Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PERANCANGAN PROSES

MODIFIKASI BETON POLIMER DENGAN


MENGGUNAKAN SENYAWA LATEKS KARET
ALAM DAN PENGISI ABU SEKAM PADI

DIAJUKAN OLEH:

Yonna Afrilia / 160405003


Husnul Khotimah / 160405009
Dian Kesuma Sitorus / 160405033
Rivaldi Akbar /160405083

Dosen Pembimbing:
Ir. Maya Sarah, ST., MT., Ph.D, IPM.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Secara geografis Indonesia terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil yang
jumlahnya kurang lebih 17.504 pulau, tiga perempat wilayahnya adalah laut (5,9
juta km2) (Lasabuda, 2013). Begitu banyaknya pulau dan luasnya laut Indonesia
dibutuhkan infrastruktur untuk menunjang kegiatan masyarakat. Suatu struktur
konstruksi yang memungkinkan menghubungkan suatu rute transportasi yang
terpisah oleh rintangan seperti sungai, lembah, saluran irigasi dan bahkan
menghubungkan antar pulau yang terpisah cukup jauh adalah jembatan
(Abizandika, dkk., 2016). Pada umumnya jembatan terbuat dari beton, hanya saja
beton ini harus didesain dengan daya serap air yang rendah agar beton tidak cepat
rusak. Tidak hanya infrastruktur seperti jembatan tetapi drainase, dermaga,
mercusuar, bangunan di pinggir pantai, dan ubin juga membutuhkan beton dengan
daya serap air yang rendah.
Beton adalah bahan komposit yang terdiri dari semen, agregat halus (pasir),
agregat kasar (kerikil atau granit) dan air dalam proporsi tertentu yang ditentukan
(Ajagbe, dkk., 2018). Beton juga merupakan bahan rapuh yang memiliki kekuatan
tekan tinggi, tetapi kekuatan tariknya rendah (Tantawi, 2015). Beton hanya akan
menjadi bahan berkualitas untuk konstruksi ketika konstituennya bersumber
dengan benar (Ajagbe, dkk., 2018). Karena kekuatan tarik yang rendah dan daya
serap air yang tinggi, maka dilakukanlah modifikasi terhadap beton dengan
membuat beton polimer. Untuk meningkatkan daya tahan struktur beton, struktur
internal beton harus ditingkatkan agar tahan. Karena pembentukan jaringan polimer
tiga dimensi dalam matriks berbasis semen yang dikeraskan, beton semen polimer
memiliki kekuatan tarik tinggi, elastisitas yang baik, dan kemampuan tahan
benturan yang tinggi. Akibatnya, porositas berkurang dan jari-jari pori
disempurnakan karena efek pengisian rongga jaringan ini. Selain itu, peningkatan
dalam zona transisi sebagai hasil dari adhesi polimer juga diperoleh. Dalam dua
dekade terakhir, banyak studi penelitian telah dilakukan tentang penggunaan
berbagai polimer yang cocok untuk dicampur menjadi beton segar untuk
meningkatkan sifat mekanik (Soni dan Joshi, 2014).
Disamping itu, beton merupakan bahan berpori, multifasa pada semua skala,
dan sistem kompleks yang heterogen. Tingkat hidrasi semen memainkan peran
yang menentukan dalam kekuatan dan kekompakan beton. Mengoptimalkan
struktur pori, mengurangi porositas dan mengurangi pori-pori makro adalah
langkah-langkah perbaikan yang diperlukan untuk membuat beton mutu tinggi
dengan daya tahan yang tinggi (Dang, dkk., 2017).
Masalah lain yang sering terjadi pada beton yaitu korosifitas. Secara umum
ukuran korosifitas beton yang terbaik adalah konduktivitasnya, biasanya
dinyatakan sebagai resiprokal atau resistivitas. Resistivitas beton yang rendah
menunjukkan aktivitas korosif yang tinggi. Resistivitas beton terutama ditentukan
oleh kandungan garam dalam air, derajat kejenuhan dan suhu. Rasio air/semen yang
tinggi memberikan resistivitas yang lebih rendah, sedangkan rasio air/semen yang
rendah memberikan yang tertinggi (Hussain, 2014). Sehingga semakin banyak
semen yang digunakan dalam pembuatan beton meningkatkan korosifitas pada
beton.
Salah satu cara untuk mengurangi pori-pori makro dan mengurangi
korosifitas pada beton yaitu dengan cara menambahkan senyawa lateks yang telah
dimatangkan.
Lateks karet alam dimatangkan dengan cara vulkanisasi atau dengan cara
memanaskan campuran lateks karet alam dengan temperatur yang sesuai selama
waktu tertentu. Pematangan lateks karet alam dengan temperatur dan waktu
melebihi yang ditentukan, maka akan terbentuk lateks karet alam yang terlalu
matang (overcured). Lateks karet alam terlalu matang (overcured) ini tidak dapat
dibuat menjadi produk, karena akan menghasilkan produk dengan sifat-sifat yang
tidak baik. Lateks karet alam terlalu matang (overcured) ini biasanya dibuang
sebagai limbah sehingga dapat mencemari lingkungan.
Selama waktu curing, penguapan air pencampuran dari sistem emulsi pasta
semen-lateks bersama dengan hidrasi semen mengarah ke pembentukan film dan
co-matriks. Kedua elemen mengisi pori-pori terbuka dan kapiler dari matriks,
sehingga meningkatkan kohesi antara agregat dan pasta semen pada antarmuka, dan
meningkatkan kekompakan bahan yang mengeras. Hal tersebut akan memperbaiki
kekuatan lentur dan tariknya, daya rekatnya pada substrat yang berbeda serta daya
tahannya, sekaligus memperlambat permeabilitasnya terhadap air dan juga difusi
spesies agresif, seperti karbon dioksida, klorida, dan sulfat. Selain itu, bahan semen
lateks karet alam yang dimodifikasi memiliki retensi air yang lebih baik, udara yang
cukup masuk, dan juga fluiditas yang lebih baik (Y dan Ghomari, 2018). Pada
penelitian ini digunakan senyawa lateks karet alam yang terlalu matang
(overcured). Biasanya senyawa lateks karet alam yang terlalu matang (overcured)
dibuang sebagai limbah karena produk yang dibentuk dengan lateks ini mempunyai
sifat-sifat yang buruk (Tandy, dkk., 2012). Beberapa penelitian terdahulu tentang
pembuatan beton polimer menggunakan lateks disajikan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Pembuatan Beton Polimer menggunakan Lateks Sebagai Bahan


Substitusi Semen

Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

(Joseph dan Life, Natural Rubber Hasil yang didapat pada penelitian ini
2017) latex Modified yaitu densitas, kekuatan tekan, kekuatan
Cement Concrete lentur, perpanjangan dan koefisien
konduktivitas termal mortar
termodifikasi berkurang seiring dengan
peningkatan % modifikasi lateks tetapi
sifat kedap air serta sifat isolasi termal
dalam beton.
(Gupta, dkk., Performance Of Hasil yang didapat pada penelitian ini
2018) Natural Rubber yaitu meningkatkan daya tahan beton
Latex Admixed lateks karet alam terhadap air pada rasio
Concrete 1,5% dan 2,5%, menurunkan kekuatan
tekan dan meningkatkan kekuatan tarik.
(Shaji,dkk., Effect of Natural Hasil menunjukkan bahwa lateks karet
2017) Rubber Latex as alam meningkatkan kekuatan beton
admixtures in hingga rasio 0,9% kemudian berkurang
concrete seiring meningkatnya konten lateks.

Selain itu, dalam penelitian ini juga ditambahkan pengisi, berupa abu sekam
padi pada produk beton. Sekam padi adalah bahan limbah pertanian yang
diproduksi di seluruh dunia. 100 juta ton sekam padi diproduksi setiap tahun di
seluruh dunia. Kira-kira 20 kg sekam padi diperoleh dari 100 kg beras. Sekam padi
mengandung zat organik dan bahan anorganik. Abu sekam padi diperoleh dengan
pembakaran sekam padi. Abu sekam padi mengandung 87% hingga 97% silika
dengan sejumlah kecil alkali dan senyawa lainnya (Aboshio, dkk., 2009).
Silika (SiO2) merupakan bahan kimia yang dapat meningkatkan mutu beton,
akibat reaksi yang terjadi antara silika dan kapur bebas yang ada didalam campuran
beton. Agregat halus memiliki kandungan senyawa SiO2 yang dapat mempengaruhi
reaksi kimia dalam proses pengerasan beton sehingga didapat kuat tekan beton yang
tinggi (Nadia, 2011). Maka, digunakan abu sekam padi yang memiliki kandungan
silika tinggi sebagai pengganti pasir dalam pembuatan beton polimer.
Beberapa penelitian terdahulu tentang pembuatan beton polimer
menggunakan abu sekam padi disajikan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Pembuatan Beton Polimer menggunakan Abu Sekam Padi Sebagai Bahan
Substitusi Agregat Halus

Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

(Gautam, dkk., A Study On Use Of Hasil yang didapat pada penelitian ini
2017) Rice Husk Ash In yaitu kekuatan tekan beton meningkat
Concrete dengan penambahan abu sekam padi
hingga tingkat tertentu, setelah itu
menurun. Beton dibuat dengan harga
yang murah sehingga mengurangi biaya
konstruksi.
(Ologunagba, Feasibility of using Hasil yang didapat pada penelitian ini
dkk., 2015) Rice Husk Ash as yaitu penggunaan abu sekam padi
Partial Replacement memiliki kinerja yang lebih baik ketika
for Concrete. persentase tambahan tidak lebih dari
10%. Tetapi, dengan penambahan
sekam padi 15% mengalami penurunan
kekuatan.
(Obilade, 2014) Experimental Study Hasil penelitian menunjukkan bahwa
On Rice Husk As Fine faktor pemadatan, massal kepadatan
Aggregates In dan kekuatan tekan menurun karena
Concrete persentase penggantian pasir dengan
sekam padi meningkat.
Berdasarkan uraian di atas, abu sekam padi dan lateks karet alam yang terlalu
matang (overcured) mempunyai potensi dalam pembuatan beton polimer karena
merupakan salah satu upaya pemanfaatan limbah yang dapat mengurangi
pencemaran lingkungan. Pada penelitian ini, dilakukan modifikasi beton dengan
menggunakan senyawa lateks yang terlalu matang (overcured) sebagai pengganti
semen untuk mengetahui sifat mekanik beton yang dihasilkan. Kemudian beton
tersebut akan dimodifikasi lebih lanjut terhadap agregat halus/pasir dengan
memanfaatkan abu sekam padi. Oleh karena itu, pengaruh komposisi senyawa
lateks karet alam yang terlalu matang (overcured) dan abu sekam padi terhadap
sifat fisik, sifat mekanik dan mikrostruktur dari beton modifikasi polimer akan
dianalisa.
BAB 2
DIAGRAM ALUR PROSES
2.1 Flowchart “Modifikasi Beton Polimer dengan Menggunakan Senyawa Lateks Karet Alam dan Pengisi Abu Sekam Padi”
BAB 3
DESKRIPSI PROSES
- Agitator dan steam 60-70°C.
- Di aduk 1 jam.
1. Pembuatan Abu Sekam Padi
-furnace pada suhu 600oC selama 2 jam.
-vibrating screen untuk dilakukan pengayakan 100 mesh

2. Pembuatan Beton Polimer


- Pengecoran dan Perawatan Beton
- Persiapan bahan

Tabel. 3.1 Perbandingan Bahan pembuatan Beton Polimer


Semen Pasir Kerikil Air

Volume (L) 105,0 303,1 411,3 177,9


Berat (kg/m3) 325,6 750,3 1102,0 177,9

Rasio 1,00 2,30 3,38 0,55

- Aduk bahan merata


- Campur senyawa lateks
- Cetakan di biarkan 24 jam
- Perendaman 28 hari
DAFTAR PUSTAKA
Aboshio, A.; Ogork E.N. dan Balami D.A. 2009. Rice Husk Ash as Admixture in
Concrete. Journal of Engineering and Technology (JET), Vol.4.
Ajagbe, W.O., M.A. Tijani dan O.A. Agbede. 2018. Compressive Strength of
Concrete Made from Aggregates of Different Sources. USEP: Journal of
Research Information in Civil Engineering, Vol.15, No.1.
Dang, Juntao, Jun Zhao dan Zhaohua Du. 2017. Effect of Superabsorbent Polymer
on the Properties of Concrete. Polymer.
Hussain, Raja Rizwan. 2014. Modeling of Corrosion : Steel, Concrete and
Environment. Civil & Environmental Engineering, ISSN: 2165-784X JCEE.
Soni, Er. Kapil dan Dr. Y.P Joshi. 2014. Performance Analysis of Styrene
Butadiene Rubber-Latex on Cement Concrete Mixes. Kapil Soni et al Int.
Journal of Engineering Research and Applications, ISSN : 2248-9622, Vol.
4, Issue 3 (Version 1).
Tandy, Edward, Ismail Fahmi Hasibuan, dan Hamidah Harahap. 2012.
Kemampuan Adsorben Limbah Lateks Karet Alam Terhadap Minyak
Pelumas Dalam Air. Jurnal Teknik Kimia USU, Article In Press.
Tantawi, Hasan M. Y. 2015. Introduction to Concrete Technology. Department of
Civil Engineering, Fahad Bin Sultan University. Tabouk : Saudi Arabia.
Y, Benali dan Ghomari F. 2018. Mechanical behavior and durability of latex
modified mortars. J. Build. Mater. Struct. ISSN 2353-0057, EISSN : 2600-
6936.

Anda mungkin juga menyukai