DASAR TEORI
juga berfungsi untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi pengguna
jalan tersebut1.
yang akan diterima oleh struktur perkerasan kaku cukup besar oleh karena
itu mutu beton yang digunakan harus berklasifikasi tinggi, yaitu dengan
flexural strength 45 kg/ cm², modulus elastisitas 200.000 kg/ cm² dan
akan mendistribusikan beban terhadap bidang area tanah yang cukup luas
slab beton sendiri. Kekuatan modulus elastisitas beton yang cukup tinggi
1
Shirley, L.H, 2000, “Perencanaan Teknik Jalan Raya”, halm 209, Politeknik Negeri Bandung.
2
Asiyanto, 2008, “Metode Konstruksi Proyek Jalan“ , halm 173-174, Universitas Indonesia Press.
8
9
pavement, yaitu :
a. Pekerjaan persiapan
3. Tahap Curing
pelaksana harus lebih teliti dalam membaca berbagai kondisi yang akan
pelaksanaan pekerjaan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama
air, agregat halus dan agregat kasar pada perbandingan tertentu, dengan
3
Asiyanto, 2008, “Metode Konstruksi Proyek Jalan“ , halm 187-188, Universitas Indonesia Press.
4
PT. Wijaya Karya, 2006, “Pedoman Pekerjaan Beton”, halm I-1, Engineering PT. Wijaya karya.
11
dianjurkan sesuai dengan ukuran agregat dan daerah dimana beton akan
digunakan. Beton harus mempunyai faktor air semen yang tidak lebih
mungkin terjadi.
beton yaitu5 :
5
Departemen Pekerjaan Umum, 2003, “Pedoman Pelaksanaan Perkerasan Beton Semen”, halm
11, Departemen Pekerjaan Umum.
12
2. Mutu agregat,
tetap dijaga.
4. Kekesatan.
mempertahankan kekesatan.
2.2.1 Semen
umum digunakan adalah semen portland yang harus memenuhi salah satu
6
Departemen Pekerjaan Umum, 2003, “Pedoman Pelaksanaan Perkerasan Beton Semen”, halm 12,
Departemen Pekerjaan Umum.
7
PT. Wijaya Karya, 2006, “Pedoman Pekerjaan Beton”, halm II-1, Engineering PT. Wijaya karya.
13
sulfat
Catatan : semen jenis ini menghasilkan bendungan, irigasi dan beton massa
daripada tipe I
dalam air tanah, daya resistensinya tangki bahan kimia dan pipa bawah
tambang
2.2.2 Agregat8
pecah, beton dari semen hidrolis yang dipecah atau terak besi tanur tinggi,
yang digunakan bersama semen hidrolis dan air untuk menghasilkan beton
maupun mortar.
2. Menghemat semen
b. Spesifikasi umum
8
PT. Wijaya Karya, 2006, “Pedoman Pekerjaan Beton”, halm II-3, Engineering PT. Wijaya Karya.
15
3. Berat jenis agregat tinggi yang berarti agregat padat sehingga beton
mengisi rongga dan harga satuan beton akan menjadi lebih mahal.
5. Bentuk yang baik adalah bulat, karena akan saling mengisi rongga dan
jika ada bentuk yang pipih dan lonjong dibatasi maksimal 15% berat
total agregat.
2.2.3 Air
dan bebas dari minyak, garam, asam, bahan nabati, lanau, lumpur atau
harus berasal dari sumber yang telah terbukti baik dan memenuhi
sebagai berikut10 :
9
Departemen Pekerjaan Umum, 2003, “Pedoman Pelaksanaan Perkerasan Beton Semen”, halm 13,
Jakarta.
10
PT. Wijaya Karya, 2006, “Pedoman Pekerjaan Beton”, halm II-7, Engineering PT. Wijaya karya.
16
1. Air untuk campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan
ataupun tulangan.
2. Air pencampur yang digunakan untuk beton prategang atau pada beton
3. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton,
b. Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar
kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum.
serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai
ppm.
bahan pengikat.
(workability).
2.3 Tulangan11
yang sudah putus (akibat retak). Tulangan sambungan dibagi menjadi dua
jenis, yaitu :
(ruji).
2.3.1 Dowel
kebebasan bergeser.
11
Shirley, L.H, 2000, “Perencanaan Teknik Jalan Raya”, halm 260-263, Politeknik Negeri
Bandung.
18
Tie bar adalah potongn baja yang diprofilkan yang dipasang pada
sambungan lidah – alur dengan maksud untuk mengikat pelat agar tidak
memanjang.
2.4 Sambungan12
12
Asiyanto, 2008, “Metode Konstruksi Proyek Jalan“ , halm 200-202, Universitas Indonesia Press.
19
temperatur yang cukup tinggi dengan menyediakan ruang gerak pada saat
yang berfungsi sebagai transfer load device dan sliding devices. Sebagai
transfer load devices, dowel bertugas memikul beban roda lalu lintas yang
tulangan (tie bar) yang berfungsi sebagai rotation devices dan unsliding
devices. Sebagai rotation devices, tie bar berfungsi untuk memegang dua
plat beton (kiri dan kanan arah melintang) yang cenderung akan
2.5 Bekisting13
13
Sagel, R., Kole, P., Kusuma, Gideon, H., 1994, “Pedoman Pengerjaan Beton”, Erlangga, Jakarta.
20
harus dibuat dari bahan yang bermutu dan perlu direncanakan sedemikian
lenturan yang timbul ketika beton dituang. Susunan dari bekisting perlu
dipakai berulang-ulang.
beton basah.
2. Bekisting harus lurus garisnya dan harus cukup diberi rangka batang.
bila memungkinkan.
14
Mujianto, Asep., 2005, ”Pelaksanaan Pekerjaan Rigid Pavement pada Proyek Underpass Pondok
Indah Jakarta Selatan”.
21
tekanan ini.
antara lain :
a. Kayu.
dan lain-lain.
15
Murdock L. J, K.M. Brook, 1991 “Bahan dan Praktek Beton” edisi empat, halm 300, Erlangga,
Jakarta.
22
terutama bila beton diplaster atau diberi spasi. Ini bukan hanya
untuk banyak kategori pekerjaan beton. Ini biasanya lebih kuat dari
pada kayu lunak dan memberikan permukaan beton yang lebih halus
16
Murdock L.J, K. M. Brook, Stephanus Hindarko,1991, “Bahan Dan Praktek Beton, halm 282-
285, Erlangga, Jakarta.
23
dari sejenis pohon dari Finland dan kayu keras tertentu dari Afrika dan
Malaysia.
yang akan dilaksanakan. Selain itu produktivitas alat berat yang digunakan
menjadi lebih cepat. Kesalahan dalam memilih suatu alat berat,maka akan
24
pemilihan alat berat yaitu produktivitas yang dihasilkan dari alat berat
grader, alat pemadat, loader dan lain-lain. Alat gali digunakan untuk
1. Semudah mungkin.
semaksimal mungkin.
menguntungkan.
17
Asri M. dan Marco Y., 2006, “Evaluasi Produktivitas Alat Berat Pada Proyek Pemeliharaan
Jalan Tol Jagorawi 2005-2006”.
26
keseluruhan pekerjaan.
1. Jenis kegiatan.
1. Jenis-jenis pekerjaan
3. Kebutuhan material
proyek tersebut18.
18
Ibrahim, Bachtiar., 1993, “Rencana Dan Estimate Real of Cost”, Bumi Aksara.
27
kerja19.
memperkirakan harga dari suatu bahan bangunan atau benda yang akan
dibuat dengan cermat dan teliti. Di dalam pembuatan RAB untuk proyek
Daftar
Harga
Bahan
Daftar Daftar
Upah Analisa
Anggaran
Anggaran
Daftar
Biaya
Alat Jumlah Tiap
Terperinci
Jenis
Pekerjaan
Biaya Tak Terduga
Ongkos Rencana
Pajak
Sumber : Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan Metode BOW, Mukomoko, 1987.
19
Mukomoko, 1987, “Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan Metode BOW”, halm 67-68,
Gaya Media Pratama, Jakarta.
28
RAB terbagi atas dua bagian yaitu RAB terperinci dan RAB kasar.
terdapat selisih.
syarat teknis.
3. Harga satuan pekerjaan, didapat dari harga satuan bahan dan harga
dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan daftar harga
satuan upah.
unsur yaitu:
a. Harga satuan, merupakan harga satuan yang berlaku di pasar pada saat
jenis pekerjaan.
20
Yoewono, Ir. MM., 2001, “Analisa Biaya Proyek (HSP-EE/ OE)”, halm 2-3, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
30