Anda di halaman 1dari 21

Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pembangunan Kota Sukabumi perlu diarahkan pada pemanfaatan ruang secara


bijaksana, berdaya guna, dan berhasil guna dengan pusat pelayanan bidang pendidikan,
kesehatan, dan perdagangan yang aman, nyaman, dan berkelanjutan, dan terwujudnya
prasarana dan sarana kota yang berkualitas, dalam jumlah yang layak,
berkesinambungan dan dapat diakses oleh seluruh warga kota. Kebijakan struktur ruang
wilayah Kota Sukabumi meliputi:
(a). Pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan pada bidang
pendidikan, kesehatan, dan perdagangan berskala regional.
(b). Peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan
(c). Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem prasarana kota
Kebijakan pengembangan prasarana wîlayah Kota Sukabumi dîarahkan pada
pengembangan dan penataan sistem jaringan prasarana utama transportasi, energi,
jaringan telekomunikasi, prasarana sumber daya air dan infrastruktur kota untuk
peningkatan layanan masyarakat Kota Sukabumi dan menghindari disparitas
perkembangan kawasan antar Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) dan antar sub Wilyah
Kota dalam satu BWP. Salah satu kebijakan untuk mencapai tujuan dimaksud adalah
dengan penyediaan prasarana dan sarana kota yang terintegrasi. Salah satu strateginya
adalah mengembangkan sistem prasarana utama berupa jaringan transportasi jalan raya
dan jembatan dalam mendukung pertumbuhan dan pemerataan pembangunan sub
pusat kota. Rencana struktur ruang wilayah Kota Sukabumi diarahkan pada tujuan
keseimbangan pembangunan antara pusat kota yang melayani seluruh wilayah kota dan
atau regional, sub pusat kota melayani sub wilayah kota, dan pusat lingkungan yang
melayani skala lingkungan wilayah kota.
Sistem pusat pelayanan kegiatan kota, meliputi:
a) SWK I dengan luas kurang lebih 626 ha (enam ratus dua puluh enam hektar) yang
mencakup sebagian Kelurahan Gunung Parang, Kelurahan Selabatu, Kelurahan

P a g e 1 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

Gunung Puyuh, Kelurahan Karamat, sebagian Kelurahan Karang Tengah, dan


Kelurahan Sriwedari.
b) SWK II dengan luas kurang lebih 411 ha (empat ratus sebelas hektar) yang
mencakup Kelurahan Cikole, sebagian Kelurahan Cisarua, sebagian Kelurahan
Gunung Parang, sebagian Kelurahan Kebonjati, dan sebagian Kelurahan Subangjaya.
c) SWK III dengan luas kurang lebih 988 ha (Sembilan ratus delapan puluh delapan
hektar) yang mencakup sebagian Kelurahan Sindangsari, sebagian Kelurahan
Jayamekar, sebagian Kelurahan Jayaraksa, sebagian Kelurahan Sudajaya Hilir,
sebagian Kelurahan Babakan, sebagian Kelurahan Limusnunggal, sebagian
Kelurahan Cibeureum Hilir, sebagian Kelurahan Cisarua, sebagian Kelurahan
Gunung Parang, sebagian Kelurahan Subangjaya, sebagian Kelurahan Kebonjati,
Kelurahan Cikondang, Kelurahan Citamiang, Kelurahan Gedong Panjang, Kelurahan
Nanggeleng, dan Kelurahan Tipar.
d) SWK IV dengan luas kurang lebih 755 Ha (tujuh ratus lima puluh lima hektar) yang
mencakup sebagian Kelurahan Karangtengah, sebagian Kelurahan Cipanengah,
Kelurahan Dayeuhluhur, Kelurahan Nyomplong, Kelurahan Sukakarya, Kelurahan
Warudoyong, dan Kelurahan Benteng.
e) SWK V dengan luas kurang lebih 623 ha (enam ratus dua puluh tiga hektar) yang
mencakup sebagian Kelurahan Baros, sebagian Kelurahan Babakan, sebagian
Kelurahan Cibeureum Hilir, sebagian Kelurahan Limusnunggal, dan Kelurahan
Sindangpalay.
f) SWK VI dengan luas kurang lebih 738 ha (tujuh ratus tiga puluh delapan hektar)
yang mencakup sebagian Kelurahan Baros, sebagian Kelurahan Jayamekar, sebagian
Kelurahan Jayaraksa, sebagian Kelurahan Sudajaya Hilir, Kelurahan Cikundul,
sebagian Kelurahan Cipanengah, dan sebagian Kelurahan Sindangsari, dan
g) SWK VII dengan luas kurang lebih 656 ha (enam ratus lima puluh enam hektar) yang
mencakup sebagian Kelurahan Cipanengah, Kelurahan Situmekar, dan Kelurahan
Lembursitu.
Arahan penataan Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Sukabumi adalah
pengembangan kegiatan pendidikan tinggi dan perdagangan jasa dengan prinsip
berkelanjutan. Pada BWP Sukabumi ini terdapat banyak sarana pelayanan umum
pendidikan tinggi yang kemudian diikuti dengan munculnya perkembangan rumah kost,
investasi rumah susun/apartemen, dan bangunan hunian tunggal yang terbentuk dalam

P a g e 2 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

satu kawasan permukiman formal. Kegiatan dimaksud yang akan diikuti dengan
munculnya sarana-sarana perdagangan sebagai penunjang kebutuhan sehari-hari
masyarakat, dan sarana-sarana pelayanan umum.
Pergerakan di BWP Sukabumi sangat tinggi, karena pergerakan rutin harian
kegiatan pendidikan tinggi dan perkantoran pemerintahan, ditambah dengan
pergerakan antar kawasan permukiman, pergerakan bisnis, dan pergerakan wisata
menuju Kota Sukabumi. Hal ini menimbulkan kemacetan yang semakin lama semakin
tinggi intensitasnya. Untuk mengurai kemacetan dimaksud, maka Pemerintah Kota
Sukabumi berupaya menyediakan akses alternatif pergerakan antar kawasan, salah
satunya melalui Pusat Pemerintahan, yang diawali dengan pembangunan jembatan yang
menghubungkan kawasan Lingkar Selatan dan kawasan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi. Pengembangan jaringan jalan baru ini nantinya akan merangsang
pertumbuhan ke kawasan-kawasan tersebut, serta distribusi pusat-pusat kegiatan
secara menyebar agar perkembangan sub BWP tidak terpusat pada kawasan-kawasan
tertentu saja.
"jembatan" adalah jalan yang terletak di atas permukaan air atau di atas
permukaan tanah. Jembatan adalah salah satu bentuk bangunan pelengkap jalan,
sebagaimana definisi Jalan sesuai Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 pasal 1 huruf 4
dan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 pasal I huruf 3, Jalan adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap daın
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi IaIu lintas, yang berada pada permukaan
tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah atau air, serta di atas
permukaan aîr, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Selanjutnya Pada
penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 pasal 21 ayat (1 j disampaikan
bahwa yang dimaksud dengan "bangunan pelengkap" antara lain jembatan,
terowongan, ponton, lintas atas, lintas bawah, tempat parkir, gorong-gorong, tembok
penahan, dan saluran tepi jalan dibangun sesuai dengan persyaratan teknis. Jadi
jembatan memiliki definisi bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai
penghubung dua ujung jalan yang terputus oleh sungai, danau, lembah, jaIan,saIuran
irigasi, teluk dan jalan lain-lain.
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 pada pasal 12 ayat (I ) dan (2j
disebutkan yaitu persyaratan teknis jalan meliputi kecepatan rencana, lebar badan jalan,
kapasitas, jalan masuk, persimpangan sebidang, bangunan pelengkap, perlengkapan

P a g e 3 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

jalan, penggunaan jalan sesuai dengan fungsinya, dan tidak terputus. Persyaratan teknis
jalan harus memenuhi ketentuan keamanan, keselamatan, dan lingkungan.
Jembatan sebagaî sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting
bagi kelancaran pergerakan IaIu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan
rute atau lintasan transportasi ycıng terpisah baik oleh sungai, rawa, danau, selat,
saluran, jalan raya, jalan kereta api dan perlintasan Iainnya. Pada mulanya jembatan
hanya dipakai untuk menghubungkan dua tempat terpisah dengan jarak yang relatif
pendek. Seiring dengan perkembangannya, jembatan dapat dipakai untuk
menghubungkan tempat terpisah pada jarak yang berjauhan bahkan sampai
menyeberangi laut. Dengan semakin meningkatnya teknologi dan fasilitas pendukung,
bentangan bukan merupakan kendala lagi. Dari segi perkonomian, jembatan dapat
mengurangi biaya transportasi. Dan dari segi efisiensi waktu, dengan adanya jembatan
dapat mempersingkat waktu tempuh pada perjalanan darat yang saling terpisah.
Jembatan juga dapat meningkatkan hubungan antar kawasan dengan mudah.
Mengingat pentingnya peranan jembatan bagi kehidupan manusia, maka harus
ditinjau kelayakan konstruksi jembatan tersebut, dalam hubungannya dengan klasifikasi
jembatan sesuai dengan tingkat pelayanan dan kemampuannya dalam menerima beban.
Dalam kaitannya dengan keselamatan, maka perlu diperhatikan juga tingkat keamanan
dan kenyamanan dalam pemakaian jembatan tersebut. Studi Kelayakan ini diperlukan
untuk mendorong terciptanya optimalisasi dan efisiensi anggaran pembangunan melalui
suatu teknik perencanaan yong terstruktur dan terukur. Fungsinya untuk
mengidentifikasi alternatif solusi dengan menilai tingkat kelayakan dan membandingkan
kinerja ekonomis suatu alternatif terhadap alternatif yang lain.

1.2. SASARAN

Sasaran diadakannya kegiatan ini adalah :


1. Tersedianya dokumen Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Pra Detail
Engineering Design (DED) Jembatan Pusat Pemerintahan Kota Sukabumi.
2. Tersedianya dokumen untuk memberikan akses alternatif yang
menghubungkan antar kawasan, dengan mempertimbangkan aspek teknis,
ekonomi, dan lingkungan.

1.3. LOKASI PEKERJAAN

P a g e 4 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

Pusat Pemerintahan Kota Sukabumi berada di Jalan Parahita Kelurahan Limus


Cibeureum Hilir, Kota Sukabumi.

1.4. SUMBER PENDANAAN

Sumber pendanaan kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan dan Pra Detail


Engineering Design Jembatan Pusat Pemerintahan Kota Sukabumi adalah Dana Insentif
Daerah (DID) Kota Sukabumi Tahun 2021 dengan nilai kontrak Rp. 98.439.000,00.

1.5. DATA DASAR

1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sukabumi Tahun 2011 – 2031


2. Rencana Detail Tata Ruling Kota dan Peraturan Zonasi Bagian Wilayah Perkotaan
Sukabumi.
3. Peta Tanah Aset Pemerintah Kota Sukabumi
4. Peta Garis Kota Sukabumi skala 1 : 1000

1.6. REFERENSI HUKUM

1.6.1. Undang-undang
1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota
Besar dalam lingkungan Provinsi Jawa-Timur, Jawa-Tengah, Jawa-Barat dan Daerah
Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 1954 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551 ).
2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3034).
3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak- Hak Tanah dan
Benda-Benda yang Ada Diatasnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1961 Nomor 288, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2324).
4) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1990 Nomor
76, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3419).
5) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik

P a g e 5 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

Indonesia Nomor 4377).


6) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4421).
7) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir kalinya dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844).
8) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia
Nomor 2004). Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2021 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33. Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4700. Undang-Undong Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723).
9) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).
10) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4900).
11) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5025).
12) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038). Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133,

P a g e 6 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

Tambahon Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5052).


13) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059).
14) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5168).
15) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188).
16) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 5214).
17) Undang-Undang Nomor 19 Tohun 2011 tentang Pengesahan Convention on the
Rights ot Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang
Disabilitas), (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 107,
Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5251).
18) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara RepubIik lndonesia Nomor
5280).

1.6.2. Peraturan Pemerintah


1) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1953 tentang Penguasaan Tanah-Tanah
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 14, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 362).
2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1995 tentang Peraturan Pemerintah Tentang
Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi dan Kabupaten
Daerah Tingkat II Sukabumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995
Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3584).
3) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161).

P a g e 7 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

4) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4385).
5) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490).
6) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara / Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2006 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609), sebagaimana
diubah terakhir kalinya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008
(Lembaran Nepara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4855).
7) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4655).
8) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4663).
9) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daeroh Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737).
10) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817).
11) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828).
12) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan

P a g e 8 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833).


13) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377).
14) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48. Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5285).
15) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5292).
16) Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 215, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia
Nomor 5357).
17) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tohun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48. Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5285).
18) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5292).
19) Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 215, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5357).

1.6.3.PERATURAN PRESIDEN
1) Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2007 tentang Jaringan Data Spasial Nasional
2) Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.
3) Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 – 2025.

P a g e 9 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

4) Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan


Tanah bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

1.6.4. INSTRUKSI PRESIDEN


1) Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi keselamatan
Jalan.

1.6.5. PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA


1) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Penertiban Tanah Terlantar, sebagaimana telah diubah terakhir kalinya
dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2011.
2) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2011 tentang Tata
Cara Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.
3) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah.

1.6.6. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI:


1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor I Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.
2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman
Perencanaan Kawasan Perkotaan.
4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah.
5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah.
6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah.
7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pemberian lzin Mendirikan Bangunan.
8) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tohun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

P a g e 10 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

Daerah.
9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2010 tentang Pedoman Standar
Pelayanan Perkotaan.
10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2012 tentang Batas Daerah
Kabupaten Sukabumi dengan Kota Sukabumi Provinsi Jawa Barat.
11) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pembangunan Wilayah Terpadu.
12) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan
produk Hukum Daerah.
13) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi
Pembangunan Daerah.

1.6.7. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 39/PRT/1989 tentang Pembagian
Wilayah Sungai.
2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63 Tahun 1993 tentang Garis
Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas
Sungai.
3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2007 tentang Petunjuk
Teknis Pemeliharaan Jalan Tol dan Jalan Penghubung.
4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2007 tentang Pedoman
pelaksanaan Survei Data Titik Referensi Jalan.
5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 tentang
Penyelengaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pembentukan Wadah Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada Tingkat
Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Wilayah Sungai.
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten / Kota beserta Rencana Rinciannya.

P a g e 11 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2009 tentang Pedoman


Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) di Wilayah
Perkotaan / Kawasan Perkotaan.
10) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.
11) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Pengalihan Alur Sungai dan/atau Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai.
12) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Teknis dan Tata cara Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air.
13) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Laik Fungsi Jalan.
14) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Teknis Sistem Pengelolaan Database Jalan Provinsi dan Kabupaten / Kota.
15) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan
Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan.
16) Peraturan Menterî Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten / Kota.
17) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2012 tentang Pedoman
Peran Masyarakat dalam Penyelenggaraan Jalan.
18) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2012 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Umum Jaringan Jalan.
19) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2012 tentang Pedoman
Penetapan Fungsi Jalan dan Status Jalan.
20) Peraturan Menterî Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/M/2012 tentang Tata Cara
Pengawasan Jalan.
21) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2012 tentang Pedoman
Penanaman Pohon pada Sistem Jaringan Jalan.
22) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2013 tentang Pelimpahan
Kewenangan Pemberian Persetujuon Substansi dalam Penetapan Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota.
23) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2013 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air.

P a g e 12 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

24) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentong Standar


Peloyonan Umum Bidong Pekerjaon Umum dan Penataan Ruang.
25) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2010 tentang Pedoman
Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian- Bagian Jalan.
26) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Penggunaan Sumber Daya Air.
27) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Jalan Khusus.
28) Peraturan Menterî Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara
Pemeliharaan don Penilikan Jalan

1.6.8. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP


1) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang
Wilayah.
2) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Panduan
Penilaian Dokumen AMDAL.
3) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
4) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2010 tentang
Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin
Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
5) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun tentang Pedoman
Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib
Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam proses AMDAL
dan lzin Lingkungan;

1.6.9. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN

P a g e 13 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

1) Peraturan Menteri Perhubungon Nomor KM. 49 Tahun 2005 tentang Sistem


Transportasi Nasional.
2) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 14 Tahun 2006 Tentang Manajemen
dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 2
Tahun 2013 Petunjuk Teknis Penerapan Dam Pencapaian Standar Pelayanan
Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota.
3) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 98 Tahun 2013 Standar Pelayanan
Minimal Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Dalam Trayek.

1.6.10. PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


1) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 - 2025
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 45).
2) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 86).

1.6.11. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT


1) Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Ruang
pada Kawasan Pengendalian Ketat Skala Regional di Provinsi Jawa Barat.
2) Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Tataran
Transportasi Wilayah Provinsi Jawa Barat.

1.6.12. PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI


1) Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 15 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Kecamatan dan Kelurahan di Kota Sukabumi (Lembaran Daerah Kota Sukabumi
Tahun 2000 Nomor 19 Seri D – 10).
2) Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 3 Tahun 2005 tentang Penyidik Pegawai
Negeri Sipil Daerah (Lembaran Daerah Kota Sukabumi Tahun 2005 Nomor 2 Seri E-
1).
3) Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Kota Sukabumi (Lembaran Daerah Kota Sukabumi Tahun 2008

P a g e 14 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

Nomor 2).
4) Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Sukabumi Tahun 2005 -2025
(Lembaran Daerah Kota Sukabumi Tahun 2008 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Sukabumi Nomor 12).

1.7. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud diadakannya kegiatan ini adalah tersedianya dokumen kelayakan dan Pra
Detail Engineering Design (DED) Jembatan Pusat Pemerintahan Kota Sukabumi.
Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk menyediakan sarana pengambilan
keputusan kelayakan teknis den ekonomis pembangunan jembatan Pusat Pemerintahan
pada Bagian Wilayah Perkotaan Sukabumi.

1.8. LINGKUP KEGIATAN

Kegiatan ini terdiri dari kegiatan survei lapangan dan analisa data hasil survei:
1. Survey Pendahuluan
Maksud dari Survei ini adalah untuk mengetahui kondisi dan permasalahan yang ada
di lokus, yang lapangan yang meliputi :
a. Menghubungi instansi-instansi terkait di daerah sehubungan dengan program
pembangunan sektoral/regional dan perencanaan pengembangan wilayah
(RUTR dan RDTR) di lokasi studi.
b. lnventarisasi kondisi fisik dan permasalahan di lokasi studi serta penilaian tingkat
kelayakan perencanaan studi yang dimaksud.
c. Penentuan referensi pengukuran dan batas lokasi survei
2. Survey Topografi
Kegiatan Survey topografi untuk memperoleh layout kawasan wilayah studi dan
sungai di sekitar lokasi berupa :
a. Pemasangan atau inventarisasi patok patok koordinat (benchmark)
b. Survei penampang sungai kearah hulu dan hilir minimal 500 m
c. Survei Ray (lintasan) tegak lurus sungai dengan interval sebesar 100 m.
3. Kegiatan survei penampang dan debit sungai yang dilakukan pada sungai sungai
yang bermuara pada daerah kajian, yang meliputi:
a. Survey penumpang sungai minimal pada dua titik yaitu 1 titik ke arah muara dan

P a g e 15 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

1 titik lagi ke arah hulu sungai.


4. Pengukuran debit sungai minimal dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada saat
pasang dan pada saat surut.
5. Survey Mekanika Tanah (Soil Mechanism)
Asumsi awal pelaksanaan survei ini adalah jembatan yang akan dibangun
kemungkinan besar berupa bangunan dengan pondasi dalam. Pekerjaan penelitian
tanah perlu dilakukan di lapangan dan di laboratorium.
Data penelitian tanah harus dapat memberikan informasi yang cukup tentang sifat
sifat dan karakteristik tanah, jenis penelitian yang harus dilakukan adalah boring dan
pengambilan contoh tanah asli dan penelitian laboratorium. Lokasi titik-titik bor dan
pengambilan contoh tanah akan dilakukan pada daerah yang akan dibangun jembatan,
pekerjaan survei ini meliputi:
a. Pemboran tanah dangkal (hand bor)
b. Sondir
c. Pengambilan Sampel Tanah pada kedalaman 2, 4 dan 10 meter
6. Survei kondisi sosial ekonomi dan lingkungan
Survei ini dilakukan dengan mewawancarai penduduk disekitar kawasan kajian, dan
pengamatan langsung kondisi lingkungan pekerjaan meliputi pengumpulan data dan
informasi mengenai akfifitas dan kegiatan masyarakat yaitu mata pencaharian,
pendapatan, kegiatan keagamaan dan aktifitas sosial lainnya.

1.9. METODOLOGI DAN PENDEKATAN STUDI

1.9.1. Formulasi Kebijakan Perencanaan


a. Kajian tentang kebijakan dan sasaran perencanaan
b. Kajian tentang lingkungan dan tata ruang
c. Kajian tentang pengadaan tanah
Formulasi alternatif solusi
 Aspek Teknis:
1. Lalu lintas
2. Topografi
3. Geometri
4. Geologi dan Geoteknik
5. Perkerasan jalan

P a g e 16 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

6. Hidrologi dan Drainase


7. Struktur Jembatan
8. Aspek lingkungan dan keselamatan:
a) Lingkungan biologi
b) Lingkungan fisika dan kimia
c) Lingkungan sosial, ekonomi dan budaya
d) Keselamatan Jalan
 Aspek ekonomi:
1. Biaya-biaya proyek
a) Biaya pengadaan tanah
b) Biaya administrasi dan sertifikasi
c) Biaya perancangan
d) Biaya konstruksi
e) Biaya supervisi
f) Biaya komponen bukan biaya proyek
g) Nilai sisa konstruksi
2. Manfaat proyek
a) Penghematan biaya operasi kendaraan
b) Penghematan nilai waktu perjalanan
c) Penghematan biaya kecelakaan
4) Reduksi perhitungan total penghematan biaya
5) Pengembangan ekonomi
6) Penghematan dalam pemeliharaan jalan
 Aspek lain-lain
1. Evaluasi Kelayakan Ekonomi
2. Gambaran umum evaluasi kelayakan ekonomi
3. Analisis Benefit Cost Ratio (BCR)
4. Analisis Net Present Value (NPV)
5. Analisis Economic Internal Rate of Return (EIRR)
6. Analisis First Year Rate of Return (FYRR)
7. Analisis Kepekaan (sensitivity analysis)
8. Pemilihan alternatif dan Rekomendasi
1.9.2. Pengolahan Data dan Analisa

P a g e 17 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

Pengolahan dan analisa data dimaksudkan guna membuat rencana teknis rinci
berdasarkan kondisi topografi, kondisi tanah, karakteristik hidrologi dan kondisi sosial-
ekonomi yang akan digunakan dalam pelaksanaan konstruksi bangunan jembatan,
kegiatan pengolahan dan analisa data meliputi pengolahan data hasil survei lapangan
untuk mendapatkan :
1. Peta dasar
2. Parameter struktur jembatan yang akan digunakan unfuk menentukan tipe
jembatan.
3. Memperoleh data tanah untuk menentukan tipe dan kedalaman pondasi
4. Menentukan elevasi muka air pasang untuk menentukan perlu tidaknya struktur
pengaman jembatan.
5. Menentukan parameter parameter mekanika tanah
6. Menentukan kriteria perencanaan penanggulangan masalah sehubungan
dengan kondisi sosial ekonomi lingkungan kawasan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi.
1.9.3. Kajian Alternatif Struktur Jembatan
a) Penyusunan alternatif struktur jembatan yang meliputi:
1. Penyusunan alternatif struktur jembatan
2. Penyusunan alternatif jalan pendekat yang dapat diterapkan pada daerah
kajian
b) Pemodelan alternatif struktur jembafan Pekerjaan ini mencakup
1. Pemodelan struktur jembatan
2. Pemodelan analisa geoteknik atau mekanika tanah
c) Pemilihan alternatif struktur jembatan
Pemilihan alternatif dilakukan dengan cara skoring berdasarkan kriteria:
1. Biaya
2. Efektifitas penanganan mascilah
3. Kemudahan pelaksanaan pekerjaan
4. Permasalahan sosial, budaya dan lingkungan
1.9.4. Perencanaan Teknis Struktur Jembatan
1. Perencanaan Teknis Struktur Jembatan meliputi:
a. Kelas Jembatan dan Lebar jambatan
b. Analisa struktur yang yang terdiri dari ukuran/dimensi bangunan yang

P a g e 18 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

diperlukan, pemilihan bahan yang dipakai, kekuatan menahan beban di atasnya,


stabilitas struktur baik bangunan atas, maupun bangunan bawah
c. Penyusunan Nota Desain dan Spesifikasi Teknis pekerjaan
d. Metode pelaksanaan
e. Perhitungan Kuantitas Pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya
2. Hasil dari kegiatan ini adalah Nota Desain, Gambar Desain, Rencana Anggaran Biaya.
Setelah detail perencanaan dapat diselesaikan selanjutnya dilakukan penyusunan :
a. Schedule pelaksanaan proyek yang terbagi dalam beberapa paket kegiatan
sesuai dengan urutan prioritas dari masing masing kegiatan tersebut.
b. Rencana anggaran biaya dari masing - masing paket kegiatan serta alokasi dana
yang diperlukan pada tiap tiap tahun anggaran termasuk pula dana harus
disediakan untuk pembebasan tanah dan bangunan.
c. Syarat syarat teknis dari masing masing pekerjaan yang diusulkan beserta syarat
- syarat umum dan syarat - syarat administrasi.
1.9.5. Pelaporan
1.9.5.1 Pelaporan
Substansi pelaporan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi terdiri
dari :
1. LAPORAN PENDAHULUAN (inception Report), dibuat dalam rangka persiapan
pekerjaan survei berisikan latar belakang pekerjaan, maksud dan tujuan, ruang
lingkup studi, metodologi pendekatan studi dan teknik analisa, jadwal pelaksanaan
pekerjaan penyusunan, sistematika laporan kemajuan pekerjaan, struktur organisasi
pelaksana pekerjaan, komposisi dan pendayagunaan tenaga ahli maupun instrumen-
instrumen survei yang akan digunakan di lapangan pada saat survei lapangan.
2. LAPORAN ANTARA (Interim Report), merupakan penyajian hasil survei primer dan
pengolahan data semua alternatif.
3. LAPORAN AKHIR (Final Report), merupakan hasil analisa kelayakan, meliputi
kebijakan perencanaan, aspek teknis, aspek lingkungan dan keselamatan, aspek
ekonomi, aspek lain-lain, evaluasi kelayakan ekonomi, pemilihan alternatif dan
rekomendasi, serta perhitungan Pra-DED.
4. ALBUM PETA, merupakan satu album berisi peta dan gambar teknis untuk seluruh
alternatif dan gambar detail desain alternatif terpilih.
5. BUKU DOKUMENTASI DAN PENGUKURAN, merupakan hasil dokumentasi

P a g e 19 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

pelaksanaan survei, berupa gambar, data, dan foto.


6. RINGKASAN EKSEKUTIF, merupakan penyajian ringkas seluruh proses kegiatan Studi
Kelayakan.
7. HARDDISK eksternal, berisi seluruh softcopy untuk seluruh pelaporan dan materi
presentasi masing-masing tahapan kegiatan.
1.9.5.2 Format Pelaporan
Seluruh Pelaporan disusun dengan format layout:
1. Batas atas : 3 cm
2. Batas sisi kiri: 4 cm
3. Batas bawah : 3 cm
4. Batas sisi kanan : 3 cm
5. Header bertuliskan jenis pelaporan dengan format rata kanan, ditambahkan logo
Pemerintah Kota Sukabumi dengan format rata kiri.
6. Footer bertuliskan Nama Konsultan yang menyusun dengan format rata kiri,
ditambahkan nomor halaman dengan format rata kanan.

1.10. KEBUTUHAN TENAGA

Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban membentuk Tim Penyusun yang secara


fungsional dapat langsung berhubungan dengan pemberi tugas dalam rangka
penyelesaian produk rencana. Adapun tim penyusun terdiri atas :
1. Tenaga Ahli Ahli teknik Sipil dengan titik berat Ahli Jalan, merangkap Team Leader.
2. Tenaga Ahli Teknik Sipil dengan titik berat Hidrologi (S1 Teknik Sipil dengan
pengalaman minimal 1 tahun).
3. Tenaga Ahli Geologi (S1 Teknik Geologi dengan pengalaman minimal 1 tahun)
4. Asisten Tenaga Ahli Ekonomi (S1 Ekonomi dengan pengalaman minimal 2 tahun).
5. Tenaga Pendukung :
a) Tenaga Operator CAD;
b) Tenaga Surveyor:
c) Tenaga Administrasi:

1.11. WAKTU PELAKSANAAN

Waktu pelaksanaan yang disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan Belanja dan


Konsultansi Feasibility Study Jembatan Pusat Pemerintahan Pada Bagian Wilayah

P a g e 20 | 21
Belanja Jasa dan Konsultansi Feasibility Study

Perkotaan Sukabumi ini adalah 45 (empat puluh lima) hari kalender.

P a g e 21 | 21

Anda mungkin juga menyukai