Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PERHITUNGAN AWAL

4.1 Menetapkan Titik Awal dan Akhir beserta Koridor Jalan


Titik awal dan titik akhir jalan rencana yang telah ditetapkan pada peta
kontur diberi nama dengan titik A untuk titik awal jalan rencana dan diberi nama
dengan titik B untuk titik akhir jalan rencana.
Desain awal alinyemen horizontal membutuhkan nilai jarak pandang yang
dijelaskan sebagai berikut:
1. Jarak pandang henti (Jh), nilai jarak pandang henti dilakukan perhitungan
dengan menggunakan persamaan (2.5), nilai VR 80 km/jam dan F = 0,40.

Jh = 0,694 x VR + 0,004

= 0,694 x 80 + 0,004 ,
= 119,520 m
Nilai jarak pandang henti pada perhitungan memperoleh 119,250 m. jarak
pandang henti minimum dengan nilai VR 80 km/jam adalah 120 m. Hasil
perhitungan dan standar yang telah ditetapkan memiliki selisih yang tidak
terlalu tinggi, sehingga perhitungan dapat dikatakan benar.
2. Jarak pandang mendahului (Jd),
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
Keterangan:
Jd = jarak pandang mendahului
( ) ( )
d1 = 0,278 x T1 x
d2 = 0,278 x VR x T2
d3 = 30 – 100 m
d4 = d2
T merupakan waktu dan a merupakan percepatan rata-rata, sehingga
perhitungan nilai T dan a adalah sebagai berikut:
a. Nilai Waktu Sadar (T1)
T1 = 2,120 + 0,026 VR
= 2,120 + 0,026 x 80
= 4,200 s
b. Nilai Waktu Kendaraan Mendahului dengan berada di Jalur Lawan (T2)

59
Tugas Besar Perencanaan Geometrik jalan Perhitungan Awal
T2 = 6,560 + 0,048 VR
= 6,560 + 0,048 x 80
= 10,400 s
c. Nilai a
a = 2,052 + 0,0036 VR
= 2,052 + 0,0036 x 80
= 2,340 s
Nilai T dan a telah diperoleh, sehingga dilanjutkan perhitungan nilai d sebagai
berikut:
( ) ( )
a. d1 = 0,278 x T1 x
( ) ( , , )
= 0,278 x 4,200 x

= 46,604 m
b. d2 = 0,278 x VR x T2
= 0,278 x 80 x 10,400
= 231,296 m
c. d3 = 30 – 100 m
= 80 m (asumsi)
d. d4 = d2

= x 231,296

= 154,197 m

Nilai d1, d2, d3, d4 sudah diperoleh sehingga dilakukan perhitungan nilai Jd
sebagai berikut:

Jd = d1 + d2 + d3 + d4

= 46,604 m + 231,296 m + 80 m + 154,197 m

= 512,097 m

Jdmin = (d2 + d3 + d4)

= (231,296 m + 80 m + 154,197 m)

Rifqi Ihsan Muzakki - M1C119038 60


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jalan Perhitungan Awal
= 310,329 m

4.2 Penentuan Trase Alinyemen Horizontal


Penentuan trase alinyemen horizontal memiliki parameter yang dilakukan
perhitungan sebagai berikut:

1. Panjang bagian lurus maksimum, memiliki jenis medan datar dengan fungsi
jalan arteri primer dan panjang maksimum 3000 m.
2. Jari-jari minimum (Rmin)

Rmin =
( )

=
( % , )

= 209,974 m
≈ 210 m
3. Nilai panjang lengkung peralihan (Ls), memiliki parameter yang dilakukan
perhitungan sebagai berikut:
a. Berdasarkan waktu tempuh maksimum di lengkung peralihan
Ls = ,
T

Keterangan:
T = waktu tempuh di lengkung peralihan, 3 detik
Ls = T
,

= ,
x3

= 66,667 m
b. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal

Ls = 0,022 x – 2,727 x

Keterangan:
Rc = jari-jari rencana (m), Rmin dengan peralihan 100 m
emax = superelevasi maksimum (%)
C = perubahan percepatan 0,3 – 1,0, disarankan 0,4 m/s2

Ls = 0,022 x – 2,727 x
%
Ls = 0,022 x (
) ,
– 2,727 x
,

= 36,299 m

Rifqi Ihsan Muzakki - M1C119038 61


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jalan Perhitungan Awal
4. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian
( !"# $)
Ls = ,

Keterangan:
Rmax = jari-jari maksimum untuk VR 80 km/jam = 0,025 mm/s
Enormal = superelevasi normal (%)
( !"# $)
Ls =
,
( % %) % /'
=
, , ( /)

= 71,111 m
Berdasarkan tabel Bina Marga Pembacaan data pada tabel Bina Marga
menggunakan data kecepatan rencana (VR) sebasar 80 km/jam dengan
superelevasi maksimum (emaks) sebesar 10%, sehingga nilai perubahan
kelandaian secara teoritis (LSteori) sebesar 90 meter. Dengan demikian, nilai
perubahan kelandaian secara matematis (LSmatematis) yang digunakan adalah
nilai yang mendekati nilai perubahan kelandaian secara teoritis (LSteori) yaitu
sebesar 71,1 meter.
4.3. Penentuan Jenis Hitungan
Dalam penentuan jenis hitungan, ada beberapa Langkah yang dilakukan
yaitu sebagai berikut:
1. Menghitung jarak pada masing-masing tikungan
Perhitungan jarak pada masing-masing tikungan, dibuat patokan berupa kotak
dengan skala 1:2000 cm sehingga dapat dilakukan pengoperasian data sebagai
berikut:
a. Jarak Titik A ke Tikungan I
Diketahui: Titik A => XA = -46,4
YA = -7
Tikungan I => XI = -15,5
YI = 3,7
dA-TI = *(X1 − XA) + (Y1 − YA)

= 12−15,5 − (−46,4)6 +( 3,7 − (−7))

= √1069,3

Rifqi Ihsan Muzakki - M1C119038 62


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jalan Perhitungan Awal
= 32,7 cm ≈ 33 cm
Sehingga, jika diterapkan di lapangan, didapatkan jarak dari Titik A ke
Tikungan I sebagai berikut.
dA-TI = 33 cm x 20
= 660 cm
b. Jarak Tikungan I ke Tikungan II
Diketahui : Tikungan I => XI = -15,5
YI = 3,7
Tikungan II => XII = 28,7
YII = -5,6
dTI-TII = *(XII − XI) + (YII − YI)

= 1228,7 − (−15,5)6 +(−5,6 − 3,7)

= √2040,13
= 45,17 ≈ 45 cm
Sehingga, jika diterapkan di lapangan, didapatkan jarak dari Tikungan I ke
Tikungan II sebagai berikut.
dTI-TII = 45 cm x 20
= 900 cm
c. Jarak Tikungan II ke Tikungan III
Diketahui : Tikungan II => XII = 28,7
YII = -5,6
Tikungan III => XB = 49,3
YB = 3,5
dTII-B = *(XB − XII) + (YB − YII)

= *(49,3 − 28,7) +(−3,5 − (−5,6))


= √428,77
= 22,43 ≈ 22 cm
Sehingga, jika diterapkan di lapangan, didapatkan jarak dari Tikungan II ke
Tikungan III sebagai berikut.
dTII-B = 22 cm x 20
= 440 cm

Rifqi Ihsan Muzakki - M1C119038 63


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jalan Perhitungan Awal
Setelah menghitung jarak pada setiap titik, dapat dilakukan perhitungan
untuk mencar sudut pada Tikungan I dan Tikungan II.
2. Menghitung sudut pada masing-masing tikungan

Gambar 4.1 Sketsa trase Jalan

Gambar 4.1 Sistem Koordinat


Perhitungan sudut pada setiap tikungan dilakukan dengan menggunakan
nilai jarak pada setiap tikungan berdasarkan sistem koordinat yang dijelaskan
sebagai berikut:

a. Sudut A-Tikungan I
Diketahui : Titik A => XA = -46,4
YA = -7
Tikungan I => XI = -15,5
YI = 3,7
AB AC
αA-TI = Arc tg ( DB DC
)
(,( ( , )
= Arc tg ( )
, ( )
,E
= Arc tg ( )
,

= 70,90 (Terletak di kuadran I)


Sehingga,
αTA-TI = 0° + αTI-TII

Rifqi Ihsan Muzakki - M1C119038 64


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jalan Perhitungan Awal
= 0° + (70,90°)
= 70,90°
b. Sudut Tikungan I-Tikungan II
Diketahui : Tikungan I=> XI = -15,5
YI = 3,7
Tikungan II => XII = 28,7
YII = -5,6
ABB AB
αTI-TII = Arc tg ( DBB DB
)
, ( (,()
= Arc tg ( )
(, , )
,
= Arc tg ( )
E,

= -78,12 (Terletak di kuadran II)


Sehingga,
αTI-TI = 90° + αTI-TII
= 90° + (-78,12°)
= 11,88
Setelah mendapatkan nilai pada sudut tikungan I, dapat dihitung nilai ∆ pada
tikungan I yaitu sebagai berikut:
∆I = αA-TI - αTI-TII
= 80,90° – 11,88°
= 59,020°
c. Sudut Tikungan II – Titik B
Diketahui : Tikungan I=> XII = 28,7
YII = -5,6
Tikungan II => XB = 49,2
YB = 3,5
AH ABB
αTII-TB = Arc tg ( DH DBB
)
E, ,
= Arc tg ( )
,( ( (, )
,(
= Arc tg ( )
E,

= 66,06 (Terletak di kuadran I)


Sehingga,
αTA-TI = 0° + αTI-TII

Rifqi Ihsan Muzakki - M1C119038 65


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jalan Perhitungan Awal
= 0° + (66,06°)
= 66,06°
Setelah mendapatkan nilai pada sudut Tikungan II, dapat dihitung nilai ∆
pada Tikungan II yaitu sebagai berikut:
∆II = 360° - (180° + ∆I + (αTA-TI))

= 360° - (180° + ( 59,020°) + (66,06°))


= 50,080°
Dalam pemilihan jenis tikungan, ada beberapa langkah yang dilakukan yaitu
sebagai berikut:
1. Tikungan I
Ls = 71,1 meter
e = 0,10
Rc = 310 meter
VR = 80 km/jam
a. Menghitung sudut lengkung spiral Is sebagai berikut:
E × K)
Is =
L× M
E × ,
=
, ×

= 6,575
b. Menghitung sudut lengkung circle Ic sebagai berikut:
Ic = ∆ - 2 Is
= 59,020 – (2 x 6,575)
= 45,870
c. Menghitung panjang busur Lc sebagai berikut:
NM
Lc = O Rc
(,
= x 3,14 x 310

= 248,055
Cek nilai Lc:
Syarat tikungan SCS : Lc > 20 m ⟺ 248,055 > 20...... Oke!
d. Menghitung pergesan tangan terhadap spiral (P) dan absis dari dari P pada
garis tangen spiral (k)

Rifqi Ihsan Muzakki - M1C119038 66


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jalan Perhitungan Awal
Dari Tabel 4.10, halaman 129, “Dasar-dasar Perencanaan Geometrik
Jalan”, Silvia Sukirman, diperoleh nilai p* dan k*.
Untuk Is = 6,537 diperoleh p* = 0,0095396 dan k* = 0,4997846.
QR²
P = - Rc ( 1 – cos Is )
×TU
( , )²
= - 310 ( 1 – cos (6,575) )
×

= 0,678 m ≥ 0,20
Karena nilai P ≥ 0,20 dan e = 0,10 maka tikungan I adalah tikungan SCS.
QR³
k = Ls - - Rc sin Is
×TU²
( , )³
= 71,1 - - 310 x sin (6,575)
×( )²

= 35,540
2. Tikungan II
Ls = 71,1 meter
e = 0,10
Rc = 310 meter
VR = 80 km/jam
a. Menghitung sudut lengkung spiral Is sebagai berikut:
E × K)
Is =
L× M
E × ,
=
, ×

= 6,575
b. Menghitung sudut lengkung circle Ic sebagai berikut:
Ic = ∆ - 2 Is
= 50,080° – (2 x 6,575)
= 36,930
c. Menghitung panjang busur Lc sebagai berikut:
NM
Lc = O Rc
,E
= x 3,14 x 310

= 199,709
Cek nilai Lc :
Syarat tikungan SCS : Lc > 20 m ⟺ 199,709 > 20...... Oke!

Rifqi Ihsan Muzakki - M1C119038 67


Tugas Besar Perencanaan Geometrik jalan Perhitungan Awal
d. Menghitung pergesan tangan terhadap spiral (P) dan absis dari dari P pada
garis tangen spiral (k)
Dari Tabel 4.10, halaman 129, “Dasar-dasar Perencanaan Geometrik
Jalan”, Silvia Sukirman, diperoleh nilai p* dan k*.
Untuk Is = 6,537 diperoleh p* = 0,0095396 dan k* = 0,4997846.
QR²
P = ×TU
- Rc ( 1 – cos Is )
( , )²
= - 310 ( 1 – cos (6,575) )
×

= 0,678 m ≥ 0,20
Karena nilai P ≥ 0,20 dan e = 0,10 maka tikungan I adalah tikungan SCS.
QR³
k = Ls - - Rc sin Is
×TU²
( , )³
= 71,1 - ×( )²
- 310 x sin (6,575)

= 35,54
Kesimpulan :Karena syarat untuk tikungan SCS terpenuhi, maka jenis
tikungan yang dipilih untuk Tikungan II adalah tikungan SCS.

Rifqi Ihsan Muzakki - M1C119038 68

Anda mungkin juga menyukai