id
BAB 2
LANDASAN TEORI
Penelitian mengenai stabilisasi tanah gambut sampai saat ini telah banyak
dilakukan. Ada banyak variasi yang dilakukan pada penelitian stabilisasi tanah
gambut diantaranya yaitu menggunakan portland cement, gypsum sintetis, gula
pasir, dan abu sekam padi. Dari beberapa penelitian menunjukan pengaruh positif
terhadap tanah gambut.
Yunan (2002) melakukan penelitian stabilisasi tanah gambut Rawa Pening dengan
menggunakan 5% semen portland dan gypsum sintetis bervariasi yaitu 5%, 10%,
dan 15% dengan masa perawatan 0 hari, 14 hari, dan 28 hari. Hasil penelitian
paling optimum pada campuran 5% PC dan 10% gypsum pada masa perawatan 28
hari mengalami peningkatan nilai CBR dari 2,78% menjadi 8,17%.
5
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
Gambut adalah bahan organis setengah lapuk berserat atau suatu tanah yang
mengandung bahan organis berserat dalam jumlah besar. Gambut mempunyai
angka pori yang sangat tinggi dan sangat kompresibel (Dunn, 1980).
Tanah gambut terbentuk dari unsur-unsur organik seperti Karbon (C), Hidrogen
(H), Oksigen (O), Nitrogen (N), dan umumnya memiliki pH rendah, kapasitas
commit to user
tukar kation (KTK) tinggi, kejenuhan basa rendah, sedikit unsur anorganik yaitu
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
Silicon (Si), Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dan kandungan unsur mikro (Cu,
Zn, Mn, dan B) rendah.
Definisi tanah gambut berdasarkan ASTM D4427-92 (2002) adalah tanah yang
memiliki kandungan organik tinggi yang terjadi atas dekomposisi material
tumbuhan dan dibedakan dari material tanah organik lainnya dari kandungan
abunya <25% abu dari berat keringnya.
Gambut terbentuk dari lingkungan yang khas, yaitu rawa atau suasana genangan
yang terjadi hampir sepanjang tahun. Kondisi langka udara akibat genangan,
ayunan pasang surut, atau keadaan yang selalu basah telah mencegah aktivitas
mikroorganisme yang diperlukan dalam perombakan. Laju penimbunan gambut
dipengaruhi oleh perpaduan antara keadaan topografi dan curah hujan dengan
curahan perolehan air yang lebih besar dari pada kehilangan air serta didukung
oleh sifat tanah dengan kandungan fraksi debu (silt) yang rendah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
3. Struktur
Ciri lain yang mudah diketahui dari tanah gambut adalah dari strukturnya
yang mudah dihancurkan dalam keadaan kering. Bahan organik yang sudah
mengalami pembusukan bersifat koloidal dan mempunyai kohesi serta
plastisitas yang rendah. Suatu tanah dengan kandungan bahan organik yang
baik adalah mudah dilewati oleh air atau bersifat porous. Sifat ini tidak baik
untuk bahan konstruksi sipil.
b) Derajat konsolidasi.
c) Tingkat komposisi.
2. Gambut Ombrogen
Tanah gambut ini sebenarnya berasal dari gambut topogen, seperti tanah
mangrove yang mengering. Namun, mendapat hujan asam terus-menerus
sehingga keasamannya menjadi lebih tinggi dari gambut topogen dengan
PH sekitar 3,0-4,4. Gambut jenis ini agak sukar dimanfaatkan sebagai
lahan perkebunan karena kurang subur.
3. Gambut Pegunungan
Sesuai namanya, tanah gambut ini terletak di daerah pegunungan.
Terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan di daerah beriklim sedang, seperti
commit
sphagnum. Contohnya, gambut di to user tinggi Dieng.
dataran
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
Sistem klasifikasi untuk gambut dan tanah organik telah dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda misalnya untuk pertanian, sumber-
sumber bahan bakar dan rekayasa geoteknik. Sementara terdapat pendapat yang
berlainan mengenai definisi gambut dan tanah organik, namun semua sistem
mengklasifikasikan berdasarkan kandungan bahan organik, seperti yang
ditunjukan oleh kandungan abu. Perbedaan pendapat dalam rekayasa geoteknik
mengenai definisi gambut dan tanah organik diilustrasikan pada gambar 2.1.
dimana klasifikasi yang digunakan atau disarankan untuk digunakan pada
rekayasa geoteknik diberbagai negara dibandingkan berdasarkan kandungan abu.
Negara-negara dimana sistemnya dibandingkan adalah :
1. Rusia
2. Swedia
3. Kanada
4. Amerika Serikat
5. Polandia
Gambar 2.1. Perbandingan beberapa sistem klasifikasi untuk gambut dan tanah
organik berdasarkan kandungan abu (Larsson, 1996)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
Stabilisasi tanah adalah usaha untuk meningkatkan stabilitas dan kapasitas dukung
tanah. Apabila tanah yang terdapat di lapangan bersifat sangat lepas atau sangat
mudah tertekan, atau apabila mempunyai indeks konsistensi yang tidak sesuai,
permeabilitas yang terlalu tinggi, atau sifat lain yang tidak diinginkan sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
tidak sesuai untuk suatu proyek pembangunan, maka tanah tersebut harus
distabilisasikan (Bowles, 1984).
Tujuan perbaikan tanah tersebut adalah untuk mendapatkan tanah dasar yang
stabil pada semua kondisi musim dan selama umur rencana. Adapun metode-
metode stabilisasi yang dikenal yaitu :
1. Stabilisasi secara mekanis.
Stabilisasi mekanis adalah penambahan kekuatan atau daya dukung tanah
dengan jalan mengatur gradasi tanah yang dimaksud. Usaha ini biasanya
menggunakan sistem pemadatan. Pemadatan merupakan stabilisasi tanah
secara mekanis, pemadatan dapat dengan berbagai jenis peralatan mekanis
seperti mesin gilas (roller), benda berat yang dijatuhkan, ledakan, tekanan
statis, dan sebagainya (Bowles, 1991).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
Bahan pencampur yang sudah digunakan antara lain : Portland Cement (PC),
abu sekam padi, dan gula.
Stabilisasi tanah gambut dengan bahan campuran gypsum sintetis dengan garam
NaCl yang dilakukan dalam penelitian adalah termasuk jenis stabilisasi secara
kimiawi.
Gypsum Sintetis (CaSO4. 2H2O) merupakan fraksi dari hydrated lime (kapur
hidrasi) yaitu calcium sulfat dehydrate yang merupakan reaksi penggaraman dan
penguapan (Prayitno, 1997).
Dehidrasi :
panas
CaSO4.2H2O CaSO4+ 2H2O (2.2)
Rehidrasi :
CaSO4+ 2H2O CaSO4.2H2O + panas (2.3)
Pembuatan gypsum sintetis sendiri dapat dilakukan dengan cara mengolah batu
kapur (kapur tohor) dicampur dengan asam sulfat atau kapur dicampur dengan air
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
accu (H2SO4). Dalam keadaan yang murni gypsum sintetis berwarna putih seperti
putih salju dan butirannya sangat halus dan lembut.
Alasan pemilihan bahan campuran gypsum sintetis pada stabilisasi tanah gambut
Rawa Pening yaitu karena sifat gypsum sintetis yang apabila ditambahkan air
maka akan mengeras dan diharapkan dapat meningkatkan kerapatan tanah gambut
sehingga daya dukung tanah gambut juga mengalami kenaikan.
Dalam ilmu kimia NaCl (Natrium chlorida) merupakan bahan utama dari garam
dapur. Struktur NaCl meliputi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Garam
terbentuk dari berbagai reaksi kimia antara lain :
HCl (Asam klorida) + NH3 (Amoniak) NH4Cl (Amonium klorida) (2.4)
Larutan garam dapur (NaCl) merupakan suatu elektrolit yang mempunyai gerakan
di permukaan lebih besar dari gerakan pada air murni sehingga bisa menurunkan
air. Dalam bentuk kering garam berbentuk kristal mengisi ruang pori di antara
butir-butir tanah.
Larutan garam dapur (NaCl) dapat menambah gaya kohesi antar partikel tanah
sehingga ikatan partikel menjadi lebih rapat (Bowles, 1984).
Pemadatan tanah merupakan suatu proses mekanis dimana udara dalam pori tanah
dikeluarkan. Adapun proses tersebut dilakukan pada tanah yang digunakan
sebagai bahan timbunan. Tujuan dari pemadatan adalah :
a. Mempertinggi kekuatan tanah.
b. Memperkecil pengaruh air pada tanah.
c. Memperkecil compressibility dan daya rembes airnya.
Spesifikasi alat dan percobaan untuk Standard Proctor Test sebagai berikut:
a. Diameter mould ± 10cm.
b. Berat hammer 2,5 kg, diameter hammer 5 cm, dan tinggi jatuh hammer 30 cm.
c. Jumlah pukulan 25 kali.
d. Jumlah lapisan yaitu 3 lapisan.
e. Sampel tanah lolos saringan No. 4
Keamanan atau kenyamanan struktur yang berdiri di atas tanah tergantung pada
kekuatan tanah dibawahnya. Jika tanah dasar mengalami keruntuhan, maka
struktur tersebut akan runtuh yang merenggut korban jiwa dan kerugian materi.
Kekuatan tanah yang dimaksud adalah kuat geser tanah (shear strength). Kuat
geser tanah merupakan gaya tahanan internal yang bekerja per satuan luas masa
tanah untuk menahan keruntuhan atau kegagalan sepanjang bidang runtuh dalam
masa tanah tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
Pada penelitian ini hanya menggunakan uji geser langsung (Direct Shear Test).
Hal ini disebabkan karena pada kondisi sampel tanah gambut Rawa Pening secara
visual yang cenderung kasar dan berserat menyebabkan kesulitan pada pembuatan
sampel untuk uji triaksial sehingga hanya bisa dilakukan dengan uji geser
langsung (Direct Shear Test).
Percobaan geser langsung biasanya dibagi menjadi dua tingkat yaitu tingkat
pertama pemberian tegangan normal dan tingkat kedua pemberian tegangan geser
sampai terjadi tingkat keruntuhan (failure) yaitu sampai terjadi tegangan geser
maksimum. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
Pada alat geser langsung parameter kuat geser tanah dapat diukur secara langsung.
Sampel yang akan diuji dipasang dalam alat dan diberikan tegangan vertikal yaitu
tegangan normal yang konstan. Kemudian sampel diberikan tegangan geser
sampai tercapai nilai maksimum. Tegangan ini diberikan dengan memakai
kecepatan bergerak (strain rate) yang konstan, yang cukup perlahan-lahan
sehingga tegangan air pori selalu tetap nol. Maka percobaan ini dilakukan dalan
kondisi “drained”.
Nilai c dan maka perlu dilakukan beberapa percobaan dengan memakai nilai
Pv (tegangan normal) yang berbeda. Dengan demikian hasilnya dapat digambar
dalam grafik. Grafik ini menyatakan hubungan nilai tegangan geser maksimum
terhadap tegangan normal dari masing-masing percobaan. Nilai c dan diambil
dari garis yang paling sesuai dengan titik-titik yang dimasukkan pada grafik
tersebut.
Pv Ph
Dari hasil percobaan ini akan didapat kohesi dan sudut geser dalam tanah,
sehingga besarnya kekuatan geser dalam tanah dapat dicari dengan rumus :
σ = c + σn tan (2.7)
2
dimana : σ = Kekuatan geser dalam tanah (kg /cm )
c = Kohesi tanah (kg /cm2)
σn = Tegangan normal bidang geser (kg/cm2)
= Sudut geser dalam tanah (..°)
Parameter kuat geser ini digunakan salah satunya untuk menghitung kapasitas
dukung tanah. Analisis kapasitas dukung tanah untuk mempelajari kemampuan
tanah dalam mendukung beban fondasi dari struktur yang terletak diatasnya.
commit to user
Kapasitas dukung menyatakan tahanan geser tanah untuk melawan penurunan
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh tanah
disepanjang bidang-bidang gesernya.
dengan:
qu = kapasitas dukung ultimit (kg/cm2)
c = kohesi (kg/cm2)
po = Df. = tekanan overbuden pada dasar fondasi (kg/cm2)
Df = kedalaman fondasi (cm)
B = lebar atau diameter fondasi (cm)
L = panjang fondasi (cm)
= berat volume tanah (kg/cm3)
commit
Nc, Nq, N = faktor kapasitas dukung to user
Terzaghi
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
Untuk nilai-nilai faktor kapasitas dukung Terzaghi dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Nilai-nilai fakor kapasitas dukung Terzaghi (1943)
Keruntuhan geser umum Keruntuhan geser lokal
Nc Nq N Nc Nq N
0 5,7 1,0 0,0 5,7 1,0 0,0
5 7,3 1,6 0,5 6,7 1,4 0,2
10 9,6 2,7 1,2 8,0 1,9 0,5
15 12,9 4,4 2,5 9,7 2,7 0,9
20 17,7 7,4 5,0 11,8 3,9 1,7
25 25,1 12,7 9,7 14,8 5,6 3,2
30 37,2 22,5 19,7 19,0 8,3 5,7
34 52,6 36,5 35,0 23,7 11,7 9,0
35 57,8 41,4 42,4 25,2 12,6 10,1
40 95,7 81,3 100,4 34,9 20,5 18,8
45 172,3 173,3 297,5 51,2 35,1 37,7
48 258,3 287,9 780,1 66,8 50,5 60,4
50 347,6 415,1 1153,2 81,3 65,6 87,1
Scanning Electron Microscope (SEM) adalah salah satu jenis dari pengujian
mikroskop elektron yang menggunakan elektron berenergi tinggi dalam
membentuk bayangan elektron berinteraksi dengan atom-atom yang membentuk
sampel menghasilkan sinyal yang berisi informasi tentang topografi permukaan
dari material yang diujikan, komposisi, dan sifat lain seperti konduktifitas listrik.
commit toElectron
Gambar 2.3. Alat Uji Scanning user Microscope (SEM)
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
Pada pengujian SEM terdiri dari berbagai macam peralatan utama antara lain :
1. Penembak Elektron (Electron Gun)
Penembak Elektron berupa filamen yang terbuat dari unsur yang mudah
melepas elektron (misalnya tungsten). Ada dua tipe penembak elektron yaitu:
a. Termal
Untuk jenis ini, energi luar yang masuk ke bahan dalam bentuk energi
panas kemudian oleh elektron energi panas tadi diubah menjadi energi
kinetik.
b. Field emission
Pada jenis ini yang menjadi penyebab terlepasnya elektron dari bahan
karena ada gaya tarik medan listrik luar yang diberikan pada bahan. Pada
katoda yang digunakan pada proses emisi ini dikenakan medan listrik yang
cukup besar sehingga tarikan yang terjadi dari medan listrik pada elektron
menyebabkan elektron memiliki energi yang cukup untuk lompat keluar
dari permukaan katoda.
Jenis katoda yang digunakan adalah :
a. Cold Field Emission
b. Schottky Field Emission Gun
3. Detektor
SEM memiliki beberapa detektor yang berfungsi untuk menangkap hamburan
elektron dan memberikan informasi yang berbeda-beda. Detektor tersebut
antara lain:
a. Backscatter detector, yang berfungsi untuk menangkap informasi
mengenai nomor atom dan topografi.
b. Secondary detector, berfungsi untuk menangkap informasi mengenai
topografi.
4. Sample Holder, untuk meletakkan sampel yang akan dianalisis dengan SEM.
6. Sistem vakum
Sistem Vakum diperlukan karena elektron sangat kecil dan ringan maka jika
ada molekul udara yang lain elektron yang berjalan menuju sasaran akan
terpencar oleh tumbukan sebelum mengenai sasaran sehingga menghilangkan
molekul udara menjadi sangatcommit to user
penting.
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
commit to user