Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

PERSOALAN 3 ANALISA KOLOM BERGOYANG TERHADAP BEBAN


RENCANA

4.1 Data Teknis Perencanaan


Properties penampang dan material:
Profil baja = Genap IWF 400 x 400 x 16 x 24
Mutu baja = BJ 37 (Genap)
Jenis Struktur = Kolom Bergoyang
Tinggi Kolom = 4,63 meter

Gambar 4.1 Skema Beban Rencana Soal 3


Tabel 4.1 Kombinasi Pembebanan Kolom Bergoyang
Mntx1 Mntx2 Mnty1 Mnty2
No Kombinasi P (kN) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
1 1,2D+1,6L 863,3 63,6 43,6 26,3 16,6
2 1,2D+L+EQ 1433,6 156,3 86,6 43,6 26,3
Analisa kolom tersebut, apakah mampu memikul beban rencana yang
bekerja!

4.2 Penyelesaian
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan properties
material dan penampang dari elemen struktur lentur dengan BJ-37-WF 400 x 400
x 16 x 24.
fy = 240 MPa
17
TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 452
fu = 370 MPa
Ag = 25.490 mm²
lx = 780.000 mm4
ly = 262.000 mm4
rx = ix = 175 mm
ry = ly = 101 mm
Zx = 4.207.360 m3
Zy = 1.950.000 m³
Sx = 3.840.000 m²
Sy = 1.300.000 m²
Langkah kedua yang dilakukan adalah menghitung kekuatan perlu yang
berupa Pr dan Mr.
1. Sumbu x
Mrx=B 1 x M ntx + B 2 x M itx
Prx =Pnt + B1 x P¿
Dimana nilai Mntx telah diketahui yaitu sebesar 63,6 kNm dan Mitx
sebesar 156,3 kNm. Sebelum memasuki rumus diatas perlu dicari beberapa
parameter yang belum diketahui, yaitu:
a. Mencari nilai B1
Cm
B1 = Pr ≥ 1
1−∝
Pe 1
M2
Cm = 0,6-0,4
M1
43,6
= 0,6-0,4
63,6
= 0,326 (positif, karena arah lengkungan ganda)
2
Pe1 = π x E x Ix
¿¿
2 6
3,14 x 200.000 x 780 x 10
=
(1 x 2.315)²
= 287000004 N = 287000,005 kN
∝ = 1 (untuk semua kasus yang menggunakan metode LRFD)

Ulfa Dayini Ramadhanis – M1C119036 18


TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 452
Sehingga telah didapatkan parameter-parameter nilai yang digunakan
untuk menghitung nilai B1.
Cm
B1 = Pu
1−∝
Pe 1
0,326
= 863,3
1−(1 x )
287.000
= 0,327 (karena nilai minimum B1 ¿ 1, maka diambil nilai B1 = 1)
b. Mencari B2
Cm
B2 = Pstory ≥ 1
1−∝
Pe−Pstory
Pstory = Pu
= 1433,6 kN
∝ = 1 (untuk semua kasus yang menggunakan metode LRFD)
L
Pestory = RM X (H x )
∆H
RM = 0,85
M₂
Hx = M₁ +
L
43,6
= 63,6+
4,63
= 73,017 kN = 73017 N
displ
ΔH =
L
20
=
4630
= 0,00432 (diasumsikan displacemen yang terjadi sebesar 20
mm)
Sehingga:
L
Pestory = RM X (H x )
∆H
4360
= 0,85 X (73017 x )
0,0043
= 6,01 x 1010 N

Ulfa Dayini Ramadhanis – M1C119036 19


TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 452
Sehingga nilai B2 adalah:
Cm
B2 = Pstory
1−∝
Pe−Pstory
1
=
1−¿ ¿
= 0,9999 ≈ 1
Jadi didapatkan:
Mrx = B1 x Mntx + B2 x Mitx
= (1 x 63,6) + (1 x 156,3)
= 219,9 kN = 22,424 tm
Prx = Pnt + B1 x Plt
= 863,3 + (1 x 1433,6)
= 2296,9 kN = 234,19 ton
2. Sumbu y
Mry = B1 x Mnty + B2 x Mity
Pry = Pnt + B1 x Plt
Dimana nilai Mntx telah diketahui yaitu sebesar 24,1 kNm dan Mitx
sebesar 41,4 kNm. Sebelum memasuki rumus diatas perlu dicari beberapa
parameter yang belum diketahui, yaitu:
a. Mencari nilai B1
Cm
B1 = Pr ≥ 1
1−∝
Pe 1
M2
Cm = 0,6-0,4
M1
16,6
= 0,6-0,4
26,3
= -0,347 (negatif, karena arah lengkungan tunggal)
2
Pe1 = π x E x Iy
¿¿
3,142 x 200.000 x 262 X 106
=
(1 x 4.630) ²
= 24.100.641 N = 24100,641 kN
∝ = 1 (untuk semua kasus yang menggunakan metode LRFD)
Ulfa Dayini Ramadhanis – M1C119036 20
TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 452
Sehingga telah didapatkan parameter-parameter nilai yang digunakan
untuk menghitung nilai B1.
Cm
B1 = Pr
1−∝
Pe 1
0,347
= 863,3
1−(1 x )
24100,641
= 0,359 (karena nilai minimum B1 ¿ 1, maka diambil nilai B1 = 1)
b. Mencari B2
Cm
B2 = Pstory ≥ 1
1−∝
Pe−Pstory
Pstory = Pu
= 1433,6 kN
∝ = 1 (untuk semua kasus yang menggunakan metode LRFD)
L
Pestory = RM X (H x )
∆H
RM = 0,85
M₂
Hx = M₁ +
L
86,6
= 156,3+ = 175,004 kN = 175004 N
4,63
displ
ΔH =
L
20
=
4630
= 0,0043 (diasumsikan displacemen yang terjadi sebesar 20 mm)
Sehingga:
L
Pestory = RM X (H x )
∆H
4630
= 0,85 X (175004 x )
0,0043
= 16,02.1010 N
Sehingga nilai B2 adalah:

Ulfa Dayini Ramadhanis – M1C119036 21


TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 452
Cm
B2 = Pstory
1−∝
Pe−Pstory
1
=
1−¿ ¿
= 1,00
Jadi didapatkan:
Mry = B1 x Mnty + B2 x Mity
= (1 x 26,3) + (1 x 43,6)
= 69,9 kN = 7,128 tm
Pry = Pnt + B1 x Plt
= 863,3 + (1 x 1433,6)
= 2296,9 kN = 234,22 ton
Langkah ketiga yang dilakukan adalah menghitung kekuatan rencana
kolom Sebagai elemen lentur (φMn ¿ . Klasifikasi penampang (kompak atau non-
kompak).
1. Sayap (Flanges)
b
λ =
t
403−16
= 2
24
= 8,063

λp = 0,38 x
√ E
fy

= 0,38 x
√ 200000
240
= 10,967

λr = 1,0 x
√ E
fy

= 1,0 x
√ 200000
240
= 28
Jadi λ ¿ λp maka profil sayap tergolong non-kompak.
2. Badan (Web)
Ulfa Dayini Ramadhanis – M1C119036 22
TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 452
b
λ =
t
406−24−24
=
16
= 22,375

λp = 3,76 x
√ E
fy

= 3,76 x
√ 200000
240
= 108,5

λr = 5,7 x
√ E
fy

= 5,7 x
√ 200000
240
= 165
Jadi λ ¿ λp maka profil sayap tergolong kompak.
Berdasarkan Tabel F1.1, SNI 1729-2015; bila bagian sayap tergolong
NON-KOMPAK dan bagian badan , maka penampang termasuk kategori F3 yang
dimana analisa yang harus dilakukan adalah Lateral Torsion Buckling (LTB) dan
Flange Local Buckling (FLB). Adapun perhitungan kedua parameter adalah
sebagai berikut:
1. Lateral torsion buckling (LTB)/ Tekuk torsi lateral
Pada pasal F3, disebutkan bahwa analisa LTB tetap berpatokan pada
pasal F2, sehingga:

Lp = 1,76 x iy
√ E
fy

= 1,76 x 101
√ 200000
240
=5131 mm = 5,1 m

Lp = 1,95 x rts x
E
fy √ jxc √
sx x h 0
+ ¿ ¿¿

Untuk memperoleh nilai L, ada beberapa parameter yang perlu dihitung


antara lain T.C. Untuk lebih detail bisa dilihat pada pasal F2, SNI 1729-2015.
Adapun nila parameter yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

Ulfa Dayini Ramadhanis – M1C119036 23


TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 452
a. Radius girasi efektif (rts)
iy x ho
rts =
2 x sx
Dimana ho merupakan jarak antara titik berat sayap WF (mm).


5
262.1 0 x (406−24)
rts =
2 x 384.1 04
= 36,099 mm
Berdasarkan pasal F2, persamaan (F2-8a), koef c untuk profil WF simetris
ganda adalah c = 1. Nilai konstanta torsi, J, untuk profil WF adalah:
( 2 xbx t3 ) +(dx t 3 )
J =
3
( 2 x 403 x 2 4 3 ) +(382 x 1 6 3)
= (d adalah h0)
3
= 4235605 mm4
Sehingga nilai Lr adalah sebagai berikut:

Lp = 1,95 x rts x
E
0,7 x fy √ jxc √
sx x h 0
+ ¿ ¿¿

=1,95 x 36,099 x

= 19949 mm = 19,9 m
200000
0,7 x 240 √ 4235605 x 1
4
384.1 0 x 382
+√ ¿ ¿ ¿

Setelah didapatkan nilai Lp. Nilai L ditentukan sesuai perencanaan


engineer, dimana diasumsikan nilai L = 4,63 m yang artinya nilai L¿Lp,
tidak ada pengaku di sepanjang kolom karena tinggi kolom 4,63 m.
Sehingga bersadarkan pasal F2.2, momen nominal yang dihitung adalah
sebagai berikut
Bila L < Lp maka momen nominal adalah:
Mn = Mp = Zx x fy
= 4.207.360 x 240
= 1009766400 N.mm = 1009,8 kN.m
Mn = Mp = Zy x fy
= 1.950.000 x 240
= 468.000.000 N.mm = 468 kN.m

Ulfa Dayini Ramadhanis – M1C119036 24


TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 452
Maka nilai yang diambil sebagai momen nominal balok akibat LTB adalah
Mn = Mp = 1009766400 N.mm = 1009,8 kN.m
2. Flange Local Buckling (FLB).
Berdasarkan pasal F3, untuk penampang sayap NON-KOMPAK, momen
nominalnya adalah:
λ−λpf
Mn = Mp-(Mp-0,75 fySx)( )
λrf − λpf
Untuk menyelesaikan persamaan tersebut, perlu dihitung bebrapa
parameter yang diperlukan dalam persamaan tersebut. Berikut perhitungan
parameter perlu untuk persamaan tersebut.
bf
λ =
λrf x λpf
403
=
2 x 24
= 8,396

λpf = λp=0,38 x
√ E
Fy

= 0,38 x
√ 200000
240
= 10,97

λrf =λr = 1,0 x


√ E
Fy

=1,0 x
√ 200000
240
=28,867
Setelah mendapatkan parameter yang diperlukan, selanjutnya adalah
menghitung Momn nominal sesuai dengan persamaan.
λ−λpf
Mn = Mp−¿)( )
λrf − λpf
8,396−10,97
= 1009766400−¿)( )
28,867−10,97
= 1055580000 N.mm =1055,6 kN.m
Dari dua analisa LTB & FLB, maka akan diambil momen yang paling kecil
untuk mewakili kekuatan lentur dari profil, yaitu M₁= 1055580000 N.mm

Ulfa Dayini Ramadhanis – M1C119036 25


TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 452
=1055,6 kN.m NB Untuk kapasitas balok terhadap momen arah sumbu emah
ditentukan oleh kondisi batas (leleh) sehingga nilai M., bisa mengambil nilai
momen leleh (M.) pada arah-Y.
Mny = My =Sx x fy
= 3840000 x 240
= 921600000 N.mm = 921,6 kN.mm
Sehingga:
∅ x Mnx = 0,9 x 1055,6
= 905,04 kN.m
∅ x Mny = 0,9 x 921,6
= 834,84 kN.m
Jadi, didapatkan nilai berikut:
Mcx = ∅ Mnx = 905,04 kN.m
= 90,5 tm.
Mcy = ∅ My = 834,84 kN.m
= 83,5 tm
Langkah keempat yang dilakukan adalah menghitunga kuat rencana
kolom sebagai elemen tekan (φpn ¿. Analisa kelangsingan penampang elemen
tekan, tentukan apakah penampang elemen tekan tergolong penampang tidak
langsing atau langsing dengan melihat Tabel B4.1a; hal 17-18: SNI 1729. 2015.
Dalam kasus ini, profil elemen tekan adalah profil WF, sehingga:
b
1. Sayap (flanges) ( ) ≤ 𝜆𝑟
t
b
( )
t
≤ 0,56
√ E
Fy

(
189,5
24
)

≤ 0,56 200000
240
7,896 ≤ 16,166
b
2. Badan (web) ( ) ≤ 𝜆𝑟
t
b
( )
t
≤ 1,49
√ E
Fy

Ulfa Dayini Ramadhanis – M1C119036 26


TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 452

(
382
16
) ≤ 1,49
√ E
Fy
23,875 ≤ 43
b
Bila ( ¿ ≤ 𝜆𝑟, maka penampang tergolong tidak langsing dan memenuhi
t
syarat.
1. Tekuk Lentur (Pasal E3: hal-35: SNI 1729-2015)
Rumus umum analisa tekuk lentur adalah Pn = fcr x Ag; yang mana nilai
fcr harus dicari terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan pasal. Adapun
detailnya adalah sebagai berikut:
Analisa kelangsingan elemen batang pada tiap sumbu.
a. Sumbu-x:
K x Lx
𝜆𝑟 =
rx
0,65 x 4630
=
175
= 17,20
b. Sumbu y:
K x Lx
𝜆𝑟 =
rx
0,65 x 4630
=
101
= 29,80
Dari analisa sumbu x dan y, maka diambil nilai yang terbesar yaitu 𝜆𝑦 =
29,80. Hal ini menandakan bahwa sumbu y yang lebih dominan mengalami
tekuk lentur dari pada sumbu x sehingga perlu dianalisa. dilakukan
pengecekan syarat sesuai pasal E3 yaitu:
K x Lx
r

E
Fy √
0,65 x 4630
101

200000
240 √
29,80 ≤ 136 Oke!!!
Sehingga nilai fcr yang digunakan adalah:
fy
fcr = (0,658 fe ) × fy

Ulfa Dayini Ramadhanis – M1C119036 27


TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 452
sebelumnya harus dicari nilai fe terlebih dahulu. Berikut persamaan untuk
mencari nilai fe:
π2E
fe = Kl2
r
2
3,14 x 200000
=
29,802
= 2220,53 MPa
Setelah mendapatkan nilai fe, barulah dapat di hitung nilai fcrnya. Berikut
nilai fcr berdasarkan persamaan.
fy
fcr = (0,658 fe ) × fy
240
= (0,658 2220,53 ) x 240

= 229,385 MPa
Jadi nilai kuat nominal profil terhadap lentur adalah:
Pn = fcr x Ag
= 229,385 x 25.490
= 5847023,65 N = 5847,024 kN.
2. Tekuk Torsi (Pasal E4; hal-36; SNI 1729-2015).
Rumus umum analisa tekuk torsi adalah P₁= fer x Ag sama dengan tekuk
lentur namun nilai fcr yang berbeda. Maka dari itu nilai fcr harus dicari
terlebih dahulu berdasarkan pasal E4. Berdasarkan pasal tersebut, penampang
selain siku ganda atau Tee menggunakan rumus fcr yang sama dengan tekuk
lentur, namun nilai fe yang berbeda. Adapun detailnya adalah sebagai
berikut :
1
Fe = ¿x
ix+iy
Untuk menjawab ini maka diperlukan beberapa parameter yaitu Cw, Kz dan
J.
d1 = d – tf
= 406 – 24
= 382 mm

Ulfa Dayini Ramadhanis – M1C119036 28


TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 452
3 3
(2 ×b × t f )+( d 1 ×t w )
J =
3
3 3
(2 × 403× 24 )+(382 ×16 )
=
3
= 4235605 mm4
d 12 x b 3 x tf
Cw=
24
38212 x 4033 x 24
=
24
= 6,319.1012 mm6
1
fe = ¿x
ix+iy
1
=¿x 6 6
(780 x 1 0 +262 x 1 0 )
= 871,647 MPa
Nilai fcr yang digunakan adalah
fy
fcr = (0,658 fe ) x 240
240
= (0,658 871,647 )x 240

= 213,875 MPa
Jadi nilai kuat nominal profil terhadap torsi adalah:
Pn = fcr x Ag
= 213,875 x 25.490
= 5451673,75 N = 5451,674 kN.
Kesimpulan:
Pn untuk analisa lentur adalah 5847,024 kN.
Pn untuk analisa torsi adalah 5451,674 kN.
Sehingga nilai Pn yang diambil adalah yang terkecil 5451,674 kN.
Jadi Pe = ∅× Pn
= 0,9 x 5451,674
= 4906,506 kN = 500,32 ton
Langkah kelima yang harus dilakukan adalah menghitunginteraksi gaya
aksial dan momen lentur kolom.

Ulfa Dayini Ramadhanis – M1C119036 29


TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 452
Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh sejumlah nilai:
Pr = 234,22 ton
Pe = 500,32 ton
Mrx = 22,424 tm
Mry = 7,128 tm
Mcx = 90,5 tm
Mcy = 83,5 tm
Pr
Klasifikasi nilai :
pc
Pr 234,22
=
pe 500,32
¿ 0,468>¿ 0,2
Pr
Karena ≥ 0,2, maka rumus interaksi yang digunakan adalah:
pc
Pr 8 Mrx Mry
+ ( + ¿ ≤ 1,0
pc 9 Mcx Mcy
234,22 8 22,424 7,128
+ ( + ¿ ≤ 1,0
500,32 9 90,5 83,5
0,764 ≤1,0 Oke!!!
Kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis yang telah dilakukan adalah
kolom yang direncanakan menggunakan mutu baja BJ-37 dengan profil WF 400 x
400 x 16 x 24 telah memenuhi syarat dan mampu untuk memikul beban rencana.
24 mm

16 mm
406 mm

403 mm

Gambar 4.2 Profil WF 400 x 400 x 16 x 24

Ulfa Dayini Ramadhanis – M1C119036 30


TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 452

Ulfa Dayini Ramadhanis – M1C119036 31

Anda mungkin juga menyukai