Anda di halaman 1dari 5

STABILITAS TANAH GAMBUT BANJARMASIN

MENGGUNAKAN CAMPURAN GYPSUM SINTESIS (CaSO4,


2H20) DAN GARAM DAPUR (NaCI) DITINJAU DARI
PENGUJIAN KONSOLIDASI

Proposal Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik
Dalam Menyelesaikan Progam Sarjana Teknik

Disusun Oleh:

HARIS EKO PUJIANTO


NIM. 201520340312202

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan pembangunan infrastruktur di Indonesia sedang berkembang
pesar seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia yang semakin
tinggi, baik dibidang konstruksi gedung, bangunan air maupun dibagian
transportasi. Sehingga kebutuhan akan tanah yang digunakan untuk menopang
bangunan diatasnya juga semakin meningkat. Salah satu jenis tanah yang kurang
baik dan bermasalah apabila diatasnya digunakan untuk konstruksi bangunan sipil
adalah tanah gambut (peat soil).
Tanah gambut (peat soil) merupakan tanah yang mengandung bahan
organic dalam jumlah yang besar sehingga mempengaruhi sifat rekayasa dari
tanah tersebut. Yang memiliki kandungan organic >75% (ASTM D-4427, 1984)
Kandungan organic didapat dari sisa penimbunan dan pembusukan tumbuhan
yang belum selesai, namun telah berlangsung dalam waktu yang lama. Tanah
gambut dapat dijumpai disekitar daerah berawa yang selalu digenangi air. Tanah
gambut termasuk kategori tanah lunak yang sulit diatasi terutama bila harus
menerima beban yang cukup besar sehingga diperlukan penelitian yang lebih
lanjut untuk meningkatkan kemampuan tanah gambut tersebut. Tanah gambut
terdiri dari 2 jenis, yang memiliki sifat dan bentuk yang berbeda, yaitu gambut
topogen dan gambut ombrogen. Tanah gambut di Indonesia tergolong tanah
gambut dengan jenis ombrogen.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
dari tanah gambut adalah stabilisasi. Stabilisasi merupakan upaya untuk
memperbaiki sifat dan parameter dari tanah asli agar tanah tersebut sesuai atau
memenuhi syarat untuk dipergunakan sesuai fungsinya. Stabilitas yang umum
digunakan pada tanah gambut adalah stabilitas secara kimiawi yaitu
menambahkan bahan campuran yang dapat bereaksi terhadap tanah gambut
tersebut dimana bahan tambah tersebut dapat bermacam-macam antara lain:
Portland Cement (PC), abu sekam padi (HRA, aspal emulasi, gula, kapur, sodium,
dan metode perbaikan tanah gambut yang umum digunakan adalah pemasangan
cerucuk kayu atau gelagar kayu (corduroy), pembuatan kolom-kolom pasir,
pemberian beban awal (preloading) untuk memampatkan lapisan gambut, serta
pengelupasan lapisan gambut (bila lapisanya tipis) yang kemudia diganti dengan
tanah berkualitas baik. Hanya saja, semua metode tersebut kurang berwawasan
lingkungan karena harus menggunakan kayu atau tanah urug dalam jumlah yang
sangat besar. Metode perbaikan tanah, seperti: preloading dengan beban
tambahan, kolom pasir, dan gelagar kayu telah dilakukan untuk meningkatkan
daya dukung tanah gambut. Metode tersebut tidak ramah lingkungan karena
menggunakan tanah dan kayu. Maka dari itu, metode stabilitas menggunakan zat
kimia telah dikembangkan untuk meningkatkan daya dukungnya.
Tanah gambut mempunyai perilaku konsolidasi yang berbeda
dibandingkan dengan jenis tanah yang lain, karena perilaku konsolidasi pada
gambut merupakan proses pemampatan yang lama. Hal ini dikarenakan gambut
mempunyai kadar air dan daya rember yang tinggi serta adanya proses
dekomposisi yang terjadi terhadap serat-serat organic oleh kegiatan bakteri
mikrobiologi. Konsolidasi sendiri erat kaitanya dengan penurunan (settlement).
Konsolidasi merupakan salah satu aspek yang penting yang harus ditinjau dalam
mekanika tanah dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam
desain konstruksi selain kapasitas daya dukung tanah dasar. Oleh karena itu
penelitian terhadap sifat, perilaku, dan karakteristik konsolidasi yang dimiliki
gambur terus dilakukan, apalagi untuk daerah seperti Indonesia yang memiliki
presentase lahan gambut yang cukup besar.
Alasan pemilihan bahan tambah berupa gypsum sintesis dengan garam
dapur sebagai salah satu cara stabilitas secara kimiawi berdasarkan pengujuan
konsolidasi. Garam dapat menambah gaya kohesi antara partikel tanah sehingga
ikatan partikel menjadi lebih rapat dan juga dapat memudahkan dalam pekerjaan
pemadatan tanah. Garam mempunyai sifat yang sama dengan bahan stabilitasi
yang menggunakan zat kimia lainya dan keuntungan yang didapat dari
penggunaan garam dapur (NaCI) adalah menaikan kepadatan dan menambah
kekuatan tanah. Tanah dengan LL (Liquid Limits) yang tinggi biasanya
memberikan reaksi yang bagus dengan penambahan garam.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat
ditarik suatu rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana sifat-sifat fisis tanah gambut asli dari Kota Banjarmasin
2. Bagaimana perubahan nilai parameter konsolidasi dari tanah gambut apabila
dicampur dengan gypsum sintesis dan garam dapur (NaCI).

1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut
1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penambahan gypsum sintesis dan
garam dapur (NaCI) pada tanah gambut apabila ditinjau dari parameter
konsolidasinya.
2. Menganalis karakteristik fisik tanah gambut daerah Banjarmasin Kalimantan
Selatan sebelum dan sesudah dilakukan campuran gypsum sintetis dan garam
dapur (NaCI).

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini perlu
dilakukan agar tidak keluar dari ini permasalahan dan menghindari meluasnya
penulisan.

Adapun Batasan-batasan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain :
1. Material uji tanah gambut yang digunakan dalam penelitian ini mengambil
sample tanah gambut dari Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan.
2. Bahan kimia yang digunakan sebagai bahan stabilitas tanah adalah gypsum
sintesis (Ca2SO4. 2H2O) kadar bervariasi antara 10%, 15% dan 20% yang
dihitung terhadap berat kering tanah.
3. Bahan campuran yang digunakan adalah garam dapur (NaCI) dengan kadar
bervariasi antara 2%, 4% dan 6% dihitung terhadap berat kering tanah.
4. Uji laboratorium yang dilakukan untuk pengujian pendahuluan property tanah
seperti Moisture Content, Spesific Gravity, Bulk Density, Grain Size Analysis,
Atterberg Limit Test, dan pengujian pokok berupa Consolidation Test.
5. Data karateristik campuran diperoleh dari pengamatan atas hasil pengujian di
laboratorium yang dibandingkan dengan teori.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Mendapatkan parameter konsolidasi tanah gambut yang di stabilisasi
menggunakan campuran gypsum sintesis yang ditambahkan dengan garam
dapur (NaCI) berdasarkan pengujian di laboratorium.
2. Manfaat Praktis
Setelah mendapatkan parameter konsolidasi tanah gambut, maka dapat
membandingkan dengan kondisi nyata yang ada di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai