CIREUNGHAS
1. Latar Belakang
Suatu bangunan tentunya tidak akan berdiri tanpa adanya suatu pondasi.
Pondasi bangunan adalah konstruksi yang paling penting pada bangunan. Karena
Pondasi berfungsi sebagai penahan seluruh beban baik beban hidup atau pun
beban mati yang berada di atasnya dan gaya-gaya dari luar.
Peran pondasi yang sangat penting sebagai penopang suatu bangunan ini
menjadi salah satu alasan mengapa penulis memilih Pondasi sebagai pokok
bahasan yang akan kami uraikan. Pada makalah ini penulis akan menjelaskan apa
itu Pondasi, fungsi, serta beberapa macam Pondasi. Penjelasan lebih lanjut akan
diuraikan pada bab isi.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh tanah terhadap pondasi batu kali ?
b. Bagaimana prinsip kerja pondasi batu kali ?
c. Bagaimana sifat dan karakteristik pondasi batu kali ?
3. Tujuan dan Manfaat Penilitian
3.1 Tujuan
4. Batasan Masalah
5. Tinjauan Pustaka
Pondasi batu kali adalah bagian struktur bangunan terbuat dari sekumpulan
batu alam yang dibuat dengan bentuk dan ukuran tertentu menggunakan bahan
pengikat berupa campuran adukan beton, jenis pondasi ini merupakan pondasi
dangkal yang digunakan pada bangunan dengan beban tidak terlalu besar seperti
rumah tinggal.
Untuk membuat pondasi batu kali, ukuran batu yang digunakan biasanya
sekitar 25 cm. dengan demikian batu kali harus dipecah terlebih dahulu. Hal ini
bertujuan untuk mempermudah pemasangannya sehingga hasilnya lebih rapi
sekaligus kokoh.
Pada bagian dasar dari konstruksi pondasi batu kali merupakan lapisan pasir
setebal 5-10 cm yang berfungsi untuk meratakan tanah dasar. Setelah itu baru batu
kali dipasang dengan posisi berdiri. Di antara celah batu tersebut diisi pasir sampai
padat sehingga mampu mendukung beban yang berada di atasnya. Susunan model
seperti ini sekaligus berfungsi sebagai drainase sehingga bisa mengeringkan air
tanah yang berada di sekitarnya. Untuk menjaga agar pondasi batu kali tidak cepat
rusak ataupun basah terkena air tanah maka badan pondasi diplester kasar yang
tebalnya sekitar 1,5 cm.
Syarat syarat umum untuk standar pembuatan pondasi batu kali adalah sebagai
berikut :
a. Memiliki konstruksi yang kuat dan kokoh sehingga tidak mudah mengalami
pergeseran
b. Mampu menyesuaikan diri terhadap terjadinya gerakan tanah seperti tanah
yang labil, tanah mengembang, tanah menyusut, kegiatan pertambangan dan
efek gempa bumi
c. Mampu menahan unsur kimiawi dalam tanah baik yang organik maupun
non organik
d. Mampu menahan tekanan air
MATERIAL
Semua material untuk pekerjaan pondasi batu kali terdiri dari batu pecah
dengan ukuran lebar setiap sisi ± 15 cm. Material batu pecah tidak boleh dari batu
kapur dan harus keras, tidak mudah retak atau patah.
ADUKAN PEREKAT
Adukan perekat untuk pasangan pondasi batu kali terdiri dari 1 semen dan
4 pasir diukur dalam takaran volume. Semen yang dipakai adalah Portland semen
lokal sesuai item 7.1.1 dan pasir yang dipakai adalah pasir pasang dan harus
bersih dari lumpur dan tanah serta sisa akar. Dimensi serta elevasi dari pasangan
pondasi batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.
DASAR PONDASI
Tanah dasar untuk dasar pondasi harus di padatkan sebelum diberi lapisan
pasir urug. Tebal pasir urug harus sesuai dengan gambar rencana.
PEKERJAAN SLOOF PONDASI BATU KALI
Material untuk sloof pondasi batu kali terdiri dari beton bertulang. Mutu
beton dan penulangan sloof harus sesuai dengan gambar rencana.
Dimensi serta elevasi dari sloof harus disesuaikan dengan gambar rencana.
Pasangan dinding batu bata diatas sloof diperbolehkan setelah beton sloof
berumur 7 hari, stek besi beton yang tertanam dipondasi batu kali ke sloof beton
dimensi dan jaraknya sesuai gambar rencana.
SEMEN
Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal setara dengan
Semen Tiga Roda. Syarat - syarat :
Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam - macam jenis/merk semen untuk suatu
konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam
kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah. Dalam pengangkutan
semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam sak (kantong) asli dari
pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan digudang yang cukup
ventilasinya dan diletakkan tidak kena air , diletakan pada tempat yang ditinggikan
paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak -sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk
sampai tingginya melampaui 2 m atau maximum 10 sak , setiap pengiriman baru
harus ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan
menurut urutan pengirimannya. Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan-
kerusakan akibat salah penyimpanan dianggap rusak , membatu , dapat ditolak
penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera
dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.
AGREGAT
Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (aggregat kasar) dan pasir
beton, harus memenuhi syarat-syarat :
a. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956)
b. Standar Nasional Indonesia (SNI) DT-91-0008-2007
c. Tidak Mudah Hancur ( tetap keras ) , tidak porous.
d. Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau
kotoran - kotoran lainnya.
Koral (kerikil) dan batu pecah (aggregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih
besar dari 30 mm , untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan
Pengawas. Gradasi dari aggregat - aggregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik
dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai. Aggregat harus
disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya
tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.
AIR
Bahan
Alat
6. Metodologi Penilitian
1. Data primer yaitu, data yang diperoleh dengan cara peninjauan secara
langsung keperusahaan yang menjadi objek penelitian dan wawancara
langsung kepada manajer perusahaan atau data berupa pertanyaan mengenai
masalah keterlambatan penyelesaian terhadap pengerjaan pengaspalan jalan.
2. Data Sekunder, yaitu data yang peneliti peroleh dari perusahaan yang
bersangkutan atau yang sudah ada. Data tersebut berupa struktur organisasi,
rencana anggaran biaya, waktu penyelesaian dan urutan kegiatan
pembangunan. Selain itu juga data diperoleh dari studi kepustakaan dengan
mempelajari buku-buku dan berbagai literatur-literatur yang berhubungan
dengan topik yang dibahas.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian Lapangan (Field Research). Penelitian dilakukan dengan cara
mengumpulkan data-data yang langsung didapat dari perusahaan atau dari
peninjauan secara langsung dengan cara :
a. Observasi Merupakan teknik pengambilan data dengan cara mengamati dan
melihat objek secara langsung terhadap masalah yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti penulis.
b. Wawancara Teknik ini digunakan untuk mencari data dan informasi mengenai
sejarah perusahaan, struktur organisasi dan lain sebagainya guna menunjang
penelitian yang dilakukan oleh penulis. Dimana data diperoleh melalui tanya
jawab yang dilakukan penulis kepada pihakpihak perusahaan yaitu dengan
manajer dan kepala-kepala bagian pada bidang masing-masing.
7. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menyajikan hal-hal mengenai latar belakang masalah, manfaat penelitian,
maksud dan tujuan penulisan, batasan masalah serta sistematika penulisan.
BAB V PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan singkat mengenai analisa hasil yang diperoleh saat
penelitian dan disertai dengan saran-saran yang diusulkan.