REKAYASA TAMBAK
DOSEN PEMBIMBING :
MUDJIATKO, S.T, M.T
DISUSUN OLEH :
RIZKA MARDIANA (1707111289)
.Gambar 10. 2 Akar pohon menggantung dan tanaman yang roboh di lahan gambut
B. Sifat Kimia
Tanah gambut terbentuk dari timbunan bahan organik, sehingga kandungan
karbon pada tanah gambut sangat besar. Fraksi organik tanah gambut di Indonesia
lebih dari 95%, kurang dari 5% sisanya adalah fraksi anorganik. Fraksi organik terdiri
atassenyawa-senyawa humat sekitar 10 hingga 20%, sebagian besar terdiri atas
senyawa-senyawa non-humat yang meliputi senyawa lignin, selulosa, hemiselulosa,
lilin, tannin, resin,suberin, dansejumlah kecil protein. Sedangkan senyawa-senyawa
humat terdiri atas asam humat, himatomelanat dan humin.
Karakteristik kimia tanah gambut di Indonesia sangat beragam dan ditentukan
oleh kandungan mineral, ketebalan, jenis tanaman penyusun gambut, jenis mineral
pada substratum (di dasar gambut), dan tingkat dekomposisi gambut. Polak (1975)
mengemukakan bahwa gambut yang ada di Sumatera dan Kalimantan umumnya
didominasi oleh bahan kayu-kayuan. Oleh karena itu komposisi bahan organiknya
sebagian besar adalah lignin yang umumnya melebihi 60% dari bahan kering,
sedangkan kandungan komponen lainnya seperti selulosa, hemiselulosa, dan protein
umumnya tidak melebihi 11%.
C. Morfologi Gambut
Morfologi tanah gambut seperti warna, kedalaman dan lapisan mineral
dibawahnya yang biasa (umumnya) ditemukan pada tanah gambut di daerah Sumatera
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tropohemist (Haplohemist, sistem Taxonomy 1998) : Warna coklat kemerahan
(5YR 3/2-7,5 YR 3/2) sampai merah lembayung (2,5 YR 3/2), hemik, kandungan
serat 3/10 sampai 6/10; tanah mineral di bawahnya berwarna abu-abu(5Y5/1)
sampai abu-abu kehijauan (5Y 5/1) atau abu-abu kebiruan (5BG 5/1),unripe
(lunak), agak lekat, liat atau lempung berliat.
2. Troposaprist (Haplosaprist, sistem Taxonomy 1998) : Warna coklat sampai coklat
tua (5YR 3/2), saprik, kandungan serat 1/10 sampai kasar 2/10.
3. Tropofibrist (Haplofibrist, sistem Taxonomy 1998) : Warna merah lembayung atau
coklat tua kemerahan, fibrik, kandungan serat sekitar 8/10; tanah mineral di
bawahnnya berwarna abu-abu, lunak, lekat, liat.