Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH ABU BATANG PISANG DITAMBAH SIKACIM

CONCRETE ADDITIVE TERHADAP KUAT TEKAN BETON


(Studi Penelitian)

Bobby Nazar
1607210192
Dr. Fahrizal Zulkarnain, ST, M.Sc

ABSTRAK

Beton merupakan bahan yang sangat penting digunakan dalam bidang konstruksi.
Pada penelitian kali ini beton yang dibuat menggunakan bahan tambah abu batang
pisang, yang mana diketahui batang pisang mengandung SiO2 yang tinggi. Selain
itu, dalam usaha untuk menghasilkan mutu beton yang lebih baik digunakan
sikacim concrete additive sebagai bahan kimia tambahan campuran beton. Sikacim
sendiri digunakan untuk membuat kualitas beton lebih baik. Penelitian kali ini
menggunakan abu batang pisang sebesar 4%, 5%, dan 6% dari berat semen, dan
sikacim concrete additive yang digunakan sebesar 0,6% dari berat semen. Untuk
dimensi benda uji yang digunakan adalah silinder berukuran 15 x 30 cm dengan
umur beton 28 hari, untuk nilai slump 60-180 cm. Perencanaan campuran beton
menggunakan metode SNI 03-2834-2000. Pengujian yang dilakukan yaitu uji kuat
tekan beton. Setiap variasi dibuat 3 benda uji, sehingga jumlah keseluruhannya 12
buah benda uji Dari hasil penelitian beton normal memperoleh kuat tekan sebesar
26,74 MPa, beton dengan campuran abu batang pisang 4% dan sikacim concrete
additive 0,6% sebesar 27,85 MPa, beton dengan campuran abu batang pisang 5%
dan sikacim concrete additive 0,6% sebesar 28,85 MPa, beton dengan campuran
abu batang pisang 6% dan sikacim concrete additive 0,6% sebesar 30,74 MPa. Hasil
kuat tekan optimum terjadi pada beton dengan campuran abu batang pisang 6% dan
sikacim concrete additive 0,8% yaitu sebesar 30,74 Mpa.

Kata Kunci : beton, sikacim concrete additive, abu batang pisang, kuat tekan.

ABSTRACT

Concrete is a very important material used in the construction sector. At this time,
the concrete made using the added ingredient of banana stem ash, which is known
to contain high SiO2. In addiction, in an effort to produce better concrete mixtures.
Sikacim it self is used to make concrete better quality. This research uses banana
stem ash of 4%, 5%, and 6% of the weight of cement. For the dimensions of the test
object used is a cylinder measuring 15 x 30 cm with a concrete age of 28 days, for
a slump value of 60-180 cm. concrete mix planning uses the SNI 03-2834-2000
method. The tese carried out is the concrete compressive strength test. Each
variation was made 3 specimens, so that a total of 12 specimens. From the results
of normal concrete research, a compressive strength of 26.74 Mpa was obtained,
concrete with a mixture of banana stem ash 4% and sikacim concrete additive 0.6%
of 27.85 Mpa concrete with a mixture of 5% banana stem ash and 0.6% sikacim
concrete additive of 28.85 MPa, concrete with 6% banana stem ash mixture and
0.6% sikacim concrete additive 30.74 Mpa. The optimum compressive strength
reults occurred in concrete with a mixture of 6% banana stem ash and 0.6% sikacim
concrete additive, which was 30.74 Mpa

Keywords : Concrete, Sikacim concrete additive, banana stem ash, compressive


Strength.
BAB 1 tersedia serta proses pembuatan yang
PENDAHULUAN mudah dilakukan. Oleh karena itu dalam
penelitian ini memanfaatkan abu batang
Beton merupakan salah satu bahan
pisang tersebut sebagai bahan tambah
yang paling umum digunakan untuk
dalam campuran beton untuk meningkatkan
kontruksi bangunan. Beton dengan kualitas
kuat tekan beton K225.
baik sangat mendukung struktur bangunan
Bahan kimia sikacim concrete additive,
sehingga dapat menghasilkan bangunan
apabila digunakan sebagai campuran
yang lebih kuat dan kokoh. Oleh karena itu
adukan beton akan mempercepat
bahan kontruksi ini dianggap penting untuk
pengerasan beton. Menurut Jamal, dkk
bisa dikembangkan. Salah satu usaha
(2017) penambahan sikacim concrete
pengembangannya adalah dengan
additive pada campuran beton mampu
meningkatkan dan memperbaiki kinerja
mencapai kuat tekan beton rencana, dan
beton dengan menambah bahan tambah
dapat meningkatkan kuat tekan beton,
pada campuran beton.
dengan nilai maksimum kuat tekan beton
Beton sebagai komponen struktur
umur 28 hari diperoleh pada variasi
dalam kontruksi teknik sipil, dapat
penambahan sikacim concrete additive
diperoleh dengan mencampurkan semen
pada campuran beton sebesar 0,7% dari
Portland, air dan agregat. Terkadang ada
berat semen dengan pengurangan kadar air
pula pemberian bahan tambah yang sangat
sebesar 15% dari kadar air semula. Menurut
bervariasi jenisnya. Salah satu bahan
Novianti, dkk (2014) penggunaan sikacim
tambah yang sering digunakan adalah
concrete additive 1% kuat tekan beton
pozzolan yaitu bahan yang mengandung
mulai menurun, sehingga pemakaian
mineral silica yang apabila bercampur
sikacim concrete additive disarankan besar
dengan pasta semen akan bereaksi untuk
dari 0,5% dan kecil dari 1% dari berat
memberi daya lekat pada campuran beton.
semen (Mulyati & Adman, 2019).
Batang pisang merupakan salah satu
tanaman yang telah lama dikenal oleh
masyarakat. Tanaman ini cukup mudah
1.1. Rumusan Masalah
dibudidayakan dan sangat cocok dengan
iklim Indonesia. Adapun bagian-bagian Pada penelitian ini terdapat beberapa
batang pisang yang dapat dimanfaatkan permasalahan sebagai berikut:
yaitu kulitnya sebagai pakan ternak serta 1. Bagaimana pengaruh yang diberikan
mengandung serat 53 - 65% sehingga oleh abu batang pisang dan sikacim
dimanfaatkan sebagai bahan pembuat concrete additive terhadap kuat tekan
kertas, tali kapal dan lain sebaginya. Untuk beton ?
menghasilakan serat yang berkualitas baik 2. Bagaimana perbedaan antara kuat
lama penjemuran adalah 4 - 6 jam, serat tekan beton abu batang pisang dan
dengan kualitas sedang dijemur antara 8 - sikacim concrete additive
10 jam, sedangkan untuk serat berkualitas dibandingkan kuat tekan beton normal
kasar diperlukan waktu antara 20 - 22 jam ( ?
Iman Hilman, 2001 ). 3. Pada persentase berapa persen abu
batang pisang yang memiliki pengaruh
Menurut hasil penelitian Laboratorium paling besar terhadap kuat tekan beton
Balai Riset dan Standarisasi Industri dan ?
Perdagangan (BARISTAND INDAK), 4. Berapa persen margin antara beton
kadar Silikon Dioksida yang terkandung normal dengan beton abu batang
pada abu batang pisang yaitu 52,72%. pisang 4%, 5%, 6% + sikacim concrete
Penggunaan abu batang pisang ini sangat additive 0,6% ?
memungkinkan karena selain memiliki
kadar Silikon Dioksida, juga banyak 1.1. Ruang Lingkup Penelitian
tertentu dan sebagainya. Beton serat (fibre
1.2. Tujuan Penelitian reinorced concrete) merupakan modifikasi
beton konvensional dengan menambahkan
Tujuan pada penelitian tugas akhir ini
serat pada adukannya. Serat yang
adalah sebagai berikut:
digunakan dapat dibuat dari berbagai jenis
1. Untuk mencari tau bagaimana
bahan antara lain kawat, plastik, limbah
pengaruh yang diberikan oleh abu
kain, bambu, dan lain-lain.
batang pisang dan sikacim concrete
Beton serat didefinisikan sebagai
additve terhadap kuat tekan beton
beton yang terbuat dari campuran semen,
2. Untuk mengetahui bagaimana
agregat halus, agregat kasar dan sejumlah
perbedaan kuat tekan antara beton
kecil serat/fiber. Bahan- bahan serat yang
normal dan beton abu batang pisang
dapat digunakan untuk perbaikan sifat
ditambah sikacim concrete additive.
beton pada beton serat antara lain baja,
3. Untuk mencari tau pada persentase
plastik, kaca, karbon serta serat dari bahan
berapa persen abu batang pisang yang
alami seperti ijuk, rami maupun serat dari
memiliki pengaruh paling besar
tumbuhan lain (Suhardiman, 2011).
terhadap kuat tekan beton
4. Untuk mencari tau seberapa signifikan
2.2.Bahan Penyusun Campuran Beton
perbedaan antara beton normal dan
beton yang diberi abu batang pisang 2.2.1. Semen
ditambah sikacim concrete additive
Semen adalah perekat hidrolis yang
berarti bahwa senyawa-senyawa yang
1.3. Manfaat Penelitian
terkandung di dalam semen tersebut dapat
Adapun manfaat dari penelitian ini bereaksi dengan air dan membentuk zat
adalah untuk mengetahui perbandingan baru yang bersifat sebagai perekat terhadap
kualitas kuat tekan beton normal dengan batuan.
beton yang menggunakan abu batang Semen dapat dibedakan menjadi 2
pisang dan sikacim concrete additive kelompok yaitu semen non hidrolik dan
dengan persentase yang telah ditentukan semen hidrolik.
sehingga nantinya dapat membantu Semen hidrolik mempunyai
mendapatkan campuran beton yang kuat kemampuan untuk mengikat dan mengeras
namun dengan menggunakan bahan yang didalam air. Contoh semen hidrolik antara
lebih ekonomis dan apabila penelitian ini lain semen portland, semen pozzolan,
berhasil, diharapkan dapat menjadi bahan semen alumina, semen terak, semen alam
pertimbangan untuk tahap selanjutnya, baik dan lain-lain. Lain halnya dengan semen
itu penggunaan pada tahap pelaksanaan di hidrolik, semen non hidrolik tidak dapat
lapangan dan dapat dikembangkan pada mengikat dan mengeras didalam air, akan
penelitian yang lebih lanjut tetapi dapat mengeras di udara. Contoh
utama dari semen non hidrolik adalah kapur
BAB 2 (Mulyono, 2003).
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.2. Air
2.1.Umum
Air merupakan bahan yang penting
Perbaikan kualitas serta sifat beton
juga dalam pembuatan suatu campuran
dapat dilakukan dengan berbagai cara
beton. Air yang dicampur dengan semen
antara lain dengan mengganti maupun
akan membungkus agregat halus dan
menambah material pokok semen dan
agregat kasar menjadi satu kesatuan.
agregat, sehingga dihasilkan beton dengan
Pencampuran semen dan air akan
sifat-sifat spesifik seperti beton ringan,
menimbulkan suatu reaksi kimia yang
beton berat, beton tahan bahan kimia
disebut dengan istilah reaksi hidrasi. Dalam
reaksi hidrasi komponen-komponen pokok Batang pisang merupakan salah satu
dalam semen bereaksi dengan molekul air tanaman yang telah lama dikenal oleh
membentuk hidrat atau produksi hidrasi. masyarakat. Tanaman ini cukup mudah
dibudidayakan dan sangat cocok dengan
2.2.3. Agregat iklim Indonesia. Adapun bagian-bagian
batang pisang yang dapat dimanfaatkan
Agregat merupakan butiran mineral
yaitu kulitnya sebagai pakan ternak serta
alami atau buatan yang berfungsi sebagai
mengandung serat 53 - 65% sehingga
bahan pengisi campuran beton. Agregat
dimanfaatkan sebagai bahan pembuat
menempati 70 % volume beton, sehingga
kertas, tali kapal dan lain sebaginya. Untuk
sangat berpengaruh terhadap sifat ataupun
menghasilakan serat yang berkualitas baik
kualitas beton, sehingga pemilihan agregat
lama penjemuran adalah 4 - 6 jam, serat
merupakan bagian penting dalam
dengan kualitas sedang dijemur antara 8 -
pembuatan beton (Wahyudi & Edison,
10 jam, sedangkan untuk serat berkualitas
2013).
kasar diperlukan waktu antara 20 - 22 jam (
Iman Hilman, 2001 ).
2.2.3.1.Agregat Halus
Menurut hasil penelitian Laboratorium
Agregat halus (pasir) berasal dari hasil Balai Riset dan Standarisasi Industri dan
disintegrasi alami dari batuan alam atau Perdagangan (BARISTAND INDAK),
pasir buatan yang dihasilkan dari alat kadar SiO2 yang terkandung pada abu
pemecah batu (stone crusher) dan batang pisang yaitu 52,72%. Penggunaan
mempunyai ukuran butir 5 mm. abu batang pisang ini sangat
memungkinkan karena selain memiliki
2.2.3.2.Agregat Kasar kadar SiO2, juga banyak tersedia serta
proses pembuatan yang mudah dilakukan.
Agregat kasar merupakan agregat yang
.
semua butirannya tertinggal di atas ayakan
2.4.Sikacim Concrete Additive
4,75 mm (ASTM C33, 1982), yang
biasanya disebut kerikil. Material ini Sikacim ialah suatu zat kimia untuk
merupakan hasil disintegrasi alami batuan mengurangi penggunaan air dan
atau hasil dari industri pemecah batu. Butir- mempercepat pengerasan pada beton, yang
butir agregat harus bersifat kekal, artinya berupa bubuk atau cairan yang ditambah
tidak pecah ataupun hancur oleh pengaruh- kedalam campuran adukan beton selama
pengaruh cuaca, seperti terik matahari atau pengadukan, dengan tujuan untuk
hujan. Dalam workability agregat kasar mengubah sifat adukan atau betonnya. Atau
berfungsi sebagai pengisi volume rongga untuk diproleh beton dengan kuat tekan
yang berkurang. yang sama, tapi adukan dibuat menjadi
lebih encer agar lebih mudah dalam
2.2.4. Bahan Tambah penuangannya (Desmi & Muliadi, 2018).
Bahan tambah (admixture) adalah
bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam 2.5. Slump Test
campuran beton pada saat atau selama Pengujian slump dilakukan terhadap
percampuran berlangsung. Fungsi dari beton segar yang dituangkan kedalam
bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat wadah kerucut terpancung. Pengisian
dari beton agar menjadi lebih cocok untuk dilakukan dalam tiga lapisan adalah 1/3 dari
pekerjaan tertentu, atau untuk menghemat tinggi kerucut. Masing-masing lapisan
biaya. harus dipadatkan dengan cara penusukan
sebanyak 25 kali dengan menggunakan
tongkat besi anti karat. Setelah penuh
2.3. Abu Batang Pisang sampai permukaan atasnya diratakan
dengan menggunakan sendok semen. concrete).
Kemudian kerucut diangkat keatas secara Kuat tekan beton merupakan parameter
vertikal dan slump dapat diukur dengan utama yang harus diketahui dan dapat
cara mengukur perbedaan tinggi antara memberikan gambaran tentang hampir
wadah dengan tinggi beton setelah wadah semua sifat-sifat mekanisnya yang lain dari
diangkat. Tingkat kemudahan pengerjaan beton. Walaupun dalam beton terdapat
berkaitan erat dengan tingkat kelecakan tegangan tarik yang kecil, diasumsikan
atau keenceran adukan beton. Untuk bahwa semua tegangan tekan didukung
mengetahui kelecakan suatu adukan beton oleh beton tersebut. Beton dengan kinerja
biasanya dengan dilakukan pengujian baik dapat dilihat dari kuat tekan yang
slump. Semakin tinggi nilai slump berarti dihasilkan. Semakin tinggi kuat tekan yang
adukan beton makin mudah untuk dihasilkan, maka beton tersebut memiliki
dikerjakan. mutu beton yang baik. Faktor yang
mempengaruhi kekuatan beton adalah
2.6. Pengujian Kuat Tekan proporsi campuran, pengadukan pada saat
pembuatan, pembuatan, pemadatan dan
Menurut Badan Standarisasi Nasional
perawatan beton itu sendiri. Kuat tekan
(BSN) (2002) beton adalah campuran
silinder beton dapat dihitung dengan
antara semen portland atau semen hidraulik
persamaan :
yang lain, agregat halus, agregat kasar dan 𝑃
air, dengan atau tanpa bahan tambahan fc’= 𝐴
membentuk masa padat, sedangkan yang dengan:
dimaksud beton normal adalah beton yang fc’ = kuat tekan silinder beton (MPa),
mempunyi berat isi (2200-2500) kg/m3. P = Beban tekan maksimum (N),
Terdapat juga agregat halus (pasir) alam A = luas bidang tekan (mm2
sebagai hasil disintegrasi secara 'alami' dari Kekuatan tekan adalah kemampuan
batuan atau pasir yang dihasilkan oleh beton untuk menerima gaya tekan persatuan
industri pemecah batu dan mempunyai luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan
ukuran butir terbesar 5,0 mm, sedangkan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi
agregat kasar (kerikil) sebagai hasil kekuatan struktur dikehendaki, semakin
disintegrasi dari batuan atau berupa batu tinggi pula mutu beton yang dihasilkan
pecah yang diperoleh dari industri pemecah (Mulyono, 2005). Nilai kuat tekan beton
batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 didapat dari pengujian standar dengan
mm sampai 40 mm. benda uji yang digunakan berbentuk
Menurut Tjokrodimuljo (2007) beton silinder. Dimensi benda uji standar adalah
dapat mempunyai kuat tekan yang sangat tinggi 300 mm dan diameter 150 mm. Tata
tinggi, tetapi kuat tariknya sangat rendah. cara pengujian yang umumnya dipakai
Kondisi yang demikian, yaitu rendahnya adalah standar ASTM C39-86. Kuat tekan
kuat tarik, pada elemen struktur yang masing-masing benda uji ditentukan oleh
betonnya mengalami tagangan tarik tegangan tekan tertinggi (fc’) yang dicapai
diperkuat dengan batang baja tulangan benda uji umur 28 hari akibat beban tekan
sehingga terbentuk suatu struktur komposit, selama percobaan.
dan kemudian dikenal dengan sebutan
beton bertulang. Khusus beton saja yang
tidak bertulang disebut beton tampa tulang
(plain concrete). Untuk struktur tertentu
yang tidak menginginkan retak tarik pada
beton misalnya, dilakukan manipulasi
(strategis) dengan memberikan tegangan
tekan awal sebelum struktur dibebani, yaitu
pada struktur beton prategang (prestressed
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Metode Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Persiapan Laboratorium

Pengujian Bahan Dasar

Pengujian Dasar (Agregat Kasar)


Pengujian Dasar (Agregat Halus)
Analisa Saringan
Analisa Saringan
Kadar Air
Kadar Air
Berat Jenis dan Penyerapan
Berat Jenis dan Penyerapan
Berat Isi
Berat Isi
Keausan Agregat
Kadar Lumpur Kadar Lumpur

Job Mix Design (SNI 03-2834-2000)

Pembuatan Benda Uji

Beton Beton Dengan Beton Dengan Beton Dengan


Normal Campuran Abu Campuran Abu Campuran Abu
Pisang 4% + Pisang 5% + Pisang 6% +
sikacim concrete sikacim concrete sikacim concrete Tidak
additive 0,6% additive 0,6% additive 0,6%

Slump Test
Ya
Perendaman Benda Uji Masing-masing pada umur 28 Hari

Pengujian Kuat Tekan pada umur 28 Hari

Pembahasan dan Konsultasi Laporan Akhir

Selesai

Gambar 3.1: Tahapan singkat penelitian yang dilaksanakan.


Metode yang digunakan dalam penelitian dan juga agar material tidak
penelitian ini adalah metode eksperimen, tercampur dengan bahan-bahan yang lain
yaitu metode yang dilakukan dengan sehingga mempengaruhi kualitas material.
mengadakan kegiatan percobaan untuk Material dibersihkan dari lumpur dan
mendapatkan data. Tahapan awal penelitian melakukan penjemuran pada material yang
yang dilakukan di Laboratorium Beton basah.
Program Studi Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara adalah 3.3. Pemeriksaan Agregat
pengambilan data sekunder pengujian
Pemeriksaan agregat kasar dan agregat
bahan dasar agregat dan melakukan
halus bertujuan untuk mengetahui
pengujian bahan dasar agregat yang akan
kelayakan agregat untuk bahan
digunakan pada percobaan campuran beton.
percampuran dan pembentukan beton.
Sebagai acuan dalam penyelesaian tugas
Pemeriksaan agregat kasar dan agregat
akhir ini tidak terlepas dari data-data
halus dilakukan di Laboratorium beton
pendukung. Data pendukung diperoleh
mengikuti panduan dari SNI tentang
dari:
pemeriksaan agregat.
a. Data primer
Data primer adalah data yang
3.4. Pemeriksaan Agregat Halus
diperoleh dari hasil yang dilaksanakan
di laboratorium. Data yang diperoleh Penelitian ini meliputi beberapa
dari hasil perhitungan di laboratorium tahapan/pemeriksaan diantaranya:
seperti:  Pemeriksaan kadar air.
 Analisa saringan agregat.  Pemeriksaan kadar lumpur.
 Berat jenis dan penyerapan.  Pemeriksaan berat jenis dan
 Pemeriksaan berat isi agregat. penyerapan.
 Pemeriksaan kadar air agregat.  Pemeriksaan berat isi.
 Pemeriksaan kadar lumpur agregat  Pemeriksaan analisa saringan.
 Perbandingan dalam campuran
beton (Mix design). 3.5. Pemeriksaan Agregat Kasar
 Kekentalan adukan beton segar Penelitian ini meliputi beberapa
(slump). tahapan/pemeriksaan diantaranya:
 Uji kuat tekan beton.  Pemeriksaan kadar air.
b. Data sekunder
 Pemeriksaan kadar lumpur.
Data sekunder adalah data yang
 Pemeriksaan berat jenis dan
diperoleh dari beberapa buku yang
penyerapan.
berhubungan dengan teknik beton
(literatur) dan konsultasi langsung  Pemeriksaan berat isi.
dengan Dosen Pembimbing. Data  Pemeriksaan analisa saringan.
teknis mengenai SNI-03-2834-2000,  Keausan agregat dengan mesin Los
PBI (Peraturan Beton Indonesia), serta Angeles.
buku-buku atau literatur sebagai
penunjang guna untuk memperkuat 3.6. Perencanaan Campuran Beton
suatu penelitian yang dilakukan. Tahap awal sebelum melakukan
perencanaan campuran beton, dilakukan
4.2. Persiapan Penelitian pengujian terhadap komponen-komponen
Setelah seluruh material yang dasar pembentuk beton sesuai dengan SNI
diperoleh telah sampai lokasi, maka (Standar Nasional Indonesia), yaitu
material dipisahkan menurut jenisnya untuk pengujian terhadap agregat halus dan
mempermudah dalam tahapan-tahapan agregat kasar serta air. Selanjutnya
dilakukan perencanaan campuran beton pada arah berdiri di atas alat penguji
berdasarkan SNI (Standar Nasional kemudian beban tekan diberikan merata
Indonesia). arah tegak dari atas pada silinder. Sebelum
ditekan benda uji ditimbang terlebih dahulu
3.7. Pelaksanaan Penelitian untuk dapat mengetahui berat jenis beton.
Jumlah sampel pengujian direncanakan
3.7.1. Trial Mix
sebanyak 12 buah dapat dilihat pada Tabel
Menentukan persentase atau komposisi 3.1 berikut:
masing-masing komponen material
pembentuk beton untuk memperoleh suatu Tabel. 3.1: Jumlah variasi sampel
campuran beton yang ekonomis, memenuhi pengujian beton.
kekuatan dan keawetan yang direncanakan, Variasi Jumlah Sampel
serta memiliki workability yang sesuai No. Campuran Pengujian
sehingga mempermudah proses pengerjaan. Beton 28 hari
1. Beton normal 3 buah
3.7.2. Pembuatan Benda Uji Beton dengan
Benda uji dibuat menggunakan cetakan campuran abu
berbentuk silinder dengan sisi berukuran 15 pisang 4% +
2. 3 buah
cm x 30 cm yang berjumlah 12 buah. Proses sikacim
pembuatan benda uji ditunjukkan dengan concrete
gambar pada lampiran. additive 0,6%
Beton dengan
3.7.3. Pengujian Slump campuran abu
pisang 5% +
Pengukuran tinggi slump dilakukan 3. 3 buah
sikacim
untuk menentukan kekakuan (dapat
concrete
dikerjakan atau tidak) dari campuran beton
additive 0,6%
segar (fresh concrete) untuk menentukan
Beton dengan
tingkat workability nya. Kekakuan dalam
campuran abu
suatu campuran beton menunjukkan berapa
pisang 6% +
banyak air yang digunakan. Target slump 4. 3 buah
sikacim
rencana sesuai mix design adalah 60-180
concrete
mm. Pengujian slump dilakukan
additive 0,6%
berdasarkan standar yang telah ditetapkan
Total 12 buah
oleh SNI 03-2834-2000.

3.7.4. Perawatan Beton BAB 4


HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah beton dikeluarkan dari cetakan,
dilakukan perawatan dengan cara 4.1 Perencanaan Campuran Beton
perendaman dalam air sampai saat uji kuat Dalam hal ini penulis akan
tarik belah dilakukan, yaitu pada umur 28 menganalisis data-data yang telah diperoleh
hari. saat penelitian berlangsung sehingga
didapat campuran beton yang diinginkan.
3.7.5. Pengujian Kuat Tekan Data tersebut dapat dilihat dari tabel berikut
Pengujian kuat tekan dilakukan ini:
berdasarkan standar yang telah ditetapkan
oleh SNI 1974-2011. Pengujian dilakukan
menggunakan mesin uji tekan dengan
kapasitas 1500 KN. Benda uji diletakkan
Tabel 4.1: Data-data analisis yang diperoleh saat penelitian
Nama percobaan Satuan Hasil percobaan
Berat jenis agregat kasar Gr/cm³ 2,696
Berat jenis agregat halus Gr/cm³ 2,505
Kadar lumpur agregat kasar % 0,7
Kadar lumpur agregat halus % 3
Berat isi agregat kasar Gr/cm³ 1,62
Berat isi agregat halus Gr/cm³ 1,34
Kadar air agregar kasar % 0,5
Kadar air agregat halus % 0,9
FM agregat kasar 7,29
FM agregat halus 2,76
Penyerapan agregat halus % 1,32
Penyerapan agregat kasar % 0,746
Nilai slump rencana mm 60-180
Ukuran agregat maksimum mm 40
Sumber: Hasil penelitian

Setelah melakukan pengujian dasar maka nilai-nilai diatas tersebut dapat digunakan untuk
perencanaan campuran beton (Mix Design) dengan kuat tekan disyaratkan sebesar 26 MPa yang
terlampir pada tabel 4.1 berdasarkan SNI 03- 2834-2000.

Tabel 4.2: Perencanaan campuran beton (SNI 03-2834-2000).


PERENCANAAN CAMPURAN BETON
SNI 03-2834-2000
Tabel/Gambar
No. Uraian Nilai
Perhitungan
Kuat tekan yang disyaratkan
1 Ditetapkan 26 MPa
(benda uji silinder)
2 Deviasi Standar - 12 MPa
3 Nilai tambah (margin) - 5,7 MPa
Kekuatan rata-rata yang
4 1+2+3 43,7 MPa
ditargetkan
5 Jenis semen Tipe I
Jenis agregat:
6 Ditetapkan Batu pecah Binjai
- kasar
- halus Ditetapkan Pasir alami Binjai
7 Faktor air-semen bebas - 0,44
8 Faktor air-semen maksimum Ditetapkan 0,60
9 Slump Ditetapkan 60-180 mm
10 Ukuran agregat maksimum Ditetapkan 40 mm
11 Kadar air bebas Tabel 4.7 185 kg/m3
12 Jumlah semen 11:7 420,45 kg/m3
13 Jumlah semen maksimum Ditetapkan 420,45 kg/m3
14 Jumlah semen minimum Ditetapkan 275 kg/m3
Faktor air-semen yang
15 - 0,44
disesuaikan
Susunan besar butir agregat Daerah gradasi
16 Gambar 3.2
halus zona 2
Susunan agregat kasar atau
17 Gambar 3.3 Gradasi maksimum 40 mm
gabungan
18 Persen agregat halus Gambar 4.2 38%
Berat jenis relatif, agregat
19 - 2,624
(kering permukaan)
20 Berat isi beton Gambar4.3 2375 kg/m3
21 Kadar agregat gabungan 20-(12+11) 1769,55 kg/m3
22 Kadar agregat halus 18 x 21 672,43 kg/m3
23 Kadar agregat kasar 21-22 1097,12 kg/m3
24 Proporsi campuran Agregat kondisi jenuh kering
Semen Air permukaan (kg)
(kg) (kg)
Halus Kasar
- Tiap m3 420,45 185 672,43 1097,12
- Tiap campuran uji m3 1 0,44 1,60 3,61
- Tiap campuran uji 0,0053
m3 2,23 0,98 3,56 5,81
(1 silinder)
25 Koreksi proporsi campuran
- Tiap m3 420,45
190,5
669,60 1094,42
2
- Tiap campuran uji m3 1 0,45 1,59 2,60
Tiap campuran uji 0,0053 m3
2,23 1 3,55 5,8
(1 silinder)

Maka, dari hasil perencanaan beton diatas didapat perbandingan campuran akhir untuk
setiap m3 adalah:

Tabel 4.3: Hasil perbandingan campuran bahan betontiap 1 benda uji dalam 1 m³
Material Semen Pasir Batu pecah Air
Berat (kg) 420,45 669,60 1094,42 190,52
Perbandingan 1 1,59 2,60 0,45
4.2. Pembuatan Benda Uji penyimpanan harus bebas getaran selama
Dalam penelitian ini menggunakan 48 jam pertama setelah perendaman.
silinder sebagai benda uji dengan ukuran
15 x 30 cm, jumlah benda uji yang dibuat 4.3. Slump Test
adalah sebanyak 12 benda uji. Pengujian slump dilakukan dengan
Ada beberapa tahapan yang dilakukan kerucut abrams dengan cara mengisi
dalam pembuatan benda uji: kerucut abrams dengan beton segar
a. Pengadukan beton. sebanyak 3 lapis, tiap lapis kira–kira 1/3
Beton diaduk menggunakan mesin dari isi kerucut pada tiap lapisan dilakukan
pengaduk (mixer). Untuk penggunaan air, penusukan sebanyak 25 kali, tongkat
air dibagi menjadi 3 bagian. Pertama tuang penusuk harus masuk sampai bagian bawah
air ke dalam mixer 1/3 bagian, kemudian tiap–tiap lapisan setelah pengisian selesai
agregat kasar, lalu agregat halus, masukkan ratakan permukaan kerucut lalu angkat
1/3 air lagi, setelah itu masukkan semen, cetakan dengan jarak 300 mm dalam waktu
terakhir masukkan 1/3 air terakhir ke 5 ± 2 detik tanpa gerakan lateral atau
dalamnya. Mixer dikondisikan agar torsional. Selesaikan seluruh pekerjaan
campuran teraduk dengan tampak rata dan pengujian dari awal pengisian hingga
homogen. Setelah beton tercampur merata pelepasan cetakan tanpa gangguan dalam
kemudian adukan beton teresebut dituang waktu tidak lebih 2,5 menit, ukur tinggi
ke dalam pan. adukan selisih tinggi kerucut dengan
b. Pencetakan. adukan adalah nilai dari slump.
Sebelum beton dimasukkan kedalam
cetakan terlebih dahulu dilakukan
pengukuran kelecakan (slump test). Setelah Tabel 4.4: Hasil pengujian nilai slump.
itu kemudian adukan beton dimasukkan Tinggi
No. Variasi
kedalam cetakan yang telah disediakan, Slump
masukkan adukan beton kedalam cetakan
dengan menggunakan sekop. Setiap 1 Beton Normal 10 cm
pengambilan dari pan harus dapat mewakili
dari adukan tersebut, isi 1/3 cetakan dengan Abu pisang 4% +
adukan lalu dilakukan pemadatan dengan 2 9,5 cm
sikacim 0,6%
cara dirojok/tusuk menggunakan batang
besi yang berdiameter 16 mm, dengan
jumlah tusukan 25 kali, hal ini terus Abu pisang 5% +
3 9 cm
dilakukan untuk 2/3 dan 3/3 atau sampai sikacim 0,6%
cetakan penuh kemudian pukul-pukul
bagian luar cetakan dengan menggunakan Abu pisang 6% +
4 7,5 cm
palu karet agar udara yang terperangkap sikacim 0,6%
didalam adukan dapat keluar, setelah itu
ratakan permukaan cetakan dan di tutup
dengan kaca untuk menjaga penguapan air Berdasarkan Tabel 4.4 menjelaskan
dari beton segar. Lepaskan cetakan setelah perbandingan nilai slump antara beton
20 jam dan jangan lebih dari 48 jam setelah normal, beton dengan abu pisang 4% dan
pencetakan. sikacim 0,6%, beton dengan abu pisang 5%
c. Pemeliharaan beton. dan sikacim 0,6%, beton dengan abu pisang
Setelah cetakan dibuka kemudian 6% dan sikacim 0,6%, dimana pada beton
beton tersebut ditimbang lalu direndam di normal didapatkan nilai slump tertinggi
dalam air (terendam keseluruhan) hingga yaitu 10 cm, sedangkan beton dengan
umur yang telah ditentukan. Ruang campuran abu pisang dan sikacim
mengalami penurunan pada nilai slump.
Berikut pada Gambar 4.1 dapat dilihat = 4,15%
grafik naik dan turunnya nilai slump.
12 10
 Pengisian abu batang pisang 5% dan
9,5 9
10 sikacim 0,6%
7,5
Besar nilai kenaikan (umur 28 hari)
Nilai Slump

8
6
4
=
28,85−26,74
2 x 100%
26,74
0
Beton Abu Abu Abu = 7,89%
Normal Pisang 4% Pisang 5% Pisang 6%  Pengisian abu batang pisang 6% dan
+ Sikacim + Sikacim + Sikacim
sikacim 0,6%
0,6% 0,6% 0,6%
Besar nilai kenaikan (umur 28 hari)
Gambar 4.1: Grafik perbandingan nilai =
slump. 30,74−26,74
x 100%
26,74
4.4. Kuat Tekan Beton
= 14,95%
Dari hasil Gambar 4.2, dapat dilihat
20,00%
bahwa persentase kenaikan kuat tekan 14,95%
15,00%
beton terjadi karena penambahan abu
10,00% 7,89%
pisang dan sikacim pada beton 28 hari. 4,15%
Gambar 4.2: Grafik persentase nilai kuat 5,00%
0 0 0
tekan beton umur 28 hari. 0,00%
30,74 Abu Pisang Abu Pisang Abu Pisang
32
4% + Sikacim 5% + Sikacim 6% + Sikacim
NILAI KUAT TEKAN (MPA)

31 28,85
30 27,85 0,6% 0,6% 0,6%
29
28 26,74
27 variasi
26
25
24 Gambar 4.7: Grafik persentase kenaikan
Beton Abu Abu Abu kuat tekan beton 28 hari.
Normal Pisang 4% Pisang 5% Pisang 6%
+ Sikacim + Sikacim + Sikacim
0,6% 0,6% 0,6% Perbandingan kuat tekan beton normal
dengan beton yang menggunakan abu
batang pisang 4% dan sikacim 0,6%, abu
Bila dibandingkan kuat tekan beton batang pisang 5% dan sikacim 0,6%, abu
normal dengan beton yang menggunakan batang pisang 6% dan sikacim 0,6%,
abu batang pisang 4% dan sikacim 0,6%, persentasenya mengalami kenaikan.
abu batang pisang 5% dan sikacim 0,6%, Maka, berdasarkan data yang telah
abu batang pisang 6% dan sikacim 0,6% dikumpulkan mengenai kenaikan tekan
mengalami kenaikan. Persentase kenaikan beton. Hasil penelitian ini memiliki
kuat tekan dapat dilihat pada perhitungan di beberapa faktor yang dapat menaikkan kuat
bawah ini: tekan. Adapun faktor yang dapat yang
mengakibatkan hal ini terjadi adalah karena
 Pengisian abu batang pisang 4% dan persentase abu batang pisang yang memang
sikacim 0,6% digunakan untuk menaikkan kuat tekan
Besar nilai kenaikan (umur 28 hari) beton, dan keserasian abu batang pisang
dengan zat di dalam sikacim concrete
= additive semakin membuat kuat tekan beton
27,85−26,74 semakin tinggi. Persentase paling tinggi
x 100%
26,74
berada pada beton dengan variasi abu normal dan 14,95% pada beton
batang pisang 6% dan sikacim 0,6% sebesar campuran abu batang pisang 6%
14,95 % untuk umur 28 hari. ditambah sikacim concrete additive
0,6% berbanding dengan beton
BAB 5 normal. Perbandingan persentase
KESIMPULAN DAN SARAN terbesar terjadi pada beton normal
berbanding beton abu batang pisang
5.1. Kesimpulan
6% dan sikacim 0,6%. Dengan kata
Dari hasil penelitian beton dengan lain pada penelitian kali ini semakin
menggunakan abu batang pisang dan banyak campuran abu batang pisang
Sikacim Concrete Additive, maka maka semakin baik kuat tekannya.
didapatlah beberapa kesimpulan sebagai
berikut: 5.2. Saran
1. Pada penelitian kali ini hasil
1. Perlu mencoba untuk mencampur abu
perpaduan antara beton abu batang
batang pisang yang beda kehalusan,
pisang ditambah sikacim concrete
misalkan lolos saringan 30 atau bahkan
additive seluruhnya berpengaruh
lolos saringan 100 agar lebih halus
positif pada kekuatan tekan beton
sehingga lebih menyatu dengan beton
2. Hasil yang didapat pada penelitian
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
ini yaitu beton yang diberi abu
untuk mencari persentase bahan tambah
batang pisang ditambah sikacim
yang paling baik diangka berapa persen
concrete additive memiliki kuat
3. Perlu dicoba menggunakan bahan kimia
tekan yang lebih baik dari beton
lain.
normal
4. Perlu diadakan penelitian untuk melihat
3. Hasil dari kuat tekan beton normal
dari sisi kuat tarik belah maupun lentur
rata-rata adalah sebesar 26,74 Mpa
5. Alangkah baiknya dilakukan penelitian
sedangkan beton yang diberi
ditempat yang lebih memadai alat alat
campuran abu batang pisang 4%
nya untuk mendapatkan hasil yang lebih
dan sikacim concrete additive 0,6%
optimal.
adalah sebesar 27,85 Mpa lalu beton
abu batang pisang 5% dan sikacim
concrete additive 0,6% adalah DAFTAR PUSTAKA
sebesar 28,85 Mpa dan beton
dengan campuran abu batang pisang BSN. (2014). Standar Nasional Indonesia
ditambah sikacim concrete additive 28853-3818-2014. (1), 31.
0,6% adalah sebesar 30,74 MPa Desmi, A. (2018). PENAMBAHAN ZAT
4. Pada penelitian kali ini ADDITIVE SIKACIM CONCRETE.
perbandingan kuat tekan beton 8(1), 339–349.
normal dan beton campuran abu Desmi, A., & Muliadi. (2018).
batang pisang ditambah sikacim PENGARUH PENGGUNAAN ABU
concrete additive mengalami JERAMI DENGAN PENAMBAHAN
kenaikan yang cukup signifikan ZAT ADDITIVE SIKACIM
yakni sebesar 4,15% pada beton CONCRETE TERHADAP KUAT
campuran abu batang pisang 4% TEKAN BETON. 8(1), 339–349.
ditambah sikacim concrete additive Jamal, M., Widiastuti, M., & Anugrah, A.
0,6% berbanding dengan beton T. (2017). Pengaruh Penggunaan
normal. 7,84% pada beton Sikacim Concrete Additive Terhadap
campuran abu batang pisang 5% Bengalon Dan Agregat Halus Pasir
ditambah sikacim concrete additive Mahakam. (November), 28–36.
0,6% berbanding dengan beton Junaidi, A. (2015). Pemanfaatan Abu
Batang Pisang Sebagai Bahan Tambah
Untuk Meningkatkan Kuat Tekan
Beton. Berkala Teknik, 5(2),
Mulyati, & Adman, A. (2019). Pengaruh
Penambahan Cangkang Kemiri dan
Sikacim Concrete Additive terhadap
Kuat Tekan Beton Normal. 6(2), 38–
45.
https://doi.org/10.20163/JTS.2019.V6
02.01
Novrianti, & Respati, R. (2014).
PENGARUH ADITIF SIKACIM
TERHADAP CAMPURAN BETON K
350 DITINJAU DARI KUAT TEKAN
BETON. 2, 64–69.
S-04-1989-F, S. S. (2013). Material
Pembentukan Beton. Teknik Sipil
Politeknik Negeri Sriwijaya, 53(9),
1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107
415324.004
sika. (2017). SikaCim ® Concrete Additive
DESCRIPTION. (November), 1–3.
SNI-03-2834-2000. (2000). Tata cara
pembuatan rencana campuran beton
normal.
SNI 03-2834-1993. (1993). TATA CARA
PEMBUATAN RENCANA
CAMPURAN BETON NORMAL.
SNI, 2847:2013. (2013). Persyaratan Beton
Struktural untuk Bangunan Gedung.
In Bandung: Badan Standardisasi
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai