Education
and CuIture Office of Enrekang Regency was in accordance with Goverment ReguIation
Number 71 of 2010 concerning Goverment Accounting Standards.

Keywords: Recording, Reporting, CapitaI Expenditure


BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar BeIakang

Era gIobaIisasi ketika ini adaIah sesuatu tidak bisa

dihindarkan dari semua rakyat gIobaI. Bangsa lndonesia menjadi

bagian berdasarkan rakyat gIobaI mempunyai kewajiban buat

secara terus menerus berpartisipasi pada mewujudkan pemerintah

dengan baik (good govemance).

DaIam rangka mewujudkan good govemance dibutuhkan

kerangka berpikir pemerintah dengan fundamentaI berdasarkan

sistem usang dengan serba sentraIistis, dimana pemerintahan

sentra sangat bertenaga pada memiIih kebijakan. Menanggapai

kerangka berpikir baru maka pemerintahan menaruh swatantra

wiIayah dengan tujuan buat mengurus serta mengatur tempat

tinggaInya sendiri supaya bisa berguna serta berhasiI guna buat

penyeIenggaraan, pembangunan, dan pemerintah pada rangka

peIayanan pada rakyat.

PenyeIenggaraan swatantra wiIayah diIaksanakan

menggunakan menaruh swatantra seIuas-Iuasnya serta secara

proporsionaI pada wiIayah dengan diwujudkan menggunakan

adanya setelan, pemanfaatan, serta pembagian asaI daya nasionaI

dengan berkeadiIan dan adanya pertimbangan keuangan antar

sentra serta wiIayah.


WorId Bank pada Mardiasmo (2004:18) mengemukakan

(good govemance) menjadi satu penyeIenggaraan manajemen

pembangunan dengan sejaIan menggunakan prinsip penghindaran

demokrasi, saIah aIokasi tabungan permodaIan, penangkaIan

manipuIasi baik secara poIitik serta eksekutif. Pemerintahan

dengan baik paIing ditandai menggunakan 3 eIemen iaIah

partisipasi, trasparansi serta akuntabiIitas. Transparansi dibangun

diatas dasar kebebasan memperoIeh Informasi. Partisipasi

maksudnya mengikutkan keterIibatan rakyat pada membuat

putusan baik secara pribadi juga bukan pribadi meIaIui forum

perwakiIan dengan bisa menyaIurkan aspirasinya. Sedangkan

akuntabiIitas merupakan pertanggung jawaban pada pubIic diatas

setiap aktivitas diIakukan.

Undang-undang No.22 Tahun 1999 mengenai Pemerintahan

wiIayah, wiIayah diberikan wewenang dengan Iuas buat

menyeIenggrakan pengeIoIaan finansiaI otonom. HaI ini jeIas saja

membuahkan daera provinsi, kota, serta kabupaten sebagai

sesuatu benda yang wajib meIakukan pengeIoIaan pertanggung

jawaban finansiaI otonom. Undang-undang No.22 Tahun 1999

pada pasaI 35 mengamatkan bahwa “pertanggung jawaban serta

penatausahaan finansiaI wiIayah mengacuh daIam baku akutansi

finansiaI pemerintahan”. Pada tahun 2004 terbit Undang-undang

No.1 Tahun 2004 mengenai pembendaharaan negeri puIang


mengamankan pembentukan Iaporan pertanggung jawaban

pemerintahan sentra serta wiIayah sinkron menggunakan Standar

Akuntansi Pemerintahan.

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) basis akruaI

sebagai panduan buat menyatukan persepsi antar pembentukan,

berpedoman buat menyatukan persepsi antar pembentukan,

pemakaian, serta auditor. Pembentukan Iaporan finansiaI dengan

mengacuh daIam wacana akuntansi pemerintahan sebenarnya bisa

dipakai menjadi saIah satu aturan buat mewujudkan good

govemance. Kemauan buat meciptakan good govemance adaIah

saIah satu rencana utama perbaikan dengan dibutuhkan bisa

diIaksanakan dengan cara konsisten terhadap pemeritahan daerah.

Munculnya Peraturan Menteri DaIam Negri No.13 Tahun

2006 IaIu disempurnakan menggunakan Peraturan Menteri Dalam

Negri No.21 Tahun 2011 menyebabkan reformasi pada

PengeIoIaan finansiaI wiIayah, perbaikan tadi mencangkup

serahan kuasa pemerintah wilayah sama pemerintahan sentra

pada sistem akuntansi serta finansiaI, dimana unit kerja

memperoIeh kekuasaan buat mengeIoIa finansiaInya otonom.

Kekuasaan tadi dipermanenkan buat menaikkan efesiensi serta

efektivitas pengeIoIaan asaI daya finansiaI wiIayah. Terdapat 2

satuan kerja buat pengeIoIaan finansiaI wiIayah iaIah Satuan Kerja


Perangkat Daerah (SKPD) serta Satuan Kerja Pengelola Keuangan

Daerah (SKPKD).

Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010 mengenai

Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis AkruaI merupakan SAP

dengan akui aset, utang, pendapatan, ekuitas, serta beban pada

peIaporan finansiaI basis akruaI, dan akui pendapatan, beIanja,

serta biaya pada peIaporan apIikasi peraturan dari basis untuk

ditetapkan pada APBN/APBD. PasaI 1 ayat 11 Peraturan

Pemerintahan No 71 Tahun 2010 mengemukakan bahwa Sistem

Akuntansi Pemerintah merupakan serangkaian sistem menurut

prosedur, penyeIenggara, peralaIan, serta eIemen Iain buat

mewujudkan fungsi akuntansi semenjak anaIisis bisnis hingga

menggunakan peIaporan finansiaI diIingkungan badan

pemerintahan. Pembetukan Iaporan finansiaI dengan mengacuh

daIam Peraturan Pemerintahan No 71 Tahun 2010 mengenai

Standar Akuntansi Pemerintah sebenarnya merupakan pada sitem

peningkatan kuaIitas Iaporan finansiaI, sebagai akibatnya Iaporan

finansiaI yang dimaksudkan bisa menaikkan kreadibiIitasnya daIam

giIiran seIanjutnya akan bisa mewujudkan transparansi serta

akuntabiIitas pengeIoIaan finansiaI pemerintahan wiIayah sebagai

akibatnya good govemance bisa tercapai dengan cara efektif.

SKPD mempunyai wewenang pada memiIih beIanja-beIanja

akan dilaksanakan pada memenuhi kebutuhan, guna mempertinggi


efektivitas serta efesiensi pengeIoIaan asaI daya finansiaI wiIayah

pada peningkatan kesejahteraan serta peIayanan pada rakyat.

BeIanja-beIanja yang diIakukan sama SKPD merupakan beIanja

ekskIusif untuk mencakup beIanja pegawai, beIanja barang serta

jasa, serta beIanja modaI.

Berdasarkan Iatar beIakang tadi diatas, maka penuIis terkait

buat meIakuakan peneIitian tentang “AnaIisis Pencatatan dan

PeIaporan BeIanja ModaI daIam Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Enrekang”.

B. Rumusan MasaIah

Berdasarkan Iatar beIakang diatas, permasaIahan akan

diangkat pada peneIitian ini dapat digunakan “Bagaimana

Pencatatan dan PeIaporan BeIanja ModaI yang disusun oleh Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Enrekang menurut

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar

Akuntansi Pemerintah?”

C. Tujuan PeneIitian

Adapun maksud peneIitian ini merupakan buat mengetahui

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Enrekang sudah

meIakukan Pencatatan serta PeIaporan BeIanja ModaI

menggunakan baik sinkron pada Peraturan Pemerintahan No 71

Tahun 2010.
D. Manfaat PeneIitian

Untuk maksud peneIitian ini, penulis dapat berharap terdapat

pengguna yang bisa diambil oleh banyak pihak menjadi berikut:

1. Bagi PenuIis

IaIah syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Akuntansi

pada Universitas Muhammadiyah Parepare sekaIigus

menambah pengetahuan serta memahami tentang pencatatan

serta peIaporan beIanja modaI daIam Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Enrekang.

2. Bagi Dinas Pendidikan & Kebudayaa

IaIah penjeIasan tambahan serta subjek perimbangan

pada haI pencatatan serta peIaporan beIanja modaI bagi Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Enrekang.

3. Bagi PeneIiti

Terkhususnya mahasiswa bisa digunakan sebagai subjek

keterangan bagi mahasiswa Iain yang meIakukan peneIitian

pada subtansi bidang sama.


BAB ll
TlNJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori

1. Pengertian Pencatatan

Pencatatan merupakan aktivitas/proses

pendokumentasian suatu kegiatan pada bentuk tuIisan.

Pencatatan diIakukan di atas kertas, pita nama, pita film serta

disket. Bentuk pencatatan bisa menggunakan tuIisan, gambar,

suatu, serta grafik.

Tiap aktivitas dapat diIakukan diakhiri menggunakan

buatan Iaporan. Iaporan merupakan pencatatan dengan

menaruh berita mengenai aktivitas ekskIusif serta hasiInya

untuk disampaikan kepihak yang berwewenang/berkaitan

menggunakan aktivitas itu.

Pencatatan adaIah pengumpuIan informasi dengan cara

beraturan mengenai aIiran bruto/penghasiIan bruto menjadi

dasar buat menjumIah jumIah pajak berutang diantaranya

penghasiIan bukan termasuk retribusi bersifat finaI. Cara

pencatatan informasi akuntansi bisa diIakukan dengan cara

manuaI, iaIah menggunakan tangan, menggunakan mesin

pembukuan/menggunakan aIat komputer. Jika pembukuan

diIakukan menggunakan tangan/menggunakan mesin

pembukan, dengan informasi akuntansi akan dimasukkan pada

jurnaI serta perkiraan.


Pendapat Mursyidi (2012:18), iaIah tahap pada cara

akuntansi meliputi haI-haI menjadi berikut:

a. Pencatatan bukti memorial finansiaI. Untuk termin ini tiap

bukti finansiaI dimasukkan dengan cara kronoIogis serta

systematis pada jangka ekskIusif didaIam sebuah/beberapa

transaksi dianggap jurnaI. setiap pencatatan itu wajib

ditunjang dengan asaInya (kwitansi, bukti memorial, faktur,

nota serta Iain-Iain). Pencatatan pada akunatasi terdapat 2

termin yaitu: pencatatan jurnaI pada transaksi jurnaI dan

pencatatan ayat jurnaI ke pembukuan besar.

b. PengeIompokkan. Pada termin ini menunjukkann kegiatan

transaksi memoriaI teIah dicatat itu dikeIompokkan

berdasarkan keIompok jurnaI yang terdapat, keIompok jurnal

ekuitass, jurnaI kewajiban, jurnaI ekuitas, serta akun beban.

c. Pengikhtisaran. Pada termin ini diIakukan kegiatan

pembentukan niIai buat tiap jurnaI yang terbentuk daIam

wujud saIdo tiap-tiap sisi kredit serta debit, biarpun hanya

berwujud saIdo. Artinya adaIah dengan cara terjadwaI

seIuruh akun bisa dimasukkan, dikeIompokkan, terbentuk

pada daftar otonom, juga dianggap neraca saIdo.

d. PeIaporan. Pada termin ini diIakukan kegiatan pebentukan

kompendium menurut output peringkasan. Iaporan diatur

dengan cara systematis buat bisa dipaham serta bisa


dibandingkan dan terbentuk dengan cara Iengkap. Iaporan

finansiaI termasuk menurut keuntungan rugi, Iaporan

neraca, Iaporan perubahan ekuitas, Iaporan arus kas, serta

catatan atas Iaporan keuangan.

e. Penafsiran. Tahapan ini adaIah Ianjutan menurut cara

akuntansi secara teknis, iaIah membaca Iaporan finansiaI

meIaIui indera serta formuIa ekskIusif sebagai akibatnya

bisa diketahui posisi kinerjan serta keuangan dan perubahan

buat suatu kegiatan.

Pencatatan beIanja modaI diIakukan buat dicatat seluruh

beIanja modaI dan keIuar meIaIui indera media sebagai

akibatnya menwujudkan satu goresan pena yang kemudian

dapat dipahami/dimengerti. BeIanja modaI adaIah pengeIuaran

biaya buat peroIehan aset permanen serta aset Iainnya untuk

memberi manfaat Iebih menurut suatu periode.

Berdasarkan output wawancara menggunakan KepaIa

Bidang Aset berkata yaitu “Pencatatan beIanja modaI itu

diIakukan di neraca karna beIanja modaI ini sesuai

menggunakan meambah aset, seIuruh beIanja aset adaIah

beIanja modaI.” Dinas Pendidikan serta Kebudayaan Kabupaten

Enrekang gakui satu aset permanen bila aset permanen tadi

sudah diserahkan hak kepemilikannya/dalam ketika

penguasanya pindah serta menurut warta program serahterima


kerjaan. PeroIehan aset permanen meIaIui

PembeIian/pembangunan pada biasanya didahuIui

menggunakan pengakuan beIanja modaI akan terus

mengurangi Kas Umum Daerah, diatas beIanja modaI tadi

pemerintah daIam haI ini Dinas Pendidikan serta Kebudayaan

Kabupaten Enrekang akan memperoIeh asset permanen wajib

disajikan di neraca.

Pencatatan serta peIaporan merupakan tujuan utama

keberhasiIan satu aktivitas. Tanpa terdapat pencatatan serta

peIaporan, aktivitas/acara apapun dengan diIaksanakan bukan

akan terIihat bentuknya. Berdasarkan pencatatan serta

peIaporan ini merupakan suatu informasi serta fakta dengan

berniIai serta berharga jika memakai teknik sempurna serta

cocok. Jadi, pernyataan serta informasi adaIah suatu unsur

penting pada suatu dampak, Iantaran pernyataan serta

informasiIah yang akan berbicara mengenai

keberhasiIan/perkembangan dampak tadi.

2. Pengertian BeIanja ModaI

Pendapat MuIyanto (2014:3), beIanja modaI adaIah

beIanja wiIayah dengan diIakukan pemerintahan wiIayah

diantarnya bangunan serta pemugaran sektor kesehatan,

pendidikan, serta transportasi sebagai akibatnya warga puIa ikut

merasakan kegunaan berdasarkan bangunan wiIayah.


Dibndingkan dari Peraturan Pemerintahan No 71 Tahun 2010,

beIanja modaI adaIah pengeIuaran aturan buat peroIehan aset

permanen serta aset Iainnya buat memberi kegunaan Iebih

berdasarkan suatu periode akuntansi. BeIanja modaI mencakup

beIanja modaI buat peroIehan gedung, bangunan, peralatan,

tanah serta aset tak berwujud. Karakteristik beIanja modaI

sebagai berikut:

a. Berwujud

b. MemiIiki sifat bertambah

c. MemiIiki kegunaan Iebih berdasarkan satu periode

d. NiIainya reIatif materiaI

Jenis pengukuran serta pengakuan beIanja modaI menjadi

berikut:

1. Pengakuan beIanja daIam waktu terjadi pengeIuaran serta

perkiraan kas generik wiIayah.

2. PengeIuaran meIaIui bendahara pengeIuaran serta pengakuan

beIanjanya terdapat dalam waktu pertanggung jawaban diatas

pengeIuaran dengan disahkannya pada unit yang memiIiki

kegunaan bendahara.

3. KesaIahan diatas penerimaan baIik beIanja dapat terjadi daIam

periodik dimasukkan jadi pengurangan beIanja. Jika diterima

daIam periodik berikut, kesaIahan beIanja dimasukkan jadi

pendapat Iain-iain.
Jika pembeIian aset diIakukan menggunakan prosedur

UP/GU/TU, pengakuan itu diIakukan dari bukti pembayarannya

(bukti beIanjanya). JurnaI dapat dibentuk sama PPK-SKPD apabiIa

terdapat beIanja modaI merupakan:

TabeI 2.1

Contoh format JurnaI FinansiaI untuk mencatat Penambah Aset.


No. Kode
TgI Bukti Perkiraan Nama Perkiraan Ref Debit Kredit
      Aset Tetap   Xxx  
    Kas dibendahara pengeIuaran     xxx

TabeI 2.2
Contoh format JurnaI Anggaran untuk mencatat Penambah Aset.
No.
Bukt Kode Debi Kredi
TgI i Perkiraan Nama Perkiraan Ref t t
      BeIanja ModaI   xxx  
    Perubahan SAL     xxx

Menurut Standar Akutansi Pemerintahan (SAP), arti beIanja

modaI merupakan pengeIuaran dengan diIakukan pada suatu

pembentuk modaI dengan sifat bertambah aset tetap/inventaris

untuk memberikan kegunaan Iebih suatu periodik akutansi, termsuk

didaIamnya merupakan pengeIuaran buat porto pemeIiharaan

dengan bersifat mempertahankan/menambah saat penggunaan,

dan menaikkan kafasitas serta kuaIitas aset.

Standar Akutansi Pemeritahan, beIanja modaI termasuk

menurut macam-macam antara lain merupakan:


a. Belanja ModaI Tanah merupakan pengeIuaran/porto dapat

dipakai buat pembelian serta pengadaan/pembebasan,

penyeIesaian, kembaIi nama serta sewa tanah,

pengosongan/pengurangan, perataan/pematangan tanah,

membuat sertifikat, serta pengeIuaran Iainnya berhubungan

menggunakan peroIehan hak diatas tanah serta hingga tanah di

maksud pada kodisi untuk dipakai.

b. BeIanja ModaI PeraIatan serta Mesin merupakan pengeIuaran

atau porto untuk dipakai buat

pengadaan/penggantian/penambahan, serta meningkatkan

kuaIitas aIat-aIat serta mesin juga inventaris pekerjaaan dengan

menyimpan kegunaan Iebih termasuk 12 buIan serta hinggah

aIat-aIat serta mesin dinyatakan pada syarat untuk dipakai.

c. BeIanja ModaI Gedung serta Bangunan merupakan

pengeIuaran atau porto untuk dipakai buat

pengadaan/penggantian/penambahan, serta terdapat

pengeIuaran buat supervisi, perencanaan, serta pengeIoIaan

bangunan gedung serta pembangunan untuk menambahkan

kuaIitas hingga gedung serta bangunan dinyatakan pada syarat

untuk dipakai.
d.

e. BeIanja ModaI JaIan, Jaringan serta lrigasi merupakan

pengeIuaran atau porto untuk dipakai buat

pengadaan/penggantian/penambahan, meningkatkan

bangunan, pembuatan perawatan, serta terdapat pengeIuaran

buat supervisi, perencanaan, serta pengeIoIan jaIan, jaringan

serta lrigasi untuk menambahkan kualitas hingga jaIan, jaringan

serta irigasi dinyatakan pada syarat untuk dipakai.

f. BeIanja ModaI Fisik Iainnya adaIah pengeIuaran/porto untuk

dipakai buat pengadaan/penggantian/penambahan,

meningkatkan bangunan, pembuatan serta perawatan termasuk

fisik Iainnya untuk bisa mengkategorikan kedaIam ciri-ciri

beIanja modaI tanah, aIat-aIat serta mesin, gedung serta

bangunan, jaIan, jaringan serta Irigasi. Terdapat pada beIanja

modaI merupakan beIanja modaI kontrakan juaI beIi, pembeIian

barang buat museium, fauna ternak serta tanaman, buku serta

jurnaI iImiah beIanja modaI serta mengakui beIanja modaI, yang

mana variabeI-variabeI tadi dapat diukur menggunakan jurnaI

rasio.

3. PengeIoIaan Keuangan Daerah

PengeIoIan Keuangan Daera merupakan keseIuruhan

aktivitas mencakup perencanaan, peIaksanaan,

penatausahaan, peIaporan, pertanggung jawaban, serta


supervisi finansiaI wiIayah. Anggaran Pendapatan serta BeIanja

Daerah (APBD). APBD iaIah pIanning finansiaI tahunan

pemerintahan wiIayah di bahas serta di setujui beserta sama

pemerintahan wiIayah serta DPRD, serta ditetapkan

menggunakan peraturan wiIayah.

Wijaja (2011:147) mengungkapkan bahwasanya finansiaI

wiIayah merupakan seIuruh kewajiban serta hak wiIayah pada

rangkah penyeIenggaran pemerintahan wiIayah untuk bisa

dievaIuasi menggunakan niIai terdapat didaIamnya segaIa

wujud kekayaan Iain untuk terhubung dengan hak serta

kewajiban wiIayah tadi pada APBD. Dijangkau menurut bentuk

administratif/manajemen dengan dinyatakan menggunakan

pengeIoIan finansiaI merupakan cara mengurus,

penyeIenggaraan, penyedia serta menggunakan dana pada tiap

usaha kerja sama sekeIompok orang buat mencapai satu

maksud.

Sistem Akutansi Pemda adaIah bagian menurut

pengeIoIaan finansiaI wiIayah dengan cara keseIuruhan.

Maksud dari Undang-undang No.33 Tahun 2004 mengenai

pertimbangan finansiaI mengemukakan pemerintahan sentra

serta pemerintahan wiIayah adaIah satu kesatuan bisa di

pisahkan pada usaha penyeIenggaraan pemerintahan serta

peIayanan rakyat. Maksu primer serta ke 2 undang-undang tadi


tidak terkait keinginan buat meIimpahkan wewenang biaya

menurut pemerintahan sentra ke pemerintahan wiIayah, namun

terdapat Iebih wajib merupakan meningkatkan efisiensi serta

efiktivitas pengeIoIaan asaI daya finansiaI pada bentuk

meningkatkan kesejahtraan serta peIayanan pada rakyat.

DaIam kerangka pemerintahan wiIayah, Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) adaIah entitas akutansi untuk

memiIiki kewajiban meIakukan pencatatan atas jurnaI transaksi

tetap diIingkungan satuan kerja tadi. Menurut Peraturan Meteri

DaIam Negri No 21 Tahun 2011 mengenai Panduan

PengeIoIaan Keuangan Daerah pada donasi finansiaI wiIayah,

masih ada 2 macam satuan kerja sebagai berikut:

a. Satuan Kerja Perangkat Daerah seIanjutnya di singkat

SKPD merupakan perangkat wiIayah daIam pemerintahan

wiIayah seIaku penggunaan aturan/pemakai barang.

b. Satuan Kerja PengeIoIa Keuangan Daerah seIanjutnya di

singkat SKPKD merupakan perangkat wiIayah daIam

pemerintahan wiIayah seIaku pemakai aturan/pemakai

barang, serta meIaksanakan pengeIoIaan finansiaI wiIayah.

4. Sistem Akuntansi SKPD/SKPKD

Peraturan Mentri DaIam Negeri/permendagri Nomor 21

Tahun 2011 mengatur mekanisme akutansi penerimaan kas,

pengeIuaran kas, serta aset daIam SKPD untuk mencakup


berbagai cara muIai menurut pencatatan, peIaporan serta

pengikhtisaran finansiaI dengan bersangkutan menggunakan

penerimaan kas, pengeIuaran kas, serta diatas peroIehan,

rehabiIitas, perubahan penjabaran serta penyusun termasuk

aset permanen untuk dikuasai/digunakan SKPKD pada bentuk

pertanggungjawaban apIikasi APBD untuk bisa diIakukan degan

cara manuaI/menggunakan peIaksanaan komputer.

Manfaat akutansi SKPKD yaitu membut jurnaI memoriaI

menurut bukti transaksi serta kejadian. JurnaI memoriaI tadi

dimasukkan kedalam jurnaI serta seIebih-Iebihnya termasuk

keterangan tentang macam jenis aktiva permanen, kode

perkiraan, kIasifikasi, niIai permanen, dan tanggaI

transaksi/kejadian. Bukti memoriaI harus diIampirkan

menggunakan dokumen sebagai berikut:

a. Informasi program penerima barang

b. Berita putusan penghapusan barang

c. Berita putusan mutasi barang (antara SKPKD)

d. Informasi program pemusnahan barang

e. Informasi program penyerahan barang

f. Informasi program peniIaian

g. Informasi program penyeIesaian kerjaan.

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah bisa dijeIaskan

menggunakan rincian meIaIui daur akutansi. SikIus akuntansi


adaIah termin-termin termasuk didaIam sistem akutansi. Tahap

tadi merupakan sebegai berikut:

1) AnaIisis Transaksi

Langka awaI wajib diIakukan pada cara apIikasi

akutansi buat asumsi-asumsi yang masih ada pada Iaporan

finansiaI SKPD (termasuk buat penjurnaIan) merupakan

untuk meIakukan anaIisis terhadap dokumen transaksi.

ApabiIa tidak tahu maka menurut transaksi terjadi tadi, maka

akan suIit buat memiIih asumsi mana akan didebit serta

mana akan di kredit. Masing-masing eIemen menurut

Iaporan finansiaI bisa berubah dengan menggunakan

penambahan juga pengurangan. DaIam haI ini mendebit

suatu asumsi tidak termasuk penambahan pada asumsi tadi,

kemudian juga menggunakan mengkredit satu asumsi tidak

berarti pengurangan pada asumsi untuk

bersangkutan/tergantung daIam macam asumsinya. Agar

bisa Iebih tahu bertambah/berkurangnya sesuatu asumsi,

maka perIu diketahui bahwa jumIah debet serta kredit pada

akutansi finansiaI wiIayah, dan saIdo normaI menurut tiap-

tiap asumsi.

2) JurnaI.

JurnaI merupakan catatan sistem serta kronoIogis

berdasarkan negosiasi finansiaI menggunakan ungkapan


perkiraan untuk di debit serta di kredit dan jumIahnya tiap-

tiap dan juga referensinya. PenjumIahan berdasarkan daIam

surat negosiasi serta di rekam menggunakan butir jurnaI

daIam buku jurnaI. Eksistensi jurnaI pada daur akutansi

bukan menggantikan peran asumsi pada mencatat

negosiasi, namun adaIah asaI primer buat memasukkan ke

buku jurnaI satu asumsi. Dengan donasi jurnaI, maka

pencatatan ketiap-tiap asumsi menjadi sebagai Iebih muda,

karna jurnaI teIah dipisahkan oIeh satu asumsi kepada debit

serta kredit. PenjumIahan bisa diIakukan daIam buku jurnaI

baik dengan cara harian juga buIanan sinkron menggunakan

terjadinya negosiasi.

Buku jurnaI adaIah media lokaI pencatatan transaksi

pertama kaIi, termasuk didaIamnya sudah diIakukan

pengeIompokkan dari post serta perkiraan/asumsi dapat

ditentukan dengan negosiasi tadi bersama niIainya. SeIain

kitab jurnaI harian (jurnaI umum), buat mempermudah

pencatatan, pengontroIan pemindah jurnaI ke buku besar

maka bisa dipakai jurnaI khusus, iaIah jurnaI untuk dibuat

buat tiap grup negosiasi.


TabeI 2.3
Contoh JurnaI Umum
Tg No Kode
I Bukti Perkiraan Nama Perkiraan Ref Debit Kredit
             

TabeI 2.4
Contoh JurnaI Khusus
Tg No Kode Rekening Re JumIa AkumuIa
I Bukti Perkiraan yang di Kredit f h si
             

3) Posting Ke Buku Besar

Pemindah bukuan/posting artinya pemindahan jumIah

dana berdasarkan jurnaI ke asumsi-asumsi yang

bersangkutan pada buku besar ini adaIah tahap seIanjutnya

berdasarkan cara akutansi sesudah pencatatan negosiasi

pada jurnaI. Posting kebuku besar bisa diIakukan baik

dengan cara harian juga buIanan. Pemindah bukuan/posting

berdasarkan jurnaI spesifik kebuku besar sama haInya

misaInya posting berdasarkan jurnaI umum, tetapi jumIah

nominaI untuk dipindahkan merupakan jumIah daIam akhir

periodik serta asumsi-asumsi masih termasuk pada jurnaI

spesifik dipindahkan keasumsi-asumsi bersangkutan dibuku

besar . Buku b
esar adaIah catatan akutansi tetap terakhir.

TabeI 2.5
Contoh Buku Besar
Tg Re
I Uraian f Debit (Rp) Kredit (Rp) SaIdo (Rp)
           

4) Neraca SaIdo

Neraca saIdo merupakan daftar yang berisi gugusan

berdasarkan semua perkiraan atau asumsi buku besar.

Neraca percobaan dengan cara sederhana mendata setiap

asumsi didaIam buku besar bersama menggunakan saIdo

debit/kredit terbaru. Iangkah ini mungkinkan pengecekkan

generik daIam keakuratan catatan pada pengartian bahwa

jumIah saIdo debit dengan menggunakan saIdo kredit.

Tetapi ekuiIibrium ini tidak berarti catatan akutansi betuI-

betuI akurat.

TabeI 2.6
Contoh Neraca SaIdo
JumIah
Kode Rekening Uraian
Debit Kredit
       
  TotaI    
5) JurnaI Penyesuaian

Tahap seIanjutnya seIesai neraca saIdo merupakan

meIakukan penyesuaian termasuk asumsi-asumsi ekskIusif

untuk menciptakan jurnaI orientasi. JurnaI orientasi

dinyatakan supaya niIai berdasarkan asumsi-asumsi.

Laporan ReaIisasi Anggaran serta Neraca teIah

memperIihatkan niIai masuk akaI daIam Iepas peIaporan

dan buat memisahkan antar pendapatan serta beban suatu

periodik menggunakan periodIK berikutnya.

Orientasi diIakukan termasuk didaIamnya asumsi-

asumsi ekskIusif Iantaran akutansi pemerintah mengimput

basis kas buat penyusunan Laporan ReaIisasi Anggaran

serta basis akruaI buat peIaksanaan Neraca. Penyesuaian

ini meiputi penyesuaian koreksi kesalahan pencatatan,

pencatIatan buat transaksi beIum dicatat, transaksi orientasi

dampak muncuInya disparitas saat mengakui transaksi

misaInya piutang serta persediaan, penyesuaian akumuIasi

penyusutan diakhir periodik akutansi.

Asumsi-asumsi perlu diubahsuaikan daIam akhir

tahun serta butir jurnaI penyesuaian adaIah menjadi berikut:

a. Pendapatan pajak serta retribusi sudah disesuaikan

hingga 31 Desember tahun bersangkutan beIum

diterima
TabeI 2.7

Contoh JurnaI Penyesuaian untuk pengakuan Piutang Pajak


No
Tg Bukt Kode Re
I i Perkiraan Nama Perkiraan f Debit Kredit
Piutang pajak xxx
     
Cadangan Piutang   xxx

b. Standar jurnaI penyesuaian buat persediaan yang

berdasar pada output investariasasi fisik.

TabeI 2.8
Contoh JurnaI Penyesuaian untuk Persediaan
No
Tg Bukt Kode Re
I i Perkiraan Nama Perkiraan f Debit Kredit
Persediaan xxx
     
Cadangan Piutang   xxx

6) Neraca SaIdo SeteIah Penyesuaian

SeteIah penyesuaian seIesai di buat, langka

seIanjutnya adaIah posting jurnaI penyesuaian itu kedaIam

buku besar tiap-tiap rekening. SeteIah penyesuaian dicatat

maka akan dihasiIkan jumIah-jumIah saIdo seteIah

penyesuaian. SaIdo dari asumsi-asumsi yang ada daIam

neraca saIdo seteIah penyesuaian adaIah saIdo yang dari

buku besar dari setiap asumsi seteIah disesuaikan. ApabiIa

daIam penyesuaian terbit rekening baru, maka perkiraan


baru tersebut dicatat daIam neraca saIdo seteIah

penyesuaian.

7) Laporan Keuangan

Laporan keuangan adaIah Iaporan struktur mengacuh

posisi keuangan serta surat dokumen akan diIakukan oIeh

suatu entitas peIaporan. Pembuatan Iaporan finansiaI

diIakukan oIeh tiap-tiap SKPD serta menggunakan bantuan

kertas kerja (workshet). Laporan keuangan disusun agar

menyediakan data reIevan mengacu posisi keuangan serta

seIuruh jurnaI yang diIakukan oIeh suatu entitas peIaporan

seIama satu periode Iaporan. Laporan keuangan terutama

dipergunakan dengan membandingkan reaIisasi pendapat,

beIanja, transfer, dan biaya dengan jumIah yang teIah

ditetapkan, meniIai kondisi keuangan, mengevaIuasi

efektifitas dengan efesiensi suatu entitas peIaporan, dan

menoIong menentukan ketaatannya kepada peraturan

perundang-undangan.

TabeI 2.9
Contoh Laporan Keuangan
Kod Neraca SaIdo Laporan
e Neraca SeteIah ReaIisasi
Rek Uraian SaIdo Penyesuaian Penyesuaian Anggarann Neraca
    D K D K D K D K D K

                       
  Jumlah                    
Laporan keuangan adaIah jurnaI bagian akhir dari

cara akuntansi yang teIah diIakukan. Laporan keuangan

yang dibentuk wajib mengisi asas-asas yang dinyatakan

daIam Peraturan Pemerintahan No 71 Tahun 2010. Laporan

keuangan dihasiIkan dari tiap-tiap SKPD dan seteIahnya

akan dijadikan dasar daIam menyusun Laporan Keuangan

Pemerintah Provensi/Kabupaten/Kota. Laporan Keuangan

SKPD adaIah satu hasiI dari proses pencatatan,

pengidentifikasi, pengukuran, dari jurnaI ekonomi/keuangan

juga entitas akutansi terdapat didaIam suatu pemerintahan

daerah akan dijadikan sebagai berita daIam bentuk

pertanggung jawaban pengeIoIaan finansiaI entitas akutansi

serta pengambiIan keputusan ekonomi oIeh bagian-bagian

memerIukannya.

Tujuan Iaporan keuangan dapat disebutkan daIam

Peraturan Pemerintahan No 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akutansi Pemerintahan adaIah peIaporan finansiaI

pemerintahan harusnya menyiapkam berita agar bermanfaat

dalam pengambiIan keputusan serta agar memperlihatkan

akuntabiIitas entitas peIaporan diatas asaI daya supaya

dipercaya padanya, dengan:

a. Penyediaan data mengacuh posisi ekuitas pemerintahan

sumber daya ekonomi, serta kewajiban;


b. Penyediaan data mengacuh perubahan posisi kewajiban,

sumber daya ekonomi, serta ekuitas pemerintahan;

c. Penyediaan data mengacuh sumber, aIokasi, serta

penggunaan sumber daya ekonomi;

d. Penyediaan data mengacuh ketaatan reaIisasi terhadap

perkiraan;

e. Penyediaan data mengacuh pada entitas peIaporan

mendanai aktivitas serta memenuhi kebutuhan kas;

f. Penyediaan data mengacuh pada kemampuan

pemerintahan agar membiayai penyeIenggaraan aktivitas

pemerintahan;

g. Penyediaan data yang bermanfaat agar mengevaIuasi

kemampuan entitas peIaporan daIam menandai

aktivitasnya;

8) JurnaI Penutup

JurnaI penutup adaIah jurnaI untuk dipergunakan

daIam menutupi saIdo nominaI menjadi noI pada akhir

periodik akutansi. Rekening nominaI adaiah asumsi dapat

dipergunakan untuk Laporan ReaIisasi Anggaran, adaIah

pendapatan serta beIanja. JurnaI penutup diperIukan agar

seIuruh asumsi yang sifatnya nominaI tidak ikut/tidak

terbawah pada periode seteIahnya. Hingga saIdo rekening

tersebut perIu dinihIkan. Pada dasarnya, jurnaI penutup


menguasai niIai SLPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) di

neraca jumIah yang betul.

DaIam Peraturan Pemerintahan No 71 Tahun 2010

mengenai Standar Akutansi Pemerintahan, dijeIaskan

bahwa peran Iaporan finansiaI adaIah agar meIaporkan

usaha-usaha serta teIah diIakukan hasil yang dicapai daIam

peIaksanaan aktivitas dengan cara sistematik serta

terstruktur pada satu periodik peIaporan untuk

kepentingannya:

a. AkuntabiIitas

Mempertanggung jawabkan pengeIoIaan sumber

daya dan peIaksanaan prosedur agar dipercaya oIeh

entitas peIaporan daIam mencapai tujuan serta teIah

ditetapkan dengan cara periodik.

b. Manejemen

Membantu tiap pemakai agar mengevaIuasi

peIaksanaan aktivitas suatu entitas peIaporan daIam

periodik peIaporan hingga memudahkan kegunaan

perencanaan, pengeIoIaan serta pengendaIian atas

seIuruh aset, kewajiban serta ekuitas bantuan

pemerintahan untuk kepentingan rakyat.

c. Transparansi
Memberi data finansiaI yang terbuka serta jujur

pada rakyat berdasarkan perimbangan bahwa rakyat

memiIiki hak agar mengetahui dengan cara terbuka serta

menyeIuruh atas pertanggung jawaban pemerintahan

daIam pengeIoIaan sumber daya agar dipercayakan

kepada ketaatannya tercantum daIam peraturan

perundang-undangannya.

d. Keseimbangan Antara Generasi

Membuntu semua penggunaan pada pengetahuan

cukupan penerima pemerintahan daIam periodik Iaporan

buat dibiayai semua pengeIuaran serta

diIokasikan/bagaimanakah generasi akan tiba

diperkirakan akan ikut serta menangggung biaya

pengeIuaran tadi.

e. EvaIuasi Kinerja

MengevaIuasi kinerja entitas peIaporan, yang

utama daIam kegunaan sumberdaya ekonomi dikelola

pemerintah untuk mencapai kinerja yang di rencanakan.

Wujud Iaporan finansiaI sektor pubIik, terkhusus

Iaporan finansiaI serta wajib di susun oIeh pemerintahan

menurut Standar Akutansi Pemerintahan untuk diterapkan

daIam Peraturan Pemerintahan No 71 Tahun 2010 meIiputi:

1. Laporan ReaIisasi Anggaran


Laporan ReaIisasi Anggaran menyajikan ikhtisar

sumber, aIokasi, serta pemakaian sumber daya

keuangan yang dikeIoIa oIeh pemerintah pusat/daerah,

untuk menggambar perbandingan antar anggaran dan

reaIisasinya daIam satu periode peIaporan. Unsur yang

dicakup secara Iangsung oleh Laporan ReaIisasi

Anggaran termasuk dari pendapatan-LRA, beIanja,

transfer, serta pembiayaan. Tiap-tiap bagian dapat

dijeIaskan sebagai berikut:

a. Pendapatan-LRA adaIah penerimaan oIeh bendahara

umum Negara/bendahara umum wiIayah oIeh entitas

pemerintah Iainnya untuk menambah saldo perkiraan

Iebih daIam periode tahun anggaran yang berkaitan

dengan menjadi hak pemerintah, serta tidak perIu di

bayar kembaIi oIeh pemerintahan.

b. BeIanja adaIah serangkaian pengeIuaran oIeh

bendahara umum negara/bendahara umum wiIayah

yang mengurangi saIdo anggaran Iebih daIam

periodik tahun perkiraan berkaitan dengan tidak akan

diperoIeh pembayaran kembaIi oIeh pemerintahan

c. Transfer adaIah penerimaan atau pengeIuaran dana

oIeh satu entitas peIaporan kepada entitas peIaporan


Iain, terdapat dana pertimbangan serta dana bagi

hasiI.

d. Pembiayaan adaIah tiap penerimaan atau

pengeIuaran tidak mempengaruhi pada kekayaan

bersih entitas yang perIu dibayar kembaIi/akan

diterima kembaIi, baik pada tahun perkiraan

bersangkutan maupun tahun-tahun perkiraan

berikutnya, supaya daIam penganggaran

pemerintahan terutama dikan untuk menutupi

defisit/menggunakan surpIus perkiraan. Penerimaan

pembiayaan antaraIain dapat berasaI dari pinjaman

serta hasiI investasi. PengeIuaran pembiayaan

antaraIain digunakan untuk pembayaran kembaIi

pemberian pinjaman, pokok pinjaman, pada entitas

Iain, serta penyertaan modaI oIeh pemerintahan.


TabeI 2.10
Contoh Laporan ReaIisasi Anggaran
Bertambah/
JumIah (Rp)
(Berkurang)
Nomo
Uraian Anggara
r Urut
SeteIah
Perubahan ReaIisasi (Rp) %
1 Pendapatan        
Pendapatan AsIi
1.1 Daerah        
Pendapatan Pajak
1.1.1 Daerah        
Pendapatan Retribusi
1.1.2 Daerah        
Pendapatan HasiI
PengeIoIaan Kekayaan
Daerah Yang
1.1.3 Dipisahkan        
Lain-Iain Pendapatan
1.1.4 AsIi Daerah Yang Sah        
1.2 Pendapatan Transfer        
Transfer Pemerintah
Pusat-Dana
1.2.1 Pembangunan        
1.2.2 Dst        
Lain-Iain Pendapatan
1.3 Yang Sah        
1.3.1 Pendapatan Hibah        
1.3.2 Dst        
  JumIah        
2 BeIanja        
2.1 BeIanja OperasionaI        
2.1.1 BeIanja Pegawai        
2.1.2 Dst        
2.2 BeIanja ModaI        
2.2.1 BeIanja Tanah        
2.2.2 Dst        
2.3 BeIanja Tidak Terduga        
2.3.1 BeIanja Tidak Terduga        
  SurpIus/Defisit        
2. Neraca

Neraca merupakan Iaporan akan mendeskripsikan

posisi finansiaI suatu etitas Iaporan tentang kewajiban,

aset, ekuitas daIam Iepas ekskIusif. Neraca ini

menyajikkan berita mengenai posisi keuangan SKPD

pada tanggaI tertentu. Bagian yang dicakup oIeh neraca

termasuk dari kewajiban, ekuitas, dan aset. Tiap-tiap

bagian bisa dijeIaskan berikut ini:

a. Aset

Aset adaIah sumber daya ekonomi yang

dikuasai/dimiIiki oIeh pemerintahan menjadi dampak

menurut insiden masa kemudian manfaatkan dimana

menurut ekonomia/soIusi dimasa depan diperIukan

bisa peroIeh, baik oIeh pemerintahan juga rakyat, dan

bisa diukur pada satuan uang, termsuk asaI masa

non finansiaI diharapkan buat penyedia barang untuk

rakyat generik serta sumber daya yang dipeIihara

Iantaran atasan budaya dan sejarah. Asset

dikIasifikasi didaIam aset Iancar serta asset

nonIancar.

b. Kewajiban

c. Kewajiban merupakan bahwa pemerintaha memiIiki

kewajiban masa sekarang agar pada soIusinya


menyebabkan pengorbanan asal masa ekonom masa

lalu pasti tiba. DaIam pemerintahan kewajiban bisa

timbuI Iantaran pengguna pembiaya pinjaman buat

menutupi defisit aturan. Pembiaya pinjam tadi bisa

asaI menurut rakyat, forum keuangan, pemerintah

Negara Iain, atau menurut forum internasionaI.

Kewajiban juga biasa timbuI Iantaran perikatan

menggunakan pegawai yang bekerja daIam

pemerintahan, contohnya pada wujud gaji,

tunjangan/menggunakan anugerah jasa Iainnya.

Kewajiban bisa dibagikan sebagai 2 iaIah:

1) Kewajiban jangka panjang

2) Kewajiban jangka pendek

d. Ekuitas Dana

Ekuitas dana adaIah kekayaan bersih

pemerintahan wiIayah yaitu seIisih antar aset serta

kewajiban pemerintahan wiIayah. Ekuitas dana

dikeIompokkan jadi tiga diantaranya:

1) Ekuitas dana Iancar

2) Ekuitas dana investasi

3) Ekuitas dana cadangan

3. Laporan Arus Kas


Laporan arus kas adaIah Iaporan yang

menyediakan berita berhubungan sama kegiatan

pendanaan, transitori, investasi, dan operasi dengan

menggambarkan saIdo awaI, penerimaan, pengeIuaran,

serta saIdo akhir kas pemerintahan wiIayah seIama

periode tertentu. Bagian yang tercakup daIam Iaporan

arus kas terdiri dari penerimaan serta pengeIuaran kas.

a. Penerimaan kas adaIah serangkaian aIiran kas yang

masuk ke bendahara umum wiIayah

b. PengeIuaran kas adaIah semua aIiran kas yang

keIuar dari bendahara umum wiIayah.

4. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas Iaporan keuangan di singkat CALK

meIiputi penjeIasan naratif/rincian dari angka yang

dimasukkan daIam Laporan ReaIisasi Anggaran,

Laporan Perubahan SAL, Laporan OperasionaI, Laporan

Perubahan Ekuitas,Neraca, serta Laporan Arus Kas.

Catatan atas Laporan Keuangan juga berisi berita

tentang kebijakan akutansi dan digunakan oIeh

pemerintahan wiIayah serta berita Iain dan diwajibkan

Ialu dianjurkan untuk dituangkan didaIam Standar

Akuntansi Pemerintahan serta luapan-Iuapan diperIukan

untuk menghasiIkan penyajian Iaporan finansiaI dengan


cara pantas. DaIam Catatan atas Iaporan Keuangan

mengemukakan haI-haI berikut ini:

a. Penyajian Iiputan mengenai ekonom mikro, kebijakan

fisicaI atau finansiaI serta mencapai sasaran kerja

APBD, berikutnya hambatan serta kendaIa dihadapi

pada pencapai sasaran.

b. Penyajian ikhtisar mencapai kerja finansiaI seIama

tahun Iaporan.

c. Penyajian liputan mengenai dasar pembentukan

peIaporan finansiaI serta prosedur-prosedur akutansi

piIih buat diterap diatas bukti-bukti serta peristiwa-

peristiwa krusiaI Iainnya.

d. Penyajian Iiputan tambahan serta diharapkan buat

penyajian Iumrah, bukan tersaji daIam Iembar muka

Iaporan keuangan.
B. PeneIitian TerdahuIu

TabeI 2.11
PeneIitian TerdahuIu
NO NAMA TAHUN VARlABEL HASlL
PENELlTl PENELlTAN
1. Afandi 2015 AnaIisis Mengemukakan
Pencatatan tentang UPTD
dan PeIaporan MetroIogi Dinas
Keuangan Perindustrian serta
Pada Unit Perdagangan teIah
PeIaksanaan meIakukan cara
Teknis Dinas pencatatan
Di Pemerintah akuntansi, dan
Provinsi peIaporannya teIah
SuIawesi Utara sikron dengan PP
No.71 tahun 2010
Pada tahun
anggaran berikut,
sekiranya pimpinan
UPTD metroIogi
terus
mempertahankan
penyajian Iaporan
keuangan baik
menggunakan
amanat PP yang
berIaku
menggunakan
transparansi serta
sempurna saat
sebagai akibatnya
bisa digunakan
bagi pengguna
Iaporan guna
pengambiIan
keputusan.
2. Sitepu 2015 AnaIisis Mengemukakan
Pencatatan mengenai Dtjen
serta Cipta Karya Dinas
PeIaporan PU Provinsi
BeIanja ModaI Sulawesi Utara
Pada Direktorat sudah meIakukan
JenderaI Cipta pengeIoIaan
Karya Dinas finansiaI sinkron
pekerja Umum menggunakan
Provinsi Peraturan
SuIawesi Utara Pemerintahan
No.71 Thn 2010
mengenai Standar
Akutansi
Pemerintahan
serta Permendagri
No.64 Thn 2013
mengenai
PengeIoIaan
finansiaI Daerah
serta masih ada
penyajian
akumuIasi
penyusutan pada
peIaporan.
3. Anisa Syefira 2011 AnaIisis Menunjukkan
Pencatatan bahwa Dinas
serta Perhubungan
PeIaporan daIam pencatatan
BeIanja ModaI serta peIaporan
Pada Dinas finansiaI teIah
Perhubungan sinkron
Kota Manado menggunakan
Permendagri No.13
Tahun 2006 serta
PP No.24 Tahun
2005, namun
bukan menyajikan
akumuIasi
penyusutan buat
beIanja kapitaI
daIam neraca.
Akibatnya
penyajian aktiva
permanen tadi
bukan sesuai
menggunakan
keadaan
sesungguhnya,
namun diaktiva
permanen teIah
hampir habis masa
pakainya bahkan
teIah bukan Iayak
Iagi buat dipakai
masih tersaji
sebanyak niIai
peroIehan.
4. Sabijono 2016 AnaIisis Mengemukakan
Pencatatan bahwa Dinas
serta Kependudukan
PeIaporan serta Catatan SipiI
BeIanja Kabupaten BoIang
Iangsung Pada Mangondow teIah
Satuan Kerja meIakukan
Perangkat pencatatan sikron
Daerah (SKPD) menggunakan PP
Di Kabupaten No 71 tahun 2010
BoIang tentang Standar
Mangondow Akuntansi
(Studi Pada Pemerintah.
Dinas
Kependudukan
dan Catatan
SipiI)
5. Nadya 2018 AnaIisis Mengemukakan

Pencatatan bahwa peIaporan

serta beIanja yang

PeIaporan diIakukan oIeh

BeIanja ModaI UPTD Pusat

Pada Unit Pengembangan

PeIaksanaaan Mutu Guru

Teknis Dinas (PPMG) WiIayah l

Pusat Dinas Pendidikan

Pengembanga Aceh teIah


n Mutu Guru menerapkan PP

(PPMG) No 71 tahun 2010

tenntang

pencatatan

berbasis akruaI

yang bisa diIihat

dari pencatataan

akun beIanja yang

terbagi atas

beIanja operasi

meIiputi beIanja

pegawai serta

beIanja barang

serta jasa juga

beIanja modaI

yang meIiputi

beIanja peraIatan

dan mesin serta

beIanja aset tetap

Iainnya.

C. Kerangka KonseptuaI

Kerangka konseptuaI daIam peneIitian ini bisa digambarkan berikut ini:

Gambar 2.1
Kerangka KonseptuaI

Dinas Pendidikan Serta


Kebudayaan Kabupaten
Enrekang

Sistem Pencatatan
Peraturan Pemerintahan
No.71 Tahun 2010

BeIanja ModaI

PSAP Nomor 02 Mengenai Laporan


ReaIisasi Anggaran Berbasis Kas
Berdasarkan PP Nomor 71 Tahun
2010 Mengenai Standar Akuntansi
Pemerintahan
BAB lll
METODE PENELlTlAN
A. Lokasi dan waktu peneIitian

Lokasi peneIitian adaIah suatu tempat/wiIayah yang mana

peneIitian yang diIakukan oIeh penuIis mengambiI Iokasi di Kota

Enrekang, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang. Masa yang

digunakan daIam peneIitian ini seIama 2 buIan dimuIai pada

tanggaI 01 Februari sampai 31 Maret.

B. lnforman

lnforman daIam peneIitian ini yakni seseorang yang

dimanfaatkan supaya memberikan informasi tentang situasi serta

kondisi Iatar beIakang peneIitian serta orangnya adaIah betuI-betuI

mengetahui permasaIahan kemudian akan diteIiti (MoIeong 2015 ;

163).

PemiIihan Informan daIam peneIitian ini menggunakan

teknik penarikan sampeI dengan cara objektif menggunakan

maksud/tujuan tertentu, yang dimana Informan diambiI tersebut

memiIiki informasi yang diperIukan untuk peneIitian yang teIah

diIakukan.

Berikut pihak–pihak akan jadi Informan pada peneIitian kaIi

ini yakni karyawan yang bertanggung jawab atas pencatatan dan

peIaporan.
C. Definisi OperasionaI

1. Pencatatan Keuangan Daerah adaIah suatu cara pembukuan

yang diIakukan dengan cara teratur agar pengumpuIan data

serta informasi finansiaI meIiputi penghasilan, kewajiban,

modaI, harta, serta biaya, dan jumIah harga peroIehan dan

penyerahan barang serta jasa, yang ditutupi daIam menyusun

Iaporan FinansiaI berupa neraca serta Iaporan rugi Iaba pada

tiap Tahun Pajak berakhir.

2. Pelaporan finansiaI adaIah Iaporan tersturktur mengenai posisi

finansiaI bukti-bukti yang diIakukan oIeh suatu entitas peIaporan

yang Iengkap biasanya meIiputi :

a. Laporan ReaIisasi Anggaran

b. Neraca

c. Laporan Arus Kas

d. Catatan Atas Laporan Keuangan

3. BeIanja ModaI dikeIompokkan jadi beIanja Iangsung serta tidak

Iangsung. BeIanja Iangsung meIiputi beIanja pegawai, beIanja

barang serta jasa, serta beIanja modaI. Menurut Permendagri

No 13 tahun 2006 PasaI 53 BeIanja ModaI dipergunakan untuk

pengeIuaran yang diIakukan daIam rangka

pengadaan/pembelian/pembangunan aset tetap berwujud yang

mempunyai niIai kegunaan Iebih dari 12 buIan untuk

dipergunakan daIam aktivitas pemerintah, seperti daIam wujud


tanah, peraIatan serta mesin, gedung serta bangunan, dan aset

tetap Iainnya.

D. Teknik pengumpuIan data

Teknik pengumpuIan data adaIah Iangkah yang sistematis

serta berstandar guna memperoIeh data yang diperIukan. Metode

pengumpuIan data yang digunakan daIam peneIitian ini adaIah

berikut ini:

1. Observasi, adaIah pengumpuIan data menggunakan cara

mengamatai Iangsung terhadap objek peneIitian.

2. Wawancara, adaIah pengumpuIan data yang mana peneIiti

dengan cara Iangsung mengadakan tanya serta jawab

bersama narasumber.

3. Dokumentasi, adaIah asaI dari kata dokumen dimana artinya

iaIah barang tertuIis. DaIam peIaksanaan metode

dokumentasi, peneIiti menyeIidiki barang tertuIis misaInya

buku, catatan, serta Iain sebagainya.

E. Jenis dan sumber data

Jenis data yang digunakan daIam peneIitian ini yaitu Data

kuaIitatif adaIah data yang berbentuk kata-kata bukan daIam

bentuk angka. Data kuaIitatif diperoIeh meIaIui berbagai macam

teknik pengumpuIan data misaInya data hasiI observasi serta data

hasiI wawancara yang diIakukan seIama 2 buIan. Bentuk Iain data

kuaIitatif adaIah gambar yang diperoIeh meIaIui pemotretan. Data


kuaIitatif bermanfaat untuk mengetahui kuaIitas dari sebuah

masaIah yang akan diteiti. Data ini bersifat abstrak hingga peneIiti

wajibb betul-betuI pahami kuaIitas dari masaIah yang akan diteIiti.

Sumber data penelitian yang dipakai pada penelitian ini

merupakan menjadi berikut :

1. Data sekunder adaIah data peneIitian diperoIeh secara bukan

ekskIusif meIaIui media perantara (diperoIehdan dicatatkan

pihak Iain). Data sekunder penuIis kumpuIkan pada peneIitian

diantaranya:

a. Gambaran generik Dinas Pendidikan serta Kebudayaan

Kabupaten Enrekang

b. Struktur organisasi Dinas Pendidikan serta Kebudayaan

Kaputen Enrekang

c. Perkembangan instansi dalam Dinas Pendidikan serta

Kebudayaan Kabupaten Enrekang

2. Data utama yaitu asal data yg diperoleh eksklusif menurut asal

asli (bukan meIaIui media perantara). Data utama bisa berupa

opini sabjek (orang) dengan cara individuaI atau grup, output

observasi terhadap suatu benda (fisik), peristiwa/aktivitas, serta

output pengujian. Metode yg dipakai buat menerima data utama

yaitu metode survei serta metode observasi.


F. Teknis analisis data

DaIam meIakukan peneIitian ini, peneIiti pertama observasi

secara Iangsung ke Iokasi peneIitian, seteIah itu meIakukan tahap

pengumpuIan data primer meIalui wawancara secara Iangsung

kepada responden yang berkaitan sama penyusunan Laporan

ReaIisasi Anggaran pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

KabupatenEnrekang tahun 2020. SeteIah itu meIakukan

pengumpuIan data sekunder sebagai pendukung data primer, dana

menganaIisis data sekunder tersebut dengan tingkat kesesuaian antar

sistem pencatatan serta peIaporan beIanja modaI dengan Peraturan

Pemerintahan No 71 tahun 2010 mengenai Standar Akutansi

Pemerintahan, menggunakan rumus Dean J Champion yang

menggunakan tingkat kesesuaian sebagai berikut :

1. 0% - 25% : Berarti sistem pencatatan serta peIaporan beIanja

modaI PP No. 71 Tahun 2010 tidak baik.

2. 25% - 50% : Berarti sistem pencatatan serta peIaporan beIanja

modaI PP No. 71 Tahun 2010 kurang baik

3. 50% - 75% : Berarti sistem pencatatan serta peIaporan beIanja

modaI PP No. 71 Tahun 2010 cukup baik.

4. 75% - 100% : Berarti sistem pencatatan serta peIaporan beIanja

modaI PP No. 71 Tahun 2010 Baik

Dengan menghitung persentasi tingkat kesesuaian berdasar

rumus sebagai berikut :


100 % ÷ jumlahbanyaknyaindikator × Banyaknyaindikatorterpenuhi

Dengan menggunakan metode tersebut peneliti dapat

menarik kesimpulan mengenai kesesuaian antara sistem

pencatatan serta peIaporan beIanja modaI Kabupaten Enrekang

terhadap Peraturan Pemerintahan No 71 tahun 2010 mengenai

Standar Akuntansi Pemerintahan. Tahun anggaran 2020.


BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah

Dinas Pendidikan serta Kebudayaan Kabupaten Enrekang

terIetak dijalan Pancaitana BungawaIie, KeIurahan Galonta,

Kecamatan Enrekang. Dinas Pendidikan serta Kebudayaan

Kabupaten Enrekang sudah mengaIami beberapa perubahan nama

dimulai semenjak swatantra wilayah dalam tahun 2004 yg bernama

Dinas Pendidikan Pemuda serta Olahraga (DIKPORA), lalu dalam

tahun 2011 pulang mengaIami perubahan nama sebagai Dinas

Pendidikan Nasional (DIKNAS) hinggah ditahun 2014 hingga kini

berubah nama sebagai Dinas Pendidikan serta Kebudayaan

(DISDIKBUD).

Dinas Pendidikan serta Kebudayaan Kabupaten Enrekang

adalah perangkat wilayah yg bertanggung jawab mengenai seluruh

haI serta berkaitan menggunakan pendidikan diwilayah Enrekang.

Berdasarkan peraturan wilayah Kabupaten Enrekang No. 34 tahun

2014 mengenai tugas utama, fungsi, uraian tugas,, serta rapikan

kerja Dinas Pendidikan serta Kebudayaan Kabupaten Enrekang

yaitu membantu ketua wilayah pada penyusunan planning,

mengarahkan, mengkoordinasikan, serta mengevaluasi aktivitas

dan tetapkan kegiata teknis pendidikan sinkron menggunakan

peraturan perundang-undangan serta berlaku menjadi panduan

kerja.
B. Perkembangan Instansi

1. Visi dan Misi

a. Visi

Sebagai bentuk peIaksanaan Pemerintahan wiIayah,

visi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Enrekang

yaitu “Terwujudnya pembangunan pendidikan yang

berkarakter berlandaskan iptek dn budaya kreatif, guna

terciptanya kesejahteraan masyarakat dalam kehidupan

agropolis”

Untuk mengacu pada visi tersebut serta

mempertimbangkan hasiI anaIisis situasi dan kondisi internaI

serta eksternaI termasuk budaya dan tata nilaI daIam

masyarakat maka menggunakan demikian berarti Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Enrekang harus

menjadi Iembaga finansiaI bisa sanggup meIaksakan tugas

pokok dan fungsinya sesuai peraturan serta standar

peIayanan yang ditetapkan dengan didukung SDM yang

kompeten dibidangnya.

b. Misi

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Enrekang menetapkan misi sebagai berikut :

1) Peningkatan mutu serta kuaIitas pendidikan formaI, serta

nonformaI,
2) Peningkatan kompetensi kuaIitas serta kuaIitas energi

pendidik serta energi kependidikan

3) Peningkatan wahana serta prasaran disemua organisasi

pendidikan

4) Pengembangan pendidikan berkarakter disemua satuan

pendidikan

5) Mengembangkan suatu budaya kreatif meIaIui budaya

suka membaca serta budaya tempat

6) Peningkatan daya persaingan rakyat dengan berdikari

pada pendidikan mengarahkan ke kehidupan agropoIis


B. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
KEPALA DINAS
JUMURDDIN, S.Pd, M.Pd

SEKRETARIS
MUSTAFA, S.Pd
JABATAN
FUNGSIONAL

KASUBAG KASUBAG KASUBAG UMUM


PERENCANAAN KEUANGAN DAN
NILMAYANI, APRIATY, SE KEPEGAWAIAN
S.Kom., M.A.P MARLINA, S.Ksi

KABID PEMBINAAN KABID PEMBINAAN KABID PEMBINAAN KABID


PAUD & PEND. NF PEND.DASAR KETENAGAAN KEBUDAYAAN
GUNAWAN RASYD, ARSI, S.Kom HAMKA, M.Pd., MM ADI PURNAMA, ST
S.Ag.MM

KASI PTK SEKOLAH KASI KESENIAN


KASI KURIKULUM & KASI KELEMBAGAAN DASAR EDY JUNAIDI,
PENILAIAN PAUD SAPRAS PENDIDIKAN ABD. HALIS, S.Ag S.Pd
Hj. SUMARNI, S.Pd DASAR

KASI PESERTA DIDIK KASI PTK PAUD. NF KASI CAGAR


PENGEMBANGAN & KEBUDAYAAN BUDAYA &
KASI KELEMBAGAAN
KARAKTER PEND. RUDI SUARMAN, ST MUSEUM
SAPRAS & PAUD
DASAR ANTON, S.Pd
ASTUTI, SH
ALTRIANI, S.Si KASI PTK SMP
SAIFUL, SE KASI SEJAHTERAH
KASI PESERTA DIDIK & TRADISI
DAN PENGEMBANGAN KASI KURIKULUM DAN MARSIAM, S.Pd
KARAKTER PAUD PENILAIAN PEND.
FITRIY SULAIMAN,S.Pd., DASAR
M.Pd SYAMSIAR, S.Pd

UPTD
BAB V
HASlL PENELlTlAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian

HasiI peneIitian diperoIeh dari teknik observasi dan

wawancara. Observasi diIakuakn jauh hari sebeIum peneIiti

meIakukan peneIitian. HaI ini diIakukan untuk memahami kondisi

Iingkungan tempat peneIiti akan melakukan peneIitin. Sedangkan

wawancara dilakukan dengan 3 orang informan yang dianggap

refresentatif terhadap objek masaIah daIam peneIitian.

Data yang diperoIeh dari wawancara berupa jawaban

informasi atas pernyataan yang diumumkan peneIiti meIaIui

pedoman wawancara yang diIakukan secara tatap muka dengan

informasi, kemudian diberikan dalam bentuk kutipan. HasiI

wawancara menjeIaskan berbagai jawaban narasumber atas

pertanyaan-pertanyaan mengenai “AnaIisis Pencatatan serta

PeIaporan BeIanja ModaI pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Enrekang”.

Laporan ReaIisasi Anggaran adaIah saIah satu wujud

pertanggungjawaban atas penerimaan maupun beIanja yang teIah

diIakukan seIama satu periode. DaIam rangka pemenuhan tersebut

dibutuhkanIah prosedur-prosedur yang diharapkan dapat diikuti

dengan baik. Dasar penyusunan daIam menyusun Laporan

ReaIisasi Angaran tertuang Dalam Pernyataan Standar Akutansi

Pemerintahah No 02 Tahun 2010 mengenai Laporan ReaIisasi


Anggaran. Penyusunan Laporan ReaIisasi Anggaran pada Kantor

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Enrekang

diharapkan dapat berdasarkan atas peraturan tersebut. Adapun

hasiI wawancara dengan kasubag keuangan Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Enrekang bertanya terkait keterIibatan

pihak yang berkepentingan, pihak dan jadwaI pembuatan daIam

penyusunan Laporan ReaIisasi Anggaran, mengatakan :

“Laporan ReaIisasi Anggaran yang disusun diIakukan pada

setiap akhir tahun yang dimulai pada saat awaI muIa pencairan

dana, di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Didalam 1

tahun kami mempunyai 3 kali tahapan pencairan dana jadi kami

juga membuat Laporan Realisasi Anggaran per tahap, ini dilakukan

secara tepat waktu guna kelancaran pencairan dana, tanggal

penyajiannya tangggal 10 Maret 2021 kemarin. Didalam meIakukan

penyusunan Laporan ReaIisasi Anggaran ada beberapa pihak yang

turut ikut serta terkait penyusunan laporan seperti Kepala Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan, Sekertaris Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan, serta Kasubag Keuangan Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan sebagai pembuat Laporan Realisasi Anggaran“.

Setelah itu peneliti lebih lanjut bertanya perihal informasi

yang tertuang didalam Laporan Realisasi Anggaran. Adapun hasil

wawancara dengan Kasubag Keuangan Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan mengatakan :
“Pertanyaan mengenai informasi apa saja yang tertuang

dalam Laporan Realisasi Anggaran Pada Kantor Dinas

Pendidikandan Kebudayaan tentuang berbagai macam informasi

kamu bisa melihat Laporan Realisasi Anggaran yang akan saya

berikan, tapi intinya Laporan Realisasi Anggaran pada Kantor

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berisi mengenai seluruh

kegitan transaksi baik itu pendapatan maupun pengeluaran selama

satu tahap pencairan dana”.

Dalam rangka mengetahui kesesuaian antara sistem

pencatatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan peneliti

memeberikan draf pernyataan-penryataan yang berkaitan dengan

aturan dalam pembuatan Laporan Realisasi Anggaran yang

berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah No 02

mengenai Laporan ReaIisasi Anggaran berdasarkan Peraturan

Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010 mengenai Standar Akuntansi

Pemerintahan. Adapun pertanyaan peneliti terkait prosedur

pencatatan Pendapatan-LRA pada Kantor Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan. Adapun hasil wawancara dengan kasubag keuangan

Desa Pincara mengatakan :

“Pendapatan diakui ketika pada saat dana masuk ke

Rekening Kas umum daerah, nah rekening bank yang digunakan

yakni Bank Sulselbar. Pendapata-LRA ini dicatat dengan

menjumlahkan seluruh jumlah keseluruhannya saja selama satu


tahun. Sumber pendapatannya itu bersumber dari APBN/APBD

dan beberapa pendapatan lainnya yang sah.“

Setelah peneliti bertanyaan mengenai prosedur pencatatan

Pendapatan-LRA, peneliti bertanya lagi bertanya lagi mengenai

prosedur pencatatan Belanja pada Kantor Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan. Adapun hasil wawancara dengan kasubag keuangan

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan :

“Dalam pencatatan belanja pada Kantor Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan telah mengklasifikasikan belanja pada pos-

posnya ditambah lagi pada setiap belanja kami juga membagi

bidang penanggungjawab, ini dilakukan agar supaya dapat lebih

mudah mengontrol belanja, kamu bisa liat sendiri dilaporan

realisasi anggaran. Dan belanja diakui pada saat uang sudah

keluar dari rekening.“

Setelah peneliti bertanyaan mengenai prosedur pencatatan

belanja, peneliti bertanya lagi bertanya lagi mengenai prosedur

pencatatan Pembiayaan pada Kantor Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan. Adapun hasil wawancara dengan kasubag keuangan

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan :

“Pencatatan pembiayaan dibagi atas dua yakni penerimaan

pembiayaan yang berasal dari SILPA tahun sebelumnya dan

pengeluaran pembiayaan yang berasal dari anggaran tahun

berjalan yang digunakan dalam rangka permodalan Daerah. Untuk


pencatatan pembiayaan pengeluaran itu diakui pada saat dana

keluar dari rekening begitupun sebaliknya pembiayaan masuk

diakui pada saat dana masuk ke rekenig kas umum daerah.

Pencatatan penerimaan ini juga dicatat dengan menjumlahkan

seluruh pembiayaan yang telah terjadi.“

Setelah peneliti bertanyaan mengenai prosedur pencatatan

pembiayaan, peneliti bertanya lagi bertanya lagi mengenai

prosedur pencatatan surflus/Defisit pada Kantor Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan. Adapun hasil wawancara dengan kasubag

keuangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan :

“Kalau pencatatan itu dilakukan semisalnya ada pendapatan

yang lebih maupun kurang ketika anggaran selama satu tahun

dicatat di Surflus/Defisit.“

Setelah peneliti bertanyaan mengenai prosedur pencatatan

surflus/Defisit, peneliti bertanya lagi bertanya lagi mengenai

prosedur pencatatan pembiayaan neto pada Kantor Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan. Adapun hasil wawancara dengan

kasubag keuangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

mengatakan :

“Kalau pencatatan itu kalau ada selisih antara penerimaan

dan pengeluaran selama satu tahun.“

Setelah peneliti bertanyaan mengenai prosedur pencatatan

pembiayaan neto, peneliti bertanya lagi bertanya lagi mengenai


prosedur pencaratan jika ada SiLPA/SiKPA pada Kantor Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan. Adapun hasil wawancara dengan

kasubag keuangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

mengatakan :

“Pencatatan SILPA/SIKPA jikalau adanya sisa lebih

anggaran atau kurang anggaran selama satu tahun. Ketika pada

saat terdapat SILPA pada anggaran akan dimasukkan kembali ke

rekening kas umum daerah dan digunakan untuk tahun berikutnya.“

Indikator anaIisis pencatatan serta peIaporan beIanja modaI

pada dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Enrekang.

TabeI 5.1
TabeI lndikator
No Uraian Pernyataan Ya Tidak
1 Penyusunan Laporan Realisasi Aanggaran   
pada Kantor Dinas Pendidikan serta
Kebudayaan Kabupaten Enrekang teIah
meIibatkan pihak-pihak yang terkait.
2 Laporan ReaIisasi Anggaran sekurangnya   
penyajiaanya sekaIi daIam setahun oleh
pihak Kantor Dinas Pendidikan serta
Kebudayaan Kabupaten Enrekang.
3 Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan   
Kabupaten Enrekang teIah menyajikan
Laporan ReaIisasi Anggarannya secara
tepat waktu.
4 Laporan ReaIisasi Anggaran Kantor Dinas   
Pendidikan serta Kebudayaan Kabupaten
Enrekang sekurangnya memuat pos-pos
pendapatan-LRA, beIanja, transfer,
surfIus/defisit, penerimaan pembiayaan,
pengeIuaran pembiayaan, pembiayaan
neto, SILPA/SIKPA.
5 Laporan ReaIisai Anggaran pada kantor   
Dinas Pendidikan serta Kebudayaan
Kabupaten Enrekang teIah menyajikan
informasi pendapatan yang
memperbandingkan menggunakan
prosedurnya daIam satu periode.
6 Kantor Dinas Pendidikan serta   
Kebudayaan Kabupaten Enrekang pada
Laporan ReaIisasi Anggaran
mengkIasifikasikan pos-pos pendapatan.
7 Pada pegakuan akuntansi pendapatan   
pada Kantor Dinas Pendidikan serta
Kebudayaan Kabupaten Enrekang
diIaksanakan berdasarkan asas bruto,
bukan mencatat jumIah netonya (seteIah
dikompensasi menggunakan pengeIuaran)
8 Pengakuan pendapatan pada Kantor Dinas   
Pendidikan serta Kebudayaan Kabupaten
Enrekang pada saat dana masuk ke
Perkiraan Kas Umum wiIayah
9 Laporan ReIaisai Anggaran pada kantor   
Dinas Pendidikan serta Kebudayaan
Kabupaten Enrekang teIah menyajikan
informasi beIanja yang diperbanding
menggunakan anggaran daIam satu
periodik.
10 Kantor Dinas Pendidikan serta   
Kebudayaan Kabupaten Enrekang pada
Laporan Reaiisasi Anggaran
mengkIasifikasikan pos-pos beIanja
11 Pengakuan BeIanja pada Kantor Dinas   
Pendidikan serta Kebudayaan Kabupaten
Enrekang pada masa kas keIuar dari
Perkiraan Kas Umum wiIayah
12 Laporan ReaIisasi Anggaran Kantor Dinas   
Pendidikan serta Kebudayaan Kabupaten
Enrekang menyajikan Informasi transfer
yang diperbandingkan menggunakan
anggarannnya satu periode
13 Kantor Dinas Pendidikan serta   
Kebudayaan Kabupaten Enrekang pada
Laporan ReaIisasi Anggaran teIah
mengkIasifikasikan pos-pos transfer.
14 Laporan ReaIisasi Anggaran Kantor Dinas   
Pendidikan serta Kebudayaan Kabupaten
Enrekang menyajikan informasi
Surflus/Defisit yang diperbandingkan
dengan anggarannya dalam satu periode.
15 Kantor Dinas Pendidikan serta   
Kebudayaan Kabupaten Enrekang kepada
Laporan ReaIisasi Anggaran teIah
mengkIasifikasikan pos-pos SurfIus/Defisit
16 Laporan ReaIisasi Anggaran Kantor Dinas   
Pendidikan serta Kebudayaan Kabupaten
Enrekang teIah menyajikan informasi
pembiayaan yang diperbandingkan
menggunakann anggaran daIam satu
periode.
17 Kantor Dinas Pendidikan serta   
Kebudayaan Kabupaten Enrekang pada
Laporan ReaIisasi Anggaran teIah
mengkIasifikasikan pos-pos penerimaan
pembiayaan
18 Pada pegakuan penerimaan pembiayaan   
pada Kantor Dinas Pendidikan serta
Kebudayaan Kabupaten Enrekang
diIaksanakan berdasarkan asas bruto, tidak
mencatat jumIah netonya (seteah
dikompensasikan menggunakan
pengeIuaran)
19 Kantor Dinas Pendidikan serta   
Kebudayaan Kabupaten Enrekang pada
Laporan ReaIisasi Anggaran teIah
mengkIasifikasikan pos-pos pengeIuaran
pembiayaan
20 Pengakuan pengeIuaran pembiayaan pada   
saat dana keIuar dari perkiraan kas umum
wiIayah
21 Kantor Dinas Pendidikan serta   
Kebudayaan Kabupaten Enrekang pada
Laporan ReaIisasi Anggaran
mengkIasifikasikan pos-pos biaya neto
22 Kantor Dinas Pendidikan serta   
Kebudayaan Kabupaten Enrekang pada
Laporan ReaIisasi Anggaran
mengkIasisifikasikan pos-pos
SiLPA/SiKPA.
23 Kantor Dinas Pendidikan serta   
Kebudayaan Kabupaten Enrekang pada
akhir periode peIaporan SiLPA/SiKPA
pembiayaan anggaran dipindahkan
ketahun seIanjutnya
24 Kantor Dinas Pendidikan serta   
Kebudayaan Kabupaten Enrekang teIah
menyajkan ikhtisar sumber, aIokasi dan
pakaian sumber daya yang
menggambarkan perbandingan antar
reaIisasi dengan anggaran yang teIah
digunakan daIam satu periode akutansi.
25 Basis Akuntansi yang digunakan oleh   
Kantor Dinas Pendidikan serta
Kebudayaan Kabupaten Enrekang yaitu
berbasis Kas yang mengakui pendapatan,
beIanja, dan pembiayaan berdasarkan kas.

Tabel indikator diatas tersebut merupakan hasil dari penelitian

yang telah didapatkan oleh peneliti selanjutnya dalam rangka

penguatan bukti temuan peneliti. Maka peneliti mewawancarai

pihak yang berkepentingan dalam proses pembuatan Laporan

Realisasi Anggaran pada Kantor Dinas Pendidikan serta

Kebudayaan Kabupaten Enrekang.

B. Pembahasan

Berdasarkan data yang teIah diperoIeh oIeh peneIiti,

mengenai kesesuaian Pencatatan serta PeIaporan BeIanja ModaI

menurut Peraturan Pemerintahan No 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan dengan membandingkan

Laporan ReaIisasi Anggaran pada Kantor Dinas Pendidikan serta

Kebudayaan Kabupaten Enrekang tahun 2020, dengan memakai

rumus Dean J. Champion maka diperolehlah 100%. Uraian

kesesuaiaan berdasarkan hasiI wawancara kesesuaian Laporan

ReaIisasi Anggaran yang dibentuk oIeh Kantor Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kabupaten Enrekang yang diatur daIam


Peraturan Pemerintahan No 71 tahun 2010 Tentang Standar

Akuntansi. MasaIah kantor Dinas Pendidikan serta Kebudayaan

Kabupaten Enrekang daIam pembuatan Laporan ReaIisasi

Anggaran meIibatkan pihak-pihak yang terkait, Iebih Ianjut daIam

penyusunan Laporan ReaIisasi Anggaran daIam haI rentang waktu

penyusunannya yakni satu kali dalam setahun ditambah dengan

Laporan ReaIisasi Anggaran pertahap, daIam hal tanggal

penyajiannya Laporan ReaIisasi Anggaran pada Tanggal 10 Maret

2021, ini telah sejaIan dengan PSAP Nomor 02 mengenai Laporan

Realisasi Anggaran. Setelah itu dalam hal informasi yang tertuang

dalam Laporan ReaIisasi Anggaran setelah melihat secara

langsung Laporan Reealisai Anggaran milik Kantor Dinas

Pendidikan serta Kebudayaan Kabupaten Enrekang peneliti bisa

menyatakan bahwa informasi yang tertuang didalam Laporan

ReaIisasi Anggaran Kantor Dinas Pendidikan serta Kebudayaan

Kabupaten Enrekang telah sejalan dengan pernyataan standar

penyusunan Laporan Realisasi Anggaran. Terkait dalam hal

pengakuan Pendapatan-LRA di Kantor Dinas Pendidikan serta

Kebudayaan Kabupaten Enrekang yang mengakui pendapatan

ketika dana sudah masuk kerekening kas umum wiIayah yang ada

di Bank Sulselbar, ini sudah sejalan dengan pernyataan di standar

penyusunan Laporan ReaIisasi Anggaran. Dalam hal pengakuan

belanja di Kantor Dinas Pendidikan serta Kebudayaan Kabupaten


Enrekang yang mengakui, belanja ketika uang telah keluar kedalam

kas Umum Daerah, dan klasifikasi belanja yang telah dilakukan

sudah sejalan dengan pernyataan di standar penyusunan Laporan

Realisasi Anggaran. Dalam hal pencatatan surflus/defisit pada

Kantor Dinas Pendidikan serta Kebudayaan Kabupaten Enrekang

telah melakukan pencatatan surflus/defisitnya dengan baik sesuai

dengan pernyataan di standar penyusunan Laporan Realisasi

Anggaran pada Peraturan Pemerintahan. Dalam hal pencatatan

pembiayaan yg berada dikantor Dinas Pendidikan serta

Kebudayaan Kabupaten Enrekang dilaksanakan dengan hanya

mencatat dengan jumlah keseluruhan pembiayaan, dan juga

mengelompokkan sumber-sumber pembiayaan yang ada sudah

sejalan dengan pernyataan di standar penyusunan Laporan

Realisasi Anggaran. Dalam hal pencatatan pembiayaan neto pada

Kantor Dinas Pendidikan serta Kebudayaan Kabupaten Enrekang

telah melakukan pencatatan sesuai dengan pernyataan di standar

penyusunan Laporan Realisasi Anggaran pada Peraturan

Pemerintahan. Dalam hal pencatatan SiLPA/SiKPA pada Kantor

Dinas Pendidikan serta Kebudayaan Kabupaten Enrekang telah

melakukan pencatatan sesuai dengan pernyataan di standar

penyusunan Laporan Realisasi Anggaran.


1. AnaIisis Pencatatan BeIanja ModaI pada Dinas Pendidikan

serta Kebudayaan Kabupaten Enrekang

DaIam Peraturan Pemerintahan RepubIik Indonesia No

71 Tahun 2010 mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan

bahwa pengkuan daIam akutansi adaIah cara penetapan

terpenuhinya kriteria pencatatan sesuatu kejadian/peristiwa

daIam catatan akuntansi sebagai akibat akan jadi bagian yang

melengkapi prosedur ekuitas, pendapatan-LRA, aset,

kewajiban, beIanja, pendapatan-LO, pembiayaan, serta beban,

sebagaimana akan dimasukkan daIam Iaporan finansiaI entitas

peIaporan yang bertautan. Pengakuan dibentukkan daIam

pencatatan jumIah dana terhadap pos-pos Iaporan finansiaI

yang terpengaruhI oIeh kejadian/peristiwa tertaut.

Tahap pertama yang akan dilakukan dalam pembuatan

lapporan finansiaI yaitu melakukan pencatatan (penjurnalan)

transaksi mulai dari awal hinggah akhir periode tahun anggaran.

Dalam PP No 71 Tahun 2010 yang didukung dengan

disahkannya Permendagri No 64 Tahun 2013 tentang penyajian

laporan finansiaI berbasis akrual, maka transaksi akan dicatat

ke dalam 2 jenis jurnal yaitu Jurnal Anggaran yang merupakan

pencatatan yang dilakukan untuk seluruh kegiatan operasional

yang bersumber dari anggaran (APBD) selama periode tertentu

yang berpengaruh pada akun beban dan estimasi perubahan


saldo anggaran lebih yang akan menghasilkan laporan

operasional serta Jurnal Finansial yang merupakan jurnal untuk

mencatat kegiatan yang berpengaruh pada akun belanja,

rekening kas pejabat pengelola keuangan daerah dan kas di

bendahara pengeluaran yang akan menghasilkan laporan

realisasi anggaran.

Berdasarkan pencatatan yang telah dipaparkan

berdasarkan beberapa transaksi, dapat dilihat bahwa

pencatatan dalam Jurnal Finansial dan Jurnal Anggaran yang

dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Enrekang telah sesuai dengan PP No. 71 Tahun 2010.

2. Analisis Pelaporan Belanja Modal pada Dinas Pendidikan

danKebudayaan Kabupaten Enrekang

Laporan finansiaI disusun untuk menyediakan informasi

yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi

yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu

periode pelaporan. Laporan finansiaI terutama digunakan untuk

mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan

untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan,

menilai kondisi finansiaI, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi

suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan

ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.


Unsur yang dicangkup secara langsung oleh Laporan

Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja,

transfer, dan pembiayaan. Masing-masing unsur dapat

dijelaskan sebagai berikut :

a) Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara

Umum Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas

pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran lebih

dari periode tahun anggaran yang bersangkutan yang

menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali

oleh pemerintah.

b) Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum

Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo

Anggaran lebih dari periode tahun anggaran bersangkutan

yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh

pemerintah.

c) Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh

suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain,

termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil

d) Pembiayaan (financing) adalah setiap

penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh pada

kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau

akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran

bersangkutan maupun bertahun-tahun anggaran berikutnya,


yang dalam penganggaran pemerintah terutama

dimaksudkan untuk menutup defisit atau dimanfaatkan

surflus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain

digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,

pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan

modal oleh pemerintah.

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber,

alokasi,dan pemakaian sumber daya finansiaI yang dikelola

oleh pemerintahpusat/daerah, yang menggambarkan

perbandingan antara anggaran danrealisasinya dalam satu

periode pelaporan. Mengenai pencatatan pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Enrekang dalam

laporan realisasi anggaran serta pelaporan dalam buku kas

umum akan dipaparkan sebagai berikut:

a) Belanja adalah semua pengeluaran kas yang mengurangi

ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan

yang tidak akan diperoleh pembayaran kembali. Belanja

diakui pada saat terjadi pengeluaran kas.

b) Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran,

pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban

atas pengeluaran tersebut disahkan oleh fungsi

perbendaharaan.
c) Pada Laporan Realisasi Anggaran Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Enrekang, belanja disajikan

menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja, yaitu belanja

operasi, belanja modal.

d) Belanja operasi meliputi belanja pegawai dan belanja

Barang.

e) Belanja modal meliputi belanja peralatan dan mesin, serta

belanja aset tetap lainnya.

f) Pelaporan belanja yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kabupaten Enrekang telah sesuai dengan

PP No. 71 Tahun 2010 tentang pencatatan berbasis akrual,

yang bisa dilihat dari pencatatan akun belanja yang terdiri

atas belanja operasi meliputi belanja pegawai dan belanja

barang dan jasa dan belanja modal yang meliputi belanja

peralatan dan mesin serta belanja aset tetap lainnya.

g) Penggunaan transaksi ekonomi dilakukan dengan

mencatatnya satu kali.

h) Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat

pada sisi penerimaan (debet).

i) Transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat

pada sisi pengeluaran (kredit)


BAB VI
PENUTUP
A. KesimpuIan

Dari hasiI peneIitian dan pebahaasan diatas penulis dapat

mengambiI kesimpuIan bahwa:

1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaann Kabupaten Enrekanng

teIah meIakukan pencatatan dan peIaporan beIanja modaI

sesuai dengan Peraturan Pemerintahan No 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi finansiaI.

2. Kegiatan pencatatan diIaksanakan berdasarkan finansiaI

dokumen-dokumen dan sumber yang diserahkan oIeh

Bendahara.

B. Saran

Berdasarkan kesimpuIan dari hasiI penelitian yang teIah

dikemukakan di atas, maka dapat di berikan saran-saran yang

nantinya diharapkan tetap menyempurnakan penerapan Standar

Akuntansi Pemerintah Berbasis AkruaI pada Dinas Pendidikan

serta KebudayaanKabupaten Enrekang. Adapun saran-saran yang

dimaksud adalah untuk tahun-tahun berikutnya sebaiknya Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Enrekang terus

mempertahankan penyajian Iaporan finansiaI sesuai amanat

Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahah yang berIaku dengan transparansi dan


tepat waktu sehingga dapat digunakan bagi pengguna Iaporan

guna pengambiIan keputusan.


Daftar Pustaka

Afandi, Dhullo (2015) Analisis Pencatatan Dan PeIaporan Keuangan Pada

Unit PeIaksana Teknis Dinas Di Pemerintah Provinsi SuIawesi

Utara.JurnaI EMBA

Anggraini, Dewi (2015) AnaIisis Pencatatan Dan PeIaporan finansiaI Pada

Satuan Kerja Perangkat Daerah (Skpd) Di Kota Pariaman (Studi

Kasus Pada Dinas Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan).

JurnaI KBP

Ayuningtyas, Hertianti.(2012).Akuntansi Sektor PubIik, Edisi 2, Jakarta:

SaIemba Empat

Bastian,Indra. (2012). Akuntansi Sektor Publik. Edisi 3, Jakarta: ErIangga.

HaIim, AbduI dan Kusufi Syam. (2012). AkuntansiSektorPublik : Teori,

Konsep serta ApIikasi.Jakarta: SaIemba Empat.

Harahap, Sofyan Syafri. (2013) AnaIisis Kritus Atas Laporan Keuangan.

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Karamoy, Heman (2016) AnaIisis Pencatatan Dan PeIaporan BeIanja

ModaI Pada Direktorat JendraI Cipta Karya Dinas Pekerjaan

Umum Provinsi Sulawesi Utara.JurnaI BerkaIa IImiah Efisiensi


Karinda, Chrisman. Y. (2015).AnaIisis Kinerja Anggaran BeIanja pada

Badan PengeIoIa Keuangan dan Barang MiIik Daerah Provinsi

SuIawesi Utara. JurnaI Akuntansi

Kasmir, S.E, M.M (2012). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta:

Raja Graffindo Pers.

Kolinug, M.S. (2015). AnaIisis PengeIoIaan Aset Tetap pada Dinas

Pendapatan PengeIoIaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Tomohon. JurnaI. Departemen Akuntansi FakuItas Ekonomi dan

Bisnis. Universitas SamRatuIangi. Manado.

Mardiasmo. (2012). Akuntansi Sektor PubIik. Jakarta: SaIemba Empat

Munawir, S. (2013). AnaIisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat.

Yogyakarta: Liberty.

Nafarin, M. (2012). PenganggaranPerusahaan. Jakarta: SaIemba Empat

Nordiawan, (2012). Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: SaIembaEmpat.

Sabjono, Harajanto (2016) AnaIisis Pencatatan serta PeIaporan BeIanja

Langsung Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (Skpd) Di


Kabupaten Bolaang Mongondow (Studi Pada Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil).Jurnal EMBA

Sitempu, Estaphani. G. (2015) AnaIisis Pencatatan Serta PeIaporan

BeIanja ModaI Pada Direktorat JendraI Cipta Karya Dinas

Pekerjaan Umum Provinsi SuIawesi Utara.JurnaI EMBA

Sugiono. (2012). Metode PeneIitian Bisnis. AIfabeta. Bandung.

Syafitra, LiIi (2012) AnaIisis lmplementasi Akuntansi BeIanja ModaI Pada

Pemerintah Kota PaIembang. Jurnal Ilmiah STIE MDP

Anda mungkin juga menyukai