PENDAHULUAN
1
LAPORAN PRAKTIKUM BETON (PTS.173) Pendahuluan
menambah informasi mengenai pengaruh variasi dimensi agregat kasar pada mutu
beton.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum beton ini adalah :
1. Mengaplikasikan teori dari kuliah beton yang diterima dari kampus
untuk keperluan pelaksanaan di lapangan atau dunia kerja.
2. Mencari dan mengikuti materi yang diberikan pembimbing dalam
praktikum beton yang nantinya akan diterapkan dalam pelaksanaan di
lapangan.
3. Mengetahui berbagai macam uji atau tes beton guna menentukan sifat
dan karakteristik beton tersebut sehingga dapat dijadikan referensi
untuk pekerjaan sipil.
4. Menyusun laporan tentang hal-hal yang diterima selama mengikuti
praktikum laboratorium beton yang mencakup semua materi yang
diikuti.
1.3 Landasan Teori
AlhaYobi – M1C119007 2
LAPORAN PRAKTIKUM BETON (PTS.173) Pendahuluan
AlhaYobi – M1C119007 3
LAPORAN PRAKTIKUM BETON (PTS.173) Pendahuluan
AlhaYobi – M1C119007 4
LAPORAN PRAKTIKUM BETON (PTS.173) Pendahuluan
Adanya butiran melayang atau lumpur dalam air diatas 2 gram perliter dapat
mengurangi kekuatan beton. Air yang berlumpur terlalu banyak dapat
diendapkan dulu dalam kolam pengendap sebelum dipakai .Dalam
pemakaian air untuk beton, sebaiknya air memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Tidak mengandung lumpur (benda melayang lainnya) lebih dari
2 gram/liter.
b. Tidak mengandung garam-garaman yang dapat merusak beton
(asam, zat orgaik lainnya) lebih dari 15 gram/liter
c. Tidak mengandung klorida (CI) lebih dari 0,5 gram/liter.
d. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
Untuk air perawatan, dapat dipakai juga air yang dipakai untuk
pengadukan, tetapi harus yang tidak menimbulkan noda atau endapan yang
dapat merusak warna permukaan hingga tidak sedap dipandang. Besi dan
zat organis dalam air umumnya sebagai penyebab utama pengotoran atau
perubahan warna, terutama jika perawatan cukup lama.
3. Agregat
Umumnya kandungan agregat (kasar dan halus) meliputi 60% - 70%
volume beton. Agregat ini harus bergradasi sedemikian rupa sehingga
seluruh massa beton dapat berfungsi sebagai benda yang utuh, homogen dan
rapat, dimana agregat berukuran kecil berfungsi sebagai pengisi celah
diantara agregat berukuran besar. Penilaian agregat ditentukan oleh bentuk
butir dan permukaan, kemulusan, kekerasan, kebersihan dan ukuran serta
gradasinya.
Karena agregat merupakan bahan yang terbanyak di dalam beton,
maka semakin banyak persentase agregat dalam campuran akan semakin
murah harga beton, dengan syarat campurannya masih cukup mudah
dikerjakan untuk elemen struktur yang memakai beton tersebut.
Dalam perancangan campuran beton, faktor kelembaban agregat
memegang peranan yang cukup penting, dan hal ini berkaitan dengan fas
yang terjadi. Kondisi kelembaban suatu agregat dapat dibagi antara lain
sebagai berikut :
AlhaYobi – M1C119007 5
LAPORAN PRAKTIKUM BETON (PTS.173) Pendahuluan
AlhaYobi – M1C119007 6
LAPORAN PRAKTIKUM BETON (PTS.173) Pendahuluan
AlhaYobi – M1C119007 7
LAPORAN PRAKTIKUM BETON (PTS.173) Pendahuluan
muai yang hampir sama. Saat ini beton bertulang banyak dipakai
untuk pondasi, kolom, balok, dinding, jalan raya, landasan pesawat
udara, gedung, penampung air, pelabuhan, bendungan, jembatan dan
sebagainya.
4. Beton segar dapat dengan mudah diangkat maupun dicetak dalam
bentuk maupun ukuran sesuai keinginan. Cetakan dapat pula dipakai
beberapa kali sehingga secara ekonomi menjadi murah.
Walaupun beton mempunyai beberapa kelebihan, namun beton juga
memiliki beberapa kekurangan. Menurut Tjokrodimuljo (2007), kekurangan beton
dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Bahan dasar penyusun beton agregat halus maupun agregat kasar
bermacan-macam sesuai dengan lokasi pengambilannya, sehingga
cara perencanaan dan cara pembuatannya bermacam-macam pula.
2. Beton keras mempunyai beberapa kelas kekuatan sehingga harus
disesuaikan dengan bagian bangunan yang akan dibuat, sehingga cara
perencanaan dan cara pelaksanaan bermacam-macam pula.
3. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga getas atau rapuh
dan mudah retak. Oleh karena itu perlu diberikan cara-cara
mengatasinya, misalnya dengan memberikan baja tulangan, serat dan
sebagainya
Yang sering dijumpai di lapangan adalah agregat yang kering udara atau
yang lembab/basah, sehingga dalam melakukan rancangan campuran beton perlu
diadakan koreksi terhadapagregat yangakan digunakan. Secara umum agregat
yang baik untuk pembuatan beton harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Harus bersifat kekal.
2. Tidak mengandung lumpur lebih dari 5% untuk agregat halus dan 1%
untuk agregat kasar.
3. Tidak mengandung bahan-bahan organis dan zat-zatyang reaktif
alkali.
4. Harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
Agregat terdiri dari dua jenis, yaitu :
AlhaYobi – M1C119007 8
LAPORAN PRAKTIKUM BETON (PTS.173) Pendahuluan
AlhaYobi – M1C119007 9
LAPORAN PRAKTIKUM BETON (PTS.173) Pendahuluan
AlhaYobi – M1C119007 10
BAB II
PEMERIKSAAN VOLUME AGREGAT
2.1. Tujuan
Pemeriksaan berat volume agregat digunakan umtuk menentukan proporsi
agregat yang digunakan dalam campuran (berat volume agregat halus, kasar
ataupun campuran).
AlhaYobi – M1C119007 2
LAPORAN PRAKTIKUM BETON (PTS.173) Pemeriksaan Volume Agregat
2.5. Perhitungan
2.7. Kesimpulan
2.8. Saran
AlhaYobi – M1C119007 3
LAPORAN PRAKTIKUM BETON (PTS.173) Pemeriksaan Volume Agregat
AlhaYobi – M1C119007 4
BAB III
ANALISIS SARINGAN AGREGAT KASAR DAN HALUS
3.1 Tujuan
Menentukan berat isi agregat halus, kasar atau campuran yang didefenisikan
sebagai perbandingan antara berat material kering dengan volume agregat kering
itu sendiri.
Sumber:https://publikasi,unitri.ac.id/index.php/teknik/article/download/1164/849
Sumber:https://publikasi,unitri.ac.id/index.php/teknik/article/download/1164/849
Penyerapan (absorbsi) adalah prosentase berat air yang dapat diserap pori
terhadap berat agregat kering. Berat jenis dan nilai absorbsi agregat halus
digunakan dalam penentuan proporsi campuran mix desain beton. Pemeriksaan
dari absorbsi 4,63%. Ini berguna sebagai perencanaan campuran beton, saat
pembuatan sampel benda uji. Pemeriksaan dari berat jenis agregat kasar
didapatkan 2,19 gr/cm3 dan penyerapan (absorbsi ) 4,64 %. Hasil pemeriksaan
kadar air agregat kasar Pemeriksaan ini untuk menentukan kadar air agregat kasar
dalam keadaan sebenarnya dilapangan dengan cara pengeringan. Kadar air adalah
perbandingan antara berat air yang terkandung dalam agregat dalam keadaan
kering lapangan. Nilai kadar air ini digunakan sebagai koreksi proporsi takaran air
untuk adukan beton yang disesuaikan dengan kondisi agregat dilapangan. Dari
hasil perhitungan diperoleh kadar air agregat kasar adalah 1,35 % pemeriksaan
AlhaYobi – M1C119007 2
LAPORAN PRAKTIKUM BETON (PTS.173) Anilisis agregat kasar dan Halus
absorbsi adalah 4,64 %. Berat atau bobot isi adalah untuk cara gembur 1.33
gram/cm3 dan cara padat 1,57 gram/cm3
Sumber:https://publikasi,unitri.ac.id/index.php/teknik/article/download/1164/849
Sumber:https://publikasi,unitri.ac.id/index.php/teknik/article/download/1164/849
AlhaYobi – M1C119007 3
LAPORAN PRAKTIKUM BETON (PTS.173) Anilisis agregat kasar dan Halus
Sumber:https://publikasi,unitri.ac.id/index.php/teknik/article/download/1164/849
Pada umumnya beton tidak tahan terhadap serangan kimia. Biasa dijumpai
yang menyerang terhadap beton yaitu serangan alkali dan serangan sulfat. Pada
penelitian ini tidak dilakukan pengujian terhadap faktor kimia untuk material pasir
dari Handel dan krikil dari kali Wae Longge.
3.3 Peralatan
1. Alat
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % berat contoh.
b. Talam dengan kapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh
agregat. 3. Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm, yang
ujungnya bulat, terbuat dari baja tahan karat.
c. Mistar perata
d. Sekop
e. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat
pemegang
2. Bahan
a. Agregat, terdiri dari :
1) Agregat kasar (split)
a) Agregat Ø 5 – 10 mm
b) Agregat Ø 10 – 20 mm
2) Agregat halus
AlhaYobi – M1C119007 4
LAPORAN PRAKTIKUM BETON (PTS.173) Anilisis agregat kasar dan Halus
b. Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal.
Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusukkan
sebanyak 25 kali secara merata.
3.5 Perhitungan
3.6 Hasil dan Analisi Data
3.7 Kesimpulan
3.8 Saran
AlhaYobi – M1C119007 5
LAPORAN PRAKTIKUM BETON (PTS.173) Anilisis agregat kasar dan Halus
AlhaYobi – M1C119007 6