PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana pemanfaatan jerami padi sebagai baan alternatif pembuatan batako
sebagai bahan bangunan?
2. Berapa persentase yang tepat pada penggunaan abu jerami padi sebagai bahan
tambah batako?
3. Bagaimana perbandingan hasil uji tekanan antara batako tanpa bahan
tambahan abu jerami dengan batako yang telah ditambah abu jerami?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk memanfaatkan abu jerami padi sebagai bahan alternatif dalam
pembuatan batako.
2. Untuk mengetahui optimasi penambahan abu jerami padi sampai 30% pada
campuran bahan batako dalam uji tekanan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Memberikan informasi tentang abu jerami padi sebagai bahan tambahan
dalam pengembangan pembuatan batako dengan mutu yang baik dan lebih
ekonomis.
1 . Pengertian Batako
Gambar1.Batako (aljamal.indonetwork.co.id)
Menurut Pusoko Prapto,Agar didapat mutu batako yang memenuhi syarat SII
banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi mutu batako
tergantung pada: (1) faktor air semen (f.a.s), (2) umur batako, (3) kepadatan
batako, (4) bentuk dan tekstur batuan, (5) ukuran agregat dan lain-lain (Darmono,
2006).
Faktor air semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semen
dalam campuran adukan. Kekuatan dan kemudahan pengerjaan (workability)
campuran adukan batako sangat dipengaruhi oleh jumlah air campuran yang
dipakai.
3.1.1 Semen
Semen portland (SP) adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menggiling halus klinker, yang terdiri terutama dari silikat-silikat kalsium yang
bersifat hidrolis dan gips sebagai bahan pembantu. Klasifikasi Sesuai dengan tujuan
pemakaiannya, semen portland dibagi dalam 5 jenis, sebagai berikut :
3.1.2 Pasir
Pasir merupakan agregat alami yang berasal dari letusan gunung berapi,
sungai, dalam tanah dan pantai oleh karena itu pasir dapat digolongkan dalam tiga
macam yaitu pasir galian, pasir laut dan pasir sungai.
1. Agregat halus harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras dengan indeks
kekerasan <2,2.
2. Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut:
Dilihat dari syarat batas gradasinya, agregat halus (pasir) di bagi menjadi 4 zone sepert
yang di tunjukkan pada Tabel 2.1 di bawah ini.
C. Kekuatan Tekan
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat yang akan digunakan dalam penelitan ini ditunjukkan pada tabel 1
Spesifikasi Jumlah
Bentuk kubus degan panjang 20 cm 6 buah
Kekuatan max 30 kg 1 buah
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 2
Campuran Batako
Pembuatan abu jerami akan dilakukan dengan cara mengumpukan jerami sisa
panen padi yang telah di keringkan dengan dijemur, setelah itu dibakar hingga
menghasilkan abu. Bahan yang akan digunakan dalam campuran pembuatan batako
ditunjukkan pada tabel 3
Batako yang dicetak terdiri dari 6 jenis, yaitu: (1) & (4) batako tanpa
campuran (2) & (5) batako dengan bahan tambahan potongan jerami 1 cm dengan
presentase 3.4% (3) & (6) batako dengan tambahan abu jerami dengan presentase
6,7%
1. Sempel diletakkan pada mesin alat uji tekan dan diatur agar tepat berada di
tengah-tengah alat penekan
2. Memberikan beban tekan secara perlahan-lahan pada sampel dengan pengatur
tuas pompa hingga sampe retak atau hancur
3. Mencatat hasil beban maximum yng ditunjukkan oleh jarum penunjuk skala
pada saat sampe retak dan hancur. Pencatatan dilakukan saat jarum penunjuk
skala tidak lagi bergerak atau bertambah
4. Mengulangi prosedur 1-3 terhadap semple lainnya.
5. Analisis hasil dilakukan sesuai dengan pengujian sifat fisik dan pengujian
geser langsung
Bahan Batako +
Bahan Batako Abu Jerami
Normal
Diproses
menjadi batako
Menguji Kuat
Tekan Batako
Menganalisa
pengaruh
penambahan
abu jerami
pada batako
Dapat dilihat dari gambar hasil pengujian kuat tekan dengan pemberian beban
30 kg bahwa batako dengan campuran potongan jerami 1 cm sebesar 6.7 % dan
dengan penambahan abu jerami padi sebesar 3.4 % lebih tahan terhadap tekanan
sebesar 30 kg disbanding tanpa tambahan apapun.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Penelitian ini menggunakan sempel abu jerami kurang dari 10%, sehingga
perlu juga dilakukan penelitian dengan presentase yang lebih besar atau lebih
kecil.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jenis tanah yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Andoyo, 2006. Pengaruh Penggunaan Abu Terbang Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik
Dan Serapan Air Pada Mortar, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri.
Hidayat, Y. S, 1993. Penelitian Mutu Beton Abu Terbang Pada Lingkungan Yang
Aresif (Pantai dan Laut), Jurnal Litbang Vol.X No. 5 – 6 Mei – Juni 1993 : Bandung.
Husin, A. A, 1998. Semen Abu Terbang untuk Genteng Beton, Jurnal Litbang Vol. 14,
No. 1 :
Jakarta.
Murdock,L. J, and Brook K. M, 2003. Bahan dan Praktek Beton, Cetakan Ketiga ,
Erlangga : Bandung
Prakoso, J, 2006. Pengaruh Penambahan Abu Terbang Terhadap Kuat Tekan dan
Serapan Air pada Conblock, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Semarang : Semarang.