DASAR TEORI
2.1. Beton
a. Beton mempunyai kuat tarik rendah, sehingga mudah retak, oleh karena
itu perlu diberi baja tulangan atau serat.
5
b. Beton sulit untuk kedap air sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air,
air yang membawa kandungan garam dapat merusak beton.
c. Beton segar mengerut pada saat pengeringan dan beton keras mengembang
jika basah sehingga dilatasi (contraction joint) perlu diadakan pada beton
yang panjang atau lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan
pengembangan beton.
d. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail
secara seksama agar setelah dikompositkan dengan baja tulangan menjadi
bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.
6
Tabel 2.1 Susunan Semen Porrtland
7
2.2.2. Agregat
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran mortar atau beton. Kira-kira 70 % volume mortar atau beton diisi
oleh agregat. Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar atau beton,
sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan
mortar atau beton (Tjokrodimuljo,1996). Penggunaan agregat bertujuan untuk
memberi bentuk pada beton, memberi kekerasan yang dapat menahan beban,
goresan dan cuaca, mengontrol workability, serta agar lebih ekonomis karena
menghemat pemakaian semen. Agregat yang dipakai campuran beton dibedakan
menjadi dua jenis yaitu agregat halus dan agregat kasar.
a. Agregat Halus
Memperoleh hasil beton yang seragam, mutu pasir harus dikendalikan. Pasir
sebagai agregat halus harus memenuhi gradasi dan persyaratan yang ditentukan.
Tabel 2.3. Batasan Susunan Butiran Agregat Halus
8
Tabel 2.3 Batasan Susunan Butiran Agregat Halus
Keterangan :
b. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah agregat yang ukuran butirannya lebih dari 5 mm (PBI
1971). Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah. Kerikil
adalah bahan yang terjadi sebagai hasil desintegrasi alami sedangkan batu pecah
adalah bahan yang diperoleh dari batu yang digiling (dipecah) menjadi pecahan-
pecahan berukuran 5-70 mm.
2.2.3. Air
Pelaksanaan suatu proyek, air adalah bahan yang sangat penting dan vital
yang berfungsi antara lain:
9
c. Perawatan beton dan kegiatan penunjang lainnya. Air diperlukan pada
pembuatan beton agar terjadi reaksi kimiawi dengan semen yang
menyebabkan pengikatan dan berlangsungnya pengerasan, untuk
membasahi agregat dan untuk melumasi butir-butir agregat agar dapat
mudah dikerjakan dan dipadatkan. Air yang diperlukan untuk bereaksi
dengan semen hanya sekitar 25% dari berat semen, namun dalam
kenyataannya nilai faktor air semen yang dipakai sulit kurang dari 0,45,
karena beton yang mempunyai proporsi air sangat kecil menjadi kering dan
sukar dipadatkan. Tambahan air dibutuhkan untuk menjadi pelumas
campuran agar mudah dikerjakan dan karena seluruh bagian air menguap
ketika beton mengering dengan meninggalkan rongga-rongga, maka
penting dalam hal ini untuk menjaga agar air yang digunakan seminimal
mungkin.
Bahan tambah didefinisikan sebagai material selain air, agregat, dan semen
yang dicampurkan ke dalam beton atau mortar yang ditambahkan sebelum atau
selama pengadukan berlangsung. Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi
sifat dan karakterisik dari beton atau mortar misalnya untuk dapat dengan mudah
dikerjakan, penghematan, atau untuk tujuan lain (ASTM C.125-1995). Secara
umum bahan tambah dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan tambah kimia
10
(chemical admixture) dan bahan tambah mineral (additive). Bahan tambah
admixture ditambahkan saat pengadukan atau pada saat dilakukan pengecoran.
Bahan ini biasanya dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja beton atau mortar saat
pelaksanaan pekerjaan, sedangkan bahan tambah additive yaitu yang bersifat lebih
mineral yang juga ditambahkan pada saat pengadukan. Bahan tambah lain yang
biasa digunakan di dalam beton yaitu serat. Penambahan serat ke dalam beton akan
meningkatkan kuat tarik beton yang pada umumnya sangat rendah. Pertambahan
kuat tarik akan memperbaiki kinerja komposit beton serat dengan kualitas yang
lebih bagus dibandingkan dengan beton konvesional (As’ad, 2008). Beberapa jenis
bahan tambahan yang digunakan dalam campuran beton, dipilih bahan tambah serat
bendrat dan abu sekam padi pada penelitian ini, karena selain dapat menambah kuat
tekan beton, bahan tambah tersebut juga mudah didapat.
11
Tabel 2.4 Kelas dan Mutu Beton
Pengertian kuat desak beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang
dihasilkan oleh mesin tekan. Kuat desak beton merupakan sifat terpenting dalam
kualitas beton dibanding dengan sifat-sifat lain. Kekuatan desak beton ditentukan
oleh pengaturan dari perbandingan semen, agregat kasar dan halus, air dan berbagai
jenis campuran. Perbandingan dari air semen merupakan faktor utama dalam
meientukan kekuatan beton. Semakin rendah perbandingan air semen, semakin
tinggi kekuatan desaknya. Suatu jumlah tertentu air diperlukan untuk memberikan
aksi kimiawi dalam pengerasan beton, kelebihan air meningkatkan kemampuan
pekerjaan (mudahnya beton untuk dicorkan) akan tetapi menurunkan kekuatan
(Chu Kia Wang dan C. G. Salmon, 1990). Beton relatif kuat menahan tekan.
Keruntuhan beton sebagian disebabkan karena rusaknya ikatan pasta dan agregat.
Besarnya kuat tekan beton dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain :
12
a. Faktor air semen, hubungan faktor air semen dan kuat tekan beton secara
umum adalah bahwa semakin rendah nilai faktor air semen semakin tinggi
kuat tekan betonnya, tetapi kenyataannya pada suatu nilai faktor air semen
tertentu semakin rendah nilai faktor air semen kuat tekan betonnya
semakin rendah. Jika faktor air semen semakin rendah maka beton
semakin sulit dipadatkan, dengan demikian ada suatu nilai faktor air semen
yang optimal yang menghasilkan kuat tekan yang maksimal.
b. Jenis semen dan kualitasnya, mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat
batas beton.
c. Jenis dan lekuk-lekuk (relief) bidang permukaan agregat. Kenyataan
menunjukkan bahwa pcnggunaan agregat batu pecah akan menghasilkan
beton dengan kuat desak maupun kuat tarik yang lebih besar dari pada
kerikil.
d. fisiensi dari perawatan (curing). Kehilangan kekuatan sampai 40 % dapat
terjadi bi!a pengeringan terjadi sebelum waktunya. Perawatan adalah hal
yang sangat penting pada pekerjaan dilapangan dan pada pembuatan benda
uji.
e. Suhu, pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan
bertambahnya suhu. Pada titik beku kuat hancur akan tetap rendah untuk
waktu yang lama.
f. Umur pada keadaan yang normal, kekuatan beton bertambah dengan
bertambahnya umur, tergantung pada jenis semen, misalnya semen dengan
kadar alumina tinggi menghasilkan beton yang kuat hancurnya pada 24
jam sama dengan semen portlard biasa pada 28 hari. Pengerasan
berlangsung terus secara lambat sampai beberapa tahun.
13
2. Semua sampah atau kotoran harus dibersihkan dari cetakan yang akan diisi
beton.
3. Cetakan harus dilapisi dengan benar.
4. Bagian dinding bata pengisi yang akan bersentuhan dengan beton harus
dibasahi secara cukup.
5. Tulangan harus benar-benar bersih dari lapisan yang berbahaya
6. Air harus dikeringkan dari tempat pengecoran sebelum beton dicor kecuali
bila tremie digunakan atau kecuali bila sebaliknya diizinkan oleh petugas
bangunan
7. Semua material halus (laitance) dan material lunak lainnya harus
dibersihkan dari permukaan beton sebelum beton tambahan dicor terhadap
beton yang mengeras.
2.6. Pancampuran
14
- Perkiraan lokasi pengecoran akhir pada struktur
- Waktu dan tanggal pencampuran dan pengecoran
2.7. Balok
15
Persyaratan balok menurut PBBI 1971.N.I - 2 hal. 91 sebagai berikut :
1. Lebar badan balok tidak boleh diambil kurang dari 1/50 kali bentang bersih.
Tinggi balok harus dipilih sedemikian rupa hingga dengan lebar badan yang
dipilih.
2. Untuk semua jenis baja tulangan, diameter (diameter pengenal) batang tulangan
untuk balok tidak boleh diambil kurang dari 12 mm. Sedapat mungkin harus
dihindarkan pemasangan tulangan balok dalam lebih dari 2 lapis, kecuali pada
keadaan-keadaan khusus.
3. Tulangan tarik harus disebar merata didaerah tarik maksimum dari penampang.
4. Pada balok-balok yang lebih tinggi dari 90 cm pada bidang-bidang sampingnya
harus dipasang tulangan samping dengan luas minimum 10% dari luas tulangan
tarik pokok. Diameter batang tulangan tersebut tidak boleh diambil kurang dari
8 mm pada jenis baja lunak dan 6 mm pada jenis baja keras.
5. Pada balok senantiasa harus dipasang sengkang. Jarak sengkang tidak boleh
diambil lebih dari 30 cm, sedangkan dibagian balok sengkang-sengkang bekerja
sebagai tulangan geser. Atau jarak sengkang tersebut tidak boleh diambil lebih
dari 2/3 dari tinggi balok. Diameter batang sengkang tidak boleh diambil kurang
dari 6 mm pada jenis baja lunak dan 5 mm pada jenis baja keras.
16
4. Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) menahan translasi dan
rotasi
5. Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan
dari dua bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.
6. Balok kontinu memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom
tumpuan untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang
lebih kecil dari serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban
yang sama.
1. Balok kayu
Balok kayu menopang papan atau dek structural. Balok dapat ditopang oleh
balok induk, tiang, atau dinding penopang beban. Dalam pemilihan balok kayu,
factor berikut harus dipertimbangkan : jenis kayu, kualitas structural, modulud
elastisitas, nilai tegangan tekuk,nilai tegangan geser yang diizinkan dan defleksi
minimal yang diizinkan untuk penggunaan tertentu. Sebagai tambahan , perhatikan
kondisi pembebanan yang akurat dan jenis koneksi yang digunakan.
Kayu laminasi lem dibuat dengan melaminasi kayu kualitas tegang ( stress
grade ) dengan bahan adhesive di bawah kondisi yang terkontrol, biasanya parallel
terhadap urat kayu semua lembaran. Kelebihan kayu laminasi lem dibandingkan
kayu utuh secara umum yaitu batas tegangan yang lebih besar, penampilan yang
lebih menarik dan ketersediaan bentuk penampang yang beragam. Kayu laminasi
lem dapat disatukan ujung-ujungnya dengan sambungan scarf dan finger sesuai
panjang yang diinginkan, atau dilem ujung-ujungnya untuk lebar atau kedalaman
yang lebih besar.
Kayu berserat parallel atau disebut Parallel Strand Lumber ( PSL ) adalah kayu
structural yang dibuat dengan mengikat serat-serat panjang kayu bersama dibawah
17
panas dan tekanan dengan menggunakan adhesive kedap air. PSL adalah produk
hak milik di bawah merek dagang Parallam, digunakan sebagai balok dan kolom
pada konstruksi kolom-balok dan balok, header, serta lintel pada konstruksi rangka
ringan.
2. Balok Baja
Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak. Balok dapat
ditopang oleh balok induk ( girder ), kolom, atau dinding penopang beban.
Balok induk, balok, kolom baja structural digunakan untuk membangun
rangka bermacam-macam struktur mencakup bangunan satu lantai sampai gedung
pencakar langit. Karena baja structural sulit dikerjakan lokasi ( on-site ) maka
biasanya dipotong, dibentuk, dan dilubangi dalam pabrik sesuai spesifikasi disain.
Hasilnya berupa konstruksi rangka structural yang relative cepat dan akurat. Baja
structural dapat dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api yang tidak
terlindungi, tapi karena baja dapat kehilangan kekuatan secara drastic karena api,
pelapis anti api dibutuhkan untuk memenuhi kualifikasi sebagai konstruksi tahan
api.
Balok baja berbentuk wide-flange ( W ) yang lebih efisien secara structural
telah menggantikan bentuk klasik I-beam ( S ). Balok juga dapat berbentuk channel
( C ), tube structural,
3. Balok beton
Pelat beton yang dicor di tempat dikategorikan menurut bentangan dan bentuk
cetakannya.
18
Berdasarkan Fungsinya, balok terdiri atas:
a. Balok dukung girder adalah Suatu balok yang daya dukungnya perlu
ditambahkan dengan cara menambahkan pelat baja lebar pada bagian sayap
atas dan bawah suatu penampang lintang balok profil
b. Balok lantai adalah Suatu balok yang berfungsi menompang balok anak dan
balok induk dalam suatu system struktur lantai.
c. Balok anak dan balok induk pada system lantai adalah Suatu balok yang
berfungsi menompang pelat lantai, dimana pelat lantai dapat terbuat dari
beton, papan kayu, pelat baja, dan aluminium.
d. Balok atap ( kuda- kuda, kasau dan sebagainya ) adalah Balok struktur atap
seperti balok gordeng untuk menompang balok kasau, dan balok kasau
menompang balok reng dan sebagainya.
e. Balok spandrel adalah Balok batas pinggir bangunan dapat dibentuk
lengkung, lurus horizontal.
f. Balok lintel adalah Balok yang terletak diatas kusen pintu atau jendela, yang
berfungsi sebagai penompang horizontal yang mentransfer beban dinding
diatas kusen.
g. Balok pengikat adalah Berfugsi mentransfer beban vertical maupun lateral
kebalok maupun kekolom struktur.
h. Balok stringer adalah balok yang berhubungan langsung kepada system
lantai yang ditopang pada titik sambungan panel lantai-balok rangka batang
pada setiap sisi dek pelat lantai
i. Balok diaphragms adalah balok diantara balok girder pada suatu system
struktur rangka batang
2.8. Pelat
2.8.1. Pengertian Plat
Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung,
merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang
lain. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom
bangunan. Ketebalan pelat lantai ditentukan oleh:
19
1. Besar lendutan yang diinginkan.
2. Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung.
3. Bahan material konstruksi dan pelat lantai.
Pelat lantai harus direncanakan kaku, rata, lurus dan waterpass (mempunyai
ketinggian yang sama dan tidak miring), pelat lantai dapat diberi sedikit kemiringan
untuk kepentingan aliran air. Ketebalan pelat lantai ditentukan oleh: beban yang
harus didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara
balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari pelat lantai. Pelat lantai merupakan
suatu struktur solid tiga dimensi dengan bidang permukaan yang lurus, datar dan
tebalnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan dimensinya yang lain. Struktur pelat
bisa saja dimodelkan dengan elemen 3 dimensi yang mempunyai tebal h, panjang
b, dan lebar a. Adapun fungsi dari pelat lantai adalah untuk menerima beban yang
akan disalurkan ke struktur lainnya. Pada pelat lantai merupakan beton bertulang
yang diberi tulangan baja dengan posisi melintang dan memanjang yang diikat
menggunakan kawat bendrat, serta tidak menempel pada permukaan pelat baik
bagian bawah maupun atas. Adapun ukuran diameter, jarak antar tulangan, posisi
tulangan tambahan bergantung pada bentuk pelat, kemampuan yang diinginkan
untuk pelat menerima lendutan yang diijinkan.
Konstruksi untuk pelat lantai dapat dibuat dari berbagai material, contohnya
kayu, beton, baja dan yumen (kayu semen). Dalam penelitian ini material yang
20
digunakan untuk pelat lantai adalah beton. Beton didefinisikan sebagai “sebagai
campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat kasar, dan
air, dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk massa padat” (SK SNI T-15
1991-03). Semen yang diaduk dengan air akan membentuk pasta semen. Jika semen
ditambah dengan pasir akan menjadi mortar semen. Jika ditambah lagi dengan
kerikil atau batu pecah disebut beton. Beton memiliki kuat tekan yang tinggi namun
kuat tarik yang lemah. Pelat lantai dari beton mempunyai keuntungan antara lain:
5. Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan dapat
berumur panjang.
3. Pada pelat lantai yang tebalnya lebih dari 25 cm harus dipasang tulangan
rangkap atas bawah.
21
4. Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5 cm dan tidak lebih
dari 20 cm atau dua kali tebal pelat, dipilih yang terkecil.
22
2.9.1 Pekerjaan Bekisting
Tahapan pada pekerjaan marking ini telah dilaksanakan sebelum praktek kerja
pengecoran. Bekisting sendiri berfungsi sebagai wadah atau cetakan untuk beton.
Pekerjaan bekisting pada plat dan balok menggunakan sistem semi modern.
Sistem semi modern ini terlihat dengan adanya pemakaian plywood dan
dipenuhi ialah:
struktur sia-sia.
23
3. Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan
2.9.2.Pekerjaan Penulangan
pemotongan, hingga pekerjaan perakitan baik itu pekerjaan tulangan yang dirakit
ditempat lansung maupun ditempat lain. Tulangan merupakan salah satu bahan
beton bertulang yang berfungsi sebagai penahan gaya tarik pada struktur balok
maupun plat. Pekerjaan tulangan plat lantai dan balok menggunakan sistem
perakitan di tempat.
diperoleh.
ditentukan..
tulangan balok.
24
2.9.2 Pekerjaan Pengecoran
yang telah bekisting yang telah diberi tulangan. Pengecoran pada plat lantai
dan balok menggunakan Site Mix. Site mix adalah metode pengolahan beton yang
terlebih dahulu, kemudian diikuti agregat halus (pasir) dan terakhir semen.
Semuanya dalam takaran tertentu sesuai dengan mutu beton yang diinginkan.
meliputi:
2. Menentukan volume area siap cor. Untuk pekerjaan plat dan balok,
penentuan batas stop cor atau volume cor dilihat dari kondisi bekisting
dilapangan. Jika bekisting sudah siap pada jarak bentang tertentu, maka
volume cor yang diambil adalah ¼ atau ¾ jarak bentang area bekisting
5. Tuang beton segar kearea balok dan plat yang siap untuk di cor.
25
6. Pada saat pengecoran pada saat beton segar dituang dan dipadatkan
direncanakan.
7. Untuk perawat beton, basahi permukaan plat dan balok dengan air selama
2 minggu sekali.
telah cukup umur yakni 7 hari. Beton yang cukup umur ialah beton yang dapat
menahan berat sendiri dan beban dari luar. Bekisting yang telah dibongkar
dibersihkan dari sisa-sisa beton yang melekat dan dsimpang pada tempat yang
2. Bongkar plywood secara hati-hati untuk bagian pinggir are beton yang
cor yang dilakukan oleh QC. Jika ditemui hasil cor yang kurang bagus,
berikan.
26
2.10. ATAP
27
2.10.2. Bentuk Atap
1. Atap pelana
28
2. Atap joglo
3. Atap gergaji
29
4. Atap limasan
5. Atap patah
6. Atap jengki
7. Atap runcing
8. Atap kerucut
9. Atap peluru
10. Atap ½ lingkaran
11. Atap perisai
12. Atap miring
13. Atap datar
14. Atap tenda
30
2.11.1. Kuda-Kuda
31
caramerangkaikan beberapa batang yang dibentuk menjadi suatu konsturksi rangka
batang, dengan bentuk dasar segitiga.
Keterangan :
a. Balok tarik
b. Balok kunci
c. Kaki kuda-kuda
d. Tiang gantung
e. Batang Sokong
f. Balok Gapit
g. Balok Bubungan
h. Balok Gording
i. Balok Tembok
32
k. Balok tunjang
l. Tiang Pincang
m. Balok Pincang
1. Kaki kuda-kuda :
33
B. Tipe Kuda-Kuda
a) Tipe pratt
a) Tipe howe
b) Tipe fink
c) Tipe bowstring
34
d) Tipe sawtooth
e) Tipe waren
C. Bentuk-Bentuk Kuda-Kuda.
Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau beton
bertulang.
35
Gambar 2.14. Kuda-Kuda Bentang 4-8 Meter
Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin
d. Bentang 20 Meter
36
e. Kuda-Kuda Baja Profil Siku
2.11.2.Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada
proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk,
orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording
berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording
menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan
panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda,
37
sehingga bentuk kuda kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang
tersedia.
Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil
WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan dihubungkan dengan
sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari terjadinya pergerakan. Posisi sagrod
diletakkan sedemikian rupa sehingga mengurangi momen maksimal yang terjadi
pada gording.
1. Jurai
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau
framework yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai
luar.
2. Sagrod
Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan
kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser
(diperpanjang/diperpendek).
3. Usuk/kaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan
meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm
dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara
satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung
dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk
38
harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-
ujung usuk.
4. Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang
sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan
meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng
atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan
penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak lurus usuk
dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup atapnya
(genteng).
2.12.Penutup atap
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus
mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian
hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan.
a. Genteng
Menurut bahan material terdapat genteng beton dan genteng tanah liat
(keramik). Sedangkan menurut bentuknya, genteng terdiri atas genteng biasa
(genteng S), genteng kodok, genteng pres silang. Sedangkan untuk bentuk genteng
karpus terdiri atas genteng setengah lingkaran, genteng segitiga, dan genteng sudut
patah.
39
Gambar 2.19. Genteng Biasa (Genteng S) Gambar 2.20. Genteng Kodok
Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G.
Tamrin
40
Gambar 2.23. Potongan Pemasangan Genteng S
Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin
41
Gambar 2.25. Pemasangan Genteng Bubungan (Karpus)
Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin
b. Sirap
Bahan sirap adalah akyu keras yang banyak terdapat di hutan-hutan
Kalimantan, yang dibuat menjadi lembaran-lembaran tipis dengan ukuran 8
X 60 cm2.
c. Asbes gelombang
42
Bahan penutup atap lain yang mempunyai ukuran besar adalah : seng
logam, seng fibre glass, kaca, dan lain-lain.
Bentuk atap untuk bangunan bertingkat dapat dibagi menjadi dua macam,
yaitu :
1. Atap datar
2. Atap sudut
Atap datar umumnya dibuat dari beton bertulang kedap air, yaitu di buat dari
campuran 1 semen : 1 ½ pasir : 2 ½ kerikil + air, diberi tulangan rangkap atas bawah.
Tulangan atas berfungsi sebagai tulangan susut untuk mencegah retak-retak pada
permukaan beton akibat terkena sinar matahari, sedang tulangan bawah berfungsi
sebagai tulangan konstruksi untuk menahan lenturan. Tulangan atas bawah masing-
masing dipasang bersilang, diametertulangan susut minimum 6 mm dan diameter
tulangan konstruksi minimum 8 mm. plat atap harus dibuat dengan tebal minimum
7 cm atau lebih.
1. Pelesteran kera 1 semen : 2 pasir, yang dibuat kasar agar tidak licin, agar
indah dapat ditutup tegel galar atau jenis ubin lainnya.
2. Cairan pekat seperti aspal ‘water proofing’ dengan diberi tebaran pasir.
3. Keuntungan atap beton:
Di atasnya dapat dipakai unutk ruangan serba guna, seperti
gudang, tempat jemuran, ruang mesin, bak air.
43
Konstruksi atap menjadi satu dengan rangka portalnya, menambah
sifat kaku dari bangunan, sehingga tahan terhadap gaya horizontal,
oleh angin atau gempa.
Karena tahan api, maka dapat mencegah menjalarnya api yang
dating dari arah atas kedalam ruangan di bawahnya.
Atap sudut atau atap bersudut adalah atap yang mempunyai kemiringan,
sehingga membentuk suatu sudut dengan rangka bangunannya.
Ditinjau dari besarnya sudut kemiringan, atap sudut dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Atap landai
2. Atap runcing
44
bangunannya harus juga diperhitungkan adanya momen oleh guling oleh angin dan
tau gempa.
Makin tinggi tempat dari muka tanah, makin besar pula tekanan anginnya,
maka untuk mencegah agar atap tidak terbang dihembus angin, dalam memasng
kuda-kudanya tidak boleh hanya diletakan begitu saja, tapi harus diangker kuat atau
dibegel pada klom pendukungnya.
Bahan penutup atap, terutama dari bahan yang ringan, sebaiknya dipaku atau
diskrup pada batang tumpuannya, agar tidak mudah dihempas angin.
1. Pada tiap titik buhul (titik simpul, titik sambung), garis sumbu batang dan
garis kerja batang-batang harus bertemu pada suatu titik
45
Gambar 2.28. Sambungan Titik Buhul Pada Kuda-Kuda Kayu
Sumber. KBG Bertingkat Rendah Ir. Ign. Benny Puspantoro, MSc
2. Beban-beban pada rangka batang hanya boleh bekerja pada titik buhul.
Beban yang bekerja pada batang antara dua titik buhul, harus dilimpahkan
dulu ke titik-titik buhul yang terdekat. Berat sendiri rangka batang tidak
diperhitungkan sebagai beban.
46
3. Batang yang dipakai harus utuh dan lurus, agar garis sumbuhnya juga
lurus. Batang yang cacat, rusak atau sudah rapuh, tidak boleh pakai,
kareana ini dapat melemahkan kontruksi. Bila satu batang pada rangka
patah, maka konstruksi batang tersebut akan runtuh.
47
Gambar 2.33. Deformasi Pada Rangka Batang
Sumber. KBG Bertingkat Rendah Ir. Ign. Benny Puspantoro, MSc
2.13.3.Tinjauan Konstruksi
Ditinjau secarah utuh, pada konstruksi rangka batang tidak timbul momen dan
gaya lintang pada batang tunggal. Pada rangka batang hanya perlu dihitung gaya-
gaya normal (gaya tarik atau gaya desak) yang terjadi pada masing-masing batang.
Bahan untuk rangka atap dapat memakai : kayu, baja siku, baja profil I atau
beton bertulang.
1. Kayu
Mudah didapat dari alam, sifat kenyal, elastis, kekuatan dan
keawetannya tergantung dari umur kayu dan jenis kayu.
Mudah dikerjakan oleh tukang biasa dengan alat sederhana, dapat
dibentuk berbagai model yang indah.
Harga relative murah, dank arena bahannya ringan dapat
memperkecil ukuran konstruksi bangunan dan fondasinya.
Dapat terbakar dan mudah menjalarkan api dari suatu tempat ke
tempat yang lain.
48
Konstruksi harus terlindung dari panas dan hujan, agar tidak cepat
lapuk.
Perlu diberi lapis pelindung agar tidak dimakan rayap, bubuk atau
serangga kecil lain.
Sebaiknya untuk bentangan atap tidak lebih dari 12 m.
2. Baja :
Bahanya diperoleh dari hasil pabrik, mutu dan kekuatannya
tergantung standar pabrik pembuatnya.
Sifat bahannya yang keras memerlukan alat khusus untuk
pembuatannya, dibentuk di bengkel di poryek hanya tinggal pasang.
Harga baja mahal, kekuatan baja besar, jadi hanya ekonomis unutk
bentangan besar dengan beban berat.
Oleh api dan panas yang tinggi, batang dapat terlentur, menggeliat
dan leleh.
Oleh panas dan hujan, bahan dapat berkarat dan kropos, jadi perlu
diberi lapis pengawat anti karat dan terlindung.
49
Gambar 2.35. Bentuk Kuda-Kuda Rangka
Sumber. KBG Bertingkat Rendah Ir. Ign. Benny Puspantoro, MSc
50
3. Beton Bertulang
Dibuat dari beton yang diberi tulangan, perlu waktu untuk
pengerasn betonnya, mutunya tergantung cara pelaksanaannya.
Umumnya dibuat langsung di tempatdengan membuat cetakan-
cetakan dari kayu, dapat dikerjakan dengan alat sederhana.
Harga relative masih murah disbanding umurnya yang tidak
terbatas, setelah betonnya mengeras tidak perlu perawatan lagi.
Merupakan bahan yang tahan api, tidak dapat terbakar, tidak rusak
oleh panas dan hujan, tahan zat kimia.
Dapat untuk landasan helicopter atau dipaki untuk keperluan lain (
ruang mesin, bak air, penthouse).
51