Anda di halaman 1dari 16

Beton

1
Beton
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah atau agregat-
agregat lain yang dicampur jadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air.
Campuran ini kemudian akan membentuk suatu massa mirip batuan. Terkadang satu atau
lebih bahan ditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan karakteristik tertentu,
agar memudahkan dalam pengerjaan (workability), durabilitas serta waktu pengerasan
(Mc.Cormac, 2004).
Beton adalah batu buatan yang terdiri dari pencampuran agregat, semen Portland, air dan
bahan tambah
1 : 2 : 3 (Contoh)
Semen : Pasir : Kerikil
Pencampuran antara semen dan air akan membentuk pasta semen yang berfungsi sebagai
perekat atau pengikat dalam proses pengerasan dan mengisi pori-pori antara agregat halus
Penambahan pasta semen dengan agregat halus (pasir) akan membentuk mortar
Mortar yang akan menutup rongga-rongga antara agregat kasar (kerikil atau batu pecah)
sehingga butiran-butiran agregat saling terikat dengan kuat dan terbentuklah suatu massa
yang kompak atau padat. 2
Sifat-sifat Beton
Beton Segar
Kemudahan pengerjaan (workability)
Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan adukan untuk diaduk, diangkut,
dituang, dan dipadatkan.
Pemisahan kerikil
Kecenderungan butir–butir kerikil untuk memisahkan diri dari campuran adukan beton
disebut segregation. Pemisahan kerikil dari adukan beton kurang baik setelah beton
mengeras.
Pemisahan air.
Kecenderungan air untuk naik ke atas (memisahkan diri) pada beton segar yang baru
saja dipadatkan disebut bleeding.

3
Sifat-sifat Beton
Beton Keras
A. Sifat jangka pendek
Kekuatan tekan
Universal Testing Machine
Kekuatan tarik
Kekuatan geser

Hammer Test 4
Sifat-sifat Beton
Beton Keras
B. Sifat jangka panjang
Rangkak

Rangkak adalah perubahan bentuk terhadap waktu akibat beton yang bekerja. Beton
mengalami perubahan bentuk (deformasi) akibat beban yang bekerja padanya. Rangkak
timbul dengan intensitas yang semakin berkurang dan akan berhenti pada satu waktu

Susut

Susut adalah berkurangnya volume elemen beton karena terjadi kehilangan uap air
ketika terjadi penguapan. Susut dipengaruhi oleh Faktor Air Semen (FAS), semakin
besar nilai FAS, semakin besar pula efek susut 5
Macam-macam Beton
1. Beton normal
Merupakan beton yang cukup berat, dengan Berat Volume 2400
kg/m³ dengan nilai kuat tekan 15 – 40 MPa dan dapat
menghantar panas.
2. Beton ringan
Merupakan beton dengan berat kurang dari 1800 kg/m³. Nilai
kuat tekannya lebih kecil dari beton biasa dan kurang baik dalam
menghantarkan panas.
3. Beton massa
Beton massa adalah beton yang dituang dengan volume yang
besar yaitu perbandingan antara volume dan luas permukaannya
besar. Apabila dimensinya lebih dari 60 cm biasanya disebut
dengan beton massa. 6
Macam-macam Beton
4. Ferosemen
Adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan
memberikan kepada mortar semen suatu tulangan yang
berupa anyaman. Ferosemen dapat diartikan beton
bertulang.
5. Beton serat
Adalah beton komposit yang terdiri dari beton biasa dan
bahan lain yang berupa serat. Bahan serat dapta berupa serat
asbes, serat tumbuh-tumbuhan (rami, bamboo, ijuk), serat
plastic (polypropylene) atau potongan kawat logam.
6. Beton non pasir
Adalah suatu bentuk sederhana dan jenis beton ringan yang
diperoleh menghilangkan bagian halus agregat pada
pembuatannya. Rongga dalam beton mencapai 20-25%. 7
Macam-macam Beton
7. Beton siklop
Beton ini sama dengan beton biasa, bedanya digunakan
agregat dengan ukuran besar-besar. Ukurannya bisa
mencapai 20 cm. Namun, proporsi agregat yang lebih besar
tidak boleh lebih dari 20%.
8. Beton hampa (Vacuum Concrete)
Beton ini dibuat seperti beton biasa, namun setelah tercetak
padat kemudian air sisa reaksi disedot dengan cara khusus,
disebut cara vakum (vacuum method). Dengan demikian air
yang tinggal hanyalah air yang dipakai sebgai reaksi dengan
semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.
9. Mortar
Mortar sering disebut juga mortel atau spesi ialah adukan
yang terdiri dari pasir, bahan perekat, kapur dan PC. 8
Agregat Halus
Agregat halus merupakan batuan halus yang terdiri dari butiran sebesar 0,14-
5 mm yang didapat dari hasil disintegrasi (penghancuran) batuan alam
(natural sand) atau dapat juga dengan memecahnya (artificial sand),
tergantung dari kondisi pembentukan terjadinya.
Syarat agregat halus menurut SNI 03-2847-2013:
• Kadar lumpur Atau bagian butir yang lebih kecil dari 75 mikron (ayakan no
200) dalam % berat maksimum:
1.Untuk beton yang mengalami abrasi, 3 %.
2.Untuk beton jenis lainnya, 5.0 %.
• Kadar gumpalan tanah liat dan partikel yang mudah direpihkan (Friable
partikel), maksimum 0,5 %
• Bebas dari zat organik yang merugikan beton.
9
• Tidak boleh mengandung bahan yang
reaktif terhadap alkali jika agregat
halus digunakan untuk membuat beton
yang akan mengalami basah dan
lembab terus menerus
• Sifat kekal, diuji dengan larutan garam
sulfat
1. Jika dipakai Natrium Sulfat,
bagian hancur maksimum 10 %.
2. Jika dipakai Magnesium Sulfat,
bagian hancur maksimum 15 %.
Pasir di dalam campuran beton sangat
menentukan kemudahan pengerjaan
(workability), kekuatan (strengh), dan
tingkat keawetan (durability) dari beton
yang dihasilkan.

10
Batasan susunan butiran agregat halus

Keterangan:
Daerah I : pasir kasar
Daerah II : pasir agak kasar
Daerah III : pasir agak halus
Daerah IV : pasir halus 11
Agregat Kasar
Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai ukuran butir dari 5 mm
sampai 40 mm (SNI 03-2847-2013) Agregat kasar untuk beton dapat berupa
kerikil atau batu pecah. Kerikil adalah bahan yang terjadi sebagai hasil
disintegrasi alami dari batuan-batuan dan berbentuk agak bulat serta
permukaannya licin. Sedangkan batu pecah (kricak) adalah bahan yang
diperoleh dari batu yang digiling (dipecah) menjadi pecahan-pecahan
berukuran 5-70 mm.
Syarat agregat kasar menurut SNI 03 – 2847 – 2013:
• Terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori. Butir-butir agregat kasar
harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca,
seperti terik matahari dan hujan.
• Tidak mengandung bahan yang reaktif terhadap alkali jika agregat kasar
digunakan untuk membuat beton yang akan mengalami basah dan lembab.

12
• Sifat kekal dari agregat kasar dapat diuji
dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai
berikut :
1. Jika dipakai natrium sulfat (Na2SO4),
bagian yang hancur maksimum 12% berat
agregat.
2. Jika dipakai magnesium sulfat (MgSO4),
bagian yang hancur maksimum 12% berat
agregat.
• Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
• Kekerasan dari agregat kasar diperiksa dengan
bejana penguji dari Rudeloff dengan beban
penguji 20 ton dan harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
1. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi
9,5-19 mm lebih dari 24% berat.
2. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi
19-30 mm lebih dari 22% berat.
13
Batasan susunan butiran agregat kasar

Dari segi kekuatan, campuran beton yang menggunakan agregat kasar dengan
tekstur permukaan bersudut akan menghasilkan kekuatan yang lebih besar
dibandingkan dengan campuran beton yang menggunakan batu pecah dengan
tekstur bundar dan licin meskipun digunakan proporsi campuran yang sama.

14
Portland Cement
Semen adalah suatu bahan yang mempunyai sifat adhesif dan kohesif yang
mampu melekatkan fragmen-fragmen mineral menjadi suatu kesatuan massa
yang padat. Semen yang digunakan untuk bahan beton adalah semen Portland
atau semen Portland pozollan yang berupa semen hidrolik sebagai perekat
bahan susun beton. Semen Portland dibuat dari serbuk mineral kristalin yang
komposisi utamanya disebut mayor oksida, terdiri dari : kalsium atau batu
kapur (CaCO3), aluminium oksida (Al2O3), pasir silikat (SiO2), dan bijih besi
(FeO2).
 Hidrasi Semen
Hidrasi semen adalah reaksi yang terjadi antara silikat dan aluminat pada
semen dengan air menjadi media perekat yang memadat lalu membentuk
massa yang keras. Hidrasi semen bersifat eksotermis dengan panas yang
dikeluarkan kira–kira 110 kalori/gram.

15
 Faktor Air Semen (FAS)
Kekuatan semen yang dipakai sangat bergantung pada jumlah air yang
dipakai waktu proses hidrasi berlangsung. Sebaiknya selalu diusahakan
jumlah air yang dipakai sesedikit mungkin agar kekuatan beton tidak terlalu
rendah. Pada dasarnya jumlah air yang diperlukan untuk proses hidrasi kira–
kira 25% dari berat semennya. Penambahan jumlah air akan mengurangi
kekuatan beton setelah mengeras.
 Jenis portland cement yang sering digunakan dalam konstruksi

16

Anda mungkin juga menyukai