4.2 Penyelesaian
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan properties
material dan penampang dari elemen struktur lentur dengan BJ-37-WF 400 x 400
x 16 x 24.
fy = 240 MPa
17
TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 452
fu = 370 MPa
Ag = 25.490 mm²
lx = 780.000 mm4
ly = 262.000 mm4
rx = ix = 175 mm
ry = ly = 101 mm
Zx = 4.207.360 m3
Zy = 1.950.000 m³
Sx = 3.840.000 m²
Sy = 1.300.000 m²
Langkah kedua yang dilakukan adalah menghitung kekuatan perlu yang
berupa Pr dan Mr.
1. Sumbu x
Mrx=B 1 x M ntx + B 2 x M itx
Prx =Pnt + B1 x P¿
Dimana nilai Mntx telah diketahui yaitu sebesar 63,6 kNm dan Mitx
sebesar 156,3 kNm. Sebelum memasuki rumus diatas perlu dicari beberapa
parameter yang belum diketahui, yaitu:
a. Mencari nilai B1
Cm
B1 = Pr ≥ 1
1−∝
Pe 1
M2
Cm = 0,6-0,4
M1
43,6
= 0,6-0,4
63,6
= 0,326 (positif, karena arah lengkungan ganda)
2
Pe1 = π x E x Ix
¿¿
2 6
3,14 x 200.000 x 780 x 10
=
(1 x 2.315)²
= 287000004 N = 287000,005 kN
∝ = 1 (untuk semua kasus yang menggunakan metode LRFD)
λp = 0,38 x
√ E
fy
= 0,38 x
√ 200000
240
= 10,967
λr = 1,0 x
√ E
fy
= 1,0 x
√ 200000
240
= 28
Jadi λ ¿ λp maka profil sayap tergolong non-kompak.
2. Badan (Web)
Ulfa Dayini Ramadhanis – M1C119036 22
TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 452
b
λ =
t
406−24−24
=
16
= 22,375
λp = 3,76 x
√ E
fy
= 3,76 x
√ 200000
240
= 108,5
λr = 5,7 x
√ E
fy
= 5,7 x
√ 200000
240
= 165
Jadi λ ¿ λp maka profil sayap tergolong kompak.
Berdasarkan Tabel F1.1, SNI 1729-2015; bila bagian sayap tergolong
NON-KOMPAK dan bagian badan , maka penampang termasuk kategori F3 yang
dimana analisa yang harus dilakukan adalah Lateral Torsion Buckling (LTB) dan
Flange Local Buckling (FLB). Adapun perhitungan kedua parameter adalah
sebagai berikut:
1. Lateral torsion buckling (LTB)/ Tekuk torsi lateral
Pada pasal F3, disebutkan bahwa analisa LTB tetap berpatokan pada
pasal F2, sehingga:
Lp = 1,76 x iy
√ E
fy
= 1,76 x 101
√ 200000
240
=5131 mm = 5,1 m
Lp = 1,95 x rts x
E
fy √ jxc √
sx x h 0
+ ¿ ¿¿
√
5
262.1 0 x (406−24)
rts =
2 x 384.1 04
= 36,099 mm
Berdasarkan pasal F2, persamaan (F2-8a), koef c untuk profil WF simetris
ganda adalah c = 1. Nilai konstanta torsi, J, untuk profil WF adalah:
( 2 xbx t3 ) +(dx t 3 )
J =
3
( 2 x 403 x 2 4 3 ) +(382 x 1 6 3)
= (d adalah h0)
3
= 4235605 mm4
Sehingga nilai Lr adalah sebagai berikut:
Lp = 1,95 x rts x
E
0,7 x fy √ jxc √
sx x h 0
+ ¿ ¿¿
=1,95 x 36,099 x
= 19949 mm = 19,9 m
200000
0,7 x 240 √ 4235605 x 1
4
384.1 0 x 382
+√ ¿ ¿ ¿
λpf = λp=0,38 x
√ E
Fy
= 0,38 x
√ 200000
240
= 10,97
=1,0 x
√ 200000
240
=28,867
Setelah mendapatkan parameter yang diperlukan, selanjutnya adalah
menghitung Momn nominal sesuai dengan persamaan.
λ−λpf
Mn = Mp−¿)( )
λrf − λpf
8,396−10,97
= 1009766400−¿)( )
28,867−10,97
= 1055580000 N.mm =1055,6 kN.m
Dari dua analisa LTB & FLB, maka akan diambil momen yang paling kecil
untuk mewakili kekuatan lentur dari profil, yaitu M₁= 1055580000 N.mm
(
189,5
24
)
√
≤ 0,56 200000
240
7,896 ≤ 16,166
b
2. Badan (web) ( ) ≤ 𝜆𝑟
t
b
( )
t
≤ 1,49
√ E
Fy
(
382
16
) ≤ 1,49
√ E
Fy
23,875 ≤ 43
b
Bila ( ¿ ≤ 𝜆𝑟, maka penampang tergolong tidak langsing dan memenuhi
t
syarat.
1. Tekuk Lentur (Pasal E3: hal-35: SNI 1729-2015)
Rumus umum analisa tekuk lentur adalah Pn = fcr x Ag; yang mana nilai
fcr harus dicari terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan pasal. Adapun
detailnya adalah sebagai berikut:
Analisa kelangsingan elemen batang pada tiap sumbu.
a. Sumbu-x:
K x Lx
𝜆𝑟 =
rx
0,65 x 4630
=
175
= 17,20
b. Sumbu y:
K x Lx
𝜆𝑟 =
rx
0,65 x 4630
=
101
= 29,80
Dari analisa sumbu x dan y, maka diambil nilai yang terbesar yaitu 𝜆𝑦 =
29,80. Hal ini menandakan bahwa sumbu y yang lebih dominan mengalami
tekuk lentur dari pada sumbu x sehingga perlu dianalisa. dilakukan
pengecekan syarat sesuai pasal E3 yaitu:
K x Lx
r
≤
E
Fy √
0,65 x 4630
101
≤
200000
240 √
29,80 ≤ 136 Oke!!!
Sehingga nilai fcr yang digunakan adalah:
fy
fcr = (0,658 fe ) × fy
= 229,385 MPa
Jadi nilai kuat nominal profil terhadap lentur adalah:
Pn = fcr x Ag
= 229,385 x 25.490
= 5847023,65 N = 5847,024 kN.
2. Tekuk Torsi (Pasal E4; hal-36; SNI 1729-2015).
Rumus umum analisa tekuk torsi adalah P₁= fer x Ag sama dengan tekuk
lentur namun nilai fcr yang berbeda. Maka dari itu nilai fcr harus dicari
terlebih dahulu berdasarkan pasal E4. Berdasarkan pasal tersebut, penampang
selain siku ganda atau Tee menggunakan rumus fcr yang sama dengan tekuk
lentur, namun nilai fe yang berbeda. Adapun detailnya adalah sebagai
berikut :
1
Fe = ¿x
ix+iy
Untuk menjawab ini maka diperlukan beberapa parameter yaitu Cw, Kz dan
J.
d1 = d – tf
= 406 – 24
= 382 mm
= 213,875 MPa
Jadi nilai kuat nominal profil terhadap torsi adalah:
Pn = fcr x Ag
= 213,875 x 25.490
= 5451673,75 N = 5451,674 kN.
Kesimpulan:
Pn untuk analisa lentur adalah 5847,024 kN.
Pn untuk analisa torsi adalah 5451,674 kN.
Sehingga nilai Pn yang diambil adalah yang terkecil 5451,674 kN.
Jadi Pe = ∅× Pn
= 0,9 x 5451,674
= 4906,506 kN = 500,32 ton
Langkah kelima yang harus dilakukan adalah menghitunginteraksi gaya
aksial dan momen lentur kolom.
16 mm
406 mm
403 mm