Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................2
1.1 Alinyemen Horizontal...............................................................................................2
BAB II SOAL DAN PEMBAHASAN............................................................................3
2.1 Soal............................................................................................................................3
2.2 Pembahasan Soal........................................................................................................3
2.2.1 Rencana Alinyemen Horizontal.........................................................................3
2.2.2 Kontrol Overlap................................................................................................12
2.2.3 Stationing.........................................................................................................13

1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alinyemen Horizontal


Alinyemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal.
Alinyemen ini biasa disebut dengan trase jalan atau biasa dikenal dengan proyeksi
sumbu jalan. Alinyemen horizontal terdiri atas garis lurus dan garis lengkung yang
berupa bagian dari lingkaran dan lengkung peralihan. Konsep Dasar Perencanaan
Tikungan Tikungan jalan terdiri atas bagian dari lingkaran dan lengkung
peralihan. Mengenai penentuan ukuran bagian tikungan didasarkan pada
keseimbangan gaya yang bekerja pada kendaraan yang melintasi tikungan
tersebut. Bila suatu kendaraan bergerak dengan kecepatan tetap sebesar V pada
bidang datar atau bidang miring dengan lintasan melengkung, maka
kendaraan tersebut mengalami gaya sentrifugal dan gaya sentripetal. Gaya
sentrifugal mendorong kendaraan secara radial ke arah luar lengkung. Gaya
ini berarah tegak lurus terhadap arah laju kendaraan yang mengakibatkan rasa tidak
nyaman bagi pengemudi.
1.

2
BAB II
SOAL DAN PEMBAHASAN
2.1 Soal
Diketahui :
 Tikungan 1 S-S
 Tikungan 2 S-C-S
 Tikungan 3 FC
 d1 = 130 m
 d2 = 235 m
 d3 = 240 m
 d4 = 125 m.
 Vd = 95 km/jam.
 Lebar Lajur (B) = 3.75 m
 Kecepatan renc. = 95 km/jam
 Miring Tikungan Normal = 2%
 Miring Tikungan Maks = 10%
 β = 10º; 12,5º; 10º
Ditanyakan :
1. Rencanakan alinyemen horisontal pada tikungan 1, 2, dan 3.
2. Kontrol Overlaping.
3. Perhitungan Stationing.
4. Gambar hasil perhitungan nomer 1 dan nomer 3, skala menyesuaikan kertas
yang digunakan.
2.2 Pembahasan Soal
2.2.1 Rencana Alinyemen Horizontal
Perencanaan alinyemen horizontal pada tikungan 1, 2, dan, 3 merujuk
pada gambar dibawah ini.

3
Gambar 1. Alur Perencanaan Alinyemen Horizontal
 Tikungan 1 (S-S)
a. Hitung fmax
Vd = 95 km/jam
f max =−0.00125 .Vd +0.24
¿−0.00125 .Vd +0.24
¿ 0,12125
b. Menghitung Rmin
2
(V d )
Rmin =
127( E max +f max )
(952 )
¿
127(0,1+0,12125)
¿ 321,189 m
c. Menentukan Rrencana dan e
4
Dalam perencanaan alinyemen horizontal S-S kita sebisa mungkin membuat
perencanaan dengan Rrencana lebih besar dari Rmin supaya memperbesar jarak
pandang lengkung pengemudi atau pengendara.
Maka, berdasarkan metoda Binamarga :
Rrencana = 480 m
e interpolasi sebesar = 0,054
d. Menghitung Ls
Dalam mencari Ls pada S-S perlu diperhitungkan terlebih dahulu nilai Ls
minimum dengan melihat tabel AASTHO 1990 dibawah ini.

Gambar 2. Tabel kelandaian


Dari tabel diatas, dengan Vd sebesar 95 km/jam, maka Vd berada diantara Vd =
88 km/jam dan Vd= 96 km/jam. Maka, untuk mendapatkan nilai m harus
diinterpolasi dan didapat nilai m yaitu 220,9.
Ls min=m ( e +en ) B
¿ 220,9 ( 0,054+0,02 ) 3,75
¿ 61,29 m
1
θs= × β
2
1
¿ ×10
2
¿ 5º
θs
Ls=( × π × R)
90
¿ 83,73 m> Ls min=61,29m →OK
e. Menentukan nilai p dan k

5
Untuk menentukan nilai p dan k, kita harus menghitung hasil perhitungan
menurut tabel Binamarga dibawah ini.

Gambar 3. Tabel Binamarga p* dan k*


Dapat dilihat dari tabel dari nilai θs=10 dan didapatkan p* = 0,0147400 dan
k* = 0,499488
Maka nilai p dan k bernilai :
p= p∗× Ls
¿ 0,0147400 ×83,73
¿ 1,234 m
k =k∗× Ls
¿ 0 , 499488 ×83,73
¿ 41,824 m
f. Menghitung Es dan Ts
L=2 × Ls

6
¿ 167,467 m

Es=( Rc + p ) sec ( 12 β )−Rc


¿ 3,072 m

Ts=( Rc+ p ) xtg ( 12 β )−k


¿ 83,926 m
g. Menghitung kelandaian relatif
B
Landai relatif =( en+ e )
Ls
3,75
¿ ( 0,02+0,054 )
83,73
¿ 0,0033 m
 Tikungan 2 (S-C-S)
a. Hitung fmax
Vd = 95 km/jam
f max =−0.00125 .Vd +0.24
¿−0.00125 .Vd +0.24
¿ 0,12125
b. Menghitung Rmin
2
(V d )
Rmin =
127( E max +f max )
2
(95 )
¿
127(0,1+0,12125)
¿ 321,189 m
c. Menentukan Rrencana dan e
Dalam perencanaan alinyemen horizontal S-C-S kita sebisa mungkin
membuat perencanaan dengan Rrencana lebih besar dari Rmin supaya memperbesar
jarak pandang lengkung pengemudi atau pengendara.
Maka, berdasarkan metoda Binamarga :
Rrencana = 480 m
e interpolasi sebesar = 0,054

d. Menghitung Ls
- Ls based on time build maximum curved transition (T = 3s)

7
Vd
Ls= ×T
3,6
95
¿ ×3
3,6
¿ 79,167 m
- Ls based on sentrifugal forces
3
Vd ℜ
Ls=0,020 × −2,727 × Vd ×e ×
R× C C
3
95 0,025
¿ 0,020 × −2,727 ×95 × 0,054 ×
480 × 0,5 0,5
¿ 77,893 m
- Ls based on tangen
( Emax −En )Vd
Ls=
(3,6 × ℜ)
(0,1−0,02)95
¿
(3,6 ×0.025)
¿ 84,444 m
Maka, dari ketiga nilai Ls diambil nilai Ls terbesar yaitu 84,444 m
e. Menghitung nilai L
Ls × 90
θs=
( π × R)
84,444 ×90
¿
(π × 480)
¿ 5,042º
θc=β−(2× θs)
¿ 12,5−(2 ×5,042)
¿ 2,415 º
θc
Lc= ×2 × π × R
360
2,415
¿ ×2 × π × 480
360
¿ 20,222 m>20 m →OK
L=Lc +2. Ls
¿ 20,222+2× 84,444=189,111 m
f. Menentukan nilai p dan k
Untuk menentukan nilai p dan k, kita harus menghitung hasil perhitungan
menurut tabel Binamarga dibawah ini.

8
Gambar 4. Tabel Binamarga p* dan k*
Didapat dari tabel tersebut nilai θs=5,045, maka nilai p* perlu diinterpolasi
dan didapatkan p* = 0,007390 dan k* = 0,4999739
Maka nilai p dan k bernilai :
p= p∗× Ls
¿ 0 , 007390 ×84,444
¿ 0,585 m
k =k∗× Ls
¿ 0,4999739 ×84,444
¿ 39,581 m
g. Menghitung Es dan Ts

Es=( Rc + p ) sec ( 12 β )−Rc


¿ 3,459 m

9
Ts=( Rc+ p ) xtg ( ) 1
2
β −k

¿ 92,214 m
 Tikungan 3 (FC)
a. Hitung fmax
Vd = 95 km/jam
f max =−0.00125 .Vd +0.24
¿−0.00125 .Vd +0.24
¿ 0,12125
b. Menghitung Rmin
2
(V d )
Rmin =
127( E max +f max )
(952 )
¿
127(0,1+0,12125)
¿ 321,189 m
c. Menentukan Rrencana dan e
Dalam perencanaan alinyemen horizontal FC kita sebisa mungkin membuat
perencanaan dengan Rrencana lebih besar dari Rmin supaya memperbesar jarak
pandang lengkung pengemudi atau pengendara.
Maka, berdasarkan metoda Binamarga :
Rrencana = 480 m
e interpolasi sebesar = 0,054
d. Menghitung Ls
- Ls based on time build maximum curved transition (T = 3s)
Vd
Ls= ×T
3,6
95
¿ ×3
3,6
¿ 79,167 m

- Ls based on sentrifugal forces


Vd
3

Ls=0,020 × −2,727 × Vd ×e ×
R× C C

10
3
95 0,025
¿ 0,020 × −2,727 ×95 × 0,054 ×
480 × 0,5 0,5
¿ 77,893 m
- Ls based on tangen
( Emax −En )Vd
Ls=
(3,6 × ℜ)
(0,1−0,02)95
¿
(3,6 ×0.025)
¿ 84,444 m
Maka, dari ketiga nilai Ls diambil nilai Ls terbesar yaitu 84,444 m
e. Menghitung Ec
1
Ec=T × tan ⁡( β )
4
¿ 1,834 m
f. Menghitung Lc
2× π × Rc
Lc=
360
¿ 83,760 m

11
2.2.2 Kontrol Overlap
Untuk mengkoreksi apakah hasil perencanaan geometrik horizontal
alignment tidak terjadi overlapping, maka perlu dilakukan kontrol overlapping
antara lengkung horizontal yang satu dengan lengkung horizontal yang lain.
a. Lengkung S-S dengan S-C-S
Ts 1+Ts 2+30< d 2
83,926+ 92,214+30<235
206,140<235 → AMAN
b. Lengkung S-C-S dengan FC
3 '
TS+TC + L s +30<d 3
4
3
92,214 +41,995+ . 84,444+30< 240
4
22 7 ,5 41< 240→ AMAN

12
2.2.3 Stationing
Stationing (STA) adalah jarak pada perencanaan horizontal alignment
yang menunjukkan jarak dari suatu titik ke titik awal proyek melalui sumbu
jalan.
a. Lengkung 1 (S-S)
STA PI 1=STA A+ d 1
¿ 0+130
¿ 130 m
STA TS=STA PI 1−Ts
¿ 130−83,926
¿ 46,074 m
STA SS=STATS + Ls
¿ 46,074 +83,733
¿ 129,807 m
STA ST =STA SS + Ls
¿ 129,807+83,733
¿ 213,540 m
b. Lengkung 2 (S-C-S)
STA PI 2=STA ST + d 2−Ts
¿ 213,540+235−101,555
¿ 561,717 m
STA TS=STA PI 2−Ts
¿ 561,717−83,926
¿ 272,400 m
STA SC=STA TS+ Ls
¿ 272,400+84,444
¿ 356,845 m
STA CS=STA SC + Lc
¿ 356,845+20,222
¿ 377,067 m
STA ST =STA CS+ Ls
¿ 377,067+84,444
¿ 461,511 m

13
c. Lengkung 3 (FC)
STA PI 3=STA ST +d 3−Ts
¿ 461,511+240+ 92,214
¿ 609,297 m
STA TC=STA PI 3−Tc
¿ 609,297−41,995
¿ 567,303 m
STA CT =STA TC+ Lc
¿ 567,303+83,760
¿ 651,063 m
STA B=STA CT + d 4−Tc
¿ 651,063+125−41,995
¿ 734,068 m

14

Anda mungkin juga menyukai