Anda di halaman 1dari 7

3.

9 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode AASTHO 93

1. Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode AASHTO 93

a. Data umum:
 Lebar Jalan : 10 meter, dengan bahu jalan 2x 1,5 meter
 Klasifikasi jalan : Arteri, 2 lajur, 2 arah
 Umur Rencana : 10 tahun
 Waktu pelaksanaan : 1 tahun
 Perkembangan lalu lintas pada masa pelaksanaan : 1%
 Perkembangan lalu lintas pada umur rencana : 6%

b. LHR untuk setiap jenis kendaraan:

 Kendaraan ringan 2 ton : 280 Kendaraan/hari


 Truck 2 as 10 ton : 75 Kendaraan/hari
 Truck 2 As 13 ton : 30 Kendaraan/hari
 Truck 3 As 20 ton : 25 Kendaraan/hari
 Truck 4 As 34 ton : 18 Kendaraan/hari

Total : 428 Kendaraan/hari

c. Angka ekivalen (ESAL Traffik) untuk masing-masing jenis kendaraan

10 KN 4 10 KN 4
 2 ton (1+1) =( ) + ¿ = 0,002
53 KN 53 KN

68
30 KN 4 70 KN 4
 10 ton (3+7) =( ) +( ) = 3,146
53 KN 53 KN

40 KN 4 90 KN 4
 13 ton (4+9) =( ¿ +( ) = 8,639
53 KN 53 KN

60 KN 4 400 KN 4
 20 ton (6+ 7,7) =( ) +( ) = 5,829
53 KN 53 KN

60 KN 4 100 KN 4 180 KN 4
 34 ton (6+10+9,9) = ( ) +( ) +( )
53 KN 53 KN 53 KN

= 21,367

d. Realibilitas
 Klaisifikasi : Arteri
 Rekomendasi tingkat reabilitas : 80-99% (Tabel 2.9, hal 20)
 Dalam hal ini digunakan nilai R sebesar : 90% (Tabel 2.10, hal 21)
 Deviasi Standar (Sa) atau simpangan haku keseluruhan harus dipilih
yang mewakili kondisi setempat.
 Rentang nilai Sa adalah 0,40-0,50, diambil So adalah 0,45
 Standard normal deviate. Zr (nilai penyimpangan normal standar),
 untuk R 90% digunakan Z-1,282 (Tabel 2.10, hal: 21)

e. Lalu lintas pada lajur rencana:


 Pada umumnya Do diambil 0,5. Pada beberapa kasus
khusus terdapat pengecualian dimana kendaraan berat
cenderung menuju satu arah tertentu. Dari beberapa
penelitian menunjukkan bahwa DD bervariasal dari 0,3-0,7
tergantung arah mana yang berat dan arah mana yang

69
kosong. Setelah ditinjas pada jalan yang diamati,maka nilai
faktor distribusi arah (DD) diambil 0.5
 Faktor distribusi lajur (DL) dilihat pada jumlah lajur per
arah berdasarkan 2 lajur per arah, maka untuk beban gandar
standar dalam lajur rencana antara 80%-100% dan diambil
90%
Menghitung beban gandar standar untuk lajur rencana pertahun:
W18= DD x DL x W18
Keterangan:

DD : factor distribusi arah (0.5)


DL: factor distribusi lajur diambil-0,9 (2 lajur 2 arah
W18 : beban gandar standar kumulatif untuk 2 arah

W18 = LHR x Angka Ekivalen


= (280 x 0,002) (75 x 3,146)+(30 x 8,639) +(25 x 5,829) +
(18 x 21,367)
= 1026,011 beban gandar standar

W18 perhari = DD x DL x W18


= 0,5 x 0,75 x 1026.011
= 384,754 beban gandar standar

W18pertahun = 365 x 384,754


= 140435,21 beban gandar standar

( 1+ g )2−1
Wpelaksanaan = W18pertahun x
g

( 1+ 0,01 )2−1
= 140435.21 x
0,01
= 140435,21 x 1

70
= 140435.21

( 1+ g )2−1
WI = W18pertahun x
g
( 1+ 0,06 )2−1
= 140435.21 x
0,06
= 140435,21 x 13,181
= 1851076,503 ESAL
= 1,8511 x 106

 Untuk Koefesien drainase, dilihat dari hasil data curah hujan berkisar
5-25 % diambil 1,15 Indeks Permukaan.
 IP-20: menyatakan tingkat pelayanan terendah bagi jalan yang masih
mantap
 Maka dari klasifikasi jalan Arteri IPt= 2.0
 Jenis lapisan perkerasan: LASTON,
 Nilai IP0 dilihat dari IP, maka nilai IP0 = 3,9
 ∆ PSI = Ip0- Ipt -3,9 -2,0 = 1,9
 Koefesien Kekuatan Relatif (a)
Koefesien kekuatan relatif (a) = 0,42
Modulus resilen MR = 400000 psi
 Untuk base dari batu pecah kelas A dengan nilai CBR 94,8%
- Koefesien kekuatan relatif (a) = 0,138
- Modulus resilen MR = 29990 psi

 Untuk base dari batu pecah kelas B dengan nilai CBR 66,3%
- Koefesien kekuatan relatif (a)= 0,13
- Modulus resilen MR = 18600 psi

Adapun cara untuk membuktikan nilai koefesien kekuatan relatif


tersebut adalah sebagai berikut:

71
a2 = 0,249 (log10 MR)-0,977

= 0,249 (log10 29990)-0.977


= 0.138

Adapun cara untuk membuktikan nilai koefesien kekuatan relative


terebut adalah sebagai berikut

a3 = 0,227 (log10 MR)-0.839

= 0.227 (log 18600)-0,839

= 0,13

 Menghitung tebal perkerasan :

- CBR tanah dasar = 2.89%


- MR tanah dasar = 1500 x CBR
=1500 x 2.89%
= 4335
Struktur number
SN1 = 2,3
SN2 = 2,8
SN3 = 4,4
Dari hasil ESAL yaitu 1851076,503 maka untuk tebal setiap lapisan

A. Menghitung Lapisan permukaan


SN 1
D1 =
a1
2,3
=
0,42
= 6 inchi = 15 cm

SN1 = a1 x D1

72
= 0,42 x 6 = 2,5

Syarat-SN1≥ 2 SN, (25 22.3)

AC-BC = 5cm
AC-WC = 4cm
AC-Base = 6cm

Jadi Tebal Total Lapisan Permukaan Adalah 15 cm

 Menghitung Lapisan Pondasi Atas (base course)


SN 2−SN 1
D2 =
a2 xm2
2,8−2,3
=
0,138 x 1,15
= 3,15 inci
3.15 inci= 7,87 cm Dipakai 15 cm

Syarat: SN1+SN2 ≥2 SN,


= 2,3-0,499 ≥ 2.8 ( Memenuhi Syarat)

Jadi Lapisan Pondasi Atas digunakan tebal minimum yang bernilai 15 cm

 Menghitug Lapisan Pondasi Bawah (subbase)


SN 3−(SN 1+ SN 2)
D3 =
a 3 x m3
4,4−( 2,3+0,499)
=
0,13 x 1,15
= 10,71 inchi =27 cm

Jadi untuk Lapisan Pondasi Bawah digunakan 27 cm Nilai CBR yang didapat
tidak mencukupi maka perlunya perhitungan urugan pilihan

D4 = 1,6x ((1,75829 In 1851.076.503)-(4,1875 x CBR)+ 35,0410)

73
= 1.6 (1.75829 x 14,43)-(4.1875 x 2.89%)+35,9410)
= 1,6 (25,37)-(0.12-35.0410)
= 1,6 x 9,791
= 15.66 cm = 16 cm

AC-Base course=6cm
AC-WC= 4cm LPA class A=15cm
LPB class B=27cm
AC- BC = 5cm Urugan pilihan=16cm

2% 2% 4%
4%

Gambar desain perkerasan jalan

74

Anda mungkin juga menyukai