Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 2, Desember 2013

99

KORELASI NILAI KUAT TEKAN DAN CBR TANAH LEMPUNG YANG


DISTABILISASI DENGAN ABU BATU DAN SEMEN
Aazokhi Waruwu
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Medan,
Jalan Gedung Arca No. 52, Telp (061) 7363771, Fax (061) 7347954, Medan, 20217,
Indonesia,
1)

Korespondensi, HP : 081362098080, e-mail : azokhiw@yahoo.com

ABSTRAK
Tanah lempung merupakan jenis tanah yang berbutir halus yang mempunyai nilai daya
dukung yang rendah dan sangat sensitif terhadap perubahan kadar air, yaitu mudah terjadi
perubahan volume dan kembang susut. Hal ini sangat tidak menguntungkan bila tanah lempung
digunakan sebagai tanah dasar untuk menopang suatu bangunan. Maka salah satu cara untuk
mengatasi masalah , tersebut perlu dilakukan suatu perbaikan atau stabilisasi tanah lempung
sebagai tanah dasar. Salah satu cara stabilisasi tanah lempung adalah dengan mencoba
menambahkan bahan Abu Batu Slurry dan Semen pada tanah lempung.
Pada penelitian ini tanah ekspansif Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan
distabilisasi dan di tes dengan menggunakan uji sifat fisis dan mekanis, seperti uji Atterberg, berat
jenis, Compaction, Unconfined, dan CBR (California Bearing Ratio). Variasi penambahan Abu
batu 10%, 15%, 20% dan 25%, sedangkan semen adalah 5%, 10%, 15%, dan 20%. Dari hasil
kadar air optimum melalui uji pemadatan, dilakukan pengujian uncconfined compresssion test dan
California Bearing Ratio (CBR) untuk melihat pengaruh setiap penambahan Abu Batu Slurry dan
Semen terhadap tanah lempung.
Hasil penelitian menunjukkan perbaikan pada sifat sifat fisis dan meningkatkan nilai
kuat tekan bebas dan nilai CBR campuran. Hasil yang terbaik dari penelitian tanah lempung ini
adalah pada campuran tanah lempug dengan peningkatan nilai kuat tekan tekan bebas antara 25%
dan 20%. Hasil pengujian CBR langsung menunjukkan bahwa pada campuran 20% abu batu dan
15 % semen, nilai kuat tekan tanah lempung tidak mengalami peningkatan lagi. Sedangkan
hubungan antara kuat tekan dan CBR pada pengujian CBR yang direndam, terlihat bahwa semakin
tinggi jumlah bahan campuran (di atas 20% abu batu dan 15 % semen), nilai kuat tekan juga
semakin besar.

Kata kunci : Tanah Lempung, Abu Batu Slurry, Kuat Tekan, CBR.

1. PENDAHULUAN
Tanah lempung merupakan salah satu jenis tanah yang bermasalah dan harus
dapat ditangani dengan baik. Pada umumnya tanah lempung mempunyai sifat yang
kurang menguntungkan bagi konstruksi bangunan sipil, karena mempunyai kadar air yang
tinggi, kemampuan dukung rendah, sifat kembang susut yang tinggi dan penurunan yang
besar. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya suatu metode perbaikan tanah yang
dapat diterapkan di Indonesia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi
tersebut. Beberapa metode penanganan tanah lunak termasuk tanah lempung telah
dilakukan antara lain dengan mengganti material atau mencampur tanah dengan bahan
stabilisasi lain seperti dengan semen, abu batu, abu sekam, abu batu bara, abu cangkang

Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 2, Desember 2013

100

sawit dan lainnya.


Semen dan abu batu slurry dapat digunakan sebagai bahan stabilisasi tanah.
Metode ini digunakan di berbagai kondisi seperti pada proyekproyek transportasi dan
banyak pada proyek- proyek struktur. Kuat tekan bebas dan nilai CBR adalah parameter
yang penting untuk menentukan daya dukung tanah.
Sifat sifat yang memiliki tanah lempung adalah sebagai berikut :
1. Ukuran butiran halus, karang dari 0,002mm,
2. Permeabilitas rendah,
3. Kenaikan air kapiler tinggi,
4. Bersifat sangat kohesif,
5. Kadar kembang susut yang tinggi,
6. Proses konsolidasi lambat.
Tanah juga memiliki peran yang sangat penting. Selain sebagai penyangga, tanah
dapat pula berfungsi sebagai bahan konstruksi itu sendiri. Namun pada setiap lokasi
konstruksi tidak selalu terdapat tanah yang dapat digunakan. Bilamana mendatangkan
bahan lain dari lokasi yang berjauhan, menimbulkan resiko biaya dan waktu perlaksanaan
yang tidak menguntungkan. Kondisi ini selalu muncul bila pekerjaan harus berhadapan
dengan tanah lempung.
Masalah yang ditimbulkan oleh tanah lempung sering kita jumpai, masalah ini
sangat kita jumpai, masalah ini sangat mengganggu seperti timbulnya kerusakan pada
lantai bangunan, bahkan dapat menggangu stabilitas dari struktur pondasi yang dapat
mengakibatkan kerusakan total pada bangunan. Lempung selain memilki daya dukung
yang rendah juga memiliki penurunan yang sangat besar serta permeabilitas yang sangat
rendah. Salah satu usaha peningkatan atau perbaikan sifat mekanis yanah lempung adalah
dengan cara teknis stabilisasi, yang lebih dikenal soil stabilization (Enita Suardi,2005).
Kuat tekan bebas merupakan pengujian yang umum dilaksanakan dan dipakai
dalam proses penyelidikan sifat sifat stabilisasi tanah. Disamping pelaksananya yang
praktis, sampel yang dibutuhkan juga tidak banyak. Dalam pembuatan benda uji sebagai
dasar adalah kepadatan maksimum yang diperoleh dari percobaan pemadatan.
Tabel 1. Hubungan Antara Sifat Mekanis Tanah Dengan Tekanan Bebas
Sifat Mekanis Tanah
Sangat lunak
Lunak
Sedang
Kaku
Sangat kaku
Keras

Kuat Tekan Bebas


(kg/cm2)
< 0.25
0.25-0.50
0.50-1.00
1.00-2.00
2.00-4.00
>4.00

Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 2, Desember 2013

101

Harga CBR contoh tanah adalah daya tahan tanah terhadap penetrasi
dibandingkan dengan daya tahan batu pecah standart terhadap pembebanan yang sama.
Maka CBR 50 berarti tekanan yang diperlukan torak untuk penetrasi kepada contoh tanah
dengan kedalaman tertentu, adalah setengahnya apabila torak berpenetrasi pada batu
pecah standart dengan jarak yang sama. Beban yang ditempatkan diatas silinder contoh
tanah sebelum direndam dalam air disebut Surcharge besarnya beban surcharge
berkaitan dengan beban perkerasan struktural.
Daya dukung tanah dihubungkan dengan nilai CBR maka didapat nilai-nilai yang
terdapat didalam Tabel 2.

Tabel 2. Daya Dukung Tanah Dihubungkan Dengan Nilai CBR


CBR (%)

DAYA DUKUNG TANAH

2% - 5%

Jelek

6% - 9%

Sedang

>9%

Baik

Dalam stabilisasi tanah semen dan abu batu slurry, maksud utama pencampuran
tersebut adalah untuk menghasilkan kenaikan tanah asli. Untuk mencapai maksud
tersebut, maka penggunaan bahan bahan tanah, semen, abu batu, dan air yang akan
digunakan dalam stabilisasi harus diperhatikan.
Di daerah daerah yang kondisi tanah dasarnntya secara teknis kurang
menguntungkan, metode yang sudah diterapkan selama ini adalah dengan stabilisasi
semen (soil cement stabilization).Campuran tanah semen dirancang untuk memenuhi
kriteria yang ditetapkan oleh standar ASTM atau AASHTO, yang meliputi hubungan
kadar air kepadatan, kekuatan, serta ketahanan terhadap pengaruh basah kering dan
beku cair.
Pada stabilisasi semen dengan tanah, reaksi antara semen dengan material hampir
tidak dipengaruhi oleh sifat sifat tanah, oleh sebab itu semen dapat digunakan sebagai
bahan penstabilisasi hampir pada semua material mulai dari pasir berkohesi rendah
sampai tanah lempung kohesi dengan plastisitas rendah.
Sifat sifat campuran tanah semen bergantung pada banyaknya semen dan
tingkat kepadatan. Pemadatan adalah hal terpenting, tidak hanya pada derajat kepadatan,
tapi juga ketepatan waktu. Contohnya, pemadatan yang dilakukan setelah terjadi hidrasi

Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 2, Desember 2013

102

semen hasilnya tidak optiamal. Sifat sifat secara garis besar campuran tanah semen
(Ingle dan Metcalf, 1972). Dalam tabel ini terlihat, sifat sifat tanah asli semakin berubah
dengan naiknya kadar semen. Jika kadar semen bertambah, maka akan menghasilkan
kenaikan kekuatan, kenaikan daya tahan terhadap siklus basah kering dan beku cair .
Permeabilitas berkurang, bila kadar semen

bertambah, tapi untuk tanah lempung

permeabilitas justru bertambah. Kecenderungan menyusut dapat bertambah pada tanah


tanah granuler, tapi kecenderungan untuk mengembang berkurang untuk tanah tanah
lempung.
Abu batu adalah limbah industri yang dihasilkan dari pembakaran batubara dan
terdiri dari partikel yang halus. Gradasi dan kehalusan abu batu slurry dapat memenuhi
persyaratan gradasi AASTHO M17 untuk mineral filler. Penggunaan mineral filler dalam
campuran aspal beton adalah untuk mengisi rongga dalam campuran, untuk
meningkatkan daya ikat aspal beton, dan untuk meningkatkan stabilitas dari campuran.
Dari penelitian tentang penggunaan abu batu sebagai mineral filler untuk menggantikan
filler bubuk marmer pada campuran aspal beton menunjukkan kadar optimum lebih
rendah dari pada filler bubuk marmer, yaitu 3.5 % untuk filler abu batu dan 4.5 % untuk
filler bubuk marmer.
Abu batu slurry sendiri tidak memiliki kemampuan mengikat seperti halnya
semen. Tetapi dengan kehadiran air dan ukuran partikelnya yang halus, oksida silika yang
dikandung oleh abu terbang akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang
terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat yang memiliki kemampuan
mengikat.
Sedangkan menurut dari Taufan Candra Abadi, 2007 hasil yang diperoleh dari
pengujian yang telah dilakukan dengan campuran fly ash dengan semen, dengan variasi
penambahan semen yang digunakan adalah 5% 10%, 15%, dan 20%, sedangkan untuk fly
ash variasi penambahannya adalah 2,5%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%.
Hasil penelitian dengan menggunakan semen sebagai bahan stabilisasinya,
menunjukkan bahwa kuat geser tanah akan meningkat secara signifikan pada saat kondisi
optimum dan sisi basah dengan penambahan semen yang digunakan sebesar 20%.
Sedangkan persentase optimum untuk fly ash yang bisa digunakan pada sisi optimum dan
sisi basah adalah 5% dan 10% untuk sisi kering berdasarkan uji compaction.
Sedangkan untuk penelitian hasil nilai CBR menunjukkan bahwa stabilisasi tanah
lempung ekspansif dengan menggunakan semen 3% dapat meningkatkan nilai CBR dari
1,73% menjadi 19,3% sudah memperbaiki daya dukung tanah dari jelek menjadi kategori
baik, (Ananta, 2007).

Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 2, Desember 2013

103

2. METODE PENELITIAN
Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah yang diambil dari
daerah Percut Sei Tuan tepatnya di Desa Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang Propinsi
Sumatera Utara. Tanah yang diambil adalah tanah yang berda pada kedalaman 0,5-1 m
dari permukaan tanah dalam keadaan terganggu (disturb). Namun, untuk mendapatkan
nilai kadar air tanah asli, diambil juga dengan cara tidak terganggu (undisturb). Tanah
yang diambil kira-kira 50 kg dan langsung ke laboratorium Mekanika Tanah INSTITUT
TEKNOLOGI MEDAN.
Tahapan tahapan dalam penelitian secara keseluruhan terlihat seperti pada
Gambar 1 yang menunjukkan bagan alir ( flow chart ) dari kegiatan kegiatan penelitian
sampai dengan tahap penyusunan hasil penelitian.
Pengambilan Sampel

Penyiapan Sampel

Pengujian Tanah Asli

Pengujian tanah asli + 10% abu batu + 5%semen,


tanah asli + 15% abu batu + 10% semen,
tanah asli + 20%abu batu + 15% semen,
tanah asli + 25%abu batu + 20% semen

Pemeraman 24 jam
Compaction
( Woptimum )

Pencampuran dan
pemeraman
selama 24jam

Pembuatan benda uji


untuk kuat tekan

uji CBR

uji kuat

Hasil dan

Pembahasan
Kesimpulan

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian.

Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 2, Desember 2013

104

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik tanah lempung Percut Sei Tuan, Deli Serdang dengan batas batas
Atterberg (batas cair, batas plastis, plasticity index, batas susut), pemadatan, CBR, dan
nilai kuat tekan bebas. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 3.
Table 3. Katarakteristik Tanah Asli
Pemerikasaan
Berat jenis (t/m3)
Batas cair (LL)
Batas plastis (PL)
Batas susut (SL)
Plasticity index (PI)
Berat jenis
Kadar air optimum
Unconfined Test (qu)
Nilai CBR

Hasil
2,68
61,56 %
24,05 %
41,34 %
37,51 %
2,68
17,76 %
1,96 kg/cm2
2,10 %

Pada pengujian Uncofined Compresion Test yang telah dilakukan mmenunjukan


nilai kuat tekan yang terus meningkat pada setiap penambahan unsur abu batu dan semen
pada sampel, dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hasil Unconfined Compression Test

Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 2, Desember 2013

105

Setiap penambahan kadar Abu batu dan Semen, persen kenaikan harga kuat tekan
bebas qu dihitung terhadap tanah asli (0%). Selisih kenaikan harga qu dari 0% ke 10%
abu batu & 5% semen adalah 1,31135 kg/cm2, 10% abu batu & 5% semen ke 15% abu
batu & 10% semen selisihnya 2,41231 kg/cm2, 15% abu batu & 10% semen ke 20% abu
batu & 15% semen selisihnya 0,8956 kg/cm2, dari hasil pengujian ini menunjukkan
peningkatan kuat tekan optimum terjadi pada penambahan 15% abu batu & 10% semen
yaitu sebesar 2,412 kg/cm2. Penambahan abu batu dan semen menunjukkan pada
peningkatan harga nilai kuat tekannya seperti terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Nilai qu dengan variasi campuran.


Hasil pengujian CBR dengan penambahan Abu batu dan Semen dengan variasi
campuran 10% abu batu & 5% semen, 15% abu batu & 10% semen, 20% abu batu &
15% semen dan 25% abu batu & 20% semen, terjadi peningkata nilai CBR. Hasil CBR
dapat dilihat pada Gambar 4. Dari hasil hubungan grafik yang telah didapat diatas, maka
hasilnya adalah 2,10 %. Untuk kadar air selanjutnya pada campuran, diambil dari kadar
air optimum tanah asli.

Gambar 4. Nilai CBR setiap campuran.

Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 2, Desember 2013

106

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa nilai CBR Desaign yang di peroleh
semakin lama semakin meningkat sesuai dengan variasi penambahan bahan
penstabilisasinya.
Untuk mengetahui perbandingan nilai pada penambahan campuran yang optimum
sehingga dapat di gunakan untuk perbaikan pada jalan raya, dapat dilihat pada Tabel 4.
Table 4. Nilai Kuat Tekan, dan CBR
CBR 56 Pukulan
CBR
CBR
Unconfined
Rendaman
(0,2)
(0,2)
0%
1,96227
3,89
0,11
10% dan 5%
3,27362
4,22
2,11
15% dan 10%
5,68593
5,11
3,16
20% dan 15%
6,58153
6,00
3,36
25% dan 20%
6,99287
6,89
3,40
Dari nilai di atas, maka perbandingan yang di peroleh adalah semakin
Variasi Penambahan
(%)

menurunnya nilai PI terlihat pada campuran 25% dan 20%, meningkatnya nilai
Unconfined, serta bertambahnya nilai CBR jika variasi penambahan semakin bertambah,
seperti pada campuran 25% abu batu dan 20% semen.
Hasil pengujian CBR langsung menunjukkan bahwa pada campuran 20% abu
batu dan 15 % semen, nilai kuat tekan tanah lempung tidak mengalami peningkatan lagi.
Secara umum hubungan antara nilai CBR dan kuat tekan dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Hubungan nilai CBR dan Kuat Tekan pada Uji CBR langsung.

Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 2, Desember 2013

107

Gambar 6. memberikan hubungan antara kuat tekan dan CBR pada pengujian
CBR yang direndam, terlihat bahwa semakin tinggi jumlah bahan campuran (di atas 20%
abu batu dan 15 % semen), nilai kuat tekan juga semakin besar. Jika dibandingkan
dengan dengan CBR langsung, maka hasilnya berbanding terbalik. Untuk CBR langsung,
nilai CBR semakin tinggi sedangkan nilai kuat tekan tetap, pada CBR langsung nilai
CBRnya yang tetap pada nilai kuat tekan yang semakin tinggi.

Gambar 6. Hubungan nilai CBR dan Kuat Tekan pada Uji CBR rendam.

4. KESIMPULAN
Dari studi penelitian serta analisa yang telah dilakukan, ada beberapa kesimpulan
yang dapat diambil antara lain :
1.

Hasil pengujian CBR langsung menunjukkan bahwa pada campuran 20% abu batu
dan 15 % semen, nilai kuat tekan tanah lempung tidak mengalami peningkatan lagi.
Sedangkan hubungan antara kuat tekan dan CBR pada pengujian CBR yang
direndam, terlihat bahwa semakin tinggi jumlah bahan campuran (di atas 20% abu
batu dan 15 % semen), nilai kuat tekan juga semakin besar.

2.

Pengujian CBR langsung, nilai CBR semakin tinggi sedangkan nilai kuat tekan tetap,
sedangkan pada CBR langsung nilai CBRnya yang tetap pada nilai kuat tekan yang
semakin tinggi.

Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 2, Desember 2013

108

DAFTAR PUSTAKA
Abadi Taufan Candra, 2007, Perbandingan Hasil Stabilisasi Dengan Fly Ash dan Semen
Pada Tanah Ekspansif Cikampek, Jurnal Teknik Sipil Volume 7, Bandung.
Ali, M.,S., and Koranne, S.,S., (2011), Performance Analysis of Expansive Soil Treated
With Stone Dust and Fly Ash, EJGE, Vol. 16 : 973-982.
Ameta N. K., Purohit D.G. M., Wayal A. S., (2007), Characteristics, Problems and
Remedies of Expansive Soils of Rajasthan, India, Electronic Journal of
Geotechnical Engineering (EJGE).
Anagnostopoulos C.A. dan Chatziangelou M, (2008), Compressive Strength of Cement
Stabilized Soils. A New Statistical Model, Electronic Journal of Geotechnical
Engineering (EJGE).
Ariyani Dwi dan Wahyuni P.D. 2007, Perbaikan Tanah Lempung Dari Grobogan
Purwodadi Dengan Campuran Semen dan Abu Sekam Padi, Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik UKRIM, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Volume 7, Yogyakarta.
K. Mallikarjuna Rao and G. V. Rama Subba Rao, (2008), Influence of Fly Ash on
Compaction Characteristics of Expansive Soils Using 22 Factorial
Experimentation, Electronic Journal of Geotechnical Engineering (EJGE).
N. K. Ameta, D.G. M. Purohit, A. S. Wayal, (2008), Characteristics, Problems and
Remedies of Expansive Soils of Rajasthan, India, Electronic Journal of
Geotechnical Engineering (EJGE).
Suardi Enita. 2005, Studi Pengaruh Aditif Semen Terhadap Konsolidasi Tanah
Lempung, Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil volume 1, Padang.

Anda mungkin juga menyukai