Kelas : 3 MRK 1
Mata Kuliah : Konstruksi Bangunan Sipil
Stabilitas tanah adalah pengubahan atau perawatan terhadap satu atau beberapa properti
tanah untuk meningkatkan kondisi material tanah/butiran tanah.
Bahan adiktif adalah salah satu alternatif untuk perbaikan tanah, penggunaan bahan adiktif
Abu Sekam Padi , Serbuk Gypsum, Serbuk Bata Merah karena material mudah didapat dalam
skala besar untuk melakukan perbaikan tanah dan juga ekonomis. Bahan adiktif ini juga sebagai
bahan pengikat,untuk penyerapan air yang berlebih pada tanah dan mengisi ruang pori pada tanah
berjenis lempung tinggi yang ditambahkan air sebagai pelumas untuk pemadatan tanah dalam
penigkatan nilai CBR.Tanah berjenis lempung yang mengandung kadar air tinggi dan jenuh.
Penelitian ini dimaksudkan agar CBR meningkat dengan adanya penambahan bahan adiktif
setelah dilakukan pemadatan dan bertujuan untuk mengolah juga mengurangi limbah sisa pangan
yang tidak terpakai dalam skala besar.
Abu sekam padi merupakan bahan hasil sampingan dari produk pertanian, yang
dinilai hanyalah limbah. Akan tetapi sekam apabila dibakar memiliki sifat pozzolan yang
mempunyai unsur silikat tinggi, rata-rata SiO2 yaitu 91,72% dengan pozzolanic activity
index sebesar 87%. Pozzolan ini mengandung sifat sementasi jika bercampur dengan air.
Abu sekam padi sebagai filler. Fungsi dari filler adalah sebagai bahan pengisi
rongga-rongga antar agregat (kasar) yang diharapkan dapat meningkatkan kerapatan dan
memperkecil permeabilitas dari campuran.
Di samping ukurannya yang harus relatif halus, bahan filler harus memiliki sifat-sifat
tertentu seperti bersifat sementasi jika terkena air dan memiliki daya rekat yang tinggi
dengan agregat lainnya (Mutohar, Y., 2002). Adapun komposisi kimia Abu Sekam Padi
menurut (Houston, 1972.)
Komposisi kimia abu sekam padi
Serbuk gypsum yang dicampur lempung dapat mengurangi retak karena sodium
pada tanah tergantikan oleh kalsium pada gypsum sehingga pengembangannya
lebih kecil.
Serbuk gypsum dapat meningkatkan stabilitas tanah organik karena mengandung
kalsium yang mengikat tanah bermateri organik terhadap lempung yang
memberikan stabilitas terhadap agregat tanah.
Serbuk gypsum meningkatkan kecepatan rembesan air, dikarenakan serbuk
gypsum lebih menyerap banyak air. (Sumber : www.minerals.net, opened at
December,1,2005)
3. Stabilisasi Menggunakan Bahan Tambah Limbah Batubara Fly Ash.
Hasil penelitian dengan simulasi rainfall runoff yang dilakukan oleh Paul Bloom
dan Hero Gollany menunjukkan bahwa runoff untuk stabilisasi tanah dengan fly
ash memberikan jumlah endapan yang paling sedikit dibandingkan dengan
stabilisasi tanah dengan kapur dan tanah tanpa distabilisasi.
Stabilisasi tanah dengan penambahan fly ash juga biasanya digunakan untuk tanah
lunak, subgrade tanah kelempungan dibawah jalan yang mengalami beban
pengulangan (repeated loading).
4. Stabilisasi Menggunakan Bahan Tambah Limbah Karbit dan Abu Ampas Tebu.
Penelitian untuk stabilisasi tanah dengan abu ampas tebu dan limbah karbit
biasanya menggunakan alat uji CBR dan kuat geser langsung. Setelah dilakukan
penelitian oleh Dwi Tri Wahyuni maka didapat komposisi yang pas antara abu ampas
tebu dan limbah karbit yaitu 6% abu ampas tebu dan 15% limbah karbit yang akan
memberikan stabilitas tanah paling maksimum.
Setiap pengolahan 1 ton TBS (Tandan Buah Segar) dapat menghasilkan TKKS
(Tandan Kosong Kelapa Sawit) sebanyak 220-230 TKKS. Abu tandan kosong kelapa
sawit yang yang digunakan berasal dari proses pembakaran pada suhu 750 oC selama 1
jam dan kemudian disaring dengan saringan No. 200.
Penambahan abu tandan kosong kelapa sawit sebesar 15 % dapat meningkatkan nilai
stabilitas tanah yaitu: