Anda di halaman 1dari 5

BAB III

LANDASAN TEORI

Peristiwa meletusnya Gunung Merapi pada awal Bulan Oktober 2010 telah
membawa dampak negatif dan positif, salah satu dampak positifnya adalah
tersedianya material berupa abu, pasir dan batuan dengan jumlah yang sangat
banyak. Dilihat dari sejarah geologi, material vulkanik Merapi mengandung silika
dan alumina. Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Yogyakarta pada tahun
1994 telah meneliti kandungan material vulkanik Gunung Merapi, yang mengandung
silikon dioksida (SiO2) 54,56%, aluminium oksida (Al2O3) 18,37%, ferri oksida
(Fe2O3) 18,59%, dan kalsium oksida (CaO) 8,33 (Sudaryo dan Sutjipto 2009;
Kusumastuti 2012). Melihat komposisi tersebut dan sifat fisis pasir yang berbutir
beragam, keras, dan stabil, memberikan gambaran bahwa material tersebut dapat
digunakan sebagai agregat dalam pembuatan beton mutu tinggi.
Pasir gunung banyak dijumpai di pulau Jawa dan Sumatera, pasir yang
ditambang dari sisa letusan gunung berapi dan endapan debu vulkanik ini biasanya
berwarna hitam pekat dengan karakter fisik yang keras dan kasar, dan juga memiliki
kandungan lumpur yang minim. Berbeda halnya dengan pasir gunung, pasir sungai
memiliki kandungan lumpur yang banyak dengan persyaratan kandungan lumpur.
Paving Block merupakan komposisi dari bahan bangunan yang mempunyai
fungsi untuk menutup permukaan tanah, seperti trotoar, pengerasan areal parkir, dan
pengerasan jalan kelas ringan (Nofryadi Telaumbanua, 2016 ). Umumnya bahan
dasar pembuat paving block berupa campuran antara semen, pasir, dan air.

A. Bahan Penyusun Paving Block


Dalam pembuatan batako pada umumnya bahan yang digunakan adalah pasir,
semen dan air. Berikut ini akan dijelaskan sekilas mengenai bahan-bahan yang
digunakan dalam pembuatan batako.

1. Portland Cement (PC)


Semen adalah bahan yang mempunyai sifat adhesif dan sifat kohesif yang
digunakan sebagai bahan pengikat (bonding material) yang dipakai bersama dengan

9
10

batu kerikil, pasir dan air. Portland semen merupakan bahan utama atau komponen
batako, beton terpenting yang berfungsi sebagai bahan pengikat anorganik dengan
bantuan air dan mengeras secara hidrolik.
Semen Portland adalah material yang mengandung paling tidak 75 % kalsium
silikat 3CaO. dan 2CaO, sisanya tidak berkurang dari 5% berupa Al silikat, Al ferit
silikat, dan MgO. Pada dasarnya dapat disebutkan 4 unsur yang paling terpenting
dari Portland Cement adalah :

1. Trikalsium Silikat (C3S) atau 3CaO.SiO2


2. Dikalsium Silikat (C2S) atau 2CaO.SiO2
3. Trikalsium Aluminat (C3A) atau 3CaO.Al2O3
4. Tetrakalsium Aluminoferit (C4AF) atau 4CaO.Al2O3.FeO3

Semen portland yang digunakan sebagai bahan struktur harus mempunyai


kualitas yang sesuai dengan ketepatan agar berfungsi secara efektif. Pemeriksaan
dilakukan terhadap yang masih berbentuk kering, pasta semen yang masih keras dan
batako beton yang dibuat darinya.
Sifat kimia yang perlu mendapat perhatian adalah kesegaran semen itu
sendiri. Semakin sedikit kehilangan berat berarti semakin sedikit kesegaran semen.
Dalam keadaan normal kehilangan berat sebesar 2% dan maksimum kehilangan yang
diijinkan 3%. Kehilangan berat terjadi karena adanya kelembaban dan
karbondioksida dalam bentuk kapur bebas atau magnesium yang menguap.

2. Pasir
Pasir merupakan bahan pengisi yang digunakan dengan semen untuk
membuat adukan. Selain itu juga pasir berpengaruh terhadap sifat tahan susut,
keretakan dan kekerasan pada batako atau produk bahan bangunan campuran semen
lainnya.
Pada pembuatan batako ringan ini digunakan pasir yang harus bermutu baik
yaitu pasir yang bebas dari lumpur, tanah liat, zat organik, garam florida dan garam
sulfat. Selain itu juga pasir harus bersifat keras, kekal dan mempunyai susunan butir
(gradasi) yang baik. Menurut Persyaratan Bangunan Indonesia agregat halus sebagai
11

campuran untuk pembuatan beton bertulang harus memenuhi syarat-syarat sebagai


berikut:
a. Pasir harus terdiri dari butir-butir kasar, tajam dan keras.
b. Pasir harus mempunyai kekerasan yang sama.
c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, apabila
lebih dari 5% maka agregat tersebut harus dicuci dulu sebelum digunakan.
Adapun yang dimaksud lumpur adalah bagian butir yang melewati ayakan
0,063 mm.
d. Pasir harus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak.
e. Pasir harus tidak mudah terpengaruh oleh perubahan cuaca.
f. Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat untuk beton.
(Wijanarko, W.2008)

3. Air
Air yang dimaksud disini adalah air yang digunakan sebagai campuran bahan
bangunan, harus berupa air bersih dan tidak mengandung bahan-bahan yang dapat
menurunkan kualitas batako. Menurut PBI 1971 persyaratan dari air yang digunakan
sebagai campuran bahan bangunan adalah sebagai berikut:

a. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung


minyak, asam alkali, garam-garam, bahan-bahan organik atau bahan lain
yang dapat merusak dari pada beton.
b. Apabila dipandang perlu maka contoh air dapat dibawa ke Laboratorium
Penyelidikan Bahan untuk mendapatkan pengujian sebagaimana yang
dipersyaratkan.
c. Jumlah air yang digunakan adukan beton dapat ditentukan dengan ukuran
berat dan harus dilakukan setepat-tepatnya.

Air yang digunakan untuk proses pembuatan beton yang paling baik adalah
air bersih yang memenuhi syarat air minum. Jika dipergunakan air yang tidak baik
maka kekuatan beton akan berkurang. Air yang digunakan dalam proses pembuatan
beton jika terlalu sedikit maka akan menyebabkan beton akan sulit dikerjakan, tetapi
12

jika air yang digunakan terlalu banyak maka kekuatan beton akan berkurang dan
terjadi penyusutan setelah beton mengeras.(Wijanarko, W. 2008).

4. Pasir Sungai dan Pasir Darat


Pasir sungai tentunya yang diambil dari aliran sungai atau yang terdapat di
sungai. Sementara pasir darat adalah pasir yang berada di luar aliran sungai atau
masih berupa timbunan pasir hasil letusan gunung dan terdapat di daerah bahaya
lahar. Secara fisik kedua jenis pasir tersebut mempunyai perbedaaan besaran butiran
agregat. Selain itu pasir darat lebih berwarna kelabu dibandingkan dengan pasir
sungai. Untuk keperluan penambangan pasir secara komersial, lebih banyak
mengambil dari aliran sungai yang dilalui lahar dingin. Penambangan pasir dilakukan
dengan menggunakan alat berat seperti backhoe. Sumber pasir sungai dari lahar
dingin gunung Merapi antara lain Sungai Opak, Sungai Gendol, Sungai Putih, dan
Sungai Adem. Penambangan pasir sungai terus berlangsung seiring dengan masih
adanya aliran lahar dingin. Sementara itu pasir yang terdapat di darat atau di luar
aliran sungai belum dimanfaatkan. Volume pasir darat tidak sebanyak seperti pasir
sungai karena hanya ada pada saat gunung meletus dan luapan lahar dingin yang
mengalir di sungai. Pengaplikasian dalam penelitian ini dengan memakai dengan
perbedaan takaran,
13

B. Pengujian Kuat Tekan Batako Beton


Menurut SNI 03-1974-1990, kuat tekan beton adalah besarnya beban per
satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya
tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan. Alat yang digunakan pada
pengujian ini adalah mesin uji tekan (Compression Test Machine). Kuat tekan beton
dapat dihitung dengan rumus:
f’c = P/A ............................................................................................(1)
dengan : f’c = Kuat tekan maksimum beton (N/mm2)
P = Beban maksimum (N)
A = Luas permukaan benda uji (mm2)

Gambar III. 1 Pengujian Kuat Tekan Batako Beton

Anda mungkin juga menyukai