PERHITUNGAN AWAL
49
Tugas Besar Perencanaan Geometrik jalan Perhitungan Awal
Nilai d1, d2, d3, d4 sudah diperoleh sehingga dilakukan perhitungan nilai Jd
sebagai berikut:
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
= 512,097 m
2
Jdmin = (d2 + d3 + d4)
3
2
= (231,296 m + 80 m + 154,197 m)
3
= 310,329 m
1. Panjang bagian lurus maksimum, memiliki jenis medan datar dengan fungsi
jalan arteri primer dan panjang maksimum 3000 m.
2. Jari-jari minimum (Rmin)
V 2R 80
2
Rmin = = = 209,974 m ≈ 210 m
127(e max + F max ) 127(10 % +0 , 14)
3. Nilai panjang lengkung peralihan (Ls), memiliki parameter yang dilakukan
perhitungan sebagai berikut:
a. Berdasarkan waktu tempuh maksimum di lengkung peralihan
VR
Ls = T
3 ,6
VR
Ls = T
3 ,6
80
= x3
3 ,6
= 66,667 m
b. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal
3
VR V xe
Ls = 0,022 x – 2,727 x R max
RC x C C
Keterangan:
Rc = jari-jari rencana (m), Rmin dengan peralihan 100 m
emax = superelevasi maksimum (%)
C = perubahan percepatan 0,3 – 1,0, disarankan 0,4 m/s2
3
VR V xe
Ls = 0,022 x – 2,727 x R max
RC x C C
( e max−enormal ) V R
Ls =
3 , 6 x Rmax
( 10 %−2 % ) 80 km/ jam
=
3 , 6 x 0,025 mm/s
= 71,111 m
Berdasarkan tabel Bina Marga Pembacaan data pada tabel Bina Marga
menggunakan data kecepatan rencana (VR) sebasar 80 km/jam dengan
superelevasi maksimum (emaks) sebesar 10%, sehingga nilai perubahan
kelandaian secara teoritis (LSteori) sebesar 90 meter. Dengan demikian, nilai
perubahan kelandaian secara matematis (LSmatematis) yang digunakan
adalah nilai yang mendekati nilai perubahan kelandaian secara teoritis
(LSteori) yaitu sebesar 71,1 meter.
4.3. Penentuan Jenis Hitungan
Dalam penentuan jenis hitungan, ada beberapa Langkah yang dilakukan
yaitu sebagai berikut:
1. Menghitung jarak pada masing-masing tikungan
Perhitungan jarak pada masing-masing tikungan, dibuat patokan berupa
kotak dengan skala 1:2000 cm sehingga dapat dilakukan pengoperasian data
sebagai berikut:
a. Jarak Titik A ke Tikungan I
Diketahui: Titik A => XA = -42,7
YA = -12,7
Tikungan I => XI = -10,5
YI = 0.8
√ 2
= (−10 , 5−(−42 ,7 ) ) + ( 0 ,8−(−12, 7) )2
= √ 1219 , 09
= 34,92 cm ≈ 35 cm
Sehingga, jika diterapkan di lapangan, didapatkan jarak dari Titik A ke
Tikungan I sebagai berikut.
dA-TI = 35 cm x 20
= 700 cm
b. Jarak Tikungan I ke Tikungan II
Diketahui : Tikungan I => XI = -10,5
YI = 0,8
Tikungan II => XII = 29,3
YII = -12,5
dTI-TII = √ ( XII −XI ) +(YII−YI )2
2
√ 2
= ( 29 , 3−(−10 , 5 ) ) + (−12 ,5−0 , 8 )2
= √ 1760 , 93
= 41,96 ≈ 42 cm
Sehingga, jika diterapkan di lapangan, didapatkan jarak dari Tikungan I ke
Tikungan II sebagai berikut.
dTI-TII = 41 cm x 20
= 820 cm
c. Jarak Tikungan II ke Tikungan III
Diketahui : Tikungan II => XII = 29,3
YII = -12,5
Tikungan III => XB = 52,1
YB = -7
dTII-B = √ ( XB−XII ) +(YB−YII)2
2
√
= ( 52 ,1−29 ,3 )2 + (−7−(−12, 5) )
2
= √ 550 , 09
= 23,45 ≈ 23 cm
Sehingga, jika diterapkan di lapangan, didapatkan jarak dari Tikungan II
ke Tikungan III sebagai berikut.
dTII-B = 23 cm x 20
= 460 cm
Setelah menghitung jarak pada setiap titik, dapat dilakukan perhitungan
untuk mencar sudut pada Tikungan I dan Tikungan II.
2. Menghitung sudut pada masing-masing tikungan
a. Sudut A-Tikungan I
Diketahui : Titik A => XA = -42,7
YA = -12,7
Tikungan I => XI = - 10,5
YI = 0,8
XI −XA
αA-TI = Arc tg (
YI −YA
)
29 ,3−(−10 ,50)
= Arc tg ( ¿)
−12 ,5−0 , 8 ¿
39 ,80
= Arc tg ( )
−13 ,3
= -71,52 (Terletak di kuadran II)
Sehingga,
αTI-TI = 90° + αTI-TII
= 90° + (-71,52° )
= 18,48
Setelah mendapatkan nilai pada sudut tikungan I, dapat dihitung nilai ∆
pada tikungan I yaitu sebagai berikut:
∆I = αA-TI - αTI-TII
= 67,25° – 18,48°
= 48,770°
c. Sudut Tikungan II – Titik B
Diketahui : Tikungan I=> XII = 29,3
YII = -12,5
Tikungan II => XB = 52,1
YB = -7
XB− XII
αTII-TB = Arc tg ( YB−YII )
52, 1−29 , 3
= Arc tg ( )
−7−(−12 ,5)
22 ,8
= Arc tg ( )
5 ,5
= 76,09 (Terletak di kuadran I)
Setelah mendapatkan nilai pada sudut Tikungan II, dapat dihitung nilai ∆
pada Tikungan II yaitu sebagai berikut:
∆ II = 360° - (180° + ∆ I + (αTA-TI))