NAMA MAHASISWA
INRIANY F. DIMPUDUS
17 013 062
TEKNIK SIPIL
2017
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
Menyetujui
Dosen Pembimbing
NIP………………
I. PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Air merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan mahkluk hidup,
hal ini dikarenakan peran air sebagai salah satu penyusun utama tubuh makhluk
hidup. Sebagai pelarut zat, unsur penting dalam proses fotosintesis dan berbagai peran
penting lainnya. Hal tersebut menyebabkan makhluk hidup sangat bergantung pada air
untuk konsumsi hariannya. Keberadaan air di bumi tidak lepas dari siklus hidrologi.
Salah satu bagian dari siklus hidrologi tersebut adalah infiltrasi, yang merupakan
proses masuknya air ke dalam tubuh tanah . Besarnya infiltrasi dan kualitas air tanah
sangat dipengaruhi oleh jenis tanah beserta sifat fisik dan kimia tanah tesebut.
Karakteristik tanah yang ada di Indonesia umumnya memiliki ketebalan yang besar,
hal ini berkaitan dengan iklim tropis dan keadaan yang lembab di Indonesia. Sehingga
proses pelapukan maupun alterasi pada batuan induk dapat berjalan efektif. Salah satu
jenis tanah yang ada di Indonesia adalah tanah gambut. Tanah gambut adalah tanah
yang komposisi penyusun utamanya berupa sisa tumbuhan yang terakumulasi dalam
kondisi reduktif (Wahyunto, S. dkk, 2005). Suatu tanah disebut sebagai tanah gambut
apabila kandungan bahan organik dalam tanah melebihi 30%. Di Indonesia luas lahan
gambut diperkirakan mencapai 20,6 juta hektar atau sekitar 10,8 % dari luas daratan
Indonesia, dan dari luasan tersebut sekitar 5,7 juta ha atau 27,8% terdapat di
Kalimantan. (Subagjo, 1998; Wibowo dan Suyatno, 1998).
Tanah gambut memiliki sifat fisik dan kimia tertentu. Beberapa sifat fisik tanah
gambut meliputi kadar air, berat isi (bulk density), daya menahan beban (bearing
capacity), subsiden (penurunana permukaan), dan mengering tidak balik (irreversible
drying). Sedangkan Karakteristik kimia tanah gambut meliputi derajat keasaman (PH),
kesadahan, dan kandungan unsur mayor, sekunder dan minor air tanah. Di Indonesia,
sifat fisik dan kimia tanah gambut sangat beragam dan ditentukan oleh kandungan
mineral, ketebalan, jenis tanaman penyusun gambut, jenis mineral pada substratum,
dan tingkat dekomposisi gambut. Pada penelitian ini, ruang lingkup yang dijadikan
sebagai sifat fisik tanah gambut adalah berupa ketebalan tanah gambut, tingkat
dekomposisi, dan kemampuan menyerap dan menahan air. Sedangkan ruang lingkup
sifat kimia tanah gambutdalam penelitian ini adalah meliputi tingkat keasaman tanah
gambut (PH) kesadahan, kandungan unsur mayor meliputi Na, Ca, Sulfat, Silika dan
Klorida; unsur sekunder meliputi Fe, K, nitrat ; dan unsur minor meliputi Al, Cu,
Fosfat. Sedangkan air tanah dangkal yang dianalisis dalam penelitian merupakan air
tanah pada lahan gambut yang terdapat pada kedalaman 3 m. Sifat fisik dan kimia
tersebut tentu berimplikasi terhadap potensi air tanah dan kualitas air yang dihasilkan.
penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui pengaruh sifat fisik dan kimia tanah
gambut terhadap potensi dan kualitas air tanah dangkal bagi konsumsi harian manusia,
khususnya sebagai air minum bagi masyarakat di Kecamatan Kapuas Kuala, Provinsi
Kalimantan Tengah. Penelitian mengenai topik ini belum pernah dilakukan pada
daerah penelitian yang terletak di Kecamatan Kapuas Kuala, Provinsi Kalimantan
Tengah.
1. 2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh sifat fisik dan kimia tanah gambut terhadap sifat kimia air
tanah dangkal yang dihasilkan ?
2. Bagaimanakah kualitas air tanah dangkal dengan kedalaman 3 m pada tanah
gambut di daerah penelitian dalam kaitannya sebagai air minum masyarakat ?
1. 3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengkaji pengaruh sifat fisik dan kimia tanah gambut terhadap sifat kimia air
tanah dangkal yang dihasilkan.
2. Mengetahui kualitas air tanah dangkal dengan kedalaman 3 m pada tanah gambut
di daerah penelitian dalam kaitannya sebagai air minum.
1. 4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini kita bias mengetahui apa yang mempengaruhi sifat fisik
dan kimia tanah gambut dan bias mengetahui kualitas air tanah dangkal dan juga bisa
menambah ilmu.
Nilai kapasitas tukar kation tanah gambut umumnya sangat (90 – 200 cmol (+)
kg-1). Hal ini disebabkan oleh muatan negatif bergantung pH yang sebagian besar
dari gugus karboksil dan gugus hidroksil dari fenol (Driessen dan Soepraptohardjo,
1974). Muatan negatif (yang menentukan KTK) pada tanah gambut seluruhnya
adalah muatan tergantung pH (pH dependent charge), dimana KTK akan naik bila
pH gambut ditingkatkan. Muatan negatif yang terbentuk adalah hasil disosiasi
hidroksil pada gugus karboksilat atau fenol. Oleh karena itu penetapan KTK
menggunakan pengekstrak amonium acetat pH 7 akan menghasilkan nilai KTK
yang tinggi, sedangkan penetapan KTK dengan pengekstrak amonium klorida
(pada pH aktual) akan menghasilkan nilai yang lebih rendah. Secara alamiah tanah
gambut memiliki tingkat kesuburan rendah, karena kandungan unsur haranya
rendah dan mengandung beragam asam organik yang sebagian bersifat racun bagi
tanaman. Untuk mengurangi pengaruh buruk asam – asam organik yang beracun,
dapat dilakukan dengan menambahkan bahan – bahan yang banyak mengandung
kation polivalen seperti Fe, Al, Cu, dan Zn.
d. Status hara
Secara alami status hara tanah gambut tergolong rendah, baik hara makro
maupun mikro. Kandungan unsur hara gambut sangat ditentukan oleh lingkungan
pembentukannya. Gambut yang terbentuk dekat pantai pada umumnya gambut
topogen yang lebih subur, dibandingkan gambut pedalaman yang umumny
atergolong ombrogen. Tingkat kesuburan tanah gambut tergantung pada beberapa
faktor: a. ketebalan lapisan tanah gambut dan tingkat dekomposisi; b. komposisi
tanaman penyusunan gambut; dan c. tanah mineral yang berada dibawah lapisan
tanah gambut (Andriesse, 1974). Polak (1949) menggolongkan gambut kedalam tiga
tingkat kesuburan yang didasarkan pada kandungan P2O5, CaO, K2O dan kadar
abunya, yaitu : (1) gambut eutrofik dengan tingkat kesuburan yang tinggi; (2)
gambut mesotrofik dengan tingkat kesuburan yang sedang dan; dan (3) gambut
oligotrofik dengan tingkat kesuburan yang rendah.
e. Nitrogen
f. Fosfor
Unsur fosfor (P) pada tanah gambut sebagian besar dijumpai dalam bentuk P-
organik, yang selanjutnya akan mengalami proses mineralisasi menjadi P-
anorganik oleh jasad mikro. Sebagian besar senyawa P-organik berada dalam
bentuk ester ortofosfat, sebagian lagi dalam bentuk mono dan diester.
g. Unsur mikro
Tanah gambut juga mengandung unsur mikro yang sangat rendah dan diikat
cukup kuat (khelat) oleh bahan organik sehingga tidak tersedia bagi tanaman.
Selain itu adanya kondisi reduksi yang kuat menyebabkan unsur mikro direduksi
ke bentuk yang tidak dapat diserap tanaman. Unsur mikro juga diikat kuat oleh
ligan organik membentuk khelat sehingga mengakibatkan unsur mikro menjadi
tidak tersedia bagi tanaman. Gejala defisiensi unsur mikro sering tampak jelas
pada gambut ombrogen seperti tanaman padi dan kacang tanah yang steril.
a. Gambut topogen
Lapisan tanah gambut yang terbentuk karena genangan air yang
terhambat drainasenya pada tanah – tanah cekung di belakang pantai, di
pedalaman atau di pegunungan. Biasanya memiliki ketebalan sekitar 7 m,
airnya tidak begitu asam dan relatif subur, dengan kandungan zat hara yang
berasal dari lapisan tanah mineral di dasar cekungan, air sungai, sisa - sisa
tumbuhan, dan air hujan.
b. Gambut ombrogen
Tanah gambut yang merupakan perkembangan lanjut dari gambut
topogen dengan ketebalan mencapai 20 m, dan permukaan tanah gambutnya
lebih tinggi daripada permukaan sungai di dekatnya. Kandungan unsur hara
tanah sanga tterbatas. Air yang terdapat lahan gambut memiliki tingkat
keasaman tinggi (pH 3,0 – 4,5), mengandung banyak asam humus dan
warnanya coklat kehitaman. Gambut ombrogen kebanyakan terbentuk tidak
jauh dari pantai. Tanah gambut ini kemungkinan bermula dari tanah endapan
mangrove yang kemudian mengering, kandungan garam dan sulfida yang
tinggi di tanah itu mengakibatkan hanya sedikit jasad - jasad renik pengurai
yang dapat hidup .
Siklus hidrologi adalah rangkaian peristi1a yang terjadi saat air dari awan jatuh
ke bumi hingga menguap ke udara untuk kemudian jatuh lagi ke bumi (Arsyad
1989). Siklus hidrologi dapat berawal dari proses evapotranspirasi dari tumbuhan
maupun tubuh air dipermukaan bumi yang kemudian menguap danterakumulasi
membentuk awan yang bergerak keatas hingga mencapai titik embun dan
mengembun, kemudian turun ke bumi dalam bentuk hujan. Menurut Asdak (2004),
air hujan yang mencapai permukaan sebagian akan terserap kedalam tanah
(infiltrasi). Sedangkan air hujan yang tidak terserap dalam cekungan - cekungan
permukaan tanah (surface detention) untuk kemudian mengalir di atas permukaan
tanah yang lebih rendah menjadi aliran permukaan untuk selanjutnya masuk ke
sungai. Air infiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kapiler yang
selanjutnya akan membentuk kelembaban air tanah. Apabila tingkat kelembaban air
tanah telah jenuh maka air hujan yang masuk ke dalam air tanah akan bergerak
secara lateral (horizontal) untuk selanjutnya pada tempat tertentuakan keluar lagi ke
permukaan tanah dan akhirnya mengalir ke sungai. Disamping itu, sebagian air
hujan yang lain masuk ke dalam dan menjadi bagian dari air tanah (groundwater).
Gambar 1. siklus hidrologi
Air tanah berasal dari air hujan yang tertahan oleh tanah, sehingga pada air
tanah akan terjadi percampuran dengan bahan mineral dan bahan organik.
Keberadaan air dalam tanah akan tertahan atau terserap oleh massa tanah, tertahan
oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat
meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya - gaya adhesi, kohesi,
dangrafitasi. Kelebihan dan kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman.
Kualitas air merupakan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu
kegiatan atau keperluan tertentu, misalnya : air minum, perikanan,
pengairan/irigasi, industri, rekreasi dan sebagainya. Kualitas air dinyatakan dengan
beberapa parameter yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan
sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan
sebagainya), dan parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya)
(Effendi, 2003). Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia
haruslah air yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan
biologis tertentu.
Tanah Gambut
Siklus
Hidrologi
Air Kualitas
Tanah Air
2.3. Hipotesis
- Tanah gambut memiliki potensi kandungan air tanah yang besar yang disebabkan
oleh sifat fisik tanah gambut yang hidrofilik sehingga mampu menyerap dan
menyimpan air dengan baik.
- Air tanah dangkal pada kedalaman 3 m, yang dihasilkan dari tanah gambut yang
tebal memiliki tingkat keasaman dan kandungan zatorganik yang tinggi dengan
tingkat kesadahan dan kandungan zatanorganik yang rendah.
- Berdasarkan atas tingkat keasaman air tanah dangkal yang tinggi maka air tanah
pada lahan gambut didaerah penelitian memiliki kualitas air yang kurang baik
sebagai air minum.