Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

PENGUJIAN PASIR

Dosen
Dr. Agus Santoso M.Pd.

Disusun Oleh :
Suryo Irawan (21505241037)
Aulia Putri Balqis (21505241039)
Annisa Dwi Ariani (21505241045)
Sasmita Vrda Nurbalisa (21505241049)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pasir ialah salah satu bahan campuran yang digunakan dalam
proses adukan beton. Agregat halus atau pasir adalah bahan bangunan
yang paling banyak digunakan dalam konstruksi terutama di daerah
perkotaan yang berkembang sangat cepat. Pasir yang digunakan sebagai
bahan campuran beton terdapat standar workability yang harus dipenuhi
seperti ASTM dan SNI. Pengujian pasir dilakukan untuk mengetahui
kualitas pasir apakah pasir tersebut memenuhi standar untuk digunakan.

Pasir sungai merupakan pasir yang berasal dari penggalian atau


penambangan di sungai. Sungai yang terjal mempunyai arus yang
deras, sehingga deposit dari partikel batu-batuannya akan bervariasi
cukup besar pada suatu jarak tertentu, biasanya butir halusnya tidak
banyak dan batuan-batuannya cukup bersih. Berdasarkan spesifikasi
umum (2010) revisi 3 agregat halus terdiri dari pasir atau hasil
pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.4
( 4,75 mm ). Pasir alam dapat digunakan dalam campuran AC ( Asphalt
Concrete ) sampai suatu batas yang tidak melampaui 15% terhadap
berat total campuran.

Dalam pembuatan adukan beton diperlukan agregat karena


agregat mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting Agregat yang
baik memiliki ciri-ciri, seperti agregat yang bersih, kuat, keras, dan
memiliki gradasi yang baik. Agregat ialah komponen terbesar dalam
struktur beton. Dengan adanya pengujian agregat berupa pasir, kita
dapat mengetahui apakah agregat halus berupa pasir layak pakai atau
tidak. Oleh karena itu, pengujian agregat sangat penting supaya beton
yang dihasilkan berkualitas baik.
B. TUJUAN PENGUJIAN
1. Pengujian Kadar Air Pasir Alami
Tujuan :
(1) Untuk mengetahui besarnya kadar air yang ada di pasir alami
sebagai sampel uji
(2) Mahasiswa dapat membuat laporan hasil pengujian berdasarkan
sistematika yang telah ditetapkan oleh dosen pengajar.
2. Pengujian Kadar Lumpur Pasir
Tujuan :
(1) Untuk mengetahui kualitas pasir yang diuji berdasarkan kadar
lumpurnya
(2) Mahasiswa dapat membuat laporan hasil pengujian berdasarkan
sistematika yang telah ditetapkan oleh dosen pengajar
3. Pengujian Kadar Zat Organik Pasir
Tujuan :
(1) Untuk mengetahui batas kandungan zat organik dalam pasir
yang diuji
(2) Mahasiswa dapat membuat laporan hasil pengujian berdasarkan
sistematika yang telah ditetapkan oleh dosen pengajar
4. Pengujian Membuat dan Menguji Kadar Air Pasir SSD
Tujuan :
(1) Mahasiswa mengetahui kadar air SSD dari pasir yang diuji
(2) Mahasiswa dapat membuat laporan hasil pengujian berdasarkan
sistematika yang telah ditetapkan oleh dosen pengajar.
5. Pengujian Bobot Isi Pasir
Tujuan :
(1) Untuk mengetahui besarnya bobot isi gembur maupun padat dari
pasir yang diuji
(2) Mahasiswa dapat membuat laporan hasil pengujian berdasarkan
sistematika yang telah ditetapkan oleh dosen pengajar.
6. Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Pasir SSD
Tujuan:
(1) Mengetahui besarnya berat jenis dan penyerapan air pasir benda
uji dalam keadaan SSD
(2) Mahasiswa dapat membuat laporan hasil pengujian berdasarkan
sistematika yang telah ditetapkan oleh dosen pengajar
7. Pengujian Saringan Agregat Halus
Tujuan :
(1) Mengetahui besarnya MKB dari Pasir yang diuji berdasarkan
SNI ASTM C136: 2012
(2) mahasiswa dapat membuat laporan hasil pengujian berdasarkan
sistematika yang telah ditetapkan oleh dosen pengajar.

C. MANFAAT PENGUJIAN
1. Pengujian Kadar Air Pasir Alami
Manfaat: Mahasiswa akan mengetahui kandungan kadar air pasir
alami dalam pasir sebagai data untuk membuat rancangan adukan
beton.
2. Pengujian Kadar Lumpur Pasir
Manfaat: Mahasiswa akan mengetahui kandungan lumpur dalam
pasir, sehingga akan diketahui pasir tersebut memenuhi persyaratan
atau tidak untuk digunakan sebagai bahan adukan campuran beton
struktural.
3. Pengujian Kadar Zat Organik Pasir
Manfaat : Mengetahui kualitas pasir dilihat dari kandungan zat
organiknya.
4. Pengujian Membuat dan Menguji Kadar Air Pasir
Manfaat : Kadar air pasir dalam keadaan SSD sebagai data untuk
membuat rancangan adukan beton
5. Pengujian Bobot Isi Pasir
Manfaat : Untuk merubah satuan berat menjadi satuan volume, yang
berguna untuk mencampur adukan beton di lapangan.
6. Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Pasir SSD
Manfaat : Berat jenis pasir SSD dan penyerapan digunakan sebagai
data dalam merancang adukan beton
7. Pengujian Saringan Agregat Halus
Manfaat: : MKB pasir digunakan untuk mencari tingkat gradasi
pasir serta digunakan untuk menentukan zone pasir sebagai data
dalam merancang adukan beton
BAB II
LANDASAN TEORI

A. KADAR AIR PASIR ALAMI


Pasir merupakan salah satu material untuk membuat beton,
dalam merancang adukan beton pasir harus dalam keadaan jenuh
kering muka atau Saturated surface and dry (SSD). Pasir SSD
merupakan pasir yang dalam dalamnya jenuh air, tapi mukanya
kering. Pada pelaksanaan di lapangan untuk membuat jumlah
adukan yang banyak, pasir tidak mungkin dibuat dalam keadaan
SSD, sehingga harus diketahui kadar air pasir alami dan kadar air
SSD. Bilamana kadar air pasir SSD lebih besar dari pasir alami,
maka dalam adukan beton jumlah air harus ditambah dan
sebaliknya. Pasir alami adalah pasir yang belum dilakukan
pengendalian masih apa adanya seperti di alam. Salah satu faktor
yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah Faktor Air Semen
(FAS), semakin besar FAS maka kekuatan beton semakin kecil dan
sebaliknya. Faktor air semen merupakan perbandingan dari jumlah
air dan semen. Jadi jika beton susah diaduk, tidak dijinkan hanya
ditambah air, tetapi harus ditambah dengan semen dengan
perbandingan sesuai dengan FAS nya. Jadi jumlah air dalam pasir
harus dikendalikan, yaitu dengan mencari kadar air pasir alam.

B. KADAR LUMPUR PASIR


Pasir merupakan salah satu material untuk membuat beton,
Untuk membuat beton yang memenuhi persyaratan, material yang
digunakan harus memenuhi persyaratan. Pasir yang digunakan
untuk adukan beton, kandungan lumpurnya tidak boleh melebihi 5
% dari berat keseluruhan. Kandungan kadar lumpur yang melebihi 5
% maka akan mengganggu pengikatan semen, sehingga hal ini akan
berakibat kekuatan beton akan turun.

C. KADAR ZAT ORGANIK PASIR


Pasir merupakan salah satu material untuk membuat beton,
Untuk membuat beton yang memenuhi baik, material yang
digunakan harus memenuhi persyaratan, salah satunya pasir tidak
boleh banyak mengandung kadar zat organik. Zat organik adalah zat
yang berasal dari mahkluk hidup yang ada dalam pasir, seperti
daun, rumput, binatang, kotoran hewan dan sebagainya. Pasir yang
terlalu banyak mengandung zat organik maka akan mengurangi
ikatan dengan semen yang akan berakibat kekuatan beton akan
turun. Pengujian zat organik dilakukan dengan cara mencampur
dengan larutan NaOH (soda api) 3 %.Persyaratan warna larutan
NaOH dan pasir warnanya tidak melebihi warna standar No.3, jika
melebihi, maka pasir tersebut banyak mengandung zat organik

D. MEMBUAT DAN MENGUJI KADAR AIR PASIR SSD


Pasir SSD (Saturated Surface Dry) merupakan pasir dalam
keadaan jenuh kering muka, artinya pasir tersebut dalamnya jenuh
air, tetapi mukanya kering, sehingga pasir ini jika ditambah air,
maka tidak akan diserap karena sudah jenuh air. Dalam merancang
adukan beton di laboratorium, pasir harus dalam keadaan SSD. Hal
ini dikarenakan kadar air pasir SSD relatif stabil (pasir tidak akan
menyerap air), sehingga jumlah air dalam rancangan beton
benarbenar digunakan untuk mencampur semen sebagai bahan
pengikat. Setelah pasir sudah dalam keadaan SSD dilanjutkan
dengan uji kadar air dan berat jenis pasir.
E. BOBOT ISI PASIR
Dalam merancang adukan beton di laboratorium, pengukuran
bahan adukan beton menggunakan satuan berat. Hal ini dikarenakan
bahan adukan digunakan relatif sedikit. Untuk membuat adukan
beton yang dicampur di lapangan menggunakan satuan volume,
sehingga untuk merubah satuan berat menjadi satuan volume, maka
diperlukan data Bobot Isi.
berat
Berat Bobot Isi = kg/lt
volume

F. BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR PASIR SSD


Berat jenis pasir dalam keadaan SSD adalah perbandingan
antara berat agregat dalam keadaan SSD (jenuh kering muka)
dengan berat air yang volumenya sama dengan volume agregat
dalam keadaan jenuh kering muka.

S
Berat Jenis Pasir SSD (BJ) = gr/ml
( B+ S−C)

Di mana :
B : Berat picnometer berisi air sampai batas bacaan (gram)
S : Berat pasir SSD dalam gram
C : Berat picnometer berisi air dan pasir SSD sampai batas bacaan
(gram)
1 gram air = 1 ml

Penyerapan ialah perbandingan berat air yang dapat diserap pori


terhadap berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.
( S−A )
Penyerapan = x 100 %
A

Di mana :
A : Berat pasir kering oven (gram)
S : Berat pasir SSD dalam (gram)
1 gram air = 1 ml

G. ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS


Pemeriksaan modulus kehalusan butir (MKB) adalah cara untuk
mengetahui nilai kehalusan atau kekasaran suatu agregat. Kehalusan
atau kekasaran agregat dapat mempengaruhi kelecakan dari mortar
beton, apabila agregat halus yang terdapat dalam mortar terlalu
banyak akan menyebabkan lapisan tipis dari agregat halus dan
semen akan naik ke atas. MKB pasir dihitung dengan mencari
persen tertinggal kumulatif dibagi dengan persen tertinggal. Pada
umumnya pasir dapat dikelompokkan menjadi 3 macam tingkat
kehalusan, yaitu :
Pasir halus : MKB 2,20 – 2,60
Pasir sedang : MKB 2,60 – 2,90
Pasir kasar : MKB 2,90 – 3,10

Modulus kehalusan butir selain untuk menjadi ukuran kehalusan


butir juga dapat untuk mencari nilai perbandingan berat antara pasir
dan kerikil. Penggolongan gradasi pasir dapat diperoleh dari grafik
modulus kehalusan butiran pasir. Agregat berfungsi sebagai bahan
pengisi dalam campuran mortar atau beton. Karena volume agregat
pada beton ± 70% volume beton, agregat sangat berpengaruh
terhadap sifat-sifat mortar/beton, serta memberikan kekuatan pada
beton, sehingga kualitas agregat sangat mempengaruhi mutu beton
yang akan dihasilkan.
Ukuran butir > 40 mm disebut batu, ukuran butir 4,80 – 40,00
mm disebut Agregat Kasar/Kerikil/Split dan ukuran butir ≤ 4,80
mm Agregat Halus/Pasir. Agregat dengan ukuran butir < 1,20 mm
sering disebut Pasir Halus, sedang jika ukuran butir < 0,075 mm
disebut Silt (lumpur), dan disebut Clay(lempung) bila ukuran
butirnya < 0,002 mm. Agregat yang dipergunakan untuk
mendapatkan beton dengan kualitas baik, paling sedikit mempunyai
dua kelompok ukuran, yaitu kelompok agregat halus (ukuran butir ≤
4,50 mm) dan kelompok agregat kasar (ukuran butir > 4,50 mm),
serta ukuran maksimum umumnya 40 mm
BAB III

PEMBAHASAN

H. PENYAJIAN DATA

1. Kadar Air Pasir Alam

Pengujian Ke : Berat Pasir Berat Pasir Kadar Air =


Sebelum kering oven B
dioven A (gram) A−B X 100 %
(gram) B

1 500 gr 491,5 gr 1,7%


2 500 gr 492,3 gr 1,56%
Rata-rata : 500 gr 491,9 gr 1,63%

2. Kadar Air Pasir SSD (Penyerapan Air)

Pengujian Berat Pasir Berat Pasir Kadar Air =


Ke : SSD sebelum SSD kering
dioven S oven A S− A
X 100 %
(gram) (gram) A

1 100 gr 94,6 gr 5,7%


2 100 gr 96,3 gr 3,84%
Rata-rata : 100 gr 95,45 gr 4,77%

3. Berat Jenis Pasir SSD


Volume S
Berat Voume
Pengujia Picnometer BJ ¿
Pasir SSD Picnometer (B+ S−C )
n + air + Pasir
(S) gram + Air (B) ml
SSD (C )
1 100 139 100 1.64
2 100 138 100 1.61
Rata-rata 100 138.5 100 1.626

4. Bobot Isi Pasir Gembur

Pengujian Berat Berat Berat Bobot Isi =


Bejana A Pasir dan Pasir = Berat Pasir
kg /¿
(kg) Bejana B (B-A) kg Volume Bejana
(kg)
1 10,55 kg 33,10 kg 22,55 kg 1,50 kg/lt
2 10,40 kg 32,85 kg 22,45 kg 1,496 kg/lt
Rata-rata : 10,475 32,975 22,5 kg 1,498 kg/lt
kg kg

5. Kadar Lumpur Pasir

Pengujian Berat Pasir Berat Pasir Kadar Lumpur


Kering Oven kering Oven
Sebelum dan sudah di A−B
X 100 %
dicuci A cuci B A
(gram) (gram)
1 500 gr 375 gram 25%
2 500 gr 327 gram 52,9%
Rata-rata : 500 gr 351 gr 19,11%

6. Zat Organik Pasir

Pengujian No. Warna


( 1 / 2 / 3 / 4 / 5)
1 2
2 3
Rata-rata : 2,5
7. Analisis Ayak Saringan
Persen Persen
Lubang Berat Persen Tertinggal Tembus
Ayakan Tertingga Tertingga Kumulatif Kumulatif
(mm) l (gram) l (%) (%) (%)
9,60 0 0% 0% 100%
4,80 22 2% 2% 98%
2,40 38 4% 6% 94%
1,20 98 10% 16% 84%
0,60 455 46% 61% 39%
0,30 258 26% 87% 13%
0,15 125 13% 100%
<0,15 4 0% -
Jumlah 1000 100% 272%
MKB = 272 : 100 = 2,72

Lubang Hasil Pengujian (persen)


Ayakan Zone 1 Tembus Kumulatif

0,15 0 10 0
0,30 5 20 13
0,60 15 34 39
1,20 30 70 84
2,40 60 95 94
4,80 90 100 98
9,60 100 100 100

Zone 1
120

100

80

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7

Series1 Series2 Series3

Lubang Hasil Pengujian (Persen)


Ayakan Zone 2 Tembus Kumulatif

0,15 0 10 0
0,30 8 30 13
0,60 35 59 39
1,20 55 90 84
2,40 75 100 94
4,80 90 100 98
9,60 100 100 100
Zone 2
120

100

80

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7

Series1 Series2 Series3

Lubang Hasil Pengujian (Persen)


Ayakan Zone 3 Tembus Kumulatif

0,15 0 10 0
0,30 14 40 13
0,60 60 79 39
1,20 75 100 84
2,40 85 100 94
4,80 90 100 98
9,60 100 100 100
Zone 3
120

100

80

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7

Series1 Series2 Series3

Lubang Hasil Pengujian (Persen)


Ayakan Zone 4 Tembus Kumulatif
0,15 0 15 0
0,30 15 50 13
0,60 80 100 39
1,20 90 100 84
2,40 95 100 94
4,80 95 100 98
9,60 100 100 100

Zone 4
120

100

80

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7

Series1 Series2 Series3


I. ANALISIS DATA

1. Kadar Air Pasir Alam

A−B
Kadar Air Pasir Alam = X 100 %
B

A = Berat pasir sebelum dioven


B = Berat pasir kering oven

 Analisis pengujian ke-1


A = 500 gr
B = 491,5 gr

A−B
Kadar Air Pasir Alam = X 100 %
B
500−491, 5
= x 100 %
491 ,5

= 1,73%

 Analisis pengujian ke-2


A = 500 gr
B = 492,3 gr

A−B
Kadar Air Pasir Alam = X 100 %
B
500−492, 3
= x 100 %
492 ,3
= 1,56%

 Rata-rata Kadar Air Pasir Alam


( P 1+ P 2)
=
2
(1 , 73 %+1 , 56 %)
=
2
= 1,63%
2. Kadar Air Pasir SSD (Penyerapan Air)

S− A
Kadar Air Pasir SSD = X 100 %
A

S = Berat Pasir SSD Sebelum dioven


A = Berat Pasir SSD Kering Oven

 Analisis Pengujian ke-1


S = 100 gr
A = 94,6 gr

S− A
Kadar Air Pasir SSD = X 100 %
A
100−94 , 6
= x 100 %
94 , 6
= 5,7%

 Analisis Pengujian ke-2


S = 100 gr
A = 96,3 gr

S− A
Kadar Air Pasir SSD = X 100 %
A
100−96 ,3
= x 100 %
96 ,3
= 3,84%

 Rata-rata Kadar Air Pasir SSD

( P 1+ P 2)
=
2
(5 , 7 %+ 3 ,84 %)
=
2
= 4,77%

3. Berat Jenis
S
Berat Jenis=
B+ S−C
S = Berat Pasir SSD (gram)
B = Volume awal (ml)
C = Volume setelah ditambah pasir SSD (ml)

 Analisis Pengujian Ke-1


S = 100 gr
B = 100 ml
C = 139 ml

S
Berat Jenis=
B+ S−C

100
=
100+100−139
= 1,64 gr/ml

 Analisis Pengujian Ke-2


S = 100 gr
B = 100 ml
C = 138 ml

S
Berat Jenis=
B+ S−C

100
=
100+100−138
= 1,61 gr/ml

P 1+ P 2
Berat Jenis Pasir SSD =
2
1, 64 +1 ,61
=
2
= 1,625 gr/ml
4. Bobot Isi Pasir Gembur
Berat Pasir
Bobot Isi Pasir Gembur = kg /¿
Volume Bejana

A = Berat Bejana
B = Berat Pasir dan Bejana

 Analisis Pengujian ke-1


A = 10,55 kg
B = 33,10 kg
Berat Pasir = (B – A)
= 22,55 kg

Berat Pasir
Bobot Isi Pasir Gembur = kg /¿
Volume Bejana
22 ,55
=
15
= 1,50 kg/lt

 Analisis Pengujian ke-2


A = 10,40 gr
B = 32,85 gr
Berat Pasir = (B – A)
= 22,45 kg

Berat Pasir
Bobot Isi Pasir Gembur = kg /¿
Volume Bejana
22 , 45
=
15
= 1,496 kg/lt
 Rata-rata Bobot Isi Pasir Gembur
( P 1+ P 2)
=
2
(1 , 50+1,496)
= kg /¿
2
= 1,498 kg/lt

5. Kadar Lumpur Pasir


A−B
Kadar Lumpur Pasir = X 100 %
A

A = Berat pasir kering oven sebelum dicuci


B = Berat pasir kering oven dan sudah dicuci

 Analisis pengujian ke-1


A = 500 gr
B = 375 gr

A−B
Kadar Lumpur Pasir = X 100 %
A
500−375
= x 100 %
500

= 25%

 Analisis pengujian ke-2


A = 500 gr
B = 327 gr

A−B
Kadar Lumpur Pasir = X 100 %
A
500−327
= x 100 %
327
= 52,9%
 Rata-rata Kadar Lumpur Pasir
( P 1+ P 2)
=
2
(25 % +52 , 9 %)
=
2
= 19,11%

6. Zat Organik Pasir

Tabel Warna Standar :

a. 1 – 2 Untuk kadar zat organic rendah


b. 3 Untuk kadar zat organic normal
c. 4 – 5 Untuk kadar zat organic tinggi

 Pengujian ke-1
Pada pengujian ke-1 didapatkan warna No 2 yang
artinya Pasir yang di uji memiliki kadar zat organic yang
rendah.

 Pengujian Ke-2
Pada pengujian ke-2 didapatkan warna No 3 yang artinya
Pasir yang di uji memiliki kadar zat organic yang
normal.

 Rata-Rata Zat Organic Pasir


(2+3)
=
2
= 2,5

7. Analisis Ayak Saringan

 Mencari MKB ( Modulus Kehalusan Butir )


Jumlah persentertinggal kumulatif
=
persentertinggal
272
= 100

= 2,72%
Jadi MKB dari pasir tersebut sebanyak 2,72%. Artinya
bahwa MKB dari pengujian pasir ini masuk kedalam
(Standar Nasional Indonesia) dimana dalam (SNI 03 -
1750–1990) menyatakan bahwa Modulus Kehalusan
Butir berkisar antara 1,5 – 3,8.

 Pada grafik zone pasir didapatkan bahwa presentasi


tembus kumulatif masuk kedalam semua zone 2, yang
artinya pasir yang diuji masuk kedalam pasir jenis agak
kasar.
Keterangan :
Zone 1 = Pasir Kasar
Zone 2 = Pasir Agak Kasar
Zone 3 = Pasir Halus
Zone 4 = Pasir Agak Halus
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kadar Air Pasir Alam : 1,63 %


2. Kadar Air Pasir SSD (Penyerapan Air) : 4,77 %
3. Berat Jenis Pasir SSD : 1,625 gr/ml
4. Bobot Isi Pasir Gembur : 1,4498 kg/lt
5. Kadar Lumpur Pasir : 19,11 %
6. Zat Organik Pasir : 2,5
7. Analisis Ayak Saringan : Zone 2

B. Saran

Penggunaan pasir sebagai bahan bangunan harus meninjau kualitas dari


pasir yang akan kita gunakan tersebut. Apabila dari hasil pengujian yang
kita lakukan, kemudian kita mendapati kondisi pasir yang kurang standard
maka kita harus melakukan treatmen tertentu. Seperti misalnya apabila
kadar lumpur dalam pasir masih cukup tinggi kita harus mencucinya
terlebih dahulu untuk menghilangkan kadar lumpur tersebut. Hal itu
dikarenakan akan memengaruhi kekuatan dari struktur yang akan kita
bangun.
DAFTAR PUSTAKA

Bawon. (2016). “ Laporan Pratikum Pengujian Beton Segar “


https://www.slideshare.net/bawon15505124020/praktikum-bahan-
bangunan-1-laporan-pengujian-tanpa-bahan-tambah. Diakses pada 27
Februari 2022 Pukul 17.00.
Z.Cozy. (2019). “Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pasir
“ .http://eprints.itenas.ac.id/891/4/04%20Bab%201%20222014060.pdf.
Diakses pada 27 Februari 2022 Pukul 17.30.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai