PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bangunan. Oleh karena itu beton harus memiliki mutu atau kualitas yang baik
dengan cara memilih agregat yang baik pada proses pencampuran dengan
ekonomis.
kasar, agregat halus, air, dan semen portland yang menjadi material yang
karbon dioksida (𝐶𝑂²) yang cukup besar ke atmosfer yang dapat merusak
Konsep bangunan hijau (green building) yang ramah lingkungan saat ini
1
2
material penyusun beton yang ramah lingkungan ini dapat dilakukan dengan
(1) pengurangan emisi gas rumah kaca (terbesar adalah (𝐶𝑂²)), (2) efisiensi
energi dan material dasar, (3) penggunaan material buangan/waste, dan (4)
konstruksi, baik yang timbul selama proses konstruksi ataupun yang timbul
Terkait dengan hal tersebut, dalam penelitian ini, akan dikaji efek penggunaan
serat daun serai sebagai material zat aditif pada campuran beton, dengan
Dengan penggunan material daun serai sebagai bahan bahan tambah dalam
B. Batasan Masalah
2. Karakteriistik yang diteliti yaitu kenaikan atau penurunan kuat tekan beton
3. Beton yang diteliti ialah beton dengan penambahan air rebusan serat daun
serai sebagai bahan tambah zat aditif dengan persentase masing – masing
yang divariasikan dalam beberapa macam yaitu 0%, 5%, 10%, dan 15%.
4. Pengujian kuat tekan pada beton akan dibuat benda uji silinder
varian.
6. Pada penelitian ini tidak ada pemeriksaan sifat fisik pada daun serai.
4
C. Rumusan Masalah
1. Berapakah nilai kuat tekan pada beton usia 7 dan 28 hari dengan
penambahan air rebusan serat daun serai dengan persentase campuran 0%,
2. Bagaimana penambahan serat dan air rebusan daun serai terhadap sifat-
D. Tujuan Penelitian
serai sebagai zat atitif sebagai campuran beton dan mengetahui nilai kuat
tekan beton dari serat daun serai dengan varian penambahan masing-
2. Mengetahui penambahan air rebusan serat daun serai sebagai zat aditif
E. Manfaat Penelitian
daun serai sebagai zat aditif terhadap nilai kuat tekan beton dengan varian
penambahan air rebusan serat daun serai sebagai zat aditif terhadap sifat
BAB I PENDAHULUAN
selanjutnya.
Bab ini membahas landasan teori secara umum tentang beton dan
serat daun serai, landasan teori secara khusus tentang unsur dalam
serat daun serai dan teori tentang beton baik dari segi material dan
Bab ini membahaas proses atau cara untuk mendapatkan data pada
penyusunan skripsi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
A. Landasan Teori
1. Tinjauan Umum
a. Beton
yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan
kekuatan rencana (fc’) pada usia 28 hari. Beton memiliki daya kuat
tekan yang baik oleh karena itu beton banyak dipakai atau dipergunakan
dan jalan.
7
8
( 60% + 80% )
Semen : 7 % - 15 %
Air ( 14 % - 21 % )
Udara : 1 % - 8 %
Agregat halus berasal dari pasir Kaligung, agregat kasar dari split
Kaligung dan daun serai dengan ukuran yang berasal dari perkebunan
diantaranya adalah :
1) Keadaan Semen
beton yang dihasilkan. Sehingga semakin sedikit fas pada beton akan
antara lain tahan terhadap berbagai cuaca, murah dan bahan dasar,
sebagai berikut:
a) Bentuknya bulat
b) Teksturnya halus
10
a) Porositas rendah.
Suatu adukan dengan mutu atau kualitas dan nilai slump yang
agregat halus (pasir) yang lebih kecil dari (<1,5 cm) dan agregat
yang diinginkan.
Pengujian
beton.
Pengadukan
Pengangkutan
Pencetakan
Perawatan
b. Bahan Tambah
Bahan tambah menurut penggunaannya dibagi menjadi 2 golongan
dalam batching, untuk merubah sifat beton baik dalam kedaan segar
bahan yang di tambahkan dan atau digiling bersamaan saat pada proses
2. Tinjauan Khusus
keahlian khusus.
b) Beton kelas II ialah beton yang memiliki mutu standar B1, Fc’12,
pemeriksaan.
c) Beton kelas III ialah beton yang memiliki mutu tinggi diatas
Pengawasan
σ' bk σ' bm terhadap mutu
Kelas Mutu Tujuan
(kg/cm2) (kg/cm2) kekuatan agregat
tekan
slag, residu batu bara dan banyak lagi hasil pembakaran vulkanik
(Mulyono, 2004).
mempunyai berat isi lebih besar dari berat beton normal atau lebih
dari 2400 kg/m3 . Beton yang mempunyai berat yang tinggi ini
dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Bahan serat
lebih tinggi dari pada beton, maka beton serat akan mempunyai
15
Prayitno, 2013).
4. Berdasarkan Pembuatan
a) Beton pre-cast
konstruksi bangunan.
1. Kelebihan :
(availability).
b) Agregat dan air pada umumnya bisa didapat dari lokal setempat.
negeri.
2. Kekurangan :
struktur baja.
Beton yang baik maupun yang buruk dapat terbentuk dari rumus
daur ulang sulit dan tidak ekonomis. Dalam hal ini struktur baja
1. Agregat
a) Agregat halus
disebut silt dan yang lebih kecil dari 0.002mm disebut clay.
diantaranya :
kandungan garam.
didasar laut yang terbawa arus air laut dan mengendap di pantai.
2010).
19
<2,2.
mm, 4.75 mm, 5.0 mm. Agregat dengan ukuran yang memenuhi
Menurut PBI 1971, Pasal 3.4 syarat dari agregat kasar yang baik
antara lain:
sebagai berikut :
21
24% berat.
ukurannya, dan harus memenuhi syarat ayakan sebagai
berikut:
Sisa agregat diayakan 31.5 mm harus berkisar 0% berat.
1) Agregat normal
agregat normal.
22
2) Agregat ringan
3
Pada agregat halus berkisar 750-1200 kg/m dan untuk agregat
3
kasar 350-880 kg/m .
3) Agregat berat
2. Semen Portland
merupakan bahan yang jadi dan mengeras dengan adanya air yang
Widodo, 2013).
menjadi satu kesatuan yang kuat. Jenis atau tipe semen yang
tekan beton, dalam hal ini perlu diketahui tipe semen yang
distandardisasi di Indonesia.
yaitu :
sedang.
3) Tipe III : High Early Strength Cement, semen untuk beton dengan
rendah.
24
agregat. Walaupun volume semen hanya 10% saja dari volume beton,
harga yang mahal dari pada bahan dasar beton yang lain perlu
3. Air
karena jika tidak ada air semen tidak bisa berubah menjadi pasta. Air
dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1000 p.p.m. sebagai SO3.
dan dievaluasi.
bahan penyusun beton selain air, semen hidrolik dan agregat yang di
awal beton.
Tanaman ini tumbuh alami di Sri Lanka, tetapi dapat ditanam pada
untuk pasar lokal sebagai perisa atau rempah ratus (Chooi, 2008).
daerah. Daerah Jawa mengenal serai dengan nama sereh atau sere.
see, nau sina atau bu muke. Sulawesi mengenal nama serai dengan
bentuk seperti pita yang makin ke ujung makin runcing dan berbau
kasar dan tajam. Tulang daun tanaman serai tersusun sejajar dan
Riyanto, 1992).
setempat.
beton.
campuran beton.
titik potong kurva sejajar dengan kurva yang berada diatas dan
Batu tak 20 28 40 48
Semen dipecahkan
Portlan Kubus
Tipe II, V Batu pecah 25 32 45 54
Batu tak 21 28 38 44
dipecahkan Silinder
Semen Batu pecah 25 33 44 48
Portland
Batu tak 25 31 46 53
Tipe III
dipecahkan Kubus
Batu pecah 30 40 53 60
(Sumber : SNI 03-2834-2000)
32
persamaan 2.19.
2 1
Kadar air bebas = 3 Wh + 3 Wk ……...……………... (2.3)
Tabel 2.8 Perkiraan Kadar Air Bebas Tiap Meter Kubik Beton
Slump (cm)
Ukuran
Maksimum Jenis
0-10 10-30 30-60 60-100
pada Agregat Agregat
(cm)
10) Menghitung jumlah kadar semen yang akan dipakai per meter
grafik berikut :
b) Buat garis lurus ke arah atas tarik sampai pada kurva paling atas
c) Setelah itu, buat garis lurus ke arah kanan ditarik baik dari kurva
hasilnya.
12) Menetukan nilai berat jenis relative berdasarkan hasil data uji
berikut:
a) Dilihat dari gambar grafik diatas, tarik garis sejajar pada garis
KAG = Berat isi beton – kadar semen – kadar air bebas …. (2.8)
% agregat halus
Kadar AH = x KAG ............................... (2.9)
100
% agregat halus
Kadar AK = x KAG .............................. (2.10)
100
rumus berikut :
total pasir
Kereksi Pasir = Kadar air pasir – penyerapan air x …..
100
(2.11)
total kerikil
Kereksi Pasir = Kadar air kerikil – penyerapan air x …
100
(2.12)
atau bagian yang lebih kecil dari 0,074 mm atau No.200 kadar
W1 – W2
KL = x 100% …………………………………. (2.15)
W1
kadar lumpur merupakan salah satu hal yang bisa berpengaruh pada
penyusun beton.
dari beton. Berat jenis dan daya serap memiliki hubungan yaitu
apabila berat jenis semakin tinggi maka daya serap agregat semakin
b
Berat Jenis Bulk = …………........... (2.18)
a+c–d
41
a
Berat Jeniis SSD = ............................. (2.19)
c+a-d
a
Berat Jeniis Semu = ........................... (2.20)
c+a-d
a – b x 100%
Penyerapan Air = ................ (2.21)
c+a–d
BK
Berat Jeniis Bulk = ................ (2.22)
BJ – BA
BK
Berat Jenis Bulk = .............. (2.24)
BK – BA
BJ – BK x 100%
Berat Jenis Bulk = .......... (2.25)
BK
4) Pengujian Analisa Saringan
agregat.
agregat yang tertinggal pada satu set ayakan (28 mm, 19 mm, 9 mm, 6
mm, 4,8 mm, 2,4 mm, 1,2 mm, 0,6 mm, 0,3 mm, dan 0,15 mm) yang
dimana hasil dari nilai tersebut dibagi seratus. Jika semakin besar MKB
memiliki besaran nilai MKB antara 1,50 – 3,8 mm, sehingga nilai
43
agregat.
agregat kasar atau campur dan penetapan rongga udara. Berat isi kering
pada udara agregat dihitung dalam keadan kering oven dan kering
permukaan, pada kondisi padat dan gembur nilai berat isi kondisi gembur
rongga. Berat isi beton menurut SII No.52-1980 diisyaratkan harus lebih
dari 1,2– 1,5 gr/cmᶾ. Pengujian berat isi dilakukan dengan rumus:
BA
BIP = ………… …………………….….….. ( 2.26)
VA
Tjokrodimuljo)
yang terlalu cair dan semakin lama kering. Sedangkan campuran beton
kelecakan atau sebeapa encer adukan beton yang sudah dibuat, dan
45
memastikan bahwa beton yang telah dibuat itu tidak terlalu encer atau cair
dan tidak terlalu keras. Slump yang akan diukur harus berada dalam batas
(1) Slump cone atau kerucut abrams standar yang berdiameter atas 100
(2) Sekop kecil yang akan digunakan untuk mengambil adukan yang
(3) Batang besi berbentuk silinder dengan panjang 600 mm, dan
diameter 16 mm,
(1) Bersihkan dan basahi permukaan cone atau kerucut abrams terlebih
dahulu, lalu tempatkan diatas papan slump yang sudah bersih dan
tidak mudah geser dan tidak miring, setelah itu ambil sampel
betonnya.
(2) Pijakan kaki pada bagian kuping yang ada pada kerucut abrams, isi
dalam.
46
(3) Setelah itu isi lagi sampai 2/3 bagian kerucut abrams dan lakukan
(4) Ratakan bagian atas beton yang meluap menggunakan batang besi,
(7) Ukur slump menggunakan meteran atau mistar dibeberapa titik, dan
catat rata-ratanya.
(8) Jika sampel gagal, maka harus dilakukan test kembali tetapi
f. Karakteristik Beton
1. Perawatan Beton
yang baru saja dipadatkan selalu lembab sampai proses hidrasi yang
air yang terdapat pada beton tidak keluar. Hal tersebut bertujuan
(3) Menjaga beton dari keretakan yang mungkin timbul akibat dari
kuat dan awet, atau pun menggunakan goni basah. Akan tetapi,
kondisi goni tetap basah sampai benda uji dilepas dari acuan.
benda uji.
1) Metode Pembasahan
2) Metode Penguapan
yaitu:
3) Metode Membrane
tekan terhadap benda uji silinder (diameter 150 mm, tinggi 300 mm)
pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari yang dibebani dengan gaya
machine. Standar yang digunakan ialah ASTM C-39 untuk benda uji
50
P
F’c = ………………………………………………… (2.27)
A
normal, beton mutu tinggi, dan beton mutu sangat tinggi. Menurut
Supartono (1998), beton mutu tinggi adalah beton dengan kuat tekan
diatas 50 MPa, sedang beton mutu sangat tinggi adalah beton dengan
adalah ras (rasio air-semen), jenis semen dan bahan tambah yang
3 40
7 65
14 88
21 95
28 100
90 120
365 135
Beton”.
lapangan memiliki nilai kuat tekan sebesar K 299 kg/cm 2, jadi dapat
disimpulkan bahwa nilai kuat tekan beton memenuhi kuat tekan yang
direncanakan.
Penelitian ini menghasilkan kuat tekan pada usia 28 hari mencapai 21.7
Mpa jadi tidak mencapai target 24 Mpa atau sama dengan K300.
dari 5% oleh karena itu semakin bnyak kadar lumpurnya maka sangat
Tekan Beton”.
terdapat pada persentase 2,5% ADS dikarenakan nilai kuat tekan rata-rata
pada persentase 2,5% ADS merupakan yang paling tinggi dari variasi
lainnya bahkan lebih tinggi dibandingkan nilai kuat tekan rata-rata beton
normal. Adapun nilai kuat tekan rata-rata beton 2,5% ADS saat berumur 7
hari, 14 hari dan 28 hari berturut-turut sebesar 23,800 MPa, 26,633 MPa,
dan 31,133 MPa. Sedangkan nilai kuat tekan rata-rata beton normal saat
24,133 MPa, dan 29,333 MPa. Sehingga persentase kenaikan kuat tekan
beton 2,5% ADS terhadap beton normal adalah 6,88%, 10,36% dan 6,14%.
tarik karena bambu mampu menahan retakan akibat beban yang terlalu
semen nilai kuat tekan yang dihasilkan yaitu 21,87 MPa dan mengalami
juga mengalami kenaikan sebesar 9,35% terhadap mutu beton rencana f’c =
20 MPa. Pada umur 28 hari dihasilkan nilai kuat tarik belah beton
dengan beton normal (0% per berat semen) yaitu 2,47 Mpa
kuat tekan beton normal yaitu 169,85 kg/cm2 ketika berumur 28 hari.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode penelitian
seraisebagai bahan tambah pada beton terhadap kuat tekan beton fc’20 Mpa.
2 Pengumpulan
referensi
3 Penyusunan
proposal
4 Penelitian beton
5 Analisa data
6 Penyusunan
skripsi
7 Sidang skripsi
pada bulan Mei sampai Juni kegiatannya adalah menganalisa data dari hasil
1. Alat Penelitian
untuk mencampurkan
Mixer (Mesin
semua bahan atau
1 Pengaduk
material untuk
Beton)
membuat beton.
untuk menibang
Neraca Digital
material yang akan
(Ketelitian
2 digunakan untuk
mencapai 0,1
pengujian fisik
gram)
material
untuk melakukan
Satu set saringan
pengujian gradasi
4 agregat ( Sieve
agregat dengan
Shaker )
pengayakan
untuk mengetahui
penurunan sempel
beton
untuk meletakan
7 Pan atau Loyang
material
30 cm
Sebagai
oven/pengeringan
pengujian kadar
lumpur
sebagai tempat
2. Bahan Penelitian
a. Semen Portland
campuran beton. Pada penelitian ini semen yang dipakai semen portland
Agregat kasar atau batuan pecah yang dipakai dalam penelitian ini yaitu
Agregat halus atau pasir yang dipakai yaitu pasir kali dari Pemalang.
d. Air
Air yang dipakai untuk penelitian ini yaitu air bersih dari Laboratorium
fc’20 yang di tambah air rebusan daun serai sebagai bahan tambah pada
E. Variabel Penelitian
sesuatu yang telah ditetapkan peneliti yang bertujuan untuk dipelajari hingga
penelitian ini digunakan air rebusan serat daun serai sebagai bahan tambah
1. Variabel Bebas
Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu serat daun serai
sebagai bahan tambah beton fc’20 yang akan di bandingkan nilai kuat
2. Variabel Terikat
mampu untuk berdiri sendiri sehingga sifat dari variabel ini dipengaruhi
dengan variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat yaitu
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan adalah mempersiapkan alat dan bahan yang akan
halus dan agregat kasar. Berikut tahapan pengujian pada material agregat
b) Langkah Pengujian
b) Langkah Pengujian
sample,
70
mesin,
(10) Ambil dari ayakan yang paling atas yaitu ayakan No.4,
ayakan,
b) Langkah Pengujian
(5) Setelah itu timbang picnometer yang berisi agregat halus, lalu
(6) Kemudian diamkan agregat halus dan air yang ada didalam
buang air yang ada pada pan, pastikan lumpur dan agregat
(8) Diamkan agregat halus yang ada di dalam pan hingga dingin,
b) Langkah Pengujian
pasir.
b) Langkah Pemeriksaan
mendapatkan 3 sampel,
b) Langkah Pengujian
nya.
b) Langkah Pengujian
kering tetap,
No.100, No.200,
b) Langkah Pengujian
kedalam drum atau ember besi yang sudah terisi air kemudian
sudah dingin,
77
(7) Lalu hitung dan catat berat agregat kasar dalam keadan
dingin,
b) Langkah Pengujian
pengujian.
b) Langkah Pemeriksaan
78
mendapatkan 3 sampel,
campuran beton yaitu mix design yang mengacu pada standart SNI 03-
normal. Pada penelitian ini benda uji yang dibuat dengan bentuk silinder
g. Lalu padatkan dengan cara dipukul - pukul pada bagian dalam cetakan
menggunakan besi,
gunakan mesin fibrator pada bagian samping cetakan atau dengan cara
dipukul merata pada cetakan dengan palu karet, lalu ratakan dan
beton. Perawatan dilakukan dengan cara benda uji beton yang sudah
mengering dan sudah dilepas dari cetakan bisa dilakukan dengan metode
uji/beton,
mencapai 7 hari dan 28 hari dengan alat uji kuat tekan (Compression
Testing Machine).
keadaan kering,
c. Setelah itu letakan benda uji pada mesin uji kuat tekan secara vertikal,
d. Nyalakan mesin dengan keadaan yang konstan sampai benda uji tidak
e. Lihat hasil kuat tekan yang ditunjukan oleh indikator mesin uji kuat
didapatkan dari hasil uji kuat tekan beton dan variabel yang diteliti.
81
Pada sebuah penelitian proses analisa data berguna untuk menganalisis data
penelitian yang khusus dapat disimpulkan menjadi bentuk general (umum) dari
Metode analisa data dalam penelitian ini adalah berdasarkan hasil yang
telah diperoleh:
1. Pemeriksaan gradasi.
(mm) A B A B A B
9,5
4,8
2,40
1,20
0,60
0,30
0,15
0,08
Hasil Pengujian
W 1−W 2
Kadar Lumpur x 100%
W1
Sampel
Uraian
1 2 3 4
Berat Tempat
Berat Contoh
Volume Tempat
BI Contoh C/V
BI Contoh Rata-rata
Agregat kasar
84
Hasil Uji
Rata-rata
Uraian Sampel 1 Sampel 2
Berrat contoh BK
kering permukaan
(SSD)
Berrat contoh BJ
kering oven
Berrat contoh uji BA
didalam air
Berrat jenis bulk BK
BJ - BA
BJ - BA
BK - BA
BK
85
Mulai
Studi Literatur
Mix design varian serat daun serai 0%, 5%, 10% dan 15%
Slump test
Tidak
Ya
Pembuatan Sampel Benda Uji varian serat daun serai 0%, 5%, 10% dan 15%
Analisa data
Kesimpulan
Selesai
DAFTAR PUSTAKA
Christin Natalia Naiborhu (2021). Efek Penggunaan Abu Daun Serai (Kandungan
Tekan Beton.
Juwanto, Ratih Fitriani, Turyanto, Ana Setya Risa Andriyani, Okki Prasetyo,
Ramah Lingkungan.
Marbawi, Indra Gunawan (2015). Pemanfaatan Serat Dari Resam Sebagai Bahan
Beton.
Teguh Haris Santoso, dkk (2019). Analisa Penggunaan Pasir Limbah Cetakan